Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGUJIAN PERMEABILITAS

TANAH DI LAPANGAN

Dikerjakan oleh :

Febrianto Nugroho (I0118057)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
Pengujian permeabilitas tanah di lapangan dapat dibedakan menjadi beberapa metode,
diantaranya:

1. Uji Permeabilitas dengan Menggunakan Sumur Uji


2. Uji Permeabilitas pada Sumur Artesis
3. Uji Permeabilitas dengan Menggunakan Lubang Bor
4. Uji Permeabilitas Menggunakan Lubang Bor dengan Cara Tinggi Energi Berubah-ubah
(Variable-head)
5. Uji Packer
6. Uji Air Lugeon
7. Uji Kecepatan Rembesan

1. Uji Permeabilitas dengan Menggunakan Sumur Uji

Uji permeabilitas dengan menggunakan sumur uji merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mencari koefisien permeabilitas tanah (k) di lapangan.
Konsep metode ini dilakukan dengan menggali sumur bor di suatu lokasi dan memompa
air dengan debit tertentu secara kontinu. Pengujian ini bisa saja dilakukan hingga beberapa
hari, bergantung jenis tanah tersebut sampai penurunan kedudukan tetap. Penurunan
kedudukan ini ditandai dengan penurunan muka air sumur pengamat disekitar sumur uji.
Semakin dekat dengan sumur maka penurunan semakin besar (menyerupai huruf V atau
menyerupai kerucut) dengan sumur uji berada di posisi terendah.
Debit pemompaan pada kondisi stabil dapat dinyatakan oleh persamaan Darcy.
𝑞 = 𝑣𝐴 = 𝑘𝑖𝐴

Keterangan:
v = kecepatan aliran (m/det)
A= luas penampang (m2)
i = dy/dx = gradien hidrolik

Berdasarkan persamaan Darcy didapat formula perhitungan koefisien permeabilitas (k).


2,303𝑞 𝑅
𝑘= 2 2
log
𝜋(𝐻 − ℎ ) 𝑟𝑜
Keterangan:
k = koefisien permeabilitas (m/det)
H= tebal lapisan air dari lapisan kedap air (m)
h= tinggi muka air sumur uji dari lapisan kedap air (m)
R= jari-jari pengaruh (m)
𝑟𝑜 = jari-jari sumur uji (m)

2. Uji Permeabilitas pada Sumur Artesis

Pengujian ini dilakukan dengan cara membangun sumur menembus lapisan aquifer atau
lapisan yang dapat meloloskan air. Air pada lapisan aquifer akan memiliki tekanan artesis
karena air terjebak pada batuan yang memiliki tekanan tinggi, sehingga air akan mencari
tekanan yang lebih rendah dan mengalir naik ke sumur.
Konsep perhitungan menggunakan persamaan Darcy sehingga formula perhitungan
koefisien permeabilitas tanah pada sumur artesis adalah sebagai berikut.
𝑅
𝑞 𝐿𝑜𝑔 (𝑟𝑜 )
𝑘=
2,303𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥

Keterangan:
q = debit arah radial (m3/det)
ro= jari-jari sumur uji (m)
R= jari-jari pengaruh (m)
Smax= penurunan muka air pada sumur uji (m)

3. Uji Permeabilitas dengan Menggunakan Lubang Bor

>5d

d
>5d

Pengujian lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui permeabilitas tanah di lapangan
adalah menggunakan lubang bor. Air dibiarkan mengalir dengan tinggi energi yang tetap,
keluar maupun masuk lapisan yang diuji. Ujung terbawah dan teratas lubang bor harus
lebih dari 5 kali diameter dari lapisan atas dan bawah. Besar q debit yang konstan untuk
menjaga ketinggian air di dalam lubang bor diukur. Persamaan Permeablitas pada kasus
ini menggunakan formula dari percobaan analogi elektris.
𝑞
𝑘=
2,75𝑑ℎ
Keterangan:
d = diameter pipa (m)
h= beda tinggi air (m)
q= debit konstan (m3/det)
4. Uji Permeabilitas dengan Menggunakan Lubang Bor dengan Cara Tinggi Energi
Berubah-ubah (Variable-head)
Dalam pengujian ini ada dua cara.

Cara pertama, pipa dengan diameter d ditekan pada kedalaman kurang dari 1,5 meter
dibawah permukaan air tanah, pada lapisan yang dianggap memiliki tebal tak terhingga.
Air masuk dari pipa tersebut.
Koefisien permeabilitasnya adalah sebagai berikut.
𝜋𝑑 ℎ1
𝑘= 𝑙𝑛
11𝑡 ℎ2

Keterangan:
d = diameter pipa (m)
h1= tinggi air posisi pertama (m)
h2= tinggi air posisi kedua (m)
t = lama waktu perubahan tinggi

Cara kedua, dengan memasukan bor pipa yang ujung bawahnya berlubang sepanjang > 4
kali diameter di dalam lapisan yang memiliki tebal tak terhingga.
Koefisien permeabilitasnya adalah sebagai berikut.

𝑑2 2𝐿 ℎ1
𝑘= 𝑙𝑛 𝑙𝑛
8𝐿𝑡 𝑑 ℎ2
Keterangan:
d = diameter pipa (m)
h1= tinggi air posisi pertama (m)
h2= tinggi air posisi kedua (m)
t = lama waktu perubahan tinggi
L= panjang pipa berlubang (m)

5. Uji Packer
Uji Packer adalah uji untuk mengetahui permeabilitas pada suatu batuan, yang dilakukan
dengan memasukan air bertekanan ke dalam lubang bor. Syarat uji ini adalah lapisan
tanahnya padat dan kompak. Cara pengujian ini adalah memasukan air ke dalam formasi
batuan dengan tekanan bertahap, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi celah atau
retakan selama pengujian berlangsung. Volume air yang masuk ke dalam formasi untuk
setiap tekanan dicatat (biasanya dalam periode menit). Pengujian pada umumnya dilakukan
sebanyak 5 kali.
Koefisien permeabilitasnya dihitung dengan persamaan (U.S.B.R)
𝑞 𝐿
𝑘= 𝑙𝑛 (𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐿 ≥ 10𝑟)
2𝜋𝐿𝐻 𝑟

𝑞 𝐿
𝑘= 𝑠𝑖𝑛ℎ−1 (𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 10𝑟 > 𝐿 ≥ 𝑟)
2𝜋𝐿𝐻 𝑟

H = Hg + Hp

Keterangan:
q = debit air konstan yang masuk ke dalam formasi
t = lama waktu perubahan tinggi
L= panjang atau interval pengukuran dari formasi yang diuji (m)
H= beda tinggi tekanan (cm)
Hg= tekanan air gravitasi (cm)
Hp= tekanan air pada pembacaan manometer (cm)

Hg
6. Uji Air Lugeon
Pada dasarnya sama seperti uji packer tetapi bedanya, ini bertujuan unutk mencari nilai
Lugeon (Lu), suatu nilai yang menunjukan besarnya volume air yang merembes ke dalam
suatu batuan sepanjang satu meter dalam satu menit. Nilai Lugeon dihitung dengan formula
sebagai berikut.
10
𝐿𝑢 = 𝑞 𝑥
𝑃𝐿
Keterangan:
q = debit air konstan yang masuk ke dalam formasi (liter/menit)
P = tekanan modifikasi (kg/cm2)
L= panjang atau interval pengukuran dari formasi yang diuji (m)

7. Uji Permeabilitas dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan


Pada tanah berbutir kasar, koefisien permeabilitas dapat dihitung melalui percobaan di
lapangan. Caranya dengan membuat trial-pit yaitu lubang tanpa pipa di suatu titik berbeda
(air berjalan dari titik A ke B, misalnya). Formulasinya adalah sebagai berikut.
𝑉𝑠. 𝑛
𝑘=
𝑖
Keterangan:
Vs= Kecepatan rembesan
n = porositas
i= gradien hidrolik

Kecepatan rembesan didapat dari perhitungan.panjang AB dibagi waktu.


Waktu ini didapat dari pencatatan lama waktu perpindahan bahan warna yang dimasukan
dari lokasi A sehingga mengalir ke titik B.
Notasi i merupakan gradien hidrolik, yaitu pembagian antara perbedaan muka air tanah A
dan B dengan panjang AB.

Anda mungkin juga menyukai