VISKOSITAS FLUIDA
BAB I
PENDAHULUAN
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk
sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan
viskositas.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibtkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh
: apabila kita memasukkan sebuah batu kecil kedalam zat cair, terlihatlah
batu tersebut mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus
beraturan. Gerak batu kecil ini menjelaskan bahwa adanya suatu
kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah.
Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya
tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan
semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola
tetap dan disebut kecepatan terminal.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan
sebagai fluida relatif terhadap yang lain. viskositas adalah alasan
diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang
tetpai juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. viskositas
adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air
yang tenang tetpai juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa
bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah.
Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada
permukaan zat yang bersentuhan dengannya. Dalam kehidupan sehari-hari
penggunaan fluida kita jumpai pada sepeda motor, aki dan lain sebagainya.
VISKOSITAS FLUIDA
1.2 Tujuan
VISKOSITAS FLUIDA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VISKOSITAS FLUIDA
VISKOSITAS FLUIDA
VISKOSITAS FLUIDA
cair tidak kental maka koefisien sama dengan nol sedangkan pada zat cair
kental bagian yang menempel didinding memiliki kecepatan yang sama
dengan dinding.
2.3 Macam-Macam Fluida
Fluida secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu fluida tak
bergerak (statis) dan fluida bergerak (dinamis).
a) Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan
antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak
memiliki gaya .
b) Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak.
Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady
(mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak
turbulen (tidak mengalami putaran-putaran.Untuk memudahkan dalam
mempelajari, fluida disini dianggap :
1) Tidak kompresibel artinya bahwa dengan adanya perubhana tekanan
,volume fluida tidak berubah.
2) Tidak memngalami gesekan, artinya bahwa pada saat fluida
mengalir,gesekan antara fluida dengan dinding tempat mengalir dapat
diabaikan.
3) Aliran stasioner, artinya tiap partikel fluida mempunyai garis alir
tertentu dan untuk luas penampang yang sama mempunyai laju aliran
yang sama.
Ada beberapa jenis aliran fluida. Lintasan yang ditempuh suatu
fluida yang sedang bergerak disebut garis alir. Berikut ini beberapa jenis
aliran fluida.
1) Aliran lurus atau laminer yaitu aliran fluida mulus. Lapisan-lapisan
yang bersebelahan meluncur satu sama laindengan mulus. Pada aliran
partikel fluida mengikuti lintasan yang mulus dan lintasan ini tidak
saling bersilangan. Aliran laminer dijumpai pada air yang dialirkan
VISKOSITAS FLUIDA
𝑚
.................................................................................................(5.2.1)
𝜌=
𝑣
Keterangan :
m = massa (kg atau g),
v = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per
meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan
sekon, satuan Massa jenis dinyatakan dalam gr/cm.
b. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis.Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair dipermukaan zat cair.
c. Kapilaritas
Kapilaritas merupakan Kenaikan atau penurunan zat cair pada
suatu benda disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja
pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
YEVI IKRAM KARIM MUH.ARJUN AMADHAN
09320160175
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
VISKOSITAS FLUIDA
d. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang
diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Seluruh fluida (kecuali
superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut
kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan
tegangan disebut fluide ideal.
2.5 Hukum pascal
𝑭𝑨 = 𝝆𝑪 𝒈 𝑽𝑪 ............................................................ (5.2.2)
keterangan :
FA = gaya angkat ke atas (N)
VC = volume benda yang tercelup (L)
g = percepatan gravitasi bumi (10 m/s2 atau 9,8 m/s2)
ρC = massa jenis zat cair (kg/m3)
Prinsip hukum archimedes yaitu ketika kita menimbang batu di dalam
air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak di dalam
air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya
VISKOSITAS FLUIDA
apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika
kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan
terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa
sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi
lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias
searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga
batu atau benda apapun yang diangkat di dalam airterasa lebih ringan.
Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tengggelam, melayang, dan
terapung tergantung massa jenisnya.
VISKOSITAS FLUIDA
VISKOSITAS FLUIDA
VISKOSITAS FLUIDA
Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan
sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar).
Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:
a) gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi
luar sehingga kecepatan fluida meningkat
b) kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute
atau diffuser) menjadi tekanan atau head
Selain pompa sentrifugal, industri juga menggunakan pompa tipe
positive displacement. Perbedaan dasar antara pompa sentrifugal dan
pompapositive displacement terletak pada laju alir discharge yang
dihasilkan oleh pompa.
Laju alir discharge sebuah pompa sentrifugal bervariasi bergantung
pada besarnya head atau tekanan sedangkan laju alirdischarge pompa
positive displacement adalah tetap dan tidak bergantung pada head-nya.
Pada Viskometer Redwood, pengukuran viskositas minyak merupakan
waktu (dalam detik) bagi 50 ml minyak untuk mengalir melalui celah atau
lubang standar yang diberikan dibawah beberapa kondisi.
Terdiri atas tiga bagian utama, antara lain tabung minyak, jet atau
lubang, dan labu penampung. Digambarkan sebagai berikut:
Bagian-bagian Viskometer Redwood :
a) Tabung minyak, merupakan silinder perak yang memiliki tinggi 90 mm
dan diameter 46.5 mm.
b) Bak pemanas, tabung minyak dilingkupi oleh bak tembaga berbentuk
silinder untuk menjaga suhu.
c) Stirrer atau pengaduk, memiliki 4 helai pedang yang disediakan oleh bak
pemanas untuk menjaga suhu air dalam bak maupun minyak dalam tabung
tetap rata.
d) Labu kohlrausch/ gelas penampung (Dina Risantiana Rosalina, 2017).
Berpedoman pada prinsip Pascal ini, manusia telah menghasilkan
beberapa alat, baik yang sederhana maupun canggih untuk membantu
mempermudah kehidupan. Contohnya adalah Dongkrak Hidrolik.
VISKOSITAS FLUIDA
BAB III
PROSEDUR KERJA
2. Bola-bola kecil
3. Jangka sorong
VISKOSITAS FLUIDA
4. Mikrometer sekrup
5. Termometer
6. Rol meter
VISKOSITAS FLUIDA
7. Stopwatch
9. Gelas ukur
VISKOSITAS FLUIDA
VISKOSITAS FLUIDA
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
m Waktu (Sekon)
D Bola Jarak
No Bola Bola Keterangan
(m) (m) t1 t2 t3
(kg)
VISKOSITAS FLUIDA
BAB V
PENGOLAHAN DATA
a. Untuk bola I
L1 = 0,1 m
𝑡1 = 𝑡1+ 𝑡2+𝑡3
𝑛
0,16+0,17+0,16
= 3
0,49
= 3
= 0,1633
L2 = 0,2 m
𝑡1 + 𝑡2 +𝑡3
𝑡2 = 𝑛
0,27+0,26+0,28
= 3
0,81
= 3
= 0,27
L3 = 0,3
𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3
𝑡3 =
n
0,4 + 0,39 + 0,4
=
3
1,19
=
3
= 0,3966
VISKOSITAS FLUIDA
𝑛 (Ʃ𝑥𝑦)−(Ʃ𝑥) (Ʃ𝑦)
a= n (Ʃ𝑥 2 )−(Ʃ𝑥)2
3 (0,1866)−(0,6) (0,8299)
= 3 (0,14)−(0,6)2
0,5598−0,498
= 0,42−0,36
0,0618
= 0,06
= 1,03
𝑦𝑛 = 𝛼. 𝑥𝑛
𝑋1 − 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,1−0,1
𝑋1 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥
= 0,067
=0
VISKOSITAS FLUIDA
4
3
Y 2
1
0
0 1 2 3 4
X
𝑚𝑎𝑥 𝑦
𝑚𝑖𝑛 −𝑦 0,309 − 0,103 0,206
Tan ∝ =𝑋𝑚𝑎𝑥−𝑋𝑚𝑖𝑛 = = = 1,03
0,3−0,1 0,2
a. Untuk bola II
L₁ = 0,1 L₂ = 0,2 L₃ = 0,3
𝑡1+𝑡2+𝑡3 𝑡1+𝑡2+𝑡3 𝑡1+𝑡2+𝑡3
t₁ = t₁ = t₃ =
𝑛 𝑛 𝑛
0,2+0,18+0,2 0,31+0,3+0,32 0,62+0,62+0,61
= = =
3 3 3
0,58 0,93 1,85
= 3
= 3
= 3
VISKOSITAS FLUIDA
𝑛 (Ʃ 𝑥 𝑦 )− ( Ʃ𝑥)(Ʃ𝑦)
a= 𝑛 ( Ʃ𝑥 2 )− (Ʃ𝑥)²
yn = a.xn
y₁ = a.x₁ y₂ = a . x₂ y₃ = a . x₃
𝑋1 − 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,1−0,1
𝑋1 = = =0
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥 0,067
𝑋2− 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,2−0,1 0,1
𝑋2 = = = = 1,5
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥 0,067 0,067
𝑋3 − 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,3−0,1 0,2
𝑋3 = = = =3
skala x 0,067 0,067
VISKOSITAS FLUIDA
𝑦max − 𝑦𝑚𝑖𝑛 1,63495−0,21165
Skala y = = = 0,1411
n 3
Y 2
0
0 1 2 3 4
X
𝐷
r =2
a. Untuk bola I
0,251
r1 = = 0,1255
2
VISKOSITAS FLUIDA
0,02525
r2 = = 0,12625
2
0,2516
r3= = 0,1258
2
r1+ r2+ r3 0,1255+0,12625+0,1258 0,37755
𝑟̅ = = = = 0,12585
𝑛 3 3
tr2 = tn.r2
L1 = t1r2 = 0,1633 × (0,12585)2
= 0,1633 (0,01583)
= 2,58 × 10-3
L2 = t2r2 = 0,27 (0,12585)2
= 4,27 × 10-3
L3 = t3r3 = 0,3966 (0,12585)2
= 6,27 × 10-3
Table 5.5.7 Hubungan antara tr2 terhadap L
NO L (x) tr2 (y) Xy x2
1. 0,1 2,58 × 10-3 2,58 × 10-4 0,01
2. 0,2 4,27 × 10-3 8,54 × 10-4 0,04
3. 0,3 6,27 × 10-3 18,81 × 10-4 0,09
Σ 0,6 13,12 × 10-3 29,93 × 10-4 0,14
𝑛 (Ʃ 𝑥 𝑦 )− ( Ʃ𝑥)(Ʃ𝑦)
a= 𝑛 ( Ʃ𝑥 2 )− (Ʃ𝑥)²
1,059× 10−3
= = 0,01765
0,06
𝑦𝑛 = 𝛼. 𝑥𝑛
VISKOSITAS FLUIDA
No X Y
1 0,1 17,16 × 10-3
2 0,2 3,53 × 10-3
3 0,3 5,295 × 10-3
𝑋max −𝑋𝑚𝑖𝑛 0,3−0,1
Skala x = = = 0,066
𝑛 3
𝑋1 − 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,1−0,1
𝑋1 = = =0
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥 0,066
𝑋2− 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,2−0,1 0,1
𝑋2 = = = = 1,5
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥 0,066 0,067
𝑋3 − 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,3−0,1 0,2
𝑋3 = = = =3
skala x 0,066 0,067
Y 2
0
0 1 2 3 4
X
VISKOSITAS FLUIDA
b. Untuk bola II
0,1522
r1 = = 0,0761
2
0,153
r2 = = 0,0765
2
0,1533
r3 = = 0,07665
2
r1+ r2+ r3 0,0761+0,765+0,07665 0,22925
𝑟̅ = = = = 0,076416
𝑛 3 3
tr2 = tn.r2
L1 = 0,1
L1 = t1r2 = 0,1933 (0,076416)2
= 0,1933 (0,00583)
= 1,12 × 10-3
L2 = 0,2
L2 = t2r2 = 0,31 (0,076416)2
= 1,80 × 10-3
L3 = 0,3
L3 = t3r3 = 0,6166(0,076416)2
= 3,59 × 10-3
𝑛 (Ʃ 𝑥 𝑦 )− ( Ʃ𝑥)(Ʃ𝑦)
a= 𝑛 ( Ʃ𝑥 2 )− (Ʃ𝑥)²
VISKOSITAS FLUIDA
0,741 × 10−3
= = 0,01235
0,06
𝑦𝑛 = 𝛼. 𝑥𝑛
𝑋1 − 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,1−0,1
𝑋1 = = =0
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥 0,066
𝑋2− 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,2−0,1
𝑋2 = = = 1,5
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑥 0,066
𝑋3 − 𝑋𝑚𝑖𝑛 0,3−0,1
𝑋3 = = =3
skala x 0,066
VISKOSITAS FLUIDA
4
3
Y 2
1
0
0 1 2 3 4
X
0,021 0,021
=4 = 8,3 ×10−6
⁄3(3,14) (0,12585)3
= 2530
b. untuk bola II (bola kecil)
𝑚 𝑚
ρb = =4
𝑣 ⁄3𝜋𝑟 3
0,005
=4
⁄3(3,14) (0,12585)3
0,005
= 8,3 × 10−6
=2700
Menentukan massa jenis fluida
𝑚
ρf = 𝑣
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑠𝑖𝑙)−( 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
= 𝑉
VISKOSITAS FLUIDA
0,161−0,124
= 5×10−5
0,0158
= 5×10−5
= 740
5.4 menentukan nilai viskositas( ƞ ) dan grafik hubungan t terhadap L
a. untuk bola I (bola besar)
2𝑔𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ = tan α
9
2(9,81)(0,12585)2 (2530−740) 492,9
= (1,03) =
9 9
= 54,7
b. untuk bola II (bola kecil)
2𝑔𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ = tan α
9
2 .(9,81)(0,076)2 (2700−740) 438,5
= (2,11) =
9 9
= 48,7
5.5 menentukan nilai viskositas ( ƞ ) dan grafik hubungan pada tr2 terhadap
L
a. untuk bola I (bola besar)
2𝑔 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ = tan∝
9
2(9,81)(2530−740) 558,7
= (0,017) =
9 9
= 62
b. untuk bola II (bola kecil)
2𝑔 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ = tan∝
9
2(9,81)(2700−740) 431,8
= (0,012) =
9 9
= 47,9
5.6 menentukan nilai viskositas (ɳ) dari data yang diperoleh.
a. untuk bola I (bola besar)
L1 = 0,1
2𝑔 𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ1= 9𝐿
2(9,81)(2,58 ×10−3 ) (2530−740)
= 9.(0,1)
VISKOSITAS FLUIDA
= 84,2
L2 = 0,2
2𝑔 𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ2= 9𝐿
2(9,81)(4,27 ×10−3 ) (2530−740)
= 9.(0,2)
= 77,9
L3 = 0,3
2𝑔 𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ3= 9𝐿
2(9,81)(6,27 ×10−3 ) (2530−740)
= 9.(0,3)
= 76,3
𝑛1+ 𝑛2+ 𝑛3
ɳ̅ = 3
84,2+77,9+76,3
= 3
= 79,46
2𝑔 𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ1=
9𝐿
2(9,81)(1,12 ×10−3 ) (2700−740)
= 9.(0,1)
40,3
= 0,9
= 44,7
L2 = 0,2
VISKOSITAS FLUIDA
2𝑔 𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ2= 9𝐿
2(9,81)(1,8 ×10−3 ) (2700−740)
= 9.(0,2)
64,7
= 1,8
= 35,9
L3 = 0,3
2𝑔 𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓 )
ɳ3= 9𝐿
2(9,81)(3,59 ×10−3 ) (2700−740)
= 9.(0,3)
129,18
= 2,7
= 47,8
𝑛1+ 𝑛2+ 𝑛3
ɳ̅ = 3
44,7+35,9+47,8
= 3
= 42,8
5.7 Teori ketidakpastian
2gtr2(𝜌𝑏−𝜌𝑓)
η= 𝑔𝐿
∆η =
2 2 2 2 2
√(𝛿𝑛) (∆𝑡)2 + (𝛿𝑛) (∆𝑟)2 + ( 𝛿𝑛 ) (∆𝜌𝑏)2 + ( 𝛿𝑛 ) (∆𝜌𝑓)2𝑧 + (𝛿𝑛) (∆𝐿)2
𝛿𝑡 𝛿𝑟 𝛿𝜌𝑏 𝛿𝜌𝑓 𝛿𝐿
sη 2 𝑔 𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓)
1. =
𝑠𝑡 9𝑙
sη 𝑢′ 𝑣−𝑣 ′ 𝑢
=
𝑠𝑡 𝑣2
Dimana :
v=gl 𝑣′ = 0
VISKOSITAS FLUIDA
2 𝑔 𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓)
= 9𝑙
520,5
= = 578,3
0,9
0,0000644
=√ 3(2)
= √71 𝑥 10−6
= 3,31 x 10-3
sη 2 𝑔 𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓)
3. =
𝑠𝑡 9𝑙
sη 𝑢′ 𝑣−𝑣 ′ 𝑢
=
𝑠𝑡 𝑣2
Dimana :
v=gl 𝑣′ = 0
4 𝑔 𝑡𝑟 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓)
= 9𝑙
4 (9,81)(0,1633)(0,12585)(2530−740)
= 9 (0,1)
1350,8
= 0,9
= 1500,9
YEVI IKRAM KARIM MUH.ARJUN AMADHAN
09320160175
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
VISKOSITAS FLUIDA
5,425 𝑥 10−7
=√ 6
= √9 𝑥 10−8 = 3 x 10-4
𝛿𝑛 2𝑔𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏−𝜌𝑓)
5. 𝛿𝜌𝑏 = 9𝐿
𝛿𝑛 u’v – v’u
=
𝛿𝜌 𝑣2
Dimana :
V = 9L v’ = 0
2𝑔t𝑟 2
= 9𝐿
𝛿𝑛 2𝑔t𝑟 2
Jadi 𝛿𝑟 = 9𝐿
2(9,81)0,1633(0,12585)2
= 9(0,1)
0,05
= 0,9
= 5,5x10-2
𝑚
6. 𝜌𝑏 = 𝑣
𝛿𝜌𝑏 𝛿𝜌𝑏
∆𝜌𝑏 = √( 𝛿𝑚 )2 (∆𝑚)2 + ( 𝛿𝑣 )2 (∆𝑣)2
𝛿𝜌𝑏 𝑚
=
𝛿𝑚 𝑣
Dimana :
VISKOSITAS FLUIDA
U=m u’ = 1
V=v V’ = 0
𝑢’𝑣−𝑣’𝑢
= 𝑣2
1.𝑣−0.𝑚
= 𝑣2
1
=4
3,14(0,12585)2
3
1
= 8,3𝑥10−6
= 120481,93
1
∆𝑚 = 2 𝑥 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
1
= 2 𝑥10−3
= 0,5x10-5
= 5x10-4
𝛿𝑣
∆𝑟 = √(𝛿𝑟 )2 (∆𝑟)2
𝛿𝜌𝑏 𝑚
=
𝛿𝑣 𝑣
Dimana :
u=𝑚 u’ = 0
V=v v’ = 1
𝑢’𝑣−𝑣’𝑢
= 𝑣2
0.𝑣−1.𝑚
= 𝑣2
−𝑚
= 𝑣2
−0,021
= (4
⁄3(3,14)(0,12585)3 )2
−0,021
= (8,3.10−6 )2
VISKOSITAS FLUIDA
−0,021
= 8,3.10−12= 3. 108
4
V = 3 𝜋𝑟 3
𝛿𝑣 2
∆v= √(𝛿𝑓) (∆𝑟)2
𝛿𝑣 4
= 3 𝜋𝑟 3
𝛿𝑟
Dimana :
u = 4⁄3 𝜋 u’ = 0
v = r3 v’ = 3r2
= 𝑢’𝑣 + 𝑣’𝑢
4
= 0.r3+3r23 𝜋
4
= 3r33 𝜋
4
= 3(0,12585)2 3(3,14)
= 0,19
5,425 𝑥 10−7
=√ 6
= √9 𝑥 10−8 = 3 x 10-4
𝛿𝑣
∆𝑣 = √(𝛿𝑟 )2 (∆𝑟)2
= √(0,19)2 (3 x 10−4 )2
= √(3,6𝑥10−2 )(9𝑥10−8 )
VISKOSITAS FLUIDA
= √(10,8𝑥10−10
= 3,28 x 10-5
𝛿𝜌𝑏 𝛿𝜌𝑏
∆𝜌𝑏 = √( 𝛿𝑚 )2 (∆𝑚)2 + ( 𝛿𝑣 )2 (∆𝑣)2
(120481,93)2 (5𝑥10−4 )2 +
=√
(3𝑥 108 )2 (3,28𝑥10−5 )2
= √3500 + 96760000
= √96763500
= 9836,8
𝛿𝑛 2𝑔𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏−𝜌𝑓)
7. 𝛿𝜌𝑓 = 9𝐿
Dimana :
v = gL v’ = o
𝑢’𝑣+𝑣’𝑢
=
𝑣2
2𝑔𝑡𝑟 2
= 9𝐿
2(9,81)15(0,12585)2
= 9(0,1)
= 5,2x10-2
𝛿𝜌𝑓 𝛿𝜌𝑓
8. ∆𝜌f = √( 𝛿𝑚 )2 (∆𝑚)2 + ( 𝛿𝑣 )2 (∆𝑣)2
𝛿𝜌f 𝑚
=
𝛿𝑚 𝑣
Dimana :
u=𝑚 u’ = 1
V=v v’ = 0
𝑢’𝑣−𝑣’𝑢
= 𝑣2
VISKOSITAS FLUIDA
1.𝑣−0.𝑚
= 𝑣2
1
=v
1
=4
⁄3𝜋𝑟 2
1
=4
⁄3(3,14)(0,12585)3
1
= 8,3𝑥10−6 = 120481,93
1
∆𝑚 = 2 𝑥 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
1
= 2 𝑥10−3
= 0,5x10-5
= 5x10-4
𝛿𝜌𝑏 𝑚
=
𝛿𝑣 𝑣
Dimana :
u=𝑚 u’ = 0
V=v v’ = 1
𝑢’𝑣−𝑣’𝑢
= 𝑣2
0.𝑣−1.𝑚
= 𝑣2
−𝑚
= 𝑣2
−0,021
= (4
⁄3(3,14)(0,12585)3 )2
−0,021
= (8,3.10−6 )2
−0,021
= 8,3.10−12
= 3. 108
1
∆𝑣 = 2 𝑥 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
VISKOSITAS FLUIDA
1
= 2 𝑥10−3
= 0,5x10-5
= 5x10-4
𝛿𝜌𝑓 𝛿𝜌𝑓
∆𝜌f = √( 𝛿𝑚 )2 (∆𝑚)2 + ( 𝛿𝑣 )2 (∆𝑣)2
=√(3628,97) + (22500000000)
= √22500003629
= 150000
= 1,5 x 104
𝛿𝑛 2𝑔𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏−𝜌f)
9. =
𝛿𝑙 9𝐿
Dimana :
U = 2gtr2(𝜌𝑏 − 𝜌f) u’ = 0
V = 9L v’ = 9
u’v−v’u
= 𝑣2
0,9𝐿−9.2𝑔𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏−𝜌f)
= (9𝐿)2
18𝑔𝑡𝑟 2 (𝜌𝑏−𝜌f)
= (9𝐿)2
18(9,81)(0,1633)(0,12585)2 (2530−740)
= (9𝑥0,1)2
817,49
= = 1009,2
0,81
1
10. ∆𝐿 = 2 𝑥 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
1
= 2 𝑥10−3
= 0,5x10-5
YEVI IKRAM KARIM MUH.ARJUN AMADHAN
09320160175
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
VISKOSITAS FLUIDA
= 5x10-4
𝛿𝑛 2 𝛿𝑛 2 𝛿𝑛 2
( 𝛿𝑡 ) (∆𝑡)2 + (𝛿𝑟 ) (∆𝑟)2 + (𝛿𝜌𝑏) (∆𝜌𝑏)2 +
∆η = √
𝛿𝑛 2 𝛿𝑛 2
(𝛿𝜌𝑓) (∆𝜌𝑓)2𝑧 + ( 𝛿𝐿 ) (∆𝐿)2
= √351088,71
= 592,5
𝛿𝑛
KR = 2(∆𝑛+𝑛) 𝑥 100%
86,56
= 2(592,5+79,46) 𝑥 100%
86,56
= 1337,92 x 100%
= 0,064 x 100%
= 6,4%
KB = 100 % - 6,4%
= 93,6%
VISKOSITAS FLUIDA
BAB VI
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
6.2 pembahasan
Dari tabel di atas menyatakan bahwa bola mengalami percepatan pada
jarak I dan II sedangkan pada jarak III diperoleh waktu yang lebih tinggi dari
jarak I dan II, terbukti dengan interval waktu antara jarak I dan II pada bola I
0, 1633 sedangkan pada jarak III 0,3966. Hal ini disebabkan saat bola
dimasukkan ke dalam fluida terjadi konsep keseimbangan 3 gaya yakni gaya
stokes (Fs), gaya apung (Fa) dan gaya berat (W), bola yang awalnya
mengalami kecepatan awal pada jarak I dan II kemudian mengalami gesekan
dalam fluida, semakin besar kecepatannya semakin besar pula gesekan antara
bola dengan fluida, kemudian dipengaruhi oleh gaya berat dan gaya apung
sehingga terjadi kecepatan terminal atau tidak ada resultan gaya (F=0).
Begitupun dengan bola II.
VISKOSITAS FLUIDA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa viskositas merupakan
suatu tendensi untuk melawan aliran cairan karena resistensi suatu bahan
yang mengalami perubahan bentuk bila bahan tersebut dikenai gaya. Bola
yang masuk ke dalam fluida dipengaruhi oleh 3 gaya yaitu gaya apung, gaya
stokes dan gaya berat, semakin besar kecepatan bola maka semakin besar
gesekan yang terjadi antara bola dengan fluida yang menyebabkan kecepatan
terminal terjadi. Dari hasil percobaan diperoleh nilai viskositas pada bola I=
79,46 dan bola II= 42,8 . Perbedaan nilai koefisien viskositas dengan
menggunakan metode bola jatuh disebabkan adanya factor koreksi yaitu
perbedaan jari-jari bola, massa jenis bola serta suhu II lebih tinggi daripada
suhu I.
7.2 Saran
7.2.1 Saran untuk laboratorium
Menurut saya ruangan ini panas dan gerah. Panas dalam
melakukan pratikum dalam hal pratikum tidak terlalu membuat
nyaman. Saran saya sebaiknya pihak dari lab menyusulkan ke pihak
kampus agar kipas atau ac dipasangkan di lab agar mahasiswa merasa
nyaman dan tidak kepanasan.
VISKOSITAS FLUIDA
AL-Qur’an Surah Ar-Rahman ayat 50, yang artinya “Di dalam kedua
sungai itu ada dua buah mata air yang memancar .”
VISKOSITAS FLUIDA
DAFTAR PUSTAKA