Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufiq,
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Teknik
Sipil “MEKANIKA TANAH I”.
Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 50
4.2 Kritik dan Saran ……………………………………………………. 51
Secara umum tanah terdiri dari dari bahan yaitu butiran tanahnya
sendiri, air dan udara yang terdapat didalam ruangan antara butiran – butiran
tanah. Ruangan tersebut dinamakan ruangan pori, apabila tanah dalam
keadaan kering maka sudah tidak ada air dalam porinya, namun keadaan ini
jarang sekali di temukan. Menurut Braja M. Das (1995) kadar air (wc) yang
juga disebut sebagai water content didefinisikan sebagai perbandinganantara
berat air dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki.
Rumus dalam mencari kadar air (water content )yang terkandung dalam tanah
asli adalah :
𝑏−𝑐
𝜔c = × 100% …………..……………………………………..(2.1)
𝑐−𝑎
Keterangan :
a = Berat cawan kosong (gram)
b = Berat cawan + tanah asli (gram)
c = Berat cawan + tanah kering oven (gram)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
Rumus dasar untuk mengetahui atau mencari nilai specific gravity adalah :
𝑐−𝑎
Gs = (𝑏−𝑎)𝑇1 −(𝑑−𝑐)𝑇2
………………………………..………………. (2.2)
Keterangan :
Gs = Berat jenis butir tanah
a = Berat piknometer kosong (gram)
b = Berat piknometer + aquades jenuh (gram)
c = Berat piknometer + sampel kering (gram)
d = Berat piknometer + sampel + aquades (gram)
T1 = Faktor koreksi pada suhu t1 (°C)
T2 = Faktor koreksi pada suhu t2 (°C)
Untuk mendapatkan harga berat volume basah (𝛾𝑏 ) maka digunakan rumus-
rumus:
a. Mencari volume air raksa yang tumpah (d gram)
𝑐−𝑎
d = 13.6…………………………………………….…………………..(2.3)
Keterangan :
a = Berat cawan kosong (gram)
c = Berat cawan + air raksa yang tumpah (gram)
d = Volume air raksa yang tumpah (cm3)
Keterangan :
𝛾𝑏 = Berat volume basah (gr/cm3)
a = Berat cawan kosong (gram)
c = Berat cawan + air raksa yang tumpah (gram)
d = volume air raksa yang tumpah (cm3)
Batas cair adalah keadaan air bebas dimana pada suatu tanah berubah
dari keadaan plastis ke keadaan cair.
Ww = WW-DW………….…….........................................................(2.4)
Ws = DW-TW…………………........................................................(2.4)
𝑊𝑤
w = x 100……………….…………………………………...(2.4)
𝑊𝑠
Keterangan :
Ww = Berat air.
Ws = Berat tanah kering.
w = Kadar air.
WW = Berat cawan + tanah basah.
DW = Berat cawan + tanah kering.
TW = Berat cawan kosong.
Keterangan :
W1 = Berat cawan kosong.
W2 = Berat cawan + tanah basah.
W3 = Berat cawan + tanah kering.
Indeks plastisitas (IP) yaitu perbedaan antara batas cair dan batas plastis
suatu tanah (Hardiyatmo, 2002). Karena itu , indeks plastisitas menunjukkan
sifat keplastisan tanah. Jika tanah mempunyai IP >17%, maka tanah
mengandung banyak butiran lempung. Sedangkan untuk IP <17%, seperti
lanau sedikit pengurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering.
Secara matematis nilai IP dirumuskan dalam persamaan 2.6.
IP = LL – PL …………………………………………..……….(2.6)
Keterangan :
LL: Batas cair
PL: Batas plastis
Untuk suatu kadar air tertentu, berat volume kering maksimum secara
teoritis di dapat pada pori-pori sudah tidak ada udaranya lagi,yaitu pada saat
dimana derajat kejenuhan tanah = 100%. Jadi berat volume kering maksimum
(teoritis) pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi “zero air voids” yaitu
Keterangan :
𝑤 = Kadar air. (%)
W1 = Berat cawan
W2 = Berat cawan + berat tanah basah.
V = Volume cetakan.
Gs = Specific gravity dari butir – butir air.
Lee & Sued Kamp (1972) telah mempelajari kurva pemadatan dari 35
jenis tanah. Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah tersebut
dibedakan hanya menjadi empat (4) tipe umum yang digambarkan pada
Gambar 2.2
Gambar 2.2. Bentuk umum kurva pemadatan untuk empat jenis tanah
Konsolidasi adalah proses mengalirnya air pori dari lapisan tanah yang
jenuh air dan disertai dengan mengecilnya volume tanah akibat adanya
penambahan beban vertical diatasnya. Pada kenyataannya konsolidasi bisa
diartikan pula sebagai penurunan atau settlement. Konsolidasi terjadi apabila
memenuhi syarat-syarat:
Gradasi baik apabila tidak ada partikel yang menyolok dalam suatu
perentang distribusi, gradasi tanah buruk jika partikel tanah yang berbutir
besar terhadap keloncatan ukuran yang mencolok dan gradasi tanah sebagian
jika partikel tanah tersebut mempunyai ukuran yang seragam antara satu
dengan yang lain. Untuk menentukan gradasi tanah kita dapat mencari dengan
rumus :
D60
Cu= ……………………………………………………(2.11)
D10
Keterangan :
Cu = Koefisien keseragaman, Cc = Koefisien gradasi
D60 = Diameter yang sesuai dengan 60 % lolos
D30 = Diameter yang sesuai dengan 30 % lolos
D10 = Diameter yang sesuai dengan 10 % lolos
Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, MH,
CH, dan OH didapat dengan cara menggamb ar batas cair dan indeks
plastisitas tanah yang bersangkutan pada bagan plastisitas (Casagrande,
1948) yang diberikan dalam Tabel1.7. Garis diagonal pada bagan
plastisitas dinamakan garis A (sebelumnya sudah diperkenalkan dalam
Gambar 1.), dan garis A tersebut diberikan dalam persamaan 2.3.
Dalam sistem Unified, tanah berkerikil dan berpasir dipisahkan
dengan jelas, tapi dalamsistem AASHTO tidak. Kelompok A-2 berisi
tanah-tanah yang bervariasi. Tanda-tanda seperti GW, SM, CH, dan
lain-lain yang digunakan dalam sistem Unified menerangkan sifat-sifat
tanah lebih jelas daripada simbol yang digunakan dalam sistem
Berat Cawan
Diperoleh
Cawan Kosong
Langkah 2
Cawan +
Tanah setelah
di Oven
Cawan +
Tanah Basah
Berat Cawan
+ Tanah
setelah di
Oven
Langkah 4
Langkah (1 → 3) diulangi untuk contoh tanah yang lain
Tiap contoh tanah diambil sampel 3 cawan
E. Data dan Perhitungan
𝑏−𝑐
𝜔c = × 100%
𝑐−𝑎
Keterangan :
0,2000
0,1950
0,1900
0,1850 0,1803
0,1783
0,1800
0,1750
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
SEMPEL
Kesimpulan
Berat
Piknometer +
Air
Langkah 2
Berat
Tanah Piknometer +
Kering Tanah Kering
Langkah 3
𝑐 −𝑎
Gs =
(𝑏−𝑎)𝑇1 −(𝑑−𝑐)𝑇2
Dimana :
Gs = Berat jenis butir tanah
a = Berat piknometer kosong (gram)
b = Berat piknometer + aquades jenuh (gram)
c = Berat piknometer + sampel kering (gram)
d = Berat piknometer + sampel + aquades (gram)
T1 = Faktor koreksi pada suhu t1 (°C)
T2 = Faktor koreksi pada suhu t2 (°C)
Sampel 1 2 3
Berat piknometer kosong (a) 171 173 188
Berat piknometer + aquades (b) 668 671 685
Berat piknometer + sampel kering (c) 398 400 358
Berat piknometer + sampel + aquades (d) 813 805 779
Temperatur b (t1) 29 28 28
Temperatur d (t2) 30 30 30
Faktor Koreksi Suhu (T1) 0.9968 0,9971 0,9971
Faktor Koreksi Suhu (T2) 0,9957 0,9957 0,9957
Berat jenis butir tanah 𝑐−𝑎
𝐺𝑠 = 2,7618 2,4331 2,2260
(𝑏 − 𝑎)𝑇1 − (𝑑 − 𝑐)𝑇2
Gs rata-rata 2,4736
2,0000
1,5000
1,0000
0,5000
0,0000
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Sampel
Kesimpulan
Dari percobaan 1, 2, 3 dapat disimpulkan bahwa berat jenis tanah
tersebut diperoleh sebesar (2,7618 ) (2,4331) (2,2260) dengan rata-rata
2,4736 gr/cm3
Langkah 1
Langkah 2
Timbang Cawan
Kosong
Langkah 3
Timbang Cawan
Kosong dan Tanah
yang sudah
dibentuk
Langkah 4
Tuangkan Air
Raksa ke Ratakan dengan
Cawan
Langkah 5
Yang Sudah di
Isi Air Raksa
Ratakan dengan
Keterangan :
𝛾𝑏 = Berat volume basah (gr/cm3)
a = Berat cawan kosong (gram)
c = Berat cawan + air raksa yang tumpah (gram)
d = volume air raksa yang tumpah (cm3)
0,4000 0,3579
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Sample
Kesimpulan
Dari hasil percobaan 1, 2, 3 menentukan berat volume tanah
diperoleh sebesar (0,4945) (0,5657) (0,3579) dengan hasil rata-rata 0,4730
gr/cm3.
C. Prosedur Praktikum
a. Menimbang berat cawan dan meletakan sampel asli hasil boring dalam
cawan
b. Menambahkan air ke dalam sampel lalu mengaduknya hingga merata
c. Meletakan sampel ke dalam mangkuk, mengaduk, dan meratkannya
dengan solet.
d. Membelah sampel pada Cassagrande dengan solet hingga terpisah
menjadi 2 bagian yangsama.
e. Memutar stang Cassagrande sehingga terketuk hingga alur
menutup kembali sepanjang 1cm.
f. Mencatat jumlah ketukan
g. Mengambil tanah dari Cassagrande menjadi 3 bagian lalu
menimbangnya.
h. Melakukan percobaan 3 kali dan mengusahakan agar jumlah ketukan
dibawah 25 kali sebanyak 2 kali dan di atas 25 ketukan sebanyak 2
kali juga.
i. Memasukkan sampel yang telah ditimbang dalam oven kemudian
menimbangnya kembali.
Langkah 1
Berat Cawan
Diperoleh
Cawan Kosong
Langkah 2
Lakukan 2
Percobaan dengan
mencampurkan air
45 ml dan 55 ml
Cawan +
Tanah Kering
Langkah 3
Meratakan Tanah
Basah di
Cassagrande
Langkah 4
Membelah tanah pada Cassagrande dengan solet hingga terpisah
menjadi 2 bagian yang sama.
Langkah 5
Memutar stang pada Cassagrande sehingga terketuk hingga alur
menutup kembali.
Langkah 6
Mencatat jumlah ketukan pada alat Cassagrande.
Catat Berat
Cawan +
Tanah setelah
di Oven
3 4
NO. OF BLOWS 27 NO. OF BLOWS 30
No. No.
WW = 76,00 DW = 44,50 WW = 64,00 DW = 49,50
DW = 44,50 TW = 11,00 DW = 49,50 TW = 8,00
Ww = 31,50 Ws = 33,50 Ww = 14,50 Ws = 41,50
w= 94,03 % w= 34,94 %
Kesimpulan
Dari hasil percobaan dalam table di peroleh nilai Liquid Limid Test
adalah 60,19%. Maka nilai tersebut >50 yang termasuk dalam nilai
plastisitas tinggi (high plasticity ).
Langkah 1
Timbang Cawan
Kosong
Langkah 2
Buat tanah diameter 3 mm dengan
panjang minimal 5 cm
Langkah 3
Timbang cawan
dengan tanah
yang telah
dibentuk
Langkah 4
Oven tanah
selama 24 jam
30
25
PRSENTASE W
20
15
10
5
0
0
0 1 1 2 2 3 3 4
SAMPLE
C. Prosedur Praktikum
a. Contoh tanah dilapangan ditumbuk lalu disaring.
b. Contoh tanah dibagi menjadi 6 bagian dan masing-masing
ditambahkan dengan air yang kadarnya berbeda (100 ml, 200 ml, 300
ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml).
c. Contoh tanah dicampur dan diaduk secara merata. Kemudian ditaruh
dalam plastik dan didiamkan selama 12 jam agar homogen.
d. Contoh tanah yang telah homogen dimasukkan ke dalam mould kira-
kira 1/3 bagian, lalu ditumbuk 25 kali. Ditambah 1/3 bagian lagi,
ditumbuk merata sebanyak 25 kali. Kemudian ditambah 1/3 bagian
lagi, sampai mould terisi penuh dan ditumbuk 25 kali.
e. Contoh tanah yang berada dalam mould diratakan permukaannya
sesuai dengan volume mould, kemudianditimbang.
f. Menyiapkan 3 (tiga) buah cawan yang telah diketahuiberatnya.
Langkah 2
Tumbuk 25 kali
Tanah
per 1/3 Tanah
Adonan
yang dimasukan
Masukan 1/3
Tanah 3x
Dongkrak Hingga
AdonanTanah
Keluar
Langkah 3
Langkah 4
Pemadatan Tanah
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
berat tanah berat tanah kadar air
basah kering
Kesimpulan
Dari percobaan 200, 400 dapat disimpulkan bahwa berat tanah
kering tersebut diperoleh sebesar percobaan 200(50) dan 400(69,5) dengan
rata-rata kadar air sebesar 73,3690% . Pada pemadatan tanah, kadar air
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepadatan yang dapat dicapai
oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
C. Prosedur Praktikum
a. Persiapan Benda Uji
Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan dikeringkan
kemudian ditimbang sampaiketelitian 0.1 gr. Sebelum contoh
dikeluarkan dari tabung ujungnya diratakan dahulu dengan jalan
mengeluarkan contoh tersebut 1 sampai dengan 2 cm. Kemudian
dipotong dengan pisau. Permukaan ujung contoh ini harus diratakan
dan tegak lurus terhadap sumbu contoh.Cincin dipasang pada
pemegangnya kemudian diatur sehingga bagian yang tajam berada 0.5
cm dari ujung tersebut. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung
dimasukkan ke dalam cincin sepanjang kurang lebih 2 cm, kemudian
dipotong. Agar diperoleh ujung yang rata pemotongan harus
dilebihkan 0.5 cm kemudian diratakan dengan alat penentu tebal.
Pada kedua cara ini harga tekanan digunakan skala logaritma. Bila dipakai
cara II maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
d. Ovenlistrik.
e. Cawan alumunium.
C. Prosedur Praktikum
a. Sampel tanah dari percobaan hidrometer dicuci dengan saringan no.
200 sampai bersih.
b. Penucian dinyatakan bersih apabila air bekas cucian telah jernih.
Oven
Langkah 2
Tanah Kering
Tanah
500gr
Kering
Langkah 3
Tanah Kering
500gr
D60
Rumus mecari Cu= ……………….……(2.11)
D10
D302
Rumus mecari Cc = D60 X D10 ……………(2.11)
4 0 500 0 100
D60
Cu =
D10
2,21
= 0,21 = 10,52
D302
Cc =
D60 X D10
1,102
= = 0,144
2,21 X 0,21
Analisi Butiran
120
100
100
Presentase Lolos
80 71,6
D60
60 47,6
37,8
40 31,4
D30 19,8
15,6 12,4
20 8,6
4,2
D10
0
2,21 1,10 0,21
4,75 2,38 2 1,68 1,18 0,59 0,425 0,279 0,15 0,074
Diameter Ayakan
0,25
Finish
Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di bawah
ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Beban Pada Penetrasi 0.1"
Rumus mencari CBR0.1” = x 100 %…(2.12)
3000
BebanPada Penetrasi 0.2"
Rumus mencari CBR0.2” = x 100 %…(2.13)
4500
PENETRASI BERAT ISI
Waktu Penurunan Pembacaan Beban Berat tanah + mold (gram) 10900
(menit) (inchi) Arloji (lb) Berat mold (gram) 7490
0 0 0 0 Berat tanah basah (gram) 3410
1/4 0,0125 1,00 30,30 Isi mold (cm3 ) 3252,56
1/2 0,025 2,00 60,50 Berat isi basah (gr/cm3 ) 1,048
3
1 0,05 3,00 90,20 Berat isi kering (gr/cm ) 0,688
1 1/2 0,075 3,00 90,80
2 0,10 4,00 120,20 25 x P U K U L A N
3 0,15 5,00 150,00
200
4 0,20 5,00 150,90
6 0,30 6,00 180,20 180
8 0,40 6,00 180,40
10 0,50 6,00 180,50 160
140
KADAR AIR 1 2 3
Tanah basah+cawan (gr) 48,00 50,00 52,00 120
Tanah kering+cawan (gr) 34,00 35,00 39,00
Beban (lb)
HARGA CBR 20
0,1" 0,2"
120,200 150,90 0
x 100 x 100 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
3 x 1000 3 x 1500
Penurunan (inchi)
= 4,01 % = 3,35 %
CBR Rata-rata = 3,68%
Kesimpulan :
Dari grafik percobaan CBR terlihat hubungan antara beban (Ib) terhadap
kecepatan penurunan (inchi), semakin besarnya harga beban semakin besar
pula harga penurunan. Nilai CBR 25x pukulan yaitu 0,1” = 4,01 % dan 0,2” =
3,35%.
Pengujian CBR 56 kali pukulan
Dari percobaan diatas diperoleh data hasil pengukuran seperti di tabel di bawah
ini. Hasil pengukuran dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
200
KADAR AIR 1 2 3
Tanah basah+cawan (gr) 48,00 50,00 52,00
Beban (lb)
HARGA CBR
0,1" 0,2"
0
150,600 210,40 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
x 100 x 100
3 x 1000 3 x 1500 Penurunan (inchi)
= 5,02 % = 4,68 %
CBR Rata-rata = 4,85%
Kesimpulan :
Dari grafik percobaan CBR terlihat hubungan antara beban (Ib) terhadap
kecepatan penurunan (inchi), semakin besarnya harga beban semakin besar
pula harga penurunan. Nilai CBR 56x pukulan yaitu 0.1” = 5,02% dan 0,2” =
4,68%.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Jenis tanah yang diuji adalah pasir, hal tersebut ditunjukkan dari nilai grafik
segitiga tekstur adalah 0,1167% dan bedasarkan hasil indeks plastisitas/IP
(97,67%) menunjukkan bahwa sifat tanah plastis tinggi karena nilai IP >17%,
maka tanah mengandung banyak butiran lempung.
b. Kesalahan sistematis
c. Kesalahan besar
Kritik dan saran akan selalu kami harakan dari setiap pembaca laporan
ini, karena penulis sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna.