Anda di halaman 1dari 20

FISIKA DASAR

STATIKA FLUIDA

Disusun Oleh: Kelompok 2

Alexander

Alna Livia

Cindy Putri Kasih

Kevin

Kms.

Muhammad Fachrie

Muhammad Yori Pratama (03031281621045)

Pebriyani

Sri Ira

TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata Latin yang
berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika.
Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik, dan
magnet. Semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
fisika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara materi dan energi.

Perubahan global berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai salah satu ilmu
pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi terutama teknologi manufaktur
dan teknologi modern. Teknologi modern seperti teknologi informasi, elektronika,
komunikasi, dan teknologi transportasi memerlukan penguasaan fisika yang cukup
mendalam.

Salah satu visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang handal
dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan sekitar melalui pengembangan
keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial, dan kegiatan teknologi. Kompetensi
rumpun sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu
menerjemahkan perilaku alam.

Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Yang termasuk
fluida hanyalah zat cair dan gas. Salah satu ciri utama fluida adalah kenyataannya bahwa
jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu.Ini disebabkan oleh
lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi.Gas bersifat mudah dimampatkan
sedangkan zat cair sulit untuk dimampatkan.Zat cair adalah fluida yang non kompresibel
(tidak dapat di tekan) yang artinya tidak berubah volumenya jika mendapat tekanan.Gaya
gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik kebawah. Sedangkan gas
adalah fluida yang kompresibel yang artinya dapat diberikan tekanan dan berubah
volumenya. Gas jika dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan berubah
menjadi zat cair.Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-
hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam
didalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapungdi
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air
2
yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat
meskipun sering tidak disadari.

Mekanika gas dan zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan dalam beberapa hal, tetapi
dalam keadaan diam keduanya mempunyai perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam
statika fluida. Fluida yang dipelajari terbagi menjadi dua yaitu fluida tak bergerak atau
sering dikenal dengan hidrostatika dan hidrodinamika atau fluida yang bergerak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan fluida?
2. Bagaimana konsep tekanan pada fluida statis?

1.3 Tujuan
Tujuan Intruksional Umum
Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan
konsep mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika.

Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


1. Mahasiswa dapat menerangkan arti tekanan dan hukum Pascal
2. Mahasiswa dapat merumuskan persamaan tekanan hidrostatik pada suatu titik
3. Mahasiswa dapat membuat diagram distribusi tekanan hidrostatik
4. Mahasiswa dapat menghitung besarnya gaya hidrostatik dan titik tangkapnya panda
bidang terendam.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai fluida statis.
2. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan. Fluida terbagi dua yaitu dinamika fluida dan statika
fluida.Ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida.
Sedangkan,statika fluida juga disebut hidrostatika, yaitu cabang ilmu yang mempelajari
fluida didalam keadaan diam. Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalir.

Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil.
Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut hidrolika, Fluida statis selalu
mempunyai bentuk yang dapat berubah secara kontinyu mengikuti bentuk wadahnya
karena fluida tidak dapat menahan gaya geser.

2.2 Tekanan

Tekanan didefinisikan sebagai jumlah gaya ( F ) tiap satuan luas ( A ). Apabila

gaya terdistribusi secara merata pada suatu luasan (Gambar 3.1), maka
tekanan ( p ) didefinisikan sebagai berikut:

F (3.1)
p= A

4
dengan :
2
p = tekanan (N/m )

F = gaya (N)
2
A = luas (m ) Gambar 3.1. Gaya dan tekanan.

Berdasarkan persamaan (3.1), jika tekanan pada suatu luasan diketahui, maka gaya

tekanan yang bekerja pada luasan tersebut adalah:


F = pA (3.2

5
2.3 Hukum Pascal

Hukum Pascal (1623-1662) menyatakan bahwa di dalam zat cair yang diam, tidak

terjadi tegangan geser ( = 0 ) dan tekanan ( p ) pada suatu titik di dalam zat cair tersebut

(Gambar 3.2) adalah sama besar ke segala arah (isotropic). Tekanan

ini dinamakan tekanan hidrostatik (hydrostatic pressure).

Gambar 3.2. Tekanan hidrostatik pada suatu titik dalam zat cair diam

Berdasarkan hukum Pascal, maka berlaku:

p1 = p2 = p3 = p4 = ' p1 = ' p2 = ' p3 = ' p4 (3.3)

Pembuktian hukum Pascal dapat dilakukan dengan cara memandang suatu elemen

zat cair berbentuk prisma segitiga sangat kecil dengan lebar y, panjang

x, tinggi z, dan berat W (Gambar 3.3).

l
pn

z Z

10
px W
X
y
x
pz Y

Gambar 3.3. Prisma segitiga elemen zat cair diam.

Fluida dalam keadaan diam, maka keseimbangan gaya-gaya pada partikel adalah:
FX = 0 , p X .z.y = pn sin (3.4)
.l.y

pz .x.y = pn cos .l.y 1 (3.5)


Fz = 0 , g.z.x.y
+ 2

Dimana suku kedua sebelah kanan adalah berat prisma segitiga tersebut. Apabila

kita perhatikan Gambar 3.3, maka dari geometri prisma tersebut dapat dinyatakan

bahwa: x (3.6)
cos =
l
x
cos =
l (3.7)

Akhirnya bila kita substitusikan persamaan (3.6) ke dalam persamaan (3.4) dan persamaan
(3.7) ke dalam persamaan (3.5), kita dapatkan:
z
px z y= pn l. y
l
px = p n (3.8)

x 1
px z y= pn l. y + g z . x . y
l 2

1
pz = pn + g z (3.9)
2

Persamaan (3.8) dan (3.9) ini, melukiskan dua azas penting yang berlaku pada zat cair diam,

yaitu bahwa tidak ada perubahan tekanan pada arah mendatar, dan perubahan tekanan

hanya terjadi pada arah vertikal yang sebanding dengan rapat massa ( ), percepatan
10
gravitasi ( g ), dan perubahan kedalaman ( z ). Apabila elemen yang kita tinjau cukup

kecil dalam batas menyusut menjadi titik,

maka z 0 , sehingga persamaan (3.9) akan menjadi:


p z = pn (3.10)

Karena adalah sembarang, maka kita dapat menyimpulkan bahwa tekanan pada

suatu titik di dalam zat cair diam tidak tergantung pada arah atau orientasi.

pz

y
h z
p
M px p +
x .x
x
G

x
p
p z+ .z
z

Gambar 3.4. Tekanan hidrostatik pada suatu titik.

p
(
F x =0, px z y= p x +
x )
x z y

p p
x=0= =0
x x

p
(
F y =0, p y z y= p x +
y )
y zx

p p
y=0= =0
y y

p
(
F y =0, p y z y= p x +
z )
z + g z . x . y

p p
y=g z= =g
y z

10
Persamaan (3.12) dan (3.13), membuktikan azas penting yang berlaku pada zat cair

diam, yaitu bahwa tidak ada perubahan tekanan pada arah mendatar, dan persamaan

(3.14) membuktikan bahwa perubahan tekanan hanya terjadi pada arah vertikal, yaitu

sebanding dengan rapat massa ( ), percepatan gravitasi ( g ), dan

perubahan kedalaman ( z ).

Apabila kedalaman bergerak dari z = 0 sampai dengan z = h , maka:

h h

pz = g
0 0

p= gh + C (3.15)

Dimana suku kedua sebelah kanan merupakan tekanan di atas zat cair. Apabila zat

cair tersebut terbuka ke udara luar, maka tekanan di atas zat cair adalah tekanan
atmosfer ( C = patm = tekanan atmosfer). Di dalam pengukuran, digunakan

tekanan hidrostatik relatif (terukur), yaitu dengan mengasumsikan C =0,

sehingga persamaan (3.15) menjadi:


p = gh (3.16)

Persamaan (3.16) melukiskan bahwa tekanan hidrostatika hanya tergantung pada kedalaman

zat cair (h), jadi untuk kedalaman yang sama akan memberikan tekanan yang sama pula,

meskipun bentuk tempat penampungannya (tangki) berbeda. Ilustrasi tentang keadaan ini

diberikan dalam Gambar 3.5, dimana titik- titik A, B, C, dan D berada pada kedalaman yang

sama, sehingga tekanan hidrostatiknya juga sama

A B C D
Gambar 3.5. Tekanan hidrostatik pada tampungan dengan bentuk berbeda

10
Apabila persamaan (3.16) kita Gambarkan dengan mensubsitusikan kedalaman (h) yang

berubah dari nol sampai h, maka kita akan dapatkan Gambar distribusi tekanan

hidrostatik seperti pada Gambar 3.6.

z=0

at h
F

z = -h
M p=gh

Gambar 3.6. Distribusi tekanan hidrostatik.


Besarnya gaya hidrostatik ( F ) dapat dinyatakan sebagai berikut:

F = 1/2 .g.h.h.B

2
= 1/2 , .h .B
dimana B adalah lebar tegak lurus bidang Gambar, adalah berat jenis zat cair dan
gaya tersebut bekerja pada titik tangkap at = 2/3h

2.4. Tekanan Atmosfer dan Manometer

Udara di atmosfer mempunyai berat, oleh karena itu udara tersebut dapat

menimbulkan tekanan pada permukaan bumi. Rapat massa udara tidak konstan,

tergantung pada ketinggian, temperatur, dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan

tekanan atmosfer, yang disebabkan oleh berat udara (atmosfer) di atas permukaan bumi

sulit dihitung. Tekanan atmosfer dapat diukur berdasarkan tinggi kolom zat cair yang bisa

ditahan. Di permukaan air laut, tekanan yang


2
ditimbulkan oleh kolom udara seluas 1 cm dan setinggi atmosfer adalah sebesar

1,03 kgf, atau dapat juga ditunjukan oleh 10,3 m air atau 76 cm air raksa (Hg).

10
Manometer adalah alat yang menggunakan kolom zat cair untuk mengukur perbedaan

tekanan antara dua titik. Prinsip manometer adalah apabila zat cair dalam kondisi

keseimbangan, maka tekanan di setiap titik pada bidang horisontal untuk zat cair homogen

adalah sama. Manometer ada beberapa macam, antara lain: piezometer, manometer tabung

U, manometer mikro, dan manometer differential.

2.5. Gaya Hidrostatik Pada Bidang Terendam

Apabila suatu benda berada di dalam zat cair yang diam, maka akan mengalami gaya

hidrostatik yang diakibatkan oleh tekanan zat cair. Tekanan

10
tersebut bekerja tegak lurus terhadap permukaan benda. Gaya hidrostatik yang bekerja

pada benda tersebut, dipengaruhi oleh bentuk permukaan benda.

Gaya hidrostatik pada bidang datar tegak (Gambar 3.7) dapat ditentukan
sebagai berikut:

2
F = 1/2 .h .B (3.18)

Dimana :

F = gaya hidrostatik

at = titik tangkap gaya hidrostatik diukur dari permukaan air h =

kedalaman air

B = lebar bidang yang ditinjau tegak lurus bidang Gambar


I

at
h

p=gh B
I
Gambar 3.7. Gaya hidrostatik pada bidang datar tegak.

Gaya hidrostatik pada bidang datar miring (Gambar 3.8) dapat ditentukan sebagai

berikut:
F
at

gh

at

h
B

Gambar 3.8. Gaya hidrostatik pada bidang datar miring.

1 (3.20)
F= . .h.h'.B
2

a = a ' .sin

t t

2 ' (3.21)
= .h .sin
3

Dimana :

F = gaya hidrostatik

at = titik tangkap gaya hidrostatik, diukur dari permukaan air h =

kedalaman air

B = lebar bidang yang ditinjau tegak lurus bidang Gambar

Gaya hidrostatik pada bidang lengkung dengan fungsi tertentu (Gambar 3.9)
xo
dx Z

f(x) FV
o z
h
(xo,zo)
FH

F
gh X B

Gambar 3.9. Gaya hidrostatik pada bidang lengkung

h h

pz = g
0 0

p= gh + C (3.15)

Besarnya gaya hidrostatik, juga dapat diuraikan dalam arah horisontal ( FH ) dan

arah vertikal ( FV ), dan dinyatakan sebagai berikut:


x
(3.23)
FV = g.B. (h f ( x ))dx
0

1 2 (3.24)
FH = g.h .B
2

( 2 2
) F= FV + FH (3.25)

Dimana :

F = gaya total hidrostatik

FV = gaya hidrostatik arah vertikal

FH = gaya hidrostatik arah horisontal

(xo,zo) = koordinat titik tangkap F

B = lebar bidang lengkung yang ditinjau tegak lurus bidang Gambar


14
f(x) = fungsi lengkungnya

Titik tangkap gaya F adalah berupa koordinat (xo,zo), dimana:


x

(h f (x )).x.dx
0 (3.26)
o x

(h f (x )).dx0

2 (3.27)
zo = h
3

Persamaan-persamaan (3.18) sampai dengan (3.27) penggunaannya sangat terbatas,

yaitu untuk bidang-bidang yang mempunyai lebar tegak lurus Gambar (B) tetap dari

permukaan sampai dasar. Apabila bidang tersebut mempunyai B yang tidak tetap, maka

gaya hidrostatiknya dapat ditentukan sebagai berikut

(perhatikan Gambar 3.10):

y dF h
F ho at

dA
a ao x
gh
G
at
T

Gambar 3.10. Gaya hidrostatik pada bidang sembarang.

Apabila kita ambil dA pada bidang sedalam h dari muka air, dan titik M di tengah tengah

dA, maka besarnya gaya hidrostatik adalah:


dF = p.dA

= .h.dA , ( = .g )

= .a sin .dA

A
F = .sin . a.dA
0

= .sin .ao .A

= .ho .A
= po .A (3.28)

dimana:

po = tekanan pada kedalaman ho (titik berat bidang) A =

luas penampang bidang

Apabila kita asumsikan titik tangkap F ada di T dengan jarak at dari permukaan
air sejajar bidang, maka dapat ditentukan bahwa, dF = .a sin .dA , dan momen

gaya terhadap sumbu x adalah:

dFx ' = a.dF

2
= .a .sin .dA

A
Fx ' = .sin . a 2.dA
0

= .sin .Ix (3.29)

dengan Ix adalah momen inersia terhadap sumbu x

Karena Fx juga dapat ditentukan dengan hubungan Fx = at. F = at. po . A, maka dengan

mensubstitusikan ke persamaan (3.29) diperoleh:


po . A . at = . sin . Ix

po . A . (at . sin ) = . sin . Ix

.I x '
a = t
po .A

I
= x'
ho .A
I atau ao I (3.30)
= ho + x + x
ho .A ao .A

ngan Ix adalah momen inersia terhadap sumbu x yang melalui titik beratnya. Momen
e

inersia terhadap titik beratnya dari beberapa bentuk penampang.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Kesimpulan

Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas.
Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya
berada merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar. Dalam
kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah banyak
diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini
seperti untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang,
penyemprot parfum, penyemprot racun serangga dan lain sebagainya.

2. Saran

Semoga penerapan Fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari


semaksimal mungkin.

Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan baik.

Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://finda-novelia.blogspot.com/2012/05/makalah-fluida-
statis.html.
2. http://www.scribd.com/doc/35522039/Makalah-Fisika.
3. http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/37-fluida-
statis#ixzz2P0J9AuBq
4. http://nellahutasoit.wordpress.com/2011/11/25/fluida/#more-208.
5. 6.Saripudin,Arip.,Rustiawan K.,Dede,dan
Suganda,Agit.2009.Praktis Belajar Fisika.Jakarta : Visindo Media
Persada.
6. Handayani,Sri.,dan Damari,Ari.2009.Fisika Untuk SMA dan MA
Kelas XI.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
14
7. Sagufindo kinarya.

14
14

Anda mungkin juga menyukai