Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufiq,
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Teknik
Sipil “MEKANIKA TANAH I”.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini kami menyadari masih banyak


kekurangan baik pada teknis disaat praktek lapangan maupun materi. Oleh karena
itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan praktikum “MEKANIKA TANAH I” ini kami


tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
memberikan dorongan, motivasi, dan semangat, khususnya kepada:

1. Ibu Anis Suryaningrum,ST.,MT. selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil


Universitas Bhayangkara Surabaya.
2. Ibu Anik Budiati, ST., MT. selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil yang
telah membimbing dan memberikan tutorial praktikum “MEKANIKA
TANAH I” kepada kami.
3. Bapak Ir. Achmad Yulianto.,MT. Selaku Dosen Asistensi dan Pembimbing
Kelompok Kami.
4. Serta teman-teman yang membantu kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.

Akhirnya saya berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang


setimpal kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, Terima Kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Surabaya, 01 Mei 2021

Tim Penyusun

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………. 3


1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………………. 3
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ………………………………… 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengujian Kadar Air Tanah………………………………………… 4
2.2 Pengujian Berat Jenis Tanah (Specific Gravity) …………………. 5
2.3 Pengujian Berat Volume Tanah (Bulk Density) …………………. 6
2.4 Pengujian Batas Cair Tanah (Liquid Limit) ……………………… 7
2.5 Pengujian Batas Plastis Tanah (Plastic Limit) …………………… 8
2.6 Pengujian Pemadatan Tanah (Standard Proctor) ………………… 9
2.7 Pengujian Konsolidasi Tanah ……………………………………… 10
2.8 Pengujian Analisis Butiran Tanah ………………………………… 11
2.9 Pengujian California Bearing Ratio (CBR) ………………………... 17

BAB III PRAKTIKUM

3.1 Pengujian Kadar Air ……………………………………………… 19


3.2 Pengujian Berat Jenis Tanah (Specific Gravity) …………………. 21
3.3 Pengujian Berat Volume Tanah (Bulk Density) …………………. 24
3.4 Pengujian Batas Cair Tanah (Liquid Limit) ……………………… 27
3.5 Pengujian Batas Plastis Tanah (Plastic Limit) …………………… 31
3.6 Pengujian Pemadatan Tanah (Standard Proctor) ………………… 33
3.7 Pengujian Konsolidasi Tanah ……………………………………… 37
3.8 Pengujian Analisis Butiran Tanah ………………………………… 42
3.9 Pengujian California Bearing Ratio (CBR) ………………………... 45

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 50
4.2 Kritik dan Saran ……………………………………………………. 51

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 52

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika Tanah merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur
dan susunan tanah. Secara umum tanah terdiri dari dari bahan yaitu butiran
tanahnya sendiri, air dan udara yang terdapat didalam ruangan antara butiran –
butiran tanah. Ruangan tersebut dinamakan ruangan pori, apabila tanah dalam
keadaan kering maka sudah tidak ada air dalam porinya, namun keadaan ini
jarang sekali di temukan. Menurut Braja M. Das (1995) kadar air (w c) yang
juga disebut sebagai water content didefinisikan sebagai perbandinganantara
berat air dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan praktikum MEKANIKA TANAH I ini
adalah:
Maksud:
1. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi mengenai sifat-sifat tanah berupa
bentuk maupun struktur yang menyusun dan terdapat pada tanah
2. Agar mahasiswa mampu menghitung kekuatan tanah bedasarkan nilai
California Bearing Ratio (CBR) baik dalam skala laboratorium
Tujuan:
1. Memahami dasar-dasar mekanika tanah 1
2. Mengenal macam-macam jenis tanah
3. Mengenal karakteristik tanah
4. Menghitung Kadar air tanah, berat jenis,berat volume, batas cair tanah,
pemadatan tanah, konsolidasi, analisis butiran tanah, dan Pengujian CBR
suatu tanah.
5. Menghitung nilai CBR

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal : 28 – 29 Maret 2021
Waktu : 09.00 - 17.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Bhayangkara Surabaya

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 3


BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengujian Kadar Air Tanah

Secara umum tanah terdiri dari dari bahan yaitu butiran tanahnya
sendiri, air dan udara yang terdapat didalam ruangan antara butiran – butiran
tanah. Ruangan tersebut dinamakan ruangan pori, apabila tanah dalam
keadaan kering maka sudah tidak ada air dalam porinya, namun keadaan ini
jarang sekali di temukan. Menurut Braja M. Das (1995) kadar air (wc) yang
juga disebut sebagai water content didefinisikan sebagai perbandinganantara
berat air dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki.

Untuk mengetahi jenis tanah, dapat dilihat pada Tabel 2.1:

Tabel 2.1. Jenis Tanah berdasarkan Kadar Air


Jenis tanah Kadar air (%)
Pasir lepas dengan butiran seragam 30
Pasir padat dengan butiran seragam 16
Pasir berlanau yang lepas dengan butiran bersudut 25
Pasir berlanau yang padat dengan butiran bersudut 15
Lempung kaku 21
Lempung lembek 30 – 50
Tanah 25
Lempung organik lembek 90 – 120
Glacial till 10

Rumus dalam mencari kadar air (water content )yang terkandung dalam tanah
asli adalah :
𝑏−𝑐
𝜔c = × 100% …………..……………………………………..(2.1)
𝑐−𝑎

Keterangan :
a = Berat cawan kosong (gram)
b = Berat cawan + tanah asli (gram)
c = Berat cawan + tanah kering oven (gram)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 4


2.2. Pengujian Berat Jenis Tanah (Specific Gravity)

Berat jenis (specific gravity) tanah adalah angka perbandingan antara


berat isi butir tanah dengan berat air suling pada volume yang sama dan suhu
tertentu. Berat jenis tanah sangat penting diketahui yang selanjutnya
digunakan dalam perhitungan-perhitungan mekanika tanah. Sebagian besar
dari mineral-mineral tersebut mempunyai berat spesifik berkisar 2,6 – 2,9.
Berat spesifik dari bagian padat tanah pasir yang berwarna terang umunya
sebagai besar terdiri dari quartz, dapat diperkirakan sebesar 2,65 ; untuk tanah
berlempung atau berlumut harga tersebut berkisar antara 2,6 - 2,9 (BrajaM.
Das,1995). Untuk mineral tanah lempung yang lain dapat dilihat di Tabel
Tabel 2.2

Tabel 2.2. Berat Spesifik Mineral Penting

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)

Sumber : (Braja M. Das,1995)

Rumus dasar untuk mengetahui atau mencari nilai specific gravity adalah :
𝑐−𝑎
Gs = (𝑏−𝑎)𝑇1 −(𝑑−𝑐)𝑇2
………………………………..………………. (2.2)

Keterangan :
Gs = Berat jenis butir tanah
a = Berat piknometer kosong (gram)
b = Berat piknometer + aquades jenuh (gram)
c = Berat piknometer + sampel kering (gram)
d = Berat piknometer + sampel + aquades (gram)
T1 = Faktor koreksi pada suhu t1 (°C)
T2 = Faktor koreksi pada suhu t2 (°C)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 5


2.3 Pengujian Berat Volume Tanah (Bulk Density)

Berat volume (γ) merupakan perbandingan berat tanah dengan volume.


Berat volume dapat juga dinyatakan dalam berat butiran padat, kadar air, dan
volume total. Para ahli tanah terkadang menyebut perbandingan berat per
satuan volume sebagai berat volume basah. Terkadang juga perlu mengetahui
berat kering per satuan volume tanah. Perbandingan tersebut dinamakan berat
volume kering (γd). Untuk mengetahui jenis tanah, dapat dilihat pada
Tabel 2.3 :

Tabel 2.3. Jenis Tanah Berdasarkan Berat Volume


Berat Volume Kering
Tipe Tanah
(lb/ft³) (kN/m³)
Pasir keras butiran seragam 92 14,5
Pasir padat butiran seragam 115 18
Pasir berlanau yang lepas dengan butiran
102 16
bersudut
Pasir berlanau yang padat dengan butiran
121 19
bersudut
Lempung kaku 108 17
Lempung lembek 73-93 11,5-14,5
Tanah 86 13,5
Lempung organik lembek 38-51 6-8
Glacial till 134 21

Untuk mendapatkan harga berat volume basah (𝛾𝑏 ) maka digunakan rumus-
rumus:
a. Mencari volume air raksa yang tumpah (d gram)
𝑐−𝑎
d = 13.6…………………………………………….…………………..(2.3)

Keterangan :
a = Berat cawan kosong (gram)
c = Berat cawan + air raksa yang tumpah (gram)
d = Volume air raksa yang tumpah (cm3)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 6


b. Mencari berat volume basah (𝛾𝑏 )
𝑏−𝑎
𝛾𝑏 = ………………………………………………………….(2.4)
𝑑

Keterangan :
𝛾𝑏 = Berat volume basah (gr/cm3)
a = Berat cawan kosong (gram)
c = Berat cawan + air raksa yang tumpah (gram)
d = volume air raksa yang tumpah (cm3)

2.4 Pengujian Batas Cair Tanah (Liquit Limit)

Batas cair adalah keadaan air bebas dimana pada suatu tanah berubah
dari keadaan plastis ke keadaan cair.

Untuk melakukan uji batas cair, tanah diletakkan kedalam mangkuk


kemudian digores ditengahnya dengan alat penggores standart, kemudian
putar alat pemutar mangkuk. Mangkuk akan bergerak naik dan turun. Kadar
air dinyatakan dalam persen(%) dari tanah yang dibutuhkan untuk menutup
goresan yang bergerak 0,5 in (12,7 mm) sepanjang dasar contoh didalam
mangkuk. Sesudah 25 pukulan didefinisikan sebagai batas cair (liquid limit).
Untuk mengetahui tingkat keplastisitasan tanah, Unified Soil Classification
System (USCS) menyatakan jika nilai batas cair < 50 maka termasuk
plastisitas rendah (low plasticity) dan plastisitas tinggi (high plasticity )jika
batas cair >50

Ww = WW-DW………….…….........................................................(2.4)

Ws = DW-TW…………………........................................................(2.4)

𝑊𝑤
w = x 100……………….…………………………………...(2.4)
𝑊𝑠

Keterangan :
Ww = Berat air.
Ws = Berat tanah kering.
w = Kadar air.
WW = Berat cawan + tanah basah.
DW = Berat cawan + tanah kering.
TW = Berat cawan kosong.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 7


2.5 Pengujian Batas Plastis Tanah (Plastic Limit)

Batas plastis merupakan transisi kadar air dari keadaan semi-padat ke


keadaan plastis. Batas ini juga merupakan batas terendah dari tingkat
keplastisan suatu tanah. Batas plastis dapat dihitung dengan membandingkan
berat air dan tanah kering, dikalikan 100% serta dinyatakan dalam persen.
Secara matematis dirumuskan sebagai:
(W2-W3)
wc = X 100 ………………………………………………..(2.5)
(W3-W1)

Keterangan :
W1 = Berat cawan kosong.
W2 = Berat cawan + tanah basah.
W3 = Berat cawan + tanah kering.

Indeks plastisitas (IP) yaitu perbedaan antara batas cair dan batas plastis
suatu tanah (Hardiyatmo, 2002). Karena itu , indeks plastisitas menunjukkan
sifat keplastisan tanah. Jika tanah mempunyai IP >17%, maka tanah
mengandung banyak butiran lempung. Sedangkan untuk IP <17%, seperti
lanau sedikit pengurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering.
Secara matematis nilai IP dirumuskan dalam persamaan 2.6.
IP = LL – PL …………………………………………..……….(2.6)
Keterangan :
LL: Batas cair
PL: Batas plastis

Untuk mengidentifikasi tanah, para ahli teknik sipil menggunakan batas


cair dan batas plastis secara ekstensif. Salah satu ahli teknik sipil, Cassagrande
(1932) telah mempelajari hubungan antara batas cair dan indeks plastisitas
dari bermacam-macam tanah asli. Berdasarkan pengujiannya, Cassagrande
mengusulkan suatu bagan plastisitas yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Garis
empiris A memisahkan tanahlempung anorganik dan lanau anorganik. Dalam
penggunaan garis empiris A, nilai indeks plastisitas dihitung berdasarkan
persamaan 2.6. Sedangkan untuk garis empiris U merupakan batas perkiraan
dan hubungan indeks plastisitas dan batas cair untuk semua jenis tanah yang
telah ditemukan selama ini. Nilai IP untuk garis empiris U dirumuskan dalam
persamaan 2.7

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 8


IP = 0,73 (Batas cair – 20IP) = 0,90 (Batas cair – 8) ………………(2.7)

Gambar 2.1. Bagan Platisitas

2.6 Pengujian Pemadatan Tanah (Standard Proctor)

Didalam pemadatan yang menggunakan silinder berukuran tertentu dan


dalam penulisan penggunaan alat penumbuk 2,5 kg dengan tinggi 30 cm, Hal
ini dilakukan secara mekanis untuk memadatkan tanah untuk setiap gaya
pemadatan tertentu, kepadatan yang dicapai tergantuang kepadatan air dalam
tanah tersebut.
Kepadatan tanah biasanya diukur dengan menentukan berat inti
keringnya, bukan dengan angka porinya. Lebih tinggi berat kering berarti
lebih kecil angka porinya dan lebih tinggi derajat kepadatannya. Jadi untuk
menentukan kadar optimum biasanya dibuat grafik isi kering terhadap air dan
dilakukan dilaboratorium, disini juga menentukan berat volume kering
maksimum dan kadar air optimum proctor compation test. Perhitungan dari
hasil percobaan ini menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑊2 −𝑊1
Berat tanah basah, t = ………………………………………. (2.8)
𝑉
𝛾𝑡
Berat volume kering, d = 𝑤 (%) ………………….………..(2.9)
1+ 100

Untuk suatu kadar air tertentu, berat volume kering maksimum secara
teoritis di dapat pada pori-pori sudah tidak ada udaranya lagi,yaitu pada saat
dimana derajat kejenuhan tanah = 100%. Jadi berat volume kering maksimum
(teoritis) pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi “zero air voids” yaitu

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 9


kondisi dimana pori-pori tanah tidak mengandung udara sama sekali dapat di
hitung dengan persamaan 2.9 (Braja M. Das,1995)
𝛾𝑡
Berat volume kering (ZAV), dZAV = 𝑤 (%) 1 …………………..(2.10)
+
100 𝐺𝑠

Keterangan :
𝑤 = Kadar air. (%)
W1 = Berat cawan
W2 = Berat cawan + berat tanah basah.
V = Volume cetakan.
Gs = Specific gravity dari butir – butir air.

Lee & Sued Kamp (1972) telah mempelajari kurva pemadatan dari 35
jenis tanah. Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah tersebut
dibedakan hanya menjadi empat (4) tipe umum yang digambarkan pada
Gambar 2.2

Gambar 2.2. Bentuk umum kurva pemadatan untuk empat jenis tanah

2.7. Pengujian Konsolidasi Tanah

Konsolidasi adalah proses mengalirnya air pori dari lapisan tanah yang
jenuh air dan disertai dengan mengecilnya volume tanah akibat adanya
penambahan beban vertical diatasnya. Pada kenyataannya konsolidasi bisa
diartikan pula sebagai penurunan atau settlement. Konsolidasi terjadi apabila
memenuhi syarat-syarat:

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 10


a. Tanah dalam keadaan jenuh air.
b. Adanya beban diatasnya.
c. Adanya air yang mengalir.

Pengujian ini merupakan pengujian satu dimensi, dimana beban yang


bekerja hanya satu arah yaitu vertical. Adapun tujuan dari pengujian ini adalah
untuk menentukan parameter-parameter konsolidasi, yaitu koefisien
konsolidasi (Cw) dan koefisien komperensi (Cc) yang terjadi akibat adanya
tekanan yang bekerja pada tanah tersebut.

2.8. Pengujian Analisis Butiran (Grain Size Analysis)

Analisis ayakan adalah proses menganalisa butiran tanah dengan cara


mengayak dan menggetarkan tanah dalam satu set ayakan, dimana lubang-
lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. Untuk standar ayakan
di Amerika Serikat, nomor ayakan dan ukuran lubang diberikan dalam
Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Ukuran Ayakan Standard di Amerika

Sumber : (Braja M. Das,1995)

Gradasi baik apabila tidak ada partikel yang menyolok dalam suatu
perentang distribusi, gradasi tanah buruk jika partikel tanah yang berbutir
besar terhadap keloncatan ukuran yang mencolok dan gradasi tanah sebagian
jika partikel tanah tersebut mempunyai ukuran yang seragam antara satu
dengan yang lain. Untuk menentukan gradasi tanah kita dapat mencari dengan
rumus :

D60
Cu= ……………………………………………………(2.11)
D10

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 11


D302
Cc = …………………………………………….(2.11)
D60 X D10

Keterangan :
Cu = Koefisien keseragaman, Cc = Koefisien gradasi
D60 = Diameter yang sesuai dengan 60 % lolos
D30 = Diameter yang sesuai dengan 30 % lolos
D10 = Diameter yang sesuai dengan 10 % lolos

Tanah dikatakan bergradasi baik apabila tanah tersebut mempunyai


kooefisien tersebut mempunyai kooefisien gradasi kelengkungan ( Cc ) antara
1 sampai dengan 3.Jenis butiran tanah dikatakan baik apabila tanah tersebut
mempunyai kooefisien tersebut mempunyai kooefisien keseragaman
( Cu ) > 6.
Selain mengetahui jenis gradasi, analisa ayakan juga dapat digunakan
untuk mengklasifikasikan jenis. Saat iniada dua sistem klasifikasi tanah yang
selalu dipakai oleh para ahli teknik sipil. Kedua sistem tersebut
memperhitungkan distribusi ukuran butir dan batas-batas atterberg. Sistem-
sistem tersebut adalah: Sistem Klasifikasi AASHTO dan Sistem Klasifikasi
Unified. Sistem klasifikasi AASHTO pada umumnya dipakai oleh
departemen jalan raya di semua negara bagian di Amerika Serikat. Sedangkan
sistem klasifikasi Unified pada umumnya lebih disukai oleh para ahli
geoteknik untuk keperluan-keperluan teknik yang lain.

1. Sistem Klasifikasi AASHTO


Sistem klasifikasi ini dikembangkan dalam tahun 1929 sebagai
Public Road Administration Classification System. Sistem ini sudah
mengalami beberapa perbaikan versi yang saat ini berlaku adalah yang
diajukan oleh Committee on Classification of Materials for Subgrade
and Granular Type Road of the Highway Research Board dalam tahun
1945 (ASTM Standard no D-3282, AASHTO metode M145). Untuk
mengetahui jenis tanah berdasarkan sistem klasifikasi tanah, data hasil
uji lab dicocokkan dengan angka-angka di Tabel 2.5.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 12


Tabel 2.5. Klasifikasi Tanah untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan Raya
( Sistem AASHTO).

Sistem Klasifikasi Unified


Sistem ini pada mulanya diperkenalkan oleh Casagrande dalam
tahun 1942 untuk dipergunakan pada pekerjaan pembuatan lapangan
terbang yang dilaksanakan oleh The Army Corps of Engineers selama
Perang Dunia II. Dalam rangka kerja sama dengan United States Bureau
of Reclamation tahun 1952, sistem ini disempurnakan. Pada masa kini,
sistem klasifikasi tersebut digunakan secara luas oleh para ahli teknik.
Sistem Klasifikasi Unified diberikan dalam Tabel 2.6.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 13


Tabel 2.6 Sistem Klasifikasi Unified

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 14


Tabel 2.7 Sistem KKlasifikasi Unified (lanjutan)

Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, MH,
CH, dan OH didapat dengan cara menggamb ar batas cair dan indeks
plastisitas tanah yang bersangkutan pada bagan plastisitas (Casagrande,
1948) yang diberikan dalam Tabel1.7. Garis diagonal pada bagan
plastisitas dinamakan garis A (sebelumnya sudah diperkenalkan dalam
Gambar 1.), dan garis A tersebut diberikan dalam persamaan 2.3.
Dalam sistem Unified, tanah berkerikil dan berpasir dipisahkan
dengan jelas, tapi dalamsistem AASHTO tidak. Kelompok A-2 berisi
tanah-tanah yang bervariasi. Tanda-tanda seperti GW, SM, CH, dan
lain-lain yang digunakan dalam sistem Unified menerangkan sifat-sifat
tanah lebih jelas daripada simbol yang digunakan dalam sistem

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 15


AASHTO. Klasifikasi tanah organik seperti OL, OH, dan PT telah
diberikan dalam sistem Unified, tapi sistem AASHTO tidak
memberikan tempat untuk tanah organik. Liu (1967) telah membuat
suatu perbandingan antara sistem AASHTO dan Unified. Hasil dari
studinya diberikan dalam Tabel 1.8 dan 1.9.

Tabel 2.7 Perbandingan sistem AASHTO dengan Sistem Unified

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 16


Tabel 2.8 Perbandingan sistem Unified dengan Sistem AASHTO

2.9. Pengujian California Bearing Ratio (CBR)


CBR (California Bearing Ratio) merupakan parameter kekuatan telatif
yang paling sering digunakan dalam desain perkerasan. Metode pengujian
CBR dikembngkan pada tahun 1930 oleh California division of highways dan
kemudian diikuti dan disesuaikan oleh berbagai institusi dan Negara di dunia.
Pengujian CBR pada dasarnya dilakukan engan mengukur beban yang
diperlukan oleh batang penekan. Dengan demikian, CBR adalah
perbandingan antara beban yang diperlukan untuk mendorong batang masuk
ke dalam tanah dengan beban yang diperlukan untuk mendorong batang
masuk ke dalam batu pecah sampai kedalaman tertentu.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 17


C.B.R. dikembangkan sebagai cara menilai kekuatan tanah dasar jalan.
Dengan ini kita dapat mengetahui bahan yang hendak dipakai untuk
pembuatan perkerasan. Harga C.B.R. dihitung pada harga penetrasi 0,1 dan
0,2 dengan membagi bahan penetrasi masing-masing sebesar 3000 dan 4500
pound beban standart yang diperoleh dari percobaan terhadap macam batuh
pecah yang dianggap mempunyai C.B.R. 100%. Percobaan C.B.R. dapat
dilakukan pada contoh tanah asli atau tanah yang dipadatkan atau dilakukan
dilapangan langsung pada tanah yang akan dicoba dengan menggunakan
rumus(Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006).
Secara matematis, nilai CBR dinyatakan sebagai:
Beban Pada Penetrasi 0.1"
CBR0.1” = x 100 % ………….…(2.12)
3000
BebanPada Penetrasi 0.2"
CBR0.2” = x 100 % ………….…(2.13)
4500
Untuk perhitungan beban dapat digunakan persamaan berikut:
Y = ( 0,72 x X ) – 8,5
Keterangan:
Y = Beban standart ( lb )
X = Pembacaan Arloji ( Atas/ Bawah )

Nilai CBR biasanya perbandinganbeban pada penterasi 2,54 mm (0,10


in). Apabila perbandingan beban pada penetrasi 5,08 mm (0,20 in) ternyata
lebih besar daripada perbandingan penetrasi pada2,54 mm (0,10 in), maka
pengujian perlu diulang.
Apabila hasil pengulangan tersebut adalah sama, maka CBR merupakan
perbandingam pada 5,08 mm (0,20 in).(Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 18


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Pengujian Kadar Air Tanah


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam tanah.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian kadar air tanah / water
content (𝜔) adalah:
a. Timbangan
b. Cawan
c. Oven Listrik
d. 500gr Tanah Boring
C. Prosedur Praktikum
a. Menimbang cawan kosong dengan neraca (agram)
b. Contoh tanah diambil sedikit, kemudian diletakan pada cawan dan
ditimbang dengan neraca. Berat cawan + tanah basah (bgram)
c. Cawan+contoh tanah dimasukkan dalam oven selama 24 jam. Setelah
kering lalu ditimbang. Berat cawan + tanah kering (cgram)
d. Langkah (a-c) diulang lagi untuk contoh tanah yang lain. Tiap contoh
tanah diambil 3cawan.
D. Gambar Proses Kerja Pengujian Kadar Air Tanah
Langkah 1

Berat Cawan
Diperoleh

Cawan Kosong

Langkah 2

Cawan Kosong Cawan +


Tanah Basah

Berat Cawan + Tanah


Basah Diperoleh

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 19


Langkah 3

Cawan +
Tanah setelah
di Oven

Cawan +
Tanah Basah

Berat Cawan
+ Tanah
setelah di
Oven

Langkah 4
Langkah (1 → 3) diulangi untuk contoh tanah yang lain
Tiap contoh tanah diambil sampel 3 cawan
E. Data dan Perhitungan

Untuk menetukan besarnya kadar air (water content) yang terkandung


dalam tanah asli digunakan rumus :

𝑏−𝑐
𝜔c = × 100%
𝑐−𝑎

Keterangan :

w = kadar air (%)

a = berat cawan kosong (gram)

b = berat cawan + tanah asli (gram)

c = berat cawan + tanah kering oven (gram)

Tabel 3.1 Data Pengujian Kadar Air


Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di
bawah ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :

 Rumus mecari kadar air adalah 𝜔c =


𝑏−𝑐
× 100%……….(2.1)
𝑐−𝑎

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 20


Sampel 1 2 3
Berat cawan kosong (a) gram 7 9 7
Berat cawan + tanah asli (b) gram 83 83 79
Berat cawan + tanah kering oven (c) gram 71.5 70.5 68
Berat air (b-c) gram 11.5 12.5 11
Berta tanah kering (c-a) gram 64.5 61.5 61

WaterContent 𝑏−𝑐 0.1783 0.2033 0.1803


𝜔 = × 100%
𝑐−𝑎

 rata-rata (%) 0.1873

Pengujian Kadar Air


0,2033
0,2050
WATER CONTENT

0,2000
0,1950
0,1900
0,1850 0,1803
0,1783
0,1800
0,1750
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
SEMPEL

Kesimpulan

Dari hasil percobaan tanah 1, 2, 3 yang di tes termasuk kedalam jenis


tanah pasir, karena kadar air tanah yang diperoleh sebesar
0.1783%,0.2033% 0.1803% dengan rata-rata sebesar 0,1873%.

3.2. Pengujian Berat Jenis Tanah (Specific Grafity)


A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mencari berat jenis butir tanah (Gs).
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Piknometer
b. Cawan
c. Landasan
d. Neraca
e. Termometer
f. Palu Karet
g. Saringan no. 40
h. Contoh tanah asli boring yang telah dioven selama 24 jam
i. Aquades
j. Oven Listrik Piknometer

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 21


C. Prosedur Praktikum
a. Membersihkan dengan lap dan menimbang 3 buah piknometer dalam
keadaan kosong dan kering (agram).
b. Piknometer diisi aquades sampai penuh lalu ditimbang dan suhunya
diukur. Berat masing-masing piknometer dan aquades jenuh adalah b
gram.
c. Piknometer diisi contoh tanah kering yang telah dioven selama 24 jam
sebanyak 3 buah (tanah yang dimasukkan piknometer 1/3 volume
piknometer)
d. Piknometer yang berisi tanah kering ditimbang (cgram)
e. Piknometer yang berisi contoh tanah kering diberi aquades sampai
batas bawah leher piknometer dan didiamkan selama 24 jam dalam
keadaantertutup.
f. Selanjutnya piknometer diketuk-ketuk sampai gelembung udara tidak
ada dalam air di atas tanah, aquades kelihatan jernih kemudian diisi
aquades sampai penuh dan ditimbang (gram).
g. Mengukur suhu aquades dalam piknometer.
D. Gambar Proses Kerja Pengujian Berat Jenis Tanah
Langkah 1

Berat
Piknometer +
Air

Langkah 2

Berat
Tanah Piknometer +
Kering Tanah Kering

Langkah 3

Berisi Air + Piknometer


Tanah Kering diketuk – Suhu Air
ketuk, dalam
diamkan 15 Piknometer
menit

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 22


E. Data dan Perhitungan

Untuk mendapatkan harga berat jenis butir tanah (specific gravity)


dipergunakan rumus :

𝑐 −𝑎
Gs =
(𝑏−𝑎)𝑇1 −(𝑑−𝑐)𝑇2

Dimana :
Gs = Berat jenis butir tanah
a = Berat piknometer kosong (gram)
b = Berat piknometer + aquades jenuh (gram)
c = Berat piknometer + sampel kering (gram)
d = Berat piknometer + sampel + aquades (gram)
T1 = Faktor koreksi pada suhu t1 (°C)
T2 = Faktor koreksi pada suhu t2 (°C)

Tabel 3.2 Data Pengujian Berat Jenis Tanah (Specific Gravity)


Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di
bawah ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
 Rumus mecari berat butir jenis tanah adalah
𝑐−𝑎
Gs =(𝑏−𝑎)𝑇 ………………………………..……..(2.2)
1 −(𝑑−𝑐)𝑇2

Sampel 1 2 3
Berat piknometer kosong (a) 171 173 188
Berat piknometer + aquades (b) 668 671 685
Berat piknometer + sampel kering (c) 398 400 358
Berat piknometer + sampel + aquades (d) 813 805 779
Temperatur b (t1) 29 28 28
Temperatur d (t2) 30 30 30
Faktor Koreksi Suhu (T1) 0.9968 0,9971 0,9971
Faktor Koreksi Suhu (T2) 0,9957 0,9957 0,9957
Berat jenis butir tanah 𝑐−𝑎
𝐺𝑠 = 2,7618 2,4331 2,2260
(𝑏 − 𝑎)𝑇1 − (𝑑 − 𝑐)𝑇2
Gs rata-rata 2,4736

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 23


Berat Jenis Tanah
2,7618
3,0000
2,4331

Berat Jenis Butir Tanah


2,5000 2,2260

2,0000
1,5000
1,0000
0,5000
0,0000
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Sampel

Kesimpulan
Dari percobaan 1, 2, 3 dapat disimpulkan bahwa berat jenis tanah
tersebut diperoleh sebesar (2,7618 ) (2,4331) (2,2260) dengan rata-rata
2,4736 gr/cm3

3.3. Pengujian Berat Volume Tanah (Bulk Density)


A. Tujuan
Untuk menetukan berat volume tanah asli atau berat pasir tanah sampel.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Pisau
b. Mangkuk
c. Cawan Kaca
d. Neraca
e. Air Raksa
f. Tanah asli boring yang dipotong berbentuk kubus 1x1x1 cm3
C. Prosedur Praktikum
a. Contoh tanah undisturbed (hasil boring) dipotong berbentuk kubus
1x1x1 cm3, tiap contoh tanah dibuat 3 buah kubus.
b. Menimbang cawan kosong (a gram).
c. Menimbang cawan + contoh tanah (b gram).
d. Menuangkan air raksa dalam mangkuk, kemudian permukaannya
diratakan dengan cara menekan cawan kaca perlahan.
e. Memasukkan contoh tanah dalam mangkuk, kemudian meratakannya
dengan kaca penahan, maka sebagian air raksa akan tumpah dari

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 24


mangkuk, lalu tumpahan dimasukkan pada cawan kemudian
ditimbang berat cawan + air raksa yang tumpah.
f. Selanjutnya contoh tanah yang lain dikerjakan seperti langkah-
langkah atas.

D. Cara Proses Kerja Pengujian Berat Volume Tanah

Langkah 1

Tanah Bentuk Tanah Kubus


Basah dengan Ukuran 1x1x1 cm

Langkah 2

Timbang Cawan
Kosong

Langkah 3

Timbang Cawan
Kosong dan Tanah
yang sudah
dibentuk

Langkah 4
Tuangkan Air
Raksa ke Ratakan dengan
Cawan

Langkah 5
Yang Sudah di
Isi Air Raksa

Ratakan dengan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 25


Langkah 6

Air Raksa yang


Tumpah

D. Data dan Perhitungan


Untuk mendapatkan harga berat volume basah (𝛾𝑏 ) maka digunakan
rumus- rumus:
a) Mencari volume air raksa yang tumpah (d gram)
𝑐−𝑎
d = 13.6
Keterangan :
a = Berat cawan kosong (gram)
c = Berat cawan + air raksa yang tumpah (gram)
d = volume air raksa yang tumpah (cm3)

b) Mencari berat volume basah (𝛾𝑏 )


𝑏−𝑎
𝛾𝑏 = 𝑑

Keterangan :
𝛾𝑏 = Berat volume basah (gr/cm3)
a = Berat cawan kosong (gram)
c = Berat cawan + air raksa yang tumpah (gram)
d = volume air raksa yang tumpah (cm3)

Tabel 3.3 Data Pengujian Berat Volume Tanah (Bulk Density)


Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di
bawah ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
 Rumus mecari volume air raksa yang tumpah (d gram) adalah
𝑐−𝑎
d= …………………………………………….…….(2.3)
13.6

 Rumus mencari berat volume basah (𝛾𝑏 ) adalah


𝑏−𝑎
𝛾𝑏 = ……………………………………………..(2.4)
𝑑

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 26


Sampel 1 2 3
Berat cawan kosong (a) gram 39 39 39
Berat cawan+ tanah asli (b) gram 41 41 41
Berat cawan + air raksa yang tumpah (c) gram 94 87 115
Volume air raksa yang tumpah
𝑐−𝑎
𝑑 =
13,6
4,044 3,529 5,588

Berat volume basah


𝑏−𝑎
𝛾𝑏 =
𝑑
0,4945 0,5657 0,3579

𝛾𝑏 rata-rata (gram/cm3) 0,4730

Pengujian Berat Volume Tanah


0,5667
0,6000
0,4945
0,5000
Berat Volume Basah

0,4000 0,3579

0,3000

0,2000

0,1000

0,0000
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Sample

Kesimpulan
Dari hasil percobaan 1, 2, 3 menentukan berat volume tanah
diperoleh sebesar (0,4945) (0,5657) (0,3579) dengan hasil rata-rata 0,4730
gr/cm3.

3.4. Pengujian Batas Cair Tanah (Liquit Limit)


A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari kadar air pada batas
antara kadaan cair dan plastis.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 27


B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Cawan
b. Solet
c. Neraca
d. Oven
e. Cassagrande
f. Aquades
g. Mangkuk
h. Pisau Cassagrande
i. Pisau

C. Prosedur Praktikum
a. Menimbang berat cawan dan meletakan sampel asli hasil boring dalam
cawan
b. Menambahkan air ke dalam sampel lalu mengaduknya hingga merata
c. Meletakan sampel ke dalam mangkuk, mengaduk, dan meratkannya
dengan solet.
d. Membelah sampel pada Cassagrande dengan solet hingga terpisah
menjadi 2 bagian yangsama.
e. Memutar stang Cassagrande sehingga terketuk hingga alur
menutup kembali sepanjang 1cm.
f. Mencatat jumlah ketukan
g. Mengambil tanah dari Cassagrande menjadi 3 bagian lalu
menimbangnya.
h. Melakukan percobaan 3 kali dan mengusahakan agar jumlah ketukan
dibawah 25 kali sebanyak 2 kali dan di atas 25 ketukan sebanyak 2
kali juga.
i. Memasukkan sampel yang telah ditimbang dalam oven kemudian
menimbangnya kembali.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 28


D. Cara Proses Kerja Pengujian Batas Cair Tanah

Langkah 1

Berat Cawan
Diperoleh

Cawan Kosong

Langkah 2

Lakukan 2
Percobaan dengan
mencampurkan air
45 ml dan 55 ml

Cawan +
Tanah Kering

Berat Cawan + Tanah


Basah Diperoleh

Langkah 3

Meratakan Tanah
Basah di
Cassagrande

Langkah 4
Membelah tanah pada Cassagrande dengan solet hingga terpisah
menjadi 2 bagian yang sama.

Langkah 5
Memutar stang pada Cassagrande sehingga terketuk hingga alur
menutup kembali.

Langkah 6
Mencatat jumlah ketukan pada alat Cassagrande.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 29


Langkah 7

Catat Berat
Cawan +
Tanah setelah
di Oven

Setelah Tanah Cawan + Oven Selama


yang Dibelah Tanah Basah 24 Jam
Menutup
Pindahkan ke
Dalam Cawan

D. Data dan Perhitungan

Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di


bawah ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
 Rumus mecari berat air (Ww) adalah :
Ww = WW-DW…..…………………………….…….(2.3)
 Rumus mecari berat tanah kering (Ws) adalah :
Ws = DW-TW…..……………………...……….…….(2.3)
 Rumus mencari kadar (w) adalah
𝑊𝑤
w= x 100…………………………….…………..(2.4)
𝑊𝑠

Tabel 3.4 Data Pengujian Batas Cair (Liquid Limit)


1 2
NO. OF BLOWS 15 NO. OF BLOWS 20
No. No.
WW = 51,40 DW = 35,50 WW = 44,00 DW = 30,00
DW = 35,50 TW = 7,00 DW = 30,00 TW = 5,00
Ww = 15,90 Ws = 28,50 Ww = 14,00 Ws = 25,00
w = 55,79 % w= 56,00 %

3 4
NO. OF BLOWS 27 NO. OF BLOWS 30
No. No.
WW = 76,00 DW = 44,50 WW = 64,00 DW = 49,50
DW = 44,50 TW = 11,00 DW = 49,50 TW = 8,00
Ww = 31,50 Ws = 33,50 Ww = 14,50 Ws = 41,50
w= 94,03 % w= 34,94 %

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 30


Liquid Limid Test
94,03
100
90
80
70
PERSENTASE W
55,79 56
60
50
34,94
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
KETUKAN

Rata-rata nilai Liquid Limit Test adalah 60,19 %

Kesimpulan
Dari hasil percobaan dalam table di peroleh nilai Liquid Limid Test
adalah 60,19%. Maka nilai tersebut >50 yang termasuk dalam nilai
plastisitas tinggi (high plasticity ).

3.5. Pengujian Batas Plastis Tanah (Plastic Limit)


Tujuan
Untuk mengetahui kadar air tanah pada batas atas pada daerah plastis.
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Cawan
b. Solet
c. Neraca
d. Oven
e. Mangkuk
f. Lempengan Kaca
C. Prosedur Praktikum
a. Menimbang cawan kosong.
b. Menambahkan sampel tanah dengan aquades dan mengaduknya
sampai rata.
c. Meletakan sampel di atas kaca dan menggelintirnya sampai
berdiameter 3 mm dan mulai retak.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 31


d. Jika sampai diameter 3 mm dan belum retak berarti tanah terlalu
banyak mengandung air. Maka dicari bagian tanah yang tidak terlalu
banyak airnya.
e. Jika sampai diameter 3 mm dan mulai retak lalu memasukkanya ke
dalam oven selama 24 jam pada suhu 110ºC dengan
menimbanyakembali.

D. Cara Proses Kerja Pengujian Batas Plastis Tanah

Langkah 1

Timbang Cawan
Kosong

Langkah 2
Buat tanah diameter 3 mm dengan
panjang minimal 5 cm

Langkah 3

Timbang cawan
dengan tanah
yang telah
dibentuk

Langkah 4

Oven tanah
selama 24 jam

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 32


D. Data dan Perhitungan

Tabel 3.5 Data Pengujian Batas Platis Tanah (Plastic Limit)


1 2 3
No. No. No.
WW = 8,60 DW = 8,40 WW = 7,80 DW = 7,80 WW = 8,60 DW = 8,40
DW = 8,40 TW = 7,80 DW = 7,80 TW = 7,00 DW = 8,40 TW = 7,80
Ww = 0,20 Ws = 0,60 Ww = 0,00 Ws = 0,80 Ww = 0,20 Ws = 0,60
w= 33,33 % w= 0,00 % w= 33,33 %

Plastic Limit Test


33,33 33,33
35

30

25
PRSENTASE W

20

15

10

5
0
0
0 1 1 2 2 3 3 4
SAMPLE

Rata-rata nilai Plastic Limit Test adalah 22,22%


Perhitungan nilai indeks plastisitas (IP)
 IP = LL – PL
= 60,19 % – 22,22%= 37,97 %
Kesimpulan
Dari hasil percobaan dalam table di peroleh nilai Plastic Limid Test
adalah 22,22% dan diperoleh Indeks Plastisitas sebesar 37,97 %. Maka
nilai tersebut IP >17% yang termasuk dalam tanah mengandung banyak
butiran lempung.

3.6. Pengujian Pemadatan Tanah (Standard Proctor)


A. Tujuan
a. Untuk mengetahui kadar air optimum pada suatu pemadatan dengan
gaya tertentu.
b. Untuk mengetahui angka pori dan porositastanah.
c. Untuk mengetahui berat isi tanah basah dilapangan.
d. Untuk mengetahui berat isi tanah kering dilapangan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 33


B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Mould untuk memadatkan, diameter ± 5cm.
b. Palu besi, tinggi jatuh = 30 cm, berat = 2,5kg
c. Strain egne / pengikirsendok
d. Neraca analitis dan anaktimbangan
e. Cawan
f. Gelas ukur
g. Ovenlistrik
h. Piknometer dan termometer
i. Dongkrak
j. Kantongplastik
k. Air
l. Contoh tanah

C. Prosedur Praktikum
a. Contoh tanah dilapangan ditumbuk lalu disaring.
b. Contoh tanah dibagi menjadi 6 bagian dan masing-masing
ditambahkan dengan air yang kadarnya berbeda (100 ml, 200 ml, 300
ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml).
c. Contoh tanah dicampur dan diaduk secara merata. Kemudian ditaruh
dalam plastik dan didiamkan selama 12 jam agar homogen.
d. Contoh tanah yang telah homogen dimasukkan ke dalam mould kira-
kira 1/3 bagian, lalu ditumbuk 25 kali. Ditambah 1/3 bagian lagi,
ditumbuk merata sebanyak 25 kali. Kemudian ditambah 1/3 bagian
lagi, sampai mould terisi penuh dan ditumbuk 25 kali.
e. Contoh tanah yang berada dalam mould diratakan permukaannya
sesuai dengan volume mould, kemudianditimbang.
f. Menyiapkan 3 (tiga) buah cawan yang telah diketahuiberatnya.

g. Contoh tanah dikeluarkan dari mould dengan dongkrak, kemudian


dibagi menjadi 3 bagian. Pada masing-masing bagian diambil
contohnya, ditimbang dengan cawan yang telah disiapkan sebelumnya,
kemudian dioven selama 24jam.
h. Kemudian cawan dan tanah yang telah dioven 24 jam ditimbang untuk

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 34


mendapatkan kadar airnya.
i. Hal yang sama dilakukan untuk sampel-sampel dengan kadar air yang
berbeda.

D. Cara Proses Kerja Pengujian Pemadatan Tanah


Langkah 1

Tanah Tanah 2,5 kg campur


Kering dengan Air 600ml

Langkah 2

Tumbuk 25 kali
Tanah
per 1/3 Tanah
Adonan
yang dimasukan

Masukan 1/3
Tanah 3x

Dongkrak Hingga
AdonanTanah
Keluar

Langkah 3

Oven Hingga 24 Jam

Langkah 4

Tanah yang sudah di


Oven Selama 24 Jam di
Timbang Kembali

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 35


D. Data dan Perhitungan

Tabel 3.6 Data Pengujian Pemadatan Tanah (Standart Proctor)


Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di
bawah ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
 Rumus mecari berat butir jenis tanah adalah
𝑊2 −𝑊1
 Berat tanah basah, t = …………………….…….. (2.8)
𝑉
𝛾𝑡
 Berat volume kering, d = 𝑤 (%) ………….…….…...(2.9)
1+
100

nomer test 200 400


berat cawan kosong ( W1 ) 6 7
berat cawan + tanah basah ( W2 ) 68 99
berat cawan + tanah kering ( v ) 56 76,5

berat tanah basah 62 92

berat tanah kering 50 69,5

kadar air 58,6667 88,0714


rata - rata % 73,3690

Pemadatan Tanah
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
berat tanah berat tanah kadar air
basah kering

Kesimpulan
Dari percobaan 200, 400 dapat disimpulkan bahwa berat tanah
kering tersebut diperoleh sebesar percobaan 200(50) dan 400(69,5) dengan
rata-rata kadar air sebesar 73,3690% . Pada pemadatan tanah, kadar air
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepadatan yang dapat dicapai
oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 36


3.7 Pengujian Konsolidasi
A. Tujuan
Pengujian ini merupakan pengujian satu dimensi, dimana beba yang
bekerja hanya satu arah yaitu arah vertikal. Adapun tujuan dari pengujian
ini adalah untuk menentukan parameter-parameter konsolidasi, yaitu
Koefisien Konsolidasi (Cv) dan Koefisien Kompresi (Cc) yang terjadi
akibat adanya tekanan yang bekerja pada tanah tersebut.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Satu set alat konsolidasi (Odo Meter) yang terdiri dari alat –alat
pembebanan dan selkonsolidasi
2. Arloji pengukur (ketelitian 0.01 dan panjang gerak tangkai minimal
1.0cm)
3. Beban - beban (0.25 kg, 0.8 kg, 1.6 kg, 3.2kg)
4. Alat pengeluar contoh dalam tabung(extruder)
5. Pemotong yaitu pisau tipis dan tajam serta pisau kawat
6. Pemegang cicinkawat
7. Neraca
8. Oven listrik yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk
memanasisampai 100º C
9. Stopwatch

C. Prosedur Praktikum
a. Persiapan Benda Uji
Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan dikeringkan
kemudian ditimbang sampaiketelitian 0.1 gr. Sebelum contoh
dikeluarkan dari tabung ujungnya diratakan dahulu dengan jalan
mengeluarkan contoh tersebut 1 sampai dengan 2 cm. Kemudian
dipotong dengan pisau. Permukaan ujung contoh ini harus diratakan
dan tegak lurus terhadap sumbu contoh.Cincin dipasang pada
pemegangnya kemudian diatur sehingga bagian yang tajam berada 0.5
cm dari ujung tersebut. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung
dimasukkan ke dalam cincin sepanjang kurang lebih 2 cm, kemudian
dipotong. Agar diperoleh ujung yang rata pemotongan harus
dilebihkan 0.5 cm kemudian diratakan dengan alat penentu tebal.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 37


Pemotongan harus dilakukan sehingga pisau potong tidak sampai
menekan benda uji tersebut.
b. Percobaan
1. Benda uji dan cincin ditimbang dengan ketelitian 0.1gr
2. Menempatkan batu pori di bagian atas dan bawah dari cincin
sehingga benda uji yang sudah dilapisi kertas saring/filter terapit
kedua buah batu pori kemudian dimasukkan ke dalam
selkonsolidasi.
3. Memasukkan plat penumpu di atas batupori.
4. Meletakkan sel konsolidasi yang sudah terisi benda uji pada alat
konsolidasi sehingga bagian runcing dari plat penumpu
menyentuh tepat pada latpembebanan.
5. Mengatur kedudukan arloji (alat ini harus menunjukkan angka
nol) kemudian dibaca dan dicatat.
6. Memasang beban pertama sebesar 0.25 kg, kemudian diikuti
dengan pengaturan nivo agar seimbang.
7. Pada saat memasang beban 0.25 kg diamati pembacaan arloji
mulai (0, 0.25, 1,2.15, ... 480) menit.
8. Setelah langkah 7 selesai,makan beban ditambah sehingga
menjadi 0.8 kg.
9. Demikian seterusnya untuk beban yang berbeda yaitu untuk
pembebanan 1.6 dan 3.2 diamati pembacaan arloji mulai menit 0,
0.25, 1,2.15, ... 480.
10. Setelah sampai pada pembebanan 3.2 kg maka dilakukan
unloading test dengan pengurangan beban sehingga pembebanan
menjadi 1.6 kg dan diamati pembacaan arloji mulai menit 0, 0.25,
1,2.15, ... 480.
11. Setelah percobaan berakhir maka dikeluarkan cincin dan benda uji
dari sel . konsolidasi, demikaian pula batu pori pada permukaan
atas danbawah.
12. Cincin dan benda uji dikeringkan dalam oven listrik selama 24 jam
dengan temperatur 110ºC.
13. Setelah kering cincin dan benda uji ditimbang.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 38


D. Data dan Perhitungan
a. Menghitung:
1. Berat tanah basah
2. Kadar air
3. Berat isi basah
4. Berat tanah kering
b. Ada dua cara menggambarkan hasil percobaan konsolidasi:
1. Dengan membuat grafik penurunan terhadap tekanan.
2. Dengan membuat grafik angka pori terhadap tekanan.

Pada kedua cara ini harga tekanan digunakan skala logaritma. Bila dipakai
cara II maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

1. Tinggi Efektif benda uji


Ht = Bk / (A xGs)
Keterangan :
Ht = tinggi efektif benda uji / tinggi butiran tanah (satu
kesatuan)
A = luas bendauji
Gs = berat jenis tanah
Bk = berat tanahkering
2. Besar penurunan total (∆H) yang terjadi padapembebanan
∆H = pembacaan arloji pada permulaan percobaan dikurangi
pembacaan arloji sesudah pembebanan tersebut
3. Angka pori semula (angka pori asli)
eo = (Ho - Ht) /Ht
Keterangan :
Ho = tinggi contoh semula.
4. Perubahan angka pori (∆e) pada setiap pembebanan
∆e = H / Ht
5. Angka pori ( e )pada setiappembebanan
e = eo - ∆e
6. Menggambarkan harga angka-angka pori tersebut pada grafik
angka pori terhadap tekanan dan dengan menggunakan skala
logaritma untuk tekanan.
c. Menghitung derajat Kejenuhan sebelum dan sesudahpercobaan
Sr = (w.Gs) /e

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 39


Keterangan :
Sr = derajat kejenuhan
W = kadarair
G = berat jenistanah
e = angkapori
d. Harga Koefisien Konsolidasi(Cv)
Cv = (0,848 Hm2 ) / t90
Keterangan :
Cv = Koefisien konsolidasi
Hm = Tinggi benda uji rata – rata
t90 = Waktu untuk mencapai konsolidasi 90 %
e. Menggambar grafik hubungan antara Cv dan beban(logaritma)
f. Langkah-langkah penggambarangrafik konsolidasi :
1. Absis = √ (waktu), ordinat =penurunan.
2. Titik koordinat hasil pembacaan dihubungkan sehingga didapat
grafik kecepatan penurunan yang berupa garis lengkung(kurva).
3. Kurva diperpanjang hingga memotong sumbu Y (titikA).
4. Kemudian dibuat garis singgung yang berimpit dengan permulaan
kurva.
5. Dicari titik singgung akhir kurva dimana kurva dan garis singgung
mulai memisah (titik P).
6. Ditarik garis tegak lurus sumbu ordinat Y sampai memotong titik
P, diukurpanjangnya.
7. Kemudian dibuat garis himpit dengan garis nomor 6 (titikQ).
8. Dibuat garis A sampai memotong kurva di titik B.
9. Membuat garis tegak lurus absis melaluiB.
10. Didapatakart90= titik potong antara garis no. 9 dengan sumbu absis
X
g. Cara pengisian tabel:
1. Stress, beban yang diberikan pada loading test (kg/cm2).
2. Dial reading, bacaan yang diperoleh dari dial pengukur setelah 480
menit.
3. Deformasi dial reading, sewlisih sebelum dan sesudah diberi
beban.
4. Sampel deformasi (H), selisih deformasi dalam satuan cm
5. ∆e = ∆H /Ht

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 40


6. e = eo -∆e
7. Average deformation(cm)
8. √t 90 (dt-1/2)
0,848 . 𝐻𝑚2
9. Cv = cm / dt
𝑡90

Tabel 3.7 Data Pengujian Konsolidasi Tanah

Beban Total (kg)


No 2 4 8 16 8 2
Waktu (menit) Bacaan Dial (mm)
0 66 71 58 106 93,5 100
1
0,25 66 70 57 106 93,5 100
2
1 66 69,5 55,5 104 93,8 100,9
3
2,25 66 69,1 54 102 94 100,9
4
4 73 69 53 101 94 100,9
5
6,25 73,5 69 52 100 94 100,9
6
9 73,5 69 51,5 99,2 94 100,9
7
12,25 73,5 69 51 98,2 94 100,9
8
16 73,5 69 50 98 94 100,9
9
20,25 73,5 69,2 50 97,2 94 100,9
10
36 73,5 69 49,2 96 94 100,9
11
60 73,5 69 49 95,5 94 100,9
12
120 73,5 69 48 94 94 101,1
13
240 72,5 69 48 91,5 94 101,1
14
480 72,5 69 48 91,5 94 101,1
15
1440 71 58 106 93,5 100 101,2
16

Kesimpulan: Adapun tujuan dari tabel pengujian ini adalah untuk


menentukan parameter-parameter konsolidasi.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 41


3.8 Pengujian Analisis Butiran Tanah (Grain Size Analysis)
A. Tujuan
Untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,0074 mm
atau tertahan saringan no. 200.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Satu set saringan (no. 8, 16, 20, 40, 80, 100, 120, 200).

b. Penggertar saringan (vibrator).

c. Neraca dan anak timbangan.

d. Ovenlistrik.
e. Cawan alumunium.

f. Sampel tanah yang digunakan pada analisis hidrometer.

C. Prosedur Praktikum
a. Sampel tanah dari percobaan hidrometer dicuci dengan saringan no.
200 sampai bersih.
b. Penucian dinyatakan bersih apabila air bekas cucian telah jernih.

c. Sampel tanah yang tertahan dalam saringan no. 200 diletakan di


cawan dan di oven selama 24 jam.
d. Sampel tanah kering yang telah dioven selama 24 jam ditimbang
bersama cawannya.
e. Sampel tanah dimasukkan ke dalam susunan saringan kemudian
digetarkan dengan alat penggetar.
f. Sampel tanah yang tertinggal pada setiap saringan ditimbang.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 42


D. Gambar Proses Kerja Percobaan Analisa Saringan
Langkah 1

Tanah Tanah kering

Oven

Langkah 2

Tanah Kering
Tanah
500gr
Kering

Langkah 3

Tanah Kering

500gr

Hasil Setiep Tanah


yang tertinggal di
ayakan, dihitung.

D. Data dan Perhitungan

Tabel 3.7 Data Pengujian Analisis Butiran (Grain Size Analysis)


Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di
bawah ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

D60
 Rumus mecari Cu= ……………….……(2.11)
D10

D302
 Rumus mecari Cc = D60 X D10 ……………(2.11)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 43


No. Ayakan Berat Ayakan Be (gr) Tertahan Persen
(gr) (%) Lolos (%)

4 0 500 0 100

8 142 358 28.4 71.6

10 120 380 24 47.6

12 49 451 9.8 37.8

16 32 468 6.4 31.4

30 58 442 11.6 19.8

40 21 479 4.2 15.6

50 16 484 3.2 12.4

100 19 481 3.8 8.6

200 22 478 4.4 4.2

Pan 21 479 4.2 0

TOTAL 500 0 100 100

D60
Cu =
D10

2,21
= 0,21 = 10,52

D302
Cc =
D60 X D10

1,102
= = 0,144
2,21 X 0,21

Analisi Butiran
120
100
100
Presentase Lolos

80 71,6
D60
60 47,6
37,8
40 31,4
D30 19,8
15,6 12,4
20 8,6
4,2
D10
0
2,21 1,10 0,21
4,75 2,38 2 1,68 1,18 0,59 0,425 0,279 0,15 0,074
Diameter Ayakan
0,25

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 44


Kesimpulan

Dari percobaan pengujian di atas maka nilai dari kooefisien gradasi


kelengkungan (Cc) adalah sebesar 0,144 maka dapat di katakan jenis butiran tanah
tersebut kurang baik karena kurang dari 1 sampai dengan 3 kooefisien gradasi
lengkungan.
Sedangkan dari percobaan pengujian di atas maka nilai dari kooefisien
keseragaman (Cu) adalah sebesar 10,52 maka dapat di katakan jenis butiran tanah
tersebut baik karena mempunyai kooefisien keseragaman (Cc) lebih dari 6.

3.9 Pengujian California Bearing Ratio (CBR)

I.1 10.2 Alat dan Bahan


a. Alat penetrasi ( Loading Machine ) berkapasitas minimal 4,45 ton dengan
kecepatan penetrasi 1,27 mm/menit.
b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter 152,4 + 0,6609 mm dengan
tinggi 177,8 + 0,13 mm. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung
dengan tinggi 50,8 mm dan keping alas logam yang berlubang-lubang dengan
tebal 9,58 mm dan diameter lubang tidak lebih dari 1,59 mm.
c. Piringan pemisah dari logam ( spenser disk ) dengan diameter 150,8 mm dan
tebal 61,4 mm.
d. Alat penumbuk.
e. Keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm dengan lubang tengah
diameter 54 mm.
f. Torak penetrasi dari logam dengan diameter 49,5 mm dengan luas 1953 mm 2
dan panjangnya tidak kurang dari 101,6 mm.
g. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi.
h. Alat timbang, talam dan alat perata.

Gambar 7.1. Alat Percobaan CBR Laboratorium

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 45


Cara kerja
a. Persiapan Benda Uji
 Menumbuk contoh tanah dari lapangan lalu menyaringnya.
 Mencampur contoh tanah dari lapangan dengan air sampel kadar air
optimum ( dari percobaan proctor ).
 Mengaduk campuran hingga homogen.
 Memasukkan tanah yang telah homogen ke dalam mould kira-kira 1/5
bagian lalu ditumbuk 56 kali.
 Menambah 1/5 bagian lalu ditumbuk 56 kali.
 Menambah 1/5 bagian lagi sampai mould terisi penuh dan ditumbuk 56 kali.
 Contoh tanah yang berada di mould diratakan permukaannya sesuai dengan
volume mould.
 Menimbang mould yang berisi tanah tersebut.
 Siap melakukan percobaan CBR.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 46


Start / Finish
Persiapan Benda Uji

Menumbuk contoh tanah dari


lapangan lalu menyaringnya.

Mencampur contoh tanah dari


lapangan dengan air sampel kadar
air optimum ( dari percobaan
proctor ).

Finish

Mengaduk campuran hingga


homogen.

Siap melakukan percobaan


CBR.
Memasukkan tanah yang telah
homogen ke dalam mould kira-kira
1/5 bagian lalu ditumbuk 56 kali.

Menimbang mould yang


berisi tanah tersebut.

Menambah 1/5 bagian lalu


ditumbuk 56 kali.

Contoh tanah yang berada


di mould diratakan Menambah 1/5 bagian lagi
permukaannya sesuai sampai mould terisi penuh
dengan volume mould. dan ditumbuk 56 kali.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 47


Tabel 3.9 Data Pengujian CBR 25 kali pukulan

Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di bawah
ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Beban Pada Penetrasi 0.1"
 Rumus mencari CBR0.1” = x 100 %…(2.12)
3000
BebanPada Penetrasi 0.2"
 Rumus mencari CBR0.2” = x 100 %…(2.13)
4500
PENETRASI BERAT ISI
Waktu Penurunan Pembacaan Beban Berat tanah + mold (gram) 10900
(menit) (inchi) Arloji (lb) Berat mold (gram) 7490
0 0 0 0 Berat tanah basah (gram) 3410
1/4 0,0125 1,00 30,30 Isi mold (cm3 ) 3252,56
1/2 0,025 2,00 60,50 Berat isi basah (gr/cm3 ) 1,048
3
1 0,05 3,00 90,20 Berat isi kering (gr/cm ) 0,688
1 1/2 0,075 3,00 90,80
2 0,10 4,00 120,20 25 x P U K U L A N
3 0,15 5,00 150,00
200
4 0,20 5,00 150,90
6 0,30 6,00 180,20 180
8 0,40 6,00 180,40
10 0,50 6,00 180,50 160

140
KADAR AIR 1 2 3
Tanah basah+cawan (gr) 48,00 50,00 52,00 120
Tanah kering+cawan (gr) 34,00 35,00 39,00
Beban (lb)

Berat cawan (gr) 9,00 9,00 9,00 100


Berat air (gr) 14,00 15,00 13,00
80
Berat tanah kering (gr) 25,00 26,00 30,00
Kadar air (%) 56,00 57,69 43,33 60
Kadar Air Rata-rata (%) 52,34
40

HARGA CBR 20
0,1" 0,2"
120,200 150,90 0
x 100 x 100 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
3 x 1000 3 x 1500
Penurunan (inchi)
= 4,01 % = 3,35 %
CBR Rata-rata = 3,68%

Kesimpulan :
Dari grafik percobaan CBR terlihat hubungan antara beban (Ib) terhadap
kecepatan penurunan (inchi), semakin besarnya harga beban semakin besar
pula harga penurunan. Nilai CBR 25x pukulan yaitu 0,1” = 4,01 % dan 0,2” =
3,35%.
Pengujian CBR 56 kali pukulan

Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di bawah
ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 48


Beban Pada Penetrasi 0.1"
 Rumus mencari CBR0.1” = x 100 %…(2.12)
3000
BebanPada Penetrasi 0.2"
 Rumus mencari CBR0.2” = x 100 %…(2.13)
4500
PENETRASI BERAT ISI
Waktu Penurunan Pembacaan Beban Berat tanah + mold (gram) 10910
(menit) (inchi) Arloji (lb) Berat mold (gram) 7575
0 0 0 0 Berat tanah basah (gram) 3335
1/4 0,0125 1,00 30,20 Isi mold (cm3 ) 3252,56
1/2 0,025 2,00 60,80 Berat isi basah (gr/cm3 ) 1,025
1 0,05 3,00 90,30 Berat isi kering (gr/cm3 ) 0,673
1 1/2 0,075 4,00 120,90
2 0,10 5,00 150,60 56x P U K U L A N
3 0,15 6,00 180,10
300
4 0,20 7,00 210,40
6 0,30 8,00 240,20
8 0,40 8,00 240,90 250

10 0,50 9,00 270,10

200
KADAR AIR 1 2 3
Tanah basah+cawan (gr) 48,00 50,00 52,00
Beban (lb)

Tanah kering+cawan (gr) 34,00 35,00 39,00 150


Berat cawan (gr) 9,00 9,00 9,00
Berat air (gr) 14,00 15,00 13,00
Berat tanah kering (gr) 25,00 26,00 30,00 100
Kadar air (%) 56,00 57,69 43,33
Kadar Air Rata-rata (%) 52,34
50

HARGA CBR
0,1" 0,2"
0
150,600 210,40 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
x 100 x 100
3 x 1000 3 x 1500 Penurunan (inchi)
= 5,02 % = 4,68 %
CBR Rata-rata = 4,85%

Kesimpulan :
Dari grafik percobaan CBR terlihat hubungan antara beban (Ib) terhadap
kecepatan penurunan (inchi), semakin besarnya harga beban semakin besar
pula harga penurunan. Nilai CBR 56x pukulan yaitu 0.1” = 5,02% dan 0,2” =
4,68%.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 49


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Jenis tanah yang diuji adalah pasir, hal tersebut ditunjukkan dari nilai grafik
segitiga tekstur adalah 0,1167% dan bedasarkan hasil indeks plastisitas/IP
(97,67%) menunjukkan bahwa sifat tanah plastis tinggi karena nilai IP >17%,
maka tanah mengandung banyak butiran lempung.

Bedasarkan hasil praktikum CBR dapat disimpulkan bahwa :


Dari grafik percobaan CBR terlihat hubungan antara beban (Ib) terhadap
kecepatan penurunan (inchi), semakin besarnya harga beban semakin besar
pula harga penurunan
a. Nilai CBR 25x pukulan yaitu 0,1” = 4,01 % dan 0,2” = 3,35%.
b. Nilai CBR 56x pukulan yaitu 0.1” = 5,02% dan 0,2” = 4,68%.
Kesalahan-Kesalahan Dalam Pengukuran

Dalam usaha untuk mengurangi atau menghilangkan kesalahan,


maka perlu memperhatikan sumber-sumber kesalahan tersebut, antara lain:

a. Kesalahan acak ( kebetulan )

Yaitu kesalahan pengukuran yang terjadi secara kebetulan yang


tidak dapat diperkirakan seperti listrik tiba-tiba padam yang
mengakibatkan pengovenan tanah kurang optimal. Kesalahan ini dibuat
sekecil-kecilnya dengan jalan mengadakan observasi yang dilakukan
beberapa kali dan dari observasi tersebut diambil rata-ratanya.

b. Kesalahan sistematis

Yaitu kesalahan pengukuran yang terjadi pada setiap pengukuran.


Umumnya kesalahan ini berupa terlalu cepat atau lambatnya ketika
mengolah tanah baik mengoven maupun mencampur dengan cairan.

c. Kesalahan besar

Yaitu kesalahan pengukuran yang terjadi akibat kekeliruan dalam


pengukuran atau kurang pengalaman, dan pengetahuan. Sebagai contoh
angka seharusnya 58.20m tetapi yang ditulis 52.8m. bila terjadi

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 50


kesalahan yang cukup besar dalam hal ini melampaui batas toleransi
maka pengukuran harus di ulangi.

4.2 Kritik dan Saran

Kritik dan saran akan selalu kami harakan dari setiap pembaca laporan
ini, karena penulis sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 51


DAFTAR PUSTAKA

Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah 1. Erlangga. Jakarta.

Hary Christady Hardiyatmo, 2002, MEKANIKA TANAH I, Gadjah Mada University


Press, Jogjakarta.

Casagrande, A. (1932) Research on the Atterberg Limits of Soil.

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 52


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 53

Anda mungkin juga menyukai