PENDAHULUAN
zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu. Kelarutan suatu
senyawa, tergantung pada sifat fisika kimia zat pelarut dan zat terlarut,
temperature, pH larutan, tekanan untuk jumlah lebih kecil tergantung pada hal
terbaginya zat terlarut. Bila suatu pelarut sampai batas daya melarutkannya,
sebagai berikut: a) pelarut polar, melarutkan zat terlarut ionic dan zat polar lain, b)
pelarut nonpolar, aksi pelarut dan cairan nonpolar seperti hidrokarbon berbeda
dengan zat polar. Pelarut nonpolar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik
antara ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah.
Oleh karena itu, zat terlarut ionic dan polar tidak dapat larut atau hanya dapat larut
sedikit dalam pelarut nonpolar, c) pelarut semipolar, sama seperti keton dan
alcohol dapat menginduksi suatu derajat polaritas tertentu dalam molekul pelarut
formulasi suatu sediaan. Lebih dari 50% senyawa kimia baru yang ditemukan saat
ini bersifat hidrofobik. Kelarutan suatu zat berkhasiat yang kurang dari 1mg/mL
mempunyai tingkat disolusi yang kecil karena kelarutan suatu senyawa halogen
saling berkaitan.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
sebagai pelarut.
beberapa pelarut untuk dilihat kelarutannya dalam pelarut tertentu. Selain itu,
Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang berarti produksi garam
dengan reaksi langsung dengan logam. Karena kereaktifannya yang sangat tinggi,
halogen adalah ns2np5, dan halogen kekurangan satu electron untuk membentuk
struktur gas mulia yang merupakan kulit tertutup. Jadi atom halogen
alambersal dari tumbuhan dan hewan. Saat ini lebih dar 1,8 juta jenis bahan
sintesis yang diproduksi, dan kira-kira 250.000 bahan disintesis yang diproduksi
setiap tahunya. Pengolahan air atau limbah cair adalah untuk meminimalkan
pengolahan secara kimia. Senyawa organik di dalam air dibagi ke dalam beberapa
Senyawa organik ini terdiri dari unsur halogen (F, Cl, Br, I) sebagai atom
Bratau I), atomatom halogen dapat dianggap sebagai pengganti hidrogen, jadi
Kebanyakan alkil halida adalah cair dan bromida, iodida dan polihalida umumnya
mempunyai kerapatan >1. Alkil halida tidak larut dalam air, tetapi dapat saling
Alat yang digunakan pada percobaan senyawa halogen organik ini adalah
tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, hot plate dan sikat tabung reaksi.
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah mentega, akuades,
Disiapkan tiga buah tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan 0,5
minyak, dan tabung (3) dengan 1 mL mentega yang sudah dilelehkan. Dikocok
dengan benzil klorida, tabung kedua dengan kloro benzena, tabung ketiga dengan
Dikocok agak kuat, diamati dan dicatat. Prosedur tersebut dikerjakan, diganti
2.3.1 Hasil
putih
1. Cl
+
AgNO3
2. CH2Cl CH2NO2
+ AgNO 1
+ AgCl + O
2 2
3
Putih
3. CHCl3 + AgNO3
4. CH2Cl2 + AgNO3
5. Cl
+ NaI
6. CH2Cl
CH2I
+ NaI + NaCl
Putih
7. CHCl3 + NaI
8. CH2Cl2 + NaI
2.4 Pembahasan
organik, direaksikan CHCl3 dengan air, minyak dan dicairkan). Dari hasil percobaan
yang dilakukan, terlihat bahwa CHCl3 tidak larut dalam air. Hal yang terjadi yaitu kedua
senyawa halogen organik tersebut tenggelam ke dasar wadah, yang disebabkan karena
kedua senyawa tersebut (CHCl3) bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar. Hasil
tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa perbedaan kepolaran diantara dua senyawa
menyebabkan senyawa-senyawa tersebut tidak dapat membentuk ikatan. Selain itu, juga
dikarenakan kedua senyawa tersebut mempunyai berat molekul yang lebih berat dari
pada air (1 g/cm3) sehingga menyebabkan CHCl3 (1,6 g/cm3) tenggelam ke dasar
wadah. Sedangkan ketika CHCl3 direaksikan dengan minyak dan mentega, terlihat
bahwa CHCl3 larut dalam keduanya. Hal ini terjadi karena CHCl3 dengan minyak dan
kloroform, diklorometan, dan klorobenzena tidak terjadi reaksi dan larutan tetap bening.
Reaksi yang terjadi pada kloro benzena telah sesuai dengan teori, begitupun
kloroform, diklorometan, dan klorobenzena yang juga sesuai dengan teori. Teori yang
dikarenakan strukturnya yang simetris kloro benzena tidak bereaksi dikarenakan ketika
kloro benzena bereaksi dengan AgNO3 dan menhasilkan AgCl maka kloro benzena
Pada reaksi antara NaI/aseton dengan benzil klorida, terjadi reaksi yang ditandai
dengan adanya perubahan warna larutan menjadi berwarna kuning dan adanya endapan
benzena tidak terjadi reaksi dan larutan tidak berubah berubah warna dan tetap
berwarna bening. Teori menyatakan bahwa I (iodin) tidak dapat mendesak Cl sebab Cl
begitupun jika dalam bentuk senyawa, tidak dapat bereaksi dengan NaI sebab I tidak
dapat mendesak Cl. Jadi pada percobaan kereaktifan senyawa halogen organik, kloro
benzena, benzil klorida, kloroform, dan diklorometan sesuai dengan teori. Dimana kloro
benzena dapat bereaksi dengan NaI dikarenakan ia dapat dengan mudah melepaskan Cl
keelektronegatifannya rata selain itu kloroform dan diklorometan tidak bisa melepas Cl
dikarenakan strukturnya yang simetris kloro benzena tidak bereaksi dikarenakan ketika
kloro benzena bereaksi dengan NaI dan menghasilkan NaCl maka kloro benzena tidak
aromatis lagi.
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Senyawa halogen organik CHCl3 tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air,
namun larut minyak dan mentega yang bersifat nonpolar. Sehingga senyawa
3.2 Saran
dilakukan dengan cermat sehingga dapat memperoleh hasil data yang bagus dan
akurat. Selain itu, pada praktikum seperti ini baik proses maupun hasilnya sebaiknya
didokumentasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Damin, S., 2006, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta, EGC, Jakarta.
Fessenden, R. T., dan Fessenden, J. S., 2010, Dasar-Dasar Kimia Organik, Binarupa
Aksara Publisher, Tangerang.
Firdaus., 2010, Alkil Halida, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Unhas, Makassar.
Hart, H., Craine, L,E., dan Hart, D,J., 2003, Kimia Organik Edisi 11, Erlangga,
Jakarta.
BAGAN KERJA
AgNO3/Alkohol dan
NaI/Aseton
Hasil
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PERCOBAAN