Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
taufiq, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
Teknik Sipil “MEKANIKA TANAH I”.
Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 46
4.2 Kritik dan Saran ……………………………………………………. 46
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 47
Secara umum tanah terdiri dari dari bahan yaitu butiran tanahnya
sendiri, air dan udara yang terdapat didalam ruangan antara butiran – butiran
tanah. Ruangan tersebut dinamakan ruangan pori, apabila tanah dalam
keadaan kering maka sudah tidak ada air dalam porinya, namun keadaan ini
jarang sekali di temukan. Menurut Braja M. Das (1995) kadar air (w c) yang
juga disebut sebagai water content didefinisikan sebagai perbandinganantara
berat air dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki.
Rumus dalam mencari kadar air (water content )yang terkandung dalam
tanah asli adalah :
b−c
ωc = × 100%
c−a
Dimana :
a = Berat cawan kosong (gram)
b = Berat cawan + tanah asli (gram)
c = Berat cawan + tanah kering oven (gram)
2.2 Pengujian Berat Jenis (Specific Gravity)
Rumus dasar untuk mengetahui atau mencari nilai specific gravity adalah :
c−a
Gs =
( b−a ) T 1−(d−c) T 2
Dimana :
Gs = Berat jenis butir tanah
a = Berat piknometer kosong (gram)
b = Berat piknometer + aquades jenuh (gram)
c = Berat piknometer + sampel kering (gram)
d = Berat piknometer + sampel + aquades (gram)
T1 = Faktor koreksi pada suhu t1 (℃)
T2 = Faktor koreksi pada suhu t2 (℃)
Batas cair adalah keadaan air bebas dimana pada suatu tanah berubah
dari keadaan plastis ke keadaan cair.
Konsolidasi adalah proses mengalirnya air pori dari lapisan tanah yang
jenuh air dan disertai dengan mengecilnya volume tanah akibat adanya
penambahan beban vertical diatasnya. Pada kenyataannya konsolidasi bisa
diartikan pula sebagai penurunan atau settlement. Konsolidasi terjadi apabila
mmenuhi syarat-syarat:
Gradasi baik apabila tidak ada partikel yang menyolok dalam suatu
perentang distribusi, gradasi tanah buruk jika partikel tanah yang berbutir
besar terhadap keloncatan ukuran yang mencolok dan gradasi tanah sebagian
jika partikel tanah tersebut mempunyai ukuran yang seragam antara satu
dengan yang lain. Untuk menentukan gradasi tanah kita dapat mencari
dengan rumus :
D60
Cu=
D10
D302
Cc =
D60 X D10
Dimana :
Tabel 1.5. Klasifikasi Tanah untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan Raya
( Sistem AASHTO).
Berat Cawan
Diperoleh
Cawan Kosong
Cawan Kosong
Cawan +
Tanah Basah
Berat Cawan +
Tanah Basah
Diperoleh
Langkah 3
Cawan +
Tanah setelah
di Oven
Cawan +
Tanah Basah
Berat Cawan
+ Tanah
setelah di
Oven
Langkah 4
Langkah (1 → 3) diulangi untuk contoh tanah yang lain
Tiap contoh tanah diambil sampel 3 cawan
E. Data dan Perhitungan
b−c
ωc = × 100%
c−a
F. Kesimpulan
Sesuai hasil
percobaan tanah yang di tes termasuk jenis tanah pasir, karena kadar air
Berat
Piknometer +
Air
Langkah 2
Berat
Tanah Piknometer +
Kering Tanah Kering
Langkah 3
Langkah 2
Timbang Cawan
Kosong
Timbang Cawan
Kosong dan Tanah
+ yang sudah
dibentuk
Langkah 4
Tuangkan Air
Raksa ke Ratakan dengan
Cawan
Langkah 5
Yang Sudah di
Isi Air Raksa
Langkah 6
Berat Cawan
Diperoleh
Cawan Kosong
Langkah 2
Lakukan 2
Percobaan dengan
Cawan + mencampurkan air
Tanah Kering 45 ml dan 55 ml
Berat Cawan +
Tanah Basah
Diperoleh
Langkah 3
Meratakan Tanah
Basah di
Cassagrande
Langkah 4
Membelah tanah pada Cassagrande dengan solet hingga terpisah
menjadi 2 bagian yang sama.
Langkah 5
Memutar stang pada Cassagrande sehingga terketuk hingga alur
menutup kembali.
Langkah 6
Mencatat jumlah ketukan pada alat Cassagrande.
Timbang Cawan
Kosong
Langkah 2
Buat tanah diameter 3 mm dengan
panjang minimal 5 cm
Langkah 3
Timbang cawan
dengan tanah
yang telah
dibentuk
Oven tanah
selama 24 jam
e. Cawan
f. Gelas ukur
g. Ovenlistrik
i. Dongkrak
j. Kantongplastik
k. Air
l. Contoh tanah
C. Prosedur Praktikum
a. Contoh tanah dilapangan ditumbuk lalu disaring.
b. Contoh tanah dibagi menjadi 6 bagian dan masing-masing
ditambahkan dengan air yang kadarnya berbeda (100 ml, 200 ml,
300 ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml).
Langkah 2
Tumbuk 25 kali
Tanah
per 1/3 Tanah
Adonan
yang dimasukan
Masukan 1/3
Tanah 3x
Dongkrak Hingga
AdonanTanah Keluar
Langkah 3
Langkah 4
G .w. (1 w)
e w
wet
d. Porositas
e
n=
e+1
e. Berat isi tanah jenuh ( γ sat)
γ sat = γ wet ( 1 – n) + n
F. Kesimpulan
1. Satu set alat konsolidasi (Odo Meter) yang terdiri dari alat –alat
pembebanan dan selkonsolidasi
2. Arloji pengukur (ketelitian 0.01 dan panjang gerak tangkai minimal
1.0cm)
6. Pemegang cicinkawat
7. Neraca
9. Stopwatch
C. Prosedur Praktikum
Pada kedua cara ini harga tekanan digunakan skala logaritma. Bila
dipakai cara II maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
a. Satu set saringan (no. 8, 16, 20, 40, 80, 100, 120, 200).
d. Ovenlistrik.
Tanah kering
Tanah
Oven
Langkah 2
500gr
Langkah 3
Tanah Kering
500gr
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesalahan-Kesalahan Dalam Pengukuran
b. Kesalahan sistematis
c. Kesalahan besar
Kritik dan saran akan selalu kami harakan dari setiap pembaca laporan
ini, karena penulis sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna.