Anda di halaman 1dari 3

Nama

Nim

: Yan Sihaloho
: 21100114140079

Tugas Geologi Batubara Pembatubaraan di Indonesia


1.

Lingkungan Pengendapan Endapan Batubara yang bernilai ekonomis yang terdapat


di Indonesia terbagi menjadi 2 masa, yaitu:
A. Endapan Batubara Eosen
Endapan ini terbentuk akibat adanya tatanan tektonik ekstensional yang diawali
dari zaman tersier bawah atau paleogen di cekungan-cekungan Sumatera dan
Kalimantan. Endapan batubara eosen terbentuk di sepanjang tepian paparan
Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga
Sumatera. Penemuan batuan sedimen yang pernah ada, diketahui

bahwa

pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen tengah. Pemekaran Tersier


Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ditafsirkan berada di tatanan busur
dalam, yang diakibatkan adanya gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia.
Lingkungan Pengendapan endapan Eosen terbagi menjadi beberapa tipe proses,
yakni di awali dengan Non-marin, kemudian Fluviatil ( fase utama dalam
pembentukan endapan Batubara eosin ), dilanjutkan dengan kipas alluvial, dan
yang terakhir yaitu endapan danau dangkal.
Endapan betubara Eosen yang umum dikenal terjadi pada cekungan berikut :
1) Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur),
2) Barito (Kalimantan Selatan),
3) Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur),
4) Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat),
5) Tarakan (Kalimantan Utara),
6) Ombilin (Sumatera Barat) dan
7) Sumatera Tengah (Riau)
B. Endapan Batubara Miosen
Pada Miosen Awal, terjadi pemekaran regional tersier bawah tengah pada
Paparan Sunda yang telah berakhir. Kemudian pada era Oligosen hingga awal
Miosen terjadi transgresi marin dimana terendapkan sedimen marin klasik yang
tebal dan perselingan sekuen batu gamping.
Batubara Miosen ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan
dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut di Sumatera
bagian timur. Ciri utama Batubara Miosen adalah kadar abu dan belerang yang
rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batubara Miosen ini tergolong sub
bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali sangat tebal atau lokasi
geografisnya menguntungkan. Namun batubara Miosen di beberapa lokasi juga

tergolong kelas tinggi seperti pada Cebakan Pinang, endapan batubara disekitar
hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjung
Enim, Cekungan Sumatera bagian Selatan.
2. Kualitas Batubara yang terdapat di Indonesia terdiri dari beberapa jenis dengan
penggolongan kualitas mengacu pada:
a. US System (ASTM (ASA)
b. International System (UN-ECE)
c. Amandemen I-SNI 13-50414-1998
d. Keppres No. 13 Tahun 2000 diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2003
tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada
Departemen Pertambangan dan Energi bidang Pertambangan Umum.
Berdasarkan acuan tersebut, dasar pembagian kualitas batubara Indonesia,
yaitu :
a) Batubara Kalori Rendah adalah jenis batubara yang paling rendah peringkatnya,
bersifat lunak-keras, mudah diremas, mengandung kadar air tinggi (10 70%),
memperlihatkan struktur kayu, nilai kalorinya < 5100 kal/gr (adb).
b) Batubara Kalori Sedang adalah jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi,
bersifat lebih keras, mudah diremas tidak bisa diremas, kadar air relatif lebih
rendah, umumnya struktur kayu masih tampak, nilai kalorinya 5100 6100
kal/gr (adb).
c) Batubara Kalori Tinggi adalah jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi,
bersifat lebih keras, tidak mudah diremas, kadar air relatif lebih rendah,
umumnya struktur kayu tidak tampak, nilai kalorinya 6100- 7100 kal/gr (adb).
d) Batubara Kalori Sangat Tinggi adalah jenis batubara dengan peringkat paling
tinggi, umumnya dipengaruhi intrusi ataupun struktur lainnya, kadar air sangat
rendah, nilai kalorinya >7100 kal/gr (adb). Kualitas ini dibuat untuk membatasi
batubara kalori tinggi.
3. Persebaran Batubara di Indonesia terbagi mejadi beberapa tempat
Endapan batubara di Indonesia terdapat di cekungan tersier, yang terletak di
bagian barat Paparan Sunda yakni di Sumatera dan Kalimantan yang merupakan
endapan batubara yang termasuk dalam golongan usia muda, yang berumur Eosen

kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan tersier atas atau batubara yang berumur Miosen
kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut skala waktu geologi.
Potensi batubara Indonesia sangat melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan
Pulau Sumatera, sedangkan didaerah lainnya dapat dijumpai batubara walaupun
dalam jumlah kecil, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua dan Sulawesi.

Anda mungkin juga menyukai