Anda di halaman 1dari 31

PERMEABILITAS TANAH

OLEH:
Annisa Ramadhani
21100114120022
Antonius Yosef 21100114120024
Billy F. Saragih 21100114140075
1 Yan Sihaloho 21100114140079
Frans Anderson Lumban Gaol 21100114140078
Yosua Sirait 21100114130080
A. Syaifudin Abdul Jabar A.
21100114140092
PENGERTIAN PERMEABILITAS TANAH
Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan berpori
yang memungkinkan aliran rembesan dari cairan yang berupa
air atau minyak mengalir lewat rongga pori. Pori-pori tanah
saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sehingga
air dapat mengalir dari titik dengan tinggi energy ke titik dengan
tinggi energy yang lebih rendah. Untuk tanah, permeabilitas
dilukiskan sebagai sifat tanah yang mengalirkan air melalui
rongga pori tanah. 2
PENGERTIAN PERMEABILITAS TANAH
Walaupun secara teoritis, semua jenis tanah lebih atau
kurang mempunyai rongga pori, dalam praktik, istilah mudah
meloloskan air (permeable) dimaksudkan untuk tanah yang
memang benar-benar mempunyai sifat meloloskan air.
Sebaliknya, tanah disebut kedap air (impermeable), bila tanah
tersebut mempunyai kemampuan meloloskan air yang sangat
kecil.

3
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LABORATORIUM
Uji Permeabilitas dengan Tinggi Energi Tetap
(Constant-head)
Percobaan ini pada dasarnya adalah mengukur debit air
(volume air, Q) yang keluar melalui contoh tanah pada suatu
interval waktu (t). Besarnya koefisien permeabilitas diperoleh
dengan cara menyamakan debit air yang masuk melalui
contoh tanah dan debit air yang keluar dari contoh tanah.
Alat yang digunakan:
1. Silinder Permeameter
2. Pencatat waktu
3. Tabung penampung air (gelas ukur) 4
UJI PERMEABILITAS DENGAN TINGGI
ENERGI TETAP (CONSTANT-HEAD)
Prosedur:
1. Tempatkan contoh tanah, yang mempunyai panjang L dan
diameter D, ke dalam tabung permeameter
2. Letakkan kertas filter dan batu porous di bagian atas dan
bawah contoh tanah. Keftas filter diletakkan di antara contoh
tanah dan batu porous.
3. Hubungkan (isi) silinder permeameter dengan tanki yang
berisi air
4. Alirkan air melalui contoh tanah dan biarkan sampai contoh
tanah menjadijenuh
5. Ukur beda tinggi muka air (hydraulic head) antara 5
permukaan air yang keluar dan permukaan air yang masuk,
AH
UJI PERMEABILITAS DENGAN TINGGI
ENERGI TETAP (CONSTANT-HEAD)
6. Pada saat yang bersamaan, tampung air yang keluar dari
contoh tanah (Q) pada suatu interval waktu dan catat
waktunya (t).
7. Hitung koefisien permeabilitas contoh tanah k dengan
perumusan:

8. Ulangi langkah (6) dan (7) beberapa kali, sampai didapatkan


hasil k yang sama.
6
UJI PERMEABILITAS DENGAN TINGGI
ENERGI TETAP (CONSTANT-HEAD)

Gambar 1. Skema Pengujian Permeabilitas Tanah Metode Constant head


7
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LABORATORIUM
Uji Permeabilitas dengan Tinggi Energi Turun
(Falling - head)
Pada prinsipnya percobaan ini adalah membandingkan
kehilangan volume air di dalam tabung (pipa) dan volume air
yang masuk ke dalam contoh tanah pada suatu interval
waktu t.

8
UJI PERMEABILITAS DENGAN TINGGI
ENERGI TURUN (FALLING - HEAD)
Prosedur:
1. Padatkan sampel di bagian bawah Permeameter, berlapis sekitar 1,5
cm, kedalam sekitar 2 cm dari bagian bawah chamber rim. Gunakan
perangkat tamping yang sesuai untuk memampatkan sampel sampai ke
kerapatan yang di inginkan.

9
Gambar 2. Chamber
UJI PERMEABILITAS DENGAN TINGGI
ENERGI TURUN (FALLING - HEAD)
2. Lepaskan bagian atas dari chamber tie rods dan letakkan batu
berpori pada bagian atas specimen, pegang bagian atas chamber
dengan pegas.
3. Ukur dan catat panjang dari specimen.
4. Gunakan penjepit untuk memasang falling head burette untuk
menahan penopang. Posisikan burette setinggi mungkin.
Letakkan tongkat meter tepat dibelakang burette, sehingga
tinggi dari air pada burette diatas port outflow chamber yang
akan dibaca.
5. Jenuhkan spesimen, ikuti langkah-langkah diatas.
6. Ukur ketinggian kedua level dari level outflow. 10
UJI PERMEABILITAS DENGAN TINGGI
ENERGI TURUN (FALLING - HEAD)
Setelah aliran stabil terbentuk, catat penurunan head (h)
dalam 2 jam. (gunakan stopwatch)

Catatan: falling head test selalu selesai setelah head konstan. Hal
ini dapat diasumsikan bahwa sampel sepenuhnya jenuh oleh
head test konstan.
Pada praktek ini telah memberikan hasil yang konsisten
11
antara kedua prosedur pengujian yang berbeda.
UJI PERMEABILITAS DENGAN TINGGI
ENERGI TURUN (FALLING - HEAD)
Setelah tes permeabilitas telah selesai sampel telah dihapus dan
memotong menjadi tiga bagian. Tiga bagian itu kering dan kadar air
ditentukan. Menggunakan kadar air, dimensi sampel, massa kering, dll
derajat kejenuhan dapat di hitung. Tingkat kejenuhan 95-100%
memberikan jaminan suatu bahwa tidak ada rongga udara terperangkap
dalam sampel.

Gambar 3. Sampel hasil dari


Falling Head Test

12
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LABORATORIUM
Penentuan Koefisien Permeabilitas dari Uji
Konsolidasi
Koefisien permeabilitas tanah lempung dari 10-6 sampai
10-9 cm/det dapat ditentukan dalam sebuah falling head
permeameter yang direncanakan khusus dari percobaan
konsolidasi.
Pada alat ini. Luas benda uji dibuat besar. Untuk
menghindari penggunaan pipa yang tinggi, tinggi tekanan
dapat dibuat dengan jalan pemberian tekanan udara.
Penentuan koefisien permeabilitas diperoleh dari persamaan
konsolidasi sebagai berikut :
13
PENENTUAN KOEFISIEN PERMEABILITAS
DARI UJI KONSOLIDASI
Tv = Cvt / H2
Dengan :
Cv = Koefisien konsolidasi
t = Waktu pengaliran
Tv = Faktor waktu
H = Panjang rata-rata lintasan drainase
Koefisien perubahan volume, dinyatakan oleh
persamaan:
mv = e / (1 + e )
dengan: Gambar 4. Uji permeabilitas
e = perubahan angka pori pada perubahan dengan alat konsolidasi
tekanan tertentu
14
= tambahan tekanan yang diterapkan
PENENTUAN KOEFISIEN PERMEABILITAS
DARI UJI KONSOLIDASI
Koefisten konsolidasi , dinyatakan oleh persamaan:
Cv = k / wmv
dengan:
w = Berat volume air

Persamaan di atas disubstitusi menghasilkan persamaan


koefisien permeabilitas:
k = Tvw e H2 / t(1 + e )

15
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LABORATORIUM
Uji Kapiler Horizontal
Prinsip dasar dari uji kapiler horizontal dapat dilihat pada gambar
dibawah:

Gambar 5. Uji
Kapiler Horizontal

Tanah dimasukan kedalam tabung dengan posisi mendatar. Jika


katup A dibuka, air dalam bak penampung akan masuk kedalam
tabung alat pengujian melalui silinder tanah secara kapiler. 16
Jarak x dari titik 1 adalah fungsi dari waktu t.
UJI KAPILER HORIZONTAL
Pada titik 1, tinggi energi total (total head) adalah nol. Pada
titik 2 (dekat dengan permukaan basah), tinggi energi total adalah
(h + hc).
Dengan menggunakan persamaan Darcy:
v = nSvs = ki
Dengan :
n = Porositas
S = Derajat Kejenuhan Tanah
Vs = Kecepatan air merembes lewat rongga pori

17
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LAPANGAN
Uji Permeabilitas Dengan Menggunakan Sumur Uji
Cara pemompaan air dari sumur uji dapat dipakai untuk menentukan
koefisien permeabilitas (k) di lapangan. Dalam cara ini, sebuah sumur digali dan
airnya di pompa dengan debit air tertentu secara kontinu. Bergantung pada sifat
tanah, pengujian dapat berlangsung pada beberapa hari, sampai penurunan
permukaan air tanah akibat pemompaan menunjukkan kedudukan yang tetap.

Untuk menghitung koefisian permeabilitas (k), diperlukan paling sedikit 2


sumur pengamat. Penurunan permukaan air di suatu lokasi, berkurang dengan
bertambahnya jarak dari sumur uji. Bentuk teoritis garis penurunan berupa
lingkaran dengan pusat lingkaran pada sumur uji. Jari-jari (r) dalam teori hidrolika
disebut jari-jari pengaruh kerucut penurunan (radius of influence of the depression 18
cone).
UJI PERMEABILITAS DENGAN
MENGGUNAKAN SUMUR UJI
Aliran air kedalam sumur merupakan aliran gravitasi,
dimana muka air tanah mengalami tekanan atmosfer. Debit
pemompaan pada kondisi yang telah stabil dinyatakan oleh
persamaan Darcy :

q = vA = kiA = k (dy/dx) A (m3 / det)


Keterangan :
v = kecepatan aliran (m/det)
A = Luas aliran (m3)
q = dy/dx = gradien hidrolik
dy = ordinat kurva penurunan 19
dx = absis kurva penurunan
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LAPANGAN
Uji Permeabilitas Pada Sumur Artesis
Pada pengujian ini, sumur dibangun menembus lapisan tanah
yang mudah meloloskan air, di mana lapisan ini diapit oleh dua lapisan
tanah yang kedap air di sebelah atas bawahnya. Air yang mengalir
dipengaruhi oleh tekanan artesis. Sumur dapat digali sampai menembus
dasar, ditengah, maupun pada batas atas lapisan lolos air.
Debit arah radial :
q= kA
Dengan :
q = debit arah radial (m3/det)
A = 2 x T = luas tegak lurus arah aliran (m2)
T = tebal lapisam lolos air (m)
dy/dx = I = gradien hidrolik
20
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LAPANGAN
Uji Permeabilitas dengan Menggunaan Lubang Bor
dengan Cara Tinggi Energi Konstat (Constant Head)
Pada uji pertama, air melewati contoh lapisan tanah menuju ke
dasar lubang bor dengan tinggi energi yang konstan. Pada lubang dinding
tersebut dipasang selubung pipa (casing).
Keadaan tersebut di mana batas akhir dasar lubang tidak boleh
kurang dari 5d dari puncak lapisan maupun dari dasar lapisan, di mana d
adalah diameter dalam dari selubung pipa.
Tinggi muka air pada lubang bor dipertahankan konstan dengan
pemompaan sebesar q. Perbedaan tinggi muka air pada lubang ini dengan
tinggi muka air tanah adalah h.
21
UJI PERMEABILITAS DENGAN
MENGGUNAKAN LUBANG BOR DENGAN
CARA TINGGI ENERGI KONSTAN
(CONSTANT HEAD)
Dengan menggunakan persamaan di bawah ini, yang
diturunkan berdasarkan percobaan-percobaan yang analog
dengan sifat-sifat listrik, maka koefisien permeabilitas contoh
tanah dapat ditentukan sebagai berikut:

Pada pengujian ini harus dipastikan tidak ada


penyumbatan pada dasar lubang bor akibat pengendapan. Kalau
ada, berarti harus dilakukan pemompaan di bawah suatu
tekanan. 22
UJI PERMEABILITAS DENGAN MENGGUNAKAN
LUBANG BOR DENGAN CARA TINGGI ENERGI
KONSTAN (CONSTANT HEAD)

Gambar 6. Uji Permeabilitas


dengan Menggunaan Lubang
Bor dengan Cara Tinggi
Energi Konstan (Constant
Head)

23
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LAPANGAN
Uji Permeabilitas dengan Menggunaan Lubang Bor
dengan Cara Tinggi Energi Berubah-ubah (Constant
Head)
Pada pengujian dengan tinggi energi berubah-ubah,
kapasitas aliran ke lubang dihitung sebagai fungsi waktu (t).
Tinggi muka air pada lubang bor relatif terhadap muka air tanah
berubah dari h1 ke h2.
Hvorslev mengemukakan suatu rumus untuk menghitung
koefisien permeabilitas pada beberapa keadaan lubang bor.
Dua contoh diberikan di bawah ini: contoh pertama
menggunakan sebuah lubang berselubung pipa dengan diameter
dalam d, menembus hingga kedalaman D di bawah muka air
tanah (tidak melebihi I ,5 m) di dalam suatu lapisan tanah yang
diasumsikan merniliki kedalaman yang tidak terbatas, seperti 24
diperlihatkan dalam Gambar 1 b.
UJI PERMEABILITAS DENGAN MENGGUNAAN
LUBANG BOR DENGAN CARA TINGGI ENERGI
BERUBAH-UBAH (CONSTANT HEAD)
Koefisien permeabilitasnya adalah:

Gambar 7. Uji
Permeabilitas dengan
Menggunaan Lubang Bor 25
dengan Cara Tinggi Energi
Berubah-ubah (Constant
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LAPANGAN
Uji Packer
Uji Packer merupakan salah satu pengujian permeabilitas di
lapangan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan lubang bor. Prinsip
kerja dari uji packer ini sendiri ialah dengan mengalirkan air ke dalam
lapisan batuan/tanah melalui dinding lubang bor dengan menggunakan
alat packer.
Air yang masuk ke dalam lubang bor tersebut dijaga agar memiliki
ketinggian yang konstan (debit airnya konstan), kemudian air tersebut
akan mengalir keluar dari ujung lubang pipa bor dan akan masuk ke
dalam lapisan tanah/batuan. Ujung lubang pipa bor tersebut dimasukkan
hingga kedalamannya harus lebih dari 5 kali diameter (5d) lubang bor
tersebut, diukur dari batas atas lapisan tanah/batuan yang akan 26
dilakukan pengujian.
UJI PACKER
Hasil pengujian ini berupa koefisien kelulusan air
(permeabilitas) batuan yang digunakan sebagai parameter
untuk analisis rembesan air dan perkiraan pemilihan tipe
injeksi untuk menurunkan koefisien kelulusan air batuan
atau untuk meningkatkan kuat geser batuan.
Kemudian dari debit air yang konstan tersebut,
akan didapat ketinggian air yang konstan. Lalu dari
kondisi tersebut, nilai koefisien permeabilitas (k)
tanah/batuan tersebut dapat dihitung dengan persamaan:

Keterangan:
d = Diameter dalam pipa
h = Beda tinggi air (Tinggi air pada lubang bor tinggi
Gambar 8. Uji Packer muka air tanah)
27
(Uji Permeabilitas dengan q = Debit untuk memelihara tinggi energi yang sama.
lubang bor)
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LAPANGAN
Uji Air Lugeon (Lugeon Water Test)
Uji air Lugeon yang merupakan modifikasi dari uji tekanan air (uji packer)
bertujuan untuk menentukan besarnya angka Lugeon (Lu) dari formasi batuan,
yaitu satuan nilau uang menunjukkan besarnya volume air yang merembes ke
dalam formasi batuan sepanjang 1 meter selama 1 menit. Cara pengujian sama
seperti uji packer, hanya menggunakan tekanan standar sebesar 10 bar (10kg/cm2).
Cara pengujian sama seperti uji packer, yaitu dilakukan 5 kali pengujian, dengan
mencatat debit air yang masuk ke dalam formasi batuan selama 10 menit.
Nilai Lugeon (Lugeon value), dihitung dengan:

Lu = nilai Lungeon (liter/meter/menit)


P = tekanan modifikasi selama pengujian (kg/cm2)
L = panjang atau interval pengukuran dari formasi/batuan yang diuji 28
(m)
q = debit air yang masuk ke dalam formasi batuan (liter/menit)
PENGUJIAN PERMEABILITAS DI
LAPANGAN
Uji Permeabilitas dengan Pengukuran Kecepatan
Rembesan
Koefisien permeabilitas tanah berbutir kasar, dapat diperoleh dari
pengujian kecepatan rembesan di lapangan. Cara ini meliputi penggalian
lubang tanpa pipa (trial-pit) pada dua titik A dan B, dimana aliran
rembesan berjalan dari A ke B.

Gambar 9. Uji Permeabilitas dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan 29


UJI PERMEABILITAS DENGAN
PENGUKURAN KECEPATAN REMBESAN
Gradien hidrolik (i), ditentukan dari perbedaan muka air yang
tetap pada lubang bor A dan B, dibagi dengan jarak AB. Pada lubang A
dimasukkan bahan warna. Waktu perjalanan bahan warna A ke B
dicatat. Kecepatan rembesan dihitung dari panjang AB dibagi dengan
waktu. Selanjutnya porositas tanah dapat ditentukan dalam percobaan
laboratorium.
Nilai koefisien permeabilitas dihitung dengan persamaan:

30
TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai