Anda di halaman 1dari 10

Analisis Pola Wilayah Migrasi Penangkapan Ikan, Waktu Melaut dan

Hubungan Patron- Klien pada Komunitas Nelayan Untia di Kota Makassar

Alfian Nursyihab1), Fijwal Patangngari2), Winda Sari3), Indira Septianita Larasati4), Muh. Alif
Gasali5), Siti Indarwati Asriana6), Warsito Alamsah7)
Kampus Universitas Hasanuddin Tamalanrea Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10, Makassar
90245

Fijwalpatanngari123@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to explain about the pattern of fishing areas and sea time of Untia
fishermen in Makassar City. Untia fishermen are fishermen from Laelae Island who were
relocated to the Untia area in Biringkanaya Subdistrict. The methods used are qualitative
methods with interview techniques, direct observations, and library studies. The results of
this study showed that the sea pattern of Untia fishermen is dynamic by keeping abreast of
climate patterns and seasons, namely the eastern season and western season, and also
most fishermen go to sea in the dry season and in the rainy season fishermen prefer to
rest. In the dry season The pattern of sea time and fishing areas untia done for reasons of
climate and good weather, Obstacles faced by untia fishermen that the distance of sea
fishermen begin to move away to the outer ocean with the coast and the sea season is
uncertain.

Keywords: Fishermen, Catch area, Time.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pola wilayah penangkapan ikan dan
waktu melaut nelayan Untia di Kota Makassar. Nelayan Untia merupakan nelayan yang
berasal dari Pulau Laelae yang direlokasi ke daerah Untia di Kecamatan Biringkanaya.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara, pengamatan
langsung, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola melaut nelayan
Untia dinamis dengan tetap mengikuti pola iklim dan musim yakni musim timur dan musim
barat, dan juga kebanyakan nelayan melaut dimusim kemarau dan dimusim hujan nelayan
lebih memilih untuk istirahat. Pada musim kemarau Pola waktu melaut dan wilayah
tangkap nelayan untia dilakukan karena alasan iklim dan cuaca yang baik, Kendala yang
dihadapi nelayan Untia yaitu jarak melaut nelayan mulai menjauh ke lautan luar jauh
dengan pesisir dan musim melaut yang tidak menentu dan juga hubungan hubungan
patron-klien paa komunitas nelayan untia di kota makassar

Kata kunci : Nelayan, Wilayah tangkap, Waktu.


PENDAHULUAN yang dapat mengelola potensi daerahnya
Masyarakat nelayan merupakan perlu diberikan perhatian khusus.
salah satu bentuk peran di masyarakat Berdasarkan hasil wawancara yang
yang erat kaitannya dengan laut. Kegiatan dilakukan oleh tim peneliti ada beberapa
melaut merupakan aktifitas yang tidak akan permasalahan yang dihadapi oleh nelayan
pisah dari profesi nelayan sebagai pelaut. untia yakni terkadang nelayan pergi melaut
Di Indonesia sendiri, dikarenakan wilayah tidak membawa hasil tangkapan
lautnya lebih luas daripada daratan disebabkan oleh cuaca yang tidak
kegiatan melaut merupakan salah satu mendukung berupa hujan deras, dan
aktifitas utama kelompok masyarakat gelombang tinggi, sehingga akan
pesisir yang dijadikan sebagai kegiatan berdampak pada penggunaan Bahan Bakar
sehari-harinya utamanya yang berperan Minyak (BBM) secara berlebihan. di sisi lain
sebagai nelayan. Akibatnya, tidak hanya nelayan Untia dalam melakukan proses
berpengaruh dalam bidang ekonomi tapi penangkapan ikan masih mengandalkan
juga pada bidang lingkungan dan sosial pengalaman sehingga tak jarang dialami
masyarakatnya serta faktor pemegang kegagalan dalam menangkap ikan,
peran tergolong banyak, maka kegiatan ini disamping itu pola pergerakan atau migrasi
juga tidak hanya mempengaruhi orang- penangkapan nelayan Untia mulai menjauh
orang yang berinteraksi langsung dengan dari wilayah pesisir, jika dibandingkan
para nelayan tapi juga yang tidak secara ditahun tahun sebelumnya nelayan
langsung. Oleh karena itu banyak dari kebanyakan menangkap ikan di daerah
masyarakat Indonesia yang pesisir, namun sekarang nelayan sudah
menggantungkan penghidupannya dari kelaur jauh menangkap ikan sejauh 10 mil
hasil laut oleh para nelayan (Suryaningsi, dari bibir pantai. Aktivitas utama nelayan
2016). Untia yaitu melaut, juga banyak dipengaruhi
Daerah Untia kota Makassar, pelaksanaannya akibat dari pembangunan
merupakan salah satu kawasan pesisir dan pemerintah dan intervensi pendatang. Hal
merupakan daerah pemukiman nelayan. Di ini mengakibatkan sulitnya mendapatkan
kampung nelayan Untia ini terdapat potensi data aktual terkait jadwal melaut serta
sumber daya alam yaitu berupa tambak, wilayah tangkap nelayannya. Sedangkan,
sungai, dan laut ikan, hutan mangrove dan dengan mengetahui pola waktu dan tempat
area persawahan yang dapat dijadikan kegiatan melaut nelayan Untia, kegiatan
sarana wisata di daerah tersebut. Tidak yang nantinya memerlukan koordinasi aktif
terlepas dari potensi sumber daya alamnya, dengan para nelayan dapat dilaksanakan
kemampuan sumber daya manusia di Untia tanpa hambatan tinggi terkait kondisi
2
nelayan dalam pekerjaannya. Selain itu, pekerjaan, perlindungan, infrastruktur dan
masyarakat umum layaknya peneliti, dapat berbagai manfaat lainnya kepada klien
menggunakan data tersebut sebagai yang tidak berdaya dengan imbalan klien
acuannya dalam pembuatan penelitian memberikan berbagai bentuk kesetiaan,
berkelanjutan sehingga dapat berkontribusi pelayanan dan bahkan dukungan politik
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. kepada patron. Dengan menjalin hubungan
Salah satu strategi adaptasi dalam patronklien diharapkan mampu mengatasi
mengatasi kesulitan ekonomi yang dihadapi tekanan ekonomi nelayan. Secara
oleh nelayan adalah menjalin hubungan keseluruhan keberadaan nelayan
sosial. Hubungan yang dimaksud adalah tradisional berada pada garis kemiskinan
hubungan yang membentuk hubungan dan secara khusus nelayan tradisional di
patron-klien. Menurut Scott seperti dikutip Provinsi Bengkulu Kelurahan Malabro
oleh Kusnadi (2000), hubungan patron-klien Kecamatan Teluk Segara. Strategi adaptasi
merupakan kasus khusus hubungan antara yang dilakukan oleh nelayan di daerah
dua orang yang sebagian besar melibatkan tersebut dalam mengatasi kesulitan
persahabatan instrumental, di mana ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
seseorang yang kedudukan sosialnya lebih adalah menjalin hubungan patron-klien
tinggi (patron) menggunakan pengaruh dengan juragan. Menurut Rindawati (2012),
sumber daya yang dimilikinya untuk masyarakat nelayan yang tinggal di
memberikan perlindungan atau Kelurahan Malabro merupakan masyarakat
keuntungan, atau kedua-duanya kepada yang homogenitas baik secara mata
orang yang memiliki status sosial yang lebih pencaharian maupun agama serta memiliki
rendah (klien). Selanjutnya klien membalas ikatan kekeluargaan yang tinggi sesama
pemberian tersebut dengan memberikan masyarakat nelayan. Hal ini memungkinkan
dukungan dan bantuan termasuk jasa-jasa dapat digunakan sebagai strategi adaptasi
pribadi kepada patron. Menurut Legg yang untuk mengatasi kemiskinan yakni menjalin
dikutip oleh Kusnadi (2000), tujuan dari hubungan secara vertikal yang berbentuk
kedua belah pihak baik patron maupun hubungan patron-klien
klien menjalin hubungan patron-klien ini Oleh karena itu, berdasarkan
adalah memperoleh keuntungan berupa permasalahan tersebut maka penulis
barang, jasa atau sumber daya lain yang merasa perlu dilaksanakannya penelitian
tidak dapat diperoleh melalui cara lain atas terkait “Pola Wilayah Tangkap Dan Waktu
pengorbanan yang telah meraka berikan. Melaut Nelayan Untia Di Kota Makassar”.
Menurut Hefni (2009), hubungan patron- Penulis berharap agar penelitian ini dapat
klien ditandai dengan patron memberikan memberikan manfaat, antara lain sebagai
bahan masukan atau referensi pada keabsahan data perlu dilakukan uji
penelitian-penelitian yang berhubungan kredibilitas. Penelitian ini menggunakan
dengan pola wilayah tangkap dan waktu triangulasi sumber, yaitu pengecekan
melaut nelayan Untia di kota makassar kembali data yang diperoleh melalui
serta mampu mengambil kebijakan sebagai wawancara kembali kepada sumber yang
pembentuk karakter bangsa. berbeda dalam waktu yang berbeda
(Ahmadi, 2014)
METODE PENELITIAN Observasi dilakukan dengan melihat
Penelitian mengenai pola wilayah pola wilayah tangkap dan waktu melaut
tangkap dan waktu melaut ini dilakukan di nelayan Untia serta aktivitas penduduk
Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota sehari-harinya di daerah permukiman
Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. mereka. Wawancara dilakukan di
Ruang lingkup penelitian dan penulisan lingkungan tempat para nelanan tinggal,
yaitu mengenai bentuk pola wilayah yakni informan yang mengetahui banyak
tangkap dan waktu melaut nelayan Untia tentang obyek penelitian. Wawancara
yang berada di Kota Makassar. dilakukan secara santai namun serius agar
Berdasarkan latar belakang yang informasi yang diperoleh bisa mengalir dan
dikemukakan, maka rumusan masalah mendapatkan data yang dibutuhkan.
dalam penelitian ini yaitu mengenai Sedangkan data sekunder berupa studi
bagaimana pola wilayah tangkap dan waktu pustaka, melalui literatur yang telah ada
melaut masyarakat nelayan di Untia dan untuk dijadikan tinjauan pustaka sebagai
pengaruhnya terhadap kondisi sosial acuan penelitian ini.
ekonomi masyarakatnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis data yang digunakan adalah Keadan Umum Nelayan Untia
data primer dan data sekunder. Data primer Penelitian lembaga ini dilakukan di Untia
diperoleh melalui pengamatan di lapangan Kota Makassar
dan wawancara dan data sekunder
diperoleh melalui kajian dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan analisis
kualitatif model Miles dan Huberman. Miles
dan Huberman (1992) menyatakan bahwa
analisis data kualitatif memiliki 3 tahapan
yaitu reduksi data (Data Reduction),
penyajian data (Data Display), dan menarik
kesimpulan (Verification). Untuk menguji
4
Gambar 1. Peta Lokasi Untia Kota ditentukan oleh cuaca dan iklim. Hasil yang
Makassar diperoleh berdasarkan wawancara
1.1 Pola musim tangkap masyarkat nelayan Untia kota Makassar
Dewasa ini, perubahan iklim global terkadang mengeluhkan cuaca karena hal
(Global Climate Change) merupakan issue tersebut adalah energi nelayan atau
yang cukup menita perhatian masyarakat indikator penting dalam melakukan proses
dunia. Hal ini terutama dampak yang penangkapan, sebab akan berdampak
ditimbulkannya pada kehidupan manusia. pada sosial ekonomi kehidupan nelayan,
Dampak terhadap perikanan merupakan karena seperti yang diketahui bahwa
salah satu contoh dari sumberdaya hayati kebanyakan masyarakat nelayan Untia
yang berkaitan dengan konsumsi makanan hanya berprofesi sebagai nelayan tangkap
dan aktivitas manusia. El Nino/Southern saja, jadi ketika nelayan tidak melaut
Oscillation (ENSO) yang dikenal dengan mereka tidak memiliki peghasilan. Adapun
istilah El Nino adalah salah satu fenomena waktu-waktu melaut nelayan Untia yakni
interaksi global laut dengan atmosfir yang ketika musim kemarau, karena pada musim
berakibat adanya fluktuasi suhu permukaan kemarau ombak tidak terlalu besar,
air laut Kondisi akibat El Nino dengan sehingga nelayan sangat leluasa untuk
kenaikan paras laut mengakibatkan berlayar menangkap ikan di laut, ikan-ikan
menurunnya produksi primer di laut. Hal ini yang biasanya tertangkap pada musim
tentunya akan berpengaruh terhadap usaha kemarau adalah ikan kakap merah, cumi-
perikanan. Dampak perubahan iklim ini cumi, ikan kerang, dan ikan demersal, ikan-
terhadap perikanan merupakan salah satu ikan yang tertangkap tersebut akan di bawa
dari sekian banyak dampak yang ke pelelangan ikan di pelabuhan Poetere
berhubungan dengan kehidupan dan jika bannyak namun jika hasil tangkapan
penghidupan manusia. Perubahan iklim mereka kurang dia hanya menjual di dearah
dengan kenaikan suhu yang berlangsung pemukimannya saja atau hanya
terus menerus akan mengakibatkan dikomsumsi saja bersama keluarag. Alat
naiknya paras laut yang secara langsung tangkap yang biasa digunakan oleh nelaya
akan mengurangi luas kawasan pesisir. Untia yakni pancing atau pole and line
Setiap wilayah memiliki pola musim merupakan alat penangkapan ikan yang
tangkap yang berbeda-beda, karena iklim terdiri dari joran, tali dan mata pancing
cuaca selalu berubah-ubah setiap saat, tetapi sesunggunya sangat kompleks
namun hal tersebut sangat selaras dengan karena dalam pengoperasiannya
studi kasus yang dilakukan di dusun Untia memerlukan umpan hidup untuk
kota Makassar, pola melaut nelayan sangat merangsang kebiasaan makan pada ikan.
Sebelum dilakukan pemancingan, terlebih kerang. Terkadang menangkap kerang-
dahulu dilakukan penyemprotan air untuk kerang hingga 1 karung buluk kemudin dia
mempengaruhi visibiliti ikan terhadap kapal jual di pemukiman Untia.
atau para pemancing. Untuk menarik 1.2 Pola Wilayah Tangkap
perhatian ikan, pada mata pancing Daerah penangkapan ikan
diikatkan bulu ayam atau plastik warna- merupakan potensi aerah Penangkapan
warni yang berfungsi sebagai umpan palsu. Ikan (Fishing ground) adalah merupakan
Nelayan Untia juga masih daerah / area dimana pupulasi dari suatu
menggunakan teknologi konvensional organisme dapat dimanfaatkan sebagai
dalam mengumpulkan ikan berupa rumpon penghasil perikanan, yang bahkan apabila
daun kelapa untuk menarik perhatian ikan. memungkinkan “diburu” oleh para Fishing
sedangkan pada musim penghujan nelayan Master yang bekerja di kapal-kapal
untia tidak melakukan penangkapan ikan penangkap ikan skala industri  dengan
karena cuaca yang selalu buruk, menggunakan peralatan penangkapan ikan
gelombang tinggi, dan hujan deras dan teknologi yang dimilikinya semakin
sehingga akan menghambat proses cangggih. Kondisi lingkungan ternyata
penangkapan ikan, bahkan jikalau melaut dapat mempengaruhi daerah penangkapan
diwaktu hujan akan mengganggu ikan. Beberapa faktor yang dapat
kesehatan sehingga memilih untuk istirahat mempengaruhi kondisi lingkungan
saja dan ketika nelaytan sedang melaut dan diantaranya adalah temperatur air, kadar
datang badai besar nelayan akan segera gram (salinitas), pH, kecerahan
menyandarkan kapalnya di pulau (transparancy), gerakan air, kedalaman
Kodingareng, uniknya ketikan dimusim perairan, topographi dasar perairan, bentuk
hujan bertepatan dengan surutnya air laut bangunan yang ada di dasar perairan
masyarakat memanfaatkan potensi (bottom propertis), kandungan oksigen
sumberdaya laut yang ada dengan ramai terlarut serta makanan. Untuk mendapatkan
menangkap kerang-kerangan di daerah daerah penangkapan ikan ada beberapa
pesisir pantai Untia, bahkan bukan hanya hal yang perlu dilacak keberadanya yaitu
sumai nelayan yang menangkap tude, tapi tentang adanya distribusi massa air sebagai
mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan akibat adanya derah pertemuan arus laut.
istri-istri nelayan. Hal tersebut nelayan Distribusi massa air ini juga membawa dan
Untia menjadikan momen untuk bersenang- menyebabkan organisme hidup. Fluktuasi
senang atau rekreasi bersama keluarga keadaan lingkungan kenyataannya dapat
dan teman-teman. Jenis kerang yang biasa mempengaruhi beberapa hal diantaranya
diambil berupa kerang darah, kerang bulu, adalah distribusi, migrasi, pertumbuhan dan
6
migrasi dari beberapa organisme air hanya mengandalkan pengalaman atau
termasuk ikan yang menghuninya. Keadaan melihat tanda-tanda alam berupa buih
lingkungan perlu diamati terutama apabila diperairan, adanya burung-burung
akan digunakan untuk kegiatan survai beterbangan di atas perairan, dan terlihat
perikanan khsusunya untuk mengetahui gelapnya perairan. Sehingga terkadang
lokasi yang memiliki keadaan lingkungan nelayan tidak menangkap ikan karena pola
yang optimum serta pengaruh lingkungan wilayah penangkapan hanya mengada ada
terhadap lokasi daerah penangkapan ikan. saja. Jarak lokasi fishing base ke fishing
Hewan-hewan laut termasuk ikan suka ground sepanjang 10 mil yang berada di
mendiami lingkungan dan kadang-kadang daerah Barambang dan Kodingareng.
tinggal disuatu tempat yang permanen, atau Nelayan untia tidak memakai system ABK,
kadang-kadang hanya lewat saja, mendiami kebanyakan dari mereka menggunakan
suatu tempat hanya untuk jangka pendek perahu individu berupa lopi ketinting.
sebelum meneruskan untuk bergerak lagi 1.3 Proses Adaptasi sosial, budaya dan
aatau bermigrasi. Sewaktu hewan-hewan ekonomi
itu ada atau menetap disuatu tempat, maka Karakteristik Hubungan Patron-Klien
hal ini memudahkan mereka untuk Salah satu strategi adaptasi yang dilakukan
ditangkap dengan menggunakan peralatan nelayan dalam mengatasi permasalah
penangkapan ikan. maka sejak saat itu ekonomi yang dihadapinya adalah menjalin
daerah tersebut sudah disebut sebagai hubungan sosial. Hubungan yang dimaksud
Daerah Penangkapan Ikan (Fishing merupakan hubungan yang bersifat patron-
ground). klien. Hubungan tersebut akan
Namun sekarang realita pola-pola mempengaruhi dua aspek, yaitu hubungan
penangkapan ikan mulai menjauh dari ekonomi dan non-ekonomi. Hubungan yang
pantai sepanjang 10 mil untuk melakukan bersifat ekonomi merupakan aspek yang
proses penangkapan ikan, hal tersebut menerima dampak dari hubungan yang
mengakibatkan pula penggunaan bahan terjalin meliputi mata pencaharian.
bakar yang lebih banyak untuk menempuh Hubungan yang bersifat non-ekonomi
wilayah yang banyak ikan, bahan bakar adalah aspek yang menerima dampak dari
yang biasa berupa solar atau bensin rata- hubungan yang terjalin di luar aspek
rata menghabiskan Rp400.000 pulang- ekonomi seperti hubungan sosial, budaya,
pergi, sehingga nelayan harus menargetkan politik dan jaminan sosial. Berkaitan aspek
hasil tangkapan yang lebih banyak agar tersebut hubungan patron-klien yang terjadi
modal bahan bakar terpenuhi. Dilain sisi antara juragan dengan nelayan pemilik
nelayan Untia dalam menangkap ikan kapal. Yang dimaksud juragan dalam
penelitian ini adalah pihak yang rangkaian dari kegiatan usaha melaut.
memasarkan hasil tangkapan dan memiliki Pemasaran ini sangat mempengaruhi
status sosial yang lebih tinggi dari nelayan pendapatan yang akan diterima oleh pihak-
lainnya, karena memiliki kekuasaan akan pihak yang terkait dalam proses
pasar yang lebih besar yakni terdapat penangkapan meliputi juragan, pemilik
relasi pemasaran dibandingkan dengan kapal, kapten kapal, ABK dan anak
nelayan, sedangkan yang dimaksud sampan.
dengan nelayan pemilik kapal adalah pihak Transaksi pemasaran hasil
yang memilik kapal yang ikut serta melaut tangkapan yang terjadi di Untia kota
maupun yang tidak ikut melaut. Hubungan Makassar terjadi di darat secara tatap muka
patron-klien tersebut terjadi disebabkan (langsung) antara juragan dengan nelayan
beberapa faktor, yaitu (1) jaringan dalam menyerahkan hasil tangkapan untuk
pemasaran yang tidak dimiliki oleh nelayan dipasarkan maupun juragan dengan
pemilik kapal sehingga membuat mereka pedagang pengecer dalam melakukan
merasa tergantung kepada juragan dalam transaksi jual-beli. Bukan hanya jika
memasarkan hasil tangkapan dan (2) mata nelayan menangkap ikan yang lumayan
pencaharian sebagai nelayan sangat banyak mereka akan membawa ke industry
tergantung pada musin ikan dan alam pengolahan ikan di pelabuhan Untia, atau
meyebabkan meraka tidak memiliki hasil tangkapan langsung didaratkan di
pendapatan pasti sehingga dirasakan perlu Sistem pemasaran yang diterapkan oleh
sebuah jaminan untuk memenuhi juragan ada 2 yaitu sistem timbang dan
kebutuhan hidup (konsumsi, kesehatan, sistem lelang. Pada kedua sistem ini, harga
dan pendidikan) ketika mengalami krisis ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
ekonomi. Hubungan antara juragan atau juragan dan pedagang pengecer.
nelayan pemilik kapal dengan ABK tidak Penetapan harga biasanya dipengaruhi
menunjukkan adanya hubungan patron- oleh harga pasar dan tingkat kesegaran
klien. Hal ini disebabkan oleh ABK yang ikan. Tangkapan tidak lagi ditimbang ketika
direkrut dapat berpindah kapal sewaktu- menjual kepada pedagang pengecer
waktu (tidak permanen) sehingga juragan melainkan dilelang. Lelang dalam hal ini
atau nelayan pemilik kapal merasa enggan diartikan harga ikan hasil tangkapan
memberikan sebuah perlindungan merupakan hasil negosiasi antara juragan
(jaminan) di luar kegiatan melaut. Pola dengan pedagang pengecer. Dalam sistem
Hubungan Patron-Klien yang Bersifat ini sangat diperlukan keahlian khusus
Ekonomi Sistem Pemasaran hasil dalam menafsirkan jumlah hasil tangkapan
tangkapan merupakan bagian dari oleh juragan maupun pedagang pengecer
8
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang Diketahui hubungan Patron- Klien
besar setelah proses transaksi. Pemasaran pada Komunitas Nelayan Untia di Kota
dengan sistem ini biasanya diterapakan Makassar
pada alat tangkap pancing ulur dan tombak.
Pada saat melakukan pemasaran dapat DAFTAR PUSTAKA
terjadi tindakan kecurangan yang dilakukan Endraswara, Suwardi. 2012. Metode
oleh juragan. Kecurangan tersebut berupa Penelitian Kebudayaan.
memanipulasi hasil timbangan dalam Yogyakarta: Gadjah Mada
melaporkan catatan penjualan kepada University Press.
nelayan pemilik kapal. Hal ini dapat memicu Syamsu Hair. 2017. Permukiman Nelayan
keretakan hubungan yang antara juragan Untia Berbasis Ekowisata di
dengan nelayan pemilik kapal. Dan jika hal Makassar. Universitas Islam
tersebut terjadi, tak jarang pula nelayan Negri Alauddin Makassar.
pemilik kapal memilih untuk pindah juragan. Makassar.
Ketika ikan hasil tangkapan misal tidak Sedyawati, Edi. 2014. Kebudayaan di
terjual ikan tersebut biasa diberikan kepada Nusantara, Dari Keris, Tor-tor,
warga pemukiman, atau kadang dijadikan sampai Industri Budaya. Depok:
makanan ternak saja. Komunitas Bambu.
KESIMPULAN Tim Pemberdayaan Masyarakat Pesisir,
Pola wilayah penangkapan ikan 2006, Strategi hidup
nelayan Untia Kota Makassar diperoleh masyarakat nelayan.
adanya pergeseran atau migrasi dari tahun Suryaningsi. T., 2016. Pola Permukiman
ketahun, bahwasanya fishing ground ikan Nelayan Untia di Kota
sudah menjauh dari wilayah pesisir dengan Makassar. Jurnal Aluddin.
jarak 10 mil laut. hal.169-183.
Diperoleh informasi dari hasil
observasi yang dilakukan Pola waktu
penangkapan ikan nelayan Untia Kota
Makassar tidak konstan, hal tersebut
diakibatkan oleh perubahan iklim dan
musim yang senantiasa dinamis. Sehingga
mengakibatkan adanya ketidakpastian
ketika nelayan untia pergi melaut.
10

Anda mungkin juga menyukai