PENDAHULUAN
penguasaan konsep agar memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai
yang harus dikuasai oleh mahasiswa untuk mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia
Jari-jari atom, sudut ikatan, dan elektron valensi atom atau ion yang
menyusun senyawa menentukan ikatan, struktur, reaksi dan sifat fisik senyawa.
Sifat kimia senyawa yang dikenal dan senyawa baru dapat dijelaskan dan
penemuan senyawa baru dan modus ikatan baru. Oleh karena itu, sangat penting
menentukan ikatan, dan mempelajari konsep dasar teori orbital molekul [ CITATION
Sai962 \l 1057 ].
Percobaan ini membahas mengenai sifat dan ciri dari ikatan kimia, yaitu
ikatan ion dan ikatan kovalen dan cara membedakan suatu senyawa termasuk
indikator.
kovalen.
Pada percobaan ikatan kimia ini untuk menguji beberapa senyawa dengan
mencampurkan senyawa dengan AgNO3, MO, BaCl2, dan KCNS, dan melihat
reaksi yang terjadi, serta hasil yang terbentuk dari reaksi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ikatan yang terbentuk di antara atom-atom, tata letak tiga dimensi atom yang
berdekatan di sekitar atom pusat, dan sudut antara ikatan. Ini struktur adalah
penentu karakteristik fisik dan kimia dari molekul. Ada beberapa teori yang
menjelaskan struktur ini. Teori-teori ini adalah: The Valence Bond Theory, The
Model, dan Molecular Orbital Theory (MOT) (Uyulgan dan Akkuzu, 2016).
Ikatan kimia adalah bagian penting dari kimia dan merupakan kunci untuk
diperlukan di banyak tingkatan, yang berkisar dari aplikasi di industri kimia untuk
Selama sejarah konsep ikatan kimia, yang merupakan konsep utama untuk
diadopsi. Beberapa model seperti ikatan kovalen masih valid dan masih sangat
Setiap dua atom atau ion yang disatukan dengan kuat, dapat dikatakan ada
ikatan kimia di antara kedua atom atau ion itu. Ada tiga tipe umum ikatan kimia
muatan listrik (elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar,
bergantung apakah jumlah elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebih
banyak dari atom gas mulia yang terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan
elektron, atom tersebut akan menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang
sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila atom mendapatkan elektron, atom
tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan
ikatan kimia adalah gaya elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang
apa yang tidak terjelaskan oleh teori Kossel dengan memperluasnya untuk
molekul non polar. Titik krusial teori mereka adalah penggunaan bersama elektron
oleh dua atom sebagai cara untuk mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh
elektron. Penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan
antar atom. Tipe ikatan ini disebut ikatan kovalen nonpolar. Dalam beberapa
molekul yang berikatan kovalen, ikatan elektron-elektron tertarik lebih kuat oleh
satu atom dan sebagai konsekuensi pergeseran densitas elektron menuju atom
tersebut. Situasi ini ditetapkan sebagai karakter sebagian ionik atau polaritas
ikatan. Contohnya, molekul yang dibentuk dari atom yang berbeda seperti H-Cl,
elektron-elektron dari ikatan kovalen tertarik lebih kuat oleh satu atom dan atom
yang lain menjadi dibebankan. Tipe ikatan kimia ini dikenal sebagai ikatan
adalah sebuah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom
oksigen. Umumnya, perbandingan ini harus tetap karena sifat fisikanya, bukan
perbandingan yang dibuat oleh manusia. Oleh karena itu, material seperti
donasi pasangan elektron dari ligan ke dalam orbital kosong ion pusat. Pada
umumnya, ion pusat memiliki orbital-orbital d yang masih belum terisi penuh
Pada umumnya, ion pusat memiliki orbital-orbital d yang tidak terisi penuh
Ciri ini menyebabkan beberapa sifat khas, meliputi warna yang unik,
dkk., 2016).
Faktor yang mempengaruhi stabilitas ion kompleks adalah pengaruh ion
pusat berupa besar dan muatan dari ion, faktor CFSE, faktor distribusi muatan dan
pengaruh ligan berupa besar dan muatan dari ion, sifat basa, faktor pembentukkan
khelat, faktor besarnya lingkaran dan faktor ruang (Hermawati, dkk., 2016).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes, tabung reaksi,
kain lap halus, sarung tangan, masker, gelas kimia, dan tissue roll.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaCl, AgNO3, CHCl3,
1 mL AgNO3 (perak nitrat). Tabung reaksi (1) ditetesi dengan NaCl (natrium
klorida), tabung reaksi (2) ditetesi dengan CCl4 (karbon tetraklorida), dan
tabung reaksi (3) ditetesi dengan CHCl3 (kloroform), masing-masing 3-5 tetes.
HCl (asam klorida), tabung reaksi (2) diisi dengan CH 3COOH (asam asetat), dan
tabung reaksi (3) diisi dengan C2H5OH (etanol), masing-masing sebanyak 2,5 mL.
Selanjutnya, setiap tabung reaksi diteteskan dengan indikator metil orange (MO).
tetes, lalu ditambahkan berlebih sampai tidak terjadi endapan, tabung reaksi (1)
ditetesi dengan BaCl2 sebanyak 2-3 tetes dan tabung reaksi (2) ditetesi K 4Fe(CN)6
1 mL CuSO4, tabung reaksi (1) ditetesi dengan BaCl2 sebanyak 2-3 tetes dan
tabung reaksi (2) ditetesi K4Fe(CN)6 sebanyak 2-3 tetes. Diperhatikan dan dicatat
FeCl3 (ferric chloride) dan tabung reaksi (2) diisi K3Fe(CN)6 (potassium
ferricyanide). Tambahkan KCNS sebanyak 2-3 tetes pada setiap tabung reaksi.
4.2 Reaksi
CCl4 + AgNO3 →
CHCl3 + AgNO3 →
2K2SO4
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini, beberapa senyawa diuji untuk mengetahui jenis ikatan
yang dimiliki oleh tiap senyawa. Cara yang dilakukan untuk mengujinya adalah
dengan melakukan penambahan suatu senyawa atau indikator antara lain AgNO 3,
indikator MO, NH4OH, dan KCNS.
Pada percobaan penambahan AgNO3, digunakan beberapa sampel yakni
NaCl, CCl4, dan CHCl3. Tiap sampel ditetesi dengan senyawa AgNO 3 untuk
(ionik) atau senyawa kovalen. Dari percobaan diketahui bahwa NaCl bereaksi
CCl4 dan CHCl3 tidak terjadi reaksi dan tidak terbentuk endapan ketika ditetesi
dengan senyawa AgNO3 yang menandakan bahwa kedua senyawa tersebut
senyawa tersebut bukan senyawa kompleks karena dapat bereaksi dengan mudah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
CCl4 dan CHCl3 merupakan ikatan kovalen karena tidak terjadi reaksi saat
5.2 Saran
Saran saya untuk praktikum, agar bahan dan alat yang disediakan
terjadi.
Hasil
(MO)
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi.
Hasil
terjadi.
Hasil
D. Pengendapan KCNS
K3Fe(CN)6 FeCl3
terjadi
Hasil
Laporan Hasil Praktikum
IKATAN KIMIA
IKATAN KIMIA
Bouyad, A., Kaddari, F., Lachkar, M., dan Elachqar, A., 2013, Quantum
Model of Chemical Bonding: Barriers and Learning
Difficulties, Procedia-Social and Behavioral Sciences,
116 : 4612-4616.
Brown,T.L., Lemay, Jr., H.E., Bursten, B.E., Murphy, C.J., dan Woodward, P.M.,
2012, Twelfh Edition Chemistry The Central Science, Pearson
Education, Inc., USA.
Dwinata, R.A., Efendi, R., dan Yudha S., S.P., 2016, Rancang Bangun Aplikasi
Tabel Periodik Unsur dan Perumusan Senyawa Kimia dari
Unsur Kimia Dasar Berbasis Android, Jurnal Rekursif,
4(2) : 176-178.
Hermawati, E.K., Suhartana, dan Taslimah, 2016, Sintesis dan Karakterisasi
Senyawa Kompleks Zn(II)-8-Hidroksikuinolin, Jurnal Kimia
Sains dan Aplikasi, 19(3) : 94-95.
Nimmermark, A., 2014, Facet of Chemical Bonding That Enhance or Encumber
Conceptual Understanding, Tesis Chalmers University of
Technology, Gothenburg, Sweden.
Nurbaity dan Mustikasari, I., 2012, Analisis Penguasaan Konsep Ikatan Kimia
Pada Mata Kuliah Kimia Organik Melalui Instrumen Two
Tier, JPRK, 2(1) : 99-106.
Saito, T., 1996, Kimia Anorganik, Iwamami Shoten Publishers, Tokyo.
Takeuchi, Y., 2006, Pengantar Kimia, Iwamami Shoten Publishers, Tokyo.
Uce, M., 2015, Constructing Models in Teaching of Chemical Bonds Ionic Bond,
Covanlent Bond, Double and Triple Bonds, Hydrogen
Bond and Molecular Geometry, Academic Journals,
10(4) : 491-493.
Uyulgan, M.A. dan Akkuzu, N., 2016, An Insight Towards Conceptual
Understanding Looking Into The Molecular Structures of
Compounds, Acta Didactica Napocensia Journal, 9(4) : 49-
71.
Widiyowati, I.I., Hubungan Pemahaman Konsep Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur dengan Hasil Belajar Kimia Pada Pokok
Bahasan Ikatan Kimia, Jurnal Pancaran, 3(4) : 99-116.