Anda di halaman 1dari 22

Laporan Lengkap Praktikum

HIDROKARBON

KELOMPOK IV

ALIZA ZAKIAH RIFAAT

H041201068

UNIT PELAKSANAAN TEKNIS MATA KULIAH UMUM


LABORATORIUM KIMIA DASAR
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
HASIL PPRAKTIKUM

HIDROKARBON

Disusun dan diajukan oleh :

ALIZA ZAKIAH R
H041201068

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 17 April 2021

ASISTEN PRAKTIKAN

MUHAMMAD FATHIR HASYIM ALIZA ZAKIAH R


NIM : H031 17 1304 NIM : H041201068
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awal abad ke-19 orang menyangka bahwa zat-zat dalam tumbuh-

tumbuhan dibentuk oleh sesuatu yang gaib dan belum diketahui sifat-sifatnya.

Selain tumbuh-tumbuhan dan hewan, masih ada sumber senyawa hidrokarbon

yang kompleks misalnya gula, amilum, protein, glukosida, antibiotika, minyak,

lemak, dan lain-lain. Dari batu bara diperoleh kokas, gas batu bara yang

mengandung berbagai senyawa organik. Minyak bumi merupakan campuran

senyawa-senyawa karbon, terutama senyawa hidrokarbon (Wilbraham, 1992).

Hidrokarbon merupakan senyawa yang sturktur molekulnya terdiri dari

hydrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari alkane adalam metana.

Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas

alam. Atom karbon memiliki kemampuan untuk membentuk rantai, sehingga

banyak senyawa organik yang beragam (Syukri, 1999).

Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan

dinamakan hidrokarbon jenuh, sedangkan hidrokarbon dengan dua atau lebih

atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan

hidrokarbon tidak jenuh. Oleh karena itu, praktikum hidrokarbon ini penting

dilakukan agar mahasiswa mengenali senyawa-senyawa hidrokarbon yang ada

disekitarnya dan mengetahui sifat-sifat dari setiap senyawa tersebut.


1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah :

1. bagaimana kelarutan senyawa-senyawa hidrokarbon didalam pelarut polar

ataupun nonpolar?

2. bagaimana rekasi senyawa-senyawa hidrokarbon yang terjadi pada

pereaksi-pereaksi KMn04 atau Br2

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.3.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah membedakan antara hidrokarobn jenuh,

tidak jenuh, dan senyawa aromatic.

1.3.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. untuk mengetahui kelarutan senyawa-senyawa hidrokarbon didalam pelarut

polar ataupun non polar

2. untuk mengetahui reaksi senyawa-senyawa hidrokarbon yang terjadi pada

pereaksi-pereaksi KMnO4 0,1 M atau Br2/CCl4 5%


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kimia organik berkembang seiring dengan perkembangan teori struktur

molekul (senyawa) organik. Teori struktur adalah penjelasan bagaimana unsur-

unsur penyusun senyawa organik bergabung melalui suatu ikatan. Rumus molekul

sudah dapat ditentukan jauh sebelum teori struktur molekul ditemukan oleh para

ahli. Untuk persenyawaan alkana bila rumus molekulnya diketahui tidak serta

merta strukturnya diketahui atau tidak seperti persenyawaan anorganik yang

mengenal kaidah identitas yaitu satu rumus molekul untuk satu struktur karena

adanya isomer pada molekul alkana. Pengetahuan tentang teori struktur akan

dapat menjelaskan berbagai fenomena isomeri tersebut (Sitorus, 2010).

Atom unsur penyusun senyawa alkana yang paling dominan adalah karbon

dan alkana Senyawa alkana yang hanya terdiri dari dua unsur ini yang dikenal

sebagai homoatom disebut senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon

dipandang sebagai induk senyawa alkana yang bila suatu atom hidrogennya

diganti oleh suatu atom atau kumpulan atom akan membentuk turunan (alkana)

hidrokarbon dan gugus ganti inilah yang dikenal sebagai gugus fungsional yang

merupakan dasar penggolongan (klasifikasi) senyawa alkana. Gugus fungsional

adalah yang bertanggung jawab terhadap sifat fisika dan kimia suatu senyawa

alkana . Ciri gugus fungsional adalah atom diluar C dan H seperti Oksigen,

Nitrogen, Halogen, Fosfor, Belerang dan beberapa logam yang akan membentuk

senyawa organo logam (organo metalik) yang dikenal sebagai heteroatom

(Sitorus, 2010).
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.

Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun

dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita

temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan

lain-lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon.

Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,

para ahli menggolongkn hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon

dalam molekulnya (Sukarmin dan Sugiarto, 2004).

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi

dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa

hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai

C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa

hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh, yaitu

(Sukarmin dan Sugiarto, 2004) :

1. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi

ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan 4lkane.

2. Senyawa alifatik tidak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat

ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan

alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

Alat yang digunakan pada percobaan hidrokarbon ini adalah tabung reaksi,

rak tabung, pipet tetes, gelas piala, kaki tiga, kasa dan spiritus.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah n-heksana, sikloheksana,

etil asetoasetat, KMnO4 0,1 M, dietil eter, parafin, toluen, benzena, Br2/CCl4 5%,

tissue roll dan kertas label.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Tabung reaksi (1) diisi 0,5 mL air, dan tabung reaksi (2) diisi 0,5 mL dietil

eter.

3. Pada tabung reaksi (1) dan (2), tambahkan setetes demi setetes larutan n-

heksana (±10 tetes), kocok dan perhatikan kelarutannya (catat).

4. Ulangi langkah 1 sampai langkah 3 dengan menggunakan sikloheksana,

benzena, toluen dan parafin.

3.3.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon

1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Masing-masing tabung reaksi diisi sebanyak 1,0 mL n-heksana, sikloheksana,

benzena, toluen, parafin dan etilasetoasetat.


3. Tambahkan 1 tetes larutan KMnO4 0,1 M, kocok dan bila perlu panaskan.

4. Lalu amati, dan catat hasilnya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Percobaan

4.1.1 Kelarutan Hidrokarbon

Tabel 1. Tabel Pengamatan Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

Kelarutan Kelarutan
Hidrokarbon Keterangan
(Air) (dietil eter)
n-heksana 2 fase 1 fase non polar
Sikloheksana 2 fase 1 fase non polar
Benzena 2 fase 1 fase non polar
Toluena 2 fase 1 fase non polar
Parafin 2 fase 1 fase non polar

4.1.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon


Tabel 2. Tabel Pengamatan Reaksi Senyawa Hidrokarbon
Perubahan yang Terjadi
Hidrokarbon Keterangan
+KMnO4 0,1 M +Br2/CCl4 5 %
Terjadi perubahan
Tidak terjadi Bereaksi dengan
n-heksana warna dari kuning
perubahan warna Br2
ke bening
Terjadi perubahan
Tidak terjadi Bereaksi dengan
Sikloheksana warna dari kuning
perubahan warna Br2
ke bening
Tidak bereaksi
Tidak terjadi Tidak terjadi
Benzena dengan Br2 dan
perubahan warna perubahan warna
KMnO4
Terjadi perubahan
Tidak terjadi Bereaksi dengan
Toluena warna dari kuning
perubahan warna Br2
ke bening
Terjadi perubahan
Tidak terjadi Bereaksi dengan
Parafin warna dari kuning
perubahan warna Br2
ke bening
Terjadi perubahan Terjadi perubahan
Bereaksi dengan
Etilasetoasetat warna dari ungu ke warna dari kuning
Br2 dan KMnO4
bening ke bening
4.2 Reaksi

4.2.1 Reaksi Senyawa Hidrokarbon dengan KMnO4

CH3 – CH2 – CH2 – CH2- CH2 – CH3 + KMnO4 CH3 – CH2 – CH2 – CH2-

CH2 – CH2MnO3 + KOH

+ KMnO4

+ KMnO4

CH3

+ KMnO4

O O
H2
H3C C C C OC2H4 + KMnO4

4.2.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon dengan Br2

H2 H2 H2 H2
H3C C C C C CH3 + Br2 H3C C4H6 CH2Br + HBr

Br

+ Br2
CH3 CH3
Br
+ Br2 + HBr

Br2
FeCl3
+ Br2 + HBr

O O O O

H3C O CH3 + Br2 H3C O-Br + C2H5Br

4.3 Pembahasan

4.3.1 Kelarutan Hidrokarbon

Berdasarkan data dan pengamatan yang telah dilakukan yang ditunjukkan

pada tabel 1, dapat diketahui bahwa n-heksana tidak dapat larut dalam air dan juga

dietil eter, sikloheksana tidak dapat larut dalam air dan dietil eter, benzena tidak

dapat larut dalam air dan dalam dietil eter, begitu pula dengan toluena dan parafin

yang tidak dapat larut dalam kedua pelarut itu. Senyawa hidrokarbon yang

diujikan bersifat non polar karena pada saat direaksikan dengan air yang bersifat

polar, terbentuk 2 fase. Sedangkan pada saat direaksikan dengan dietil eter yang

bersifat non polar, terbentuk 1 fase. Senyawa non polar akan membentuk 1 fase

jika direaksikan dengan senyawa non polar, dalam percobaan ini dietil eter dan
membentuk 2 fase jika direaksikan dengan senyawa polar, dalam percobaan ini

air.

4.3.2 Reaksi Hidrokarbon

Berdasarkan data dan pengamatan yang telah dilakukan yang ditunjukkan

pada tabel 2, reaksi yang ditunjukkan diamati melalui perubahan warna larutan.

Senyawa hidrokarbon akan direaksikan dengan KMnO4 dan Br2 5%. Fungsi

KMnO4 adalah untuk mengetahui adanya reaksi oksidasi terjadi pada senyawa

hidrokarbon atau tidak . Hasil yang diperoleh saat n-heksana, sikloheksana,

benzena, toluena dan parafin dimana larutannya bening ditambahkan KMnO4

yang berwarna ungu adalah tidak terjadi perubahan warna (endapan ungu). Hal ini

menandakan tidak terjadi reaksi antara senyawa hidrokarbon tersebut dengan

pereaksi KMnO4 karena senyawa-senyawa tersebut tergolong ke dalam kelompok

senyawa alkana dan aromatik yang jika ditinjau dari ikatan antarelektronnya

sangat sulit untuk diputus. Namun berbeda dengan hasil yang diperoleh ketika

larutan etil asetoasetat bening ditambahkan ditambahkan KMnO4 yang berwarna

ungu, terjadi perubahan warna yaitu berubah warna menjadi bening. Hal ini

menandakan bahwa terjadi reaksi, karena KMnO4 merupakan oksidator kuat yang

dapat mengoksidasi etilasetoasetat sehingga terjadi reaksi oksidasi. Fungsi Br2 5

% untuk mengetahui adanya reaksi halogenasi yang terjadi pada senyawa

hidrokarbon. Hasil yang diperoleh saat n-heksana dan toluena dimana larutannya

bening ditambahkan Br2 5% yang warnanya berubah dari jingga menjadi bening

setelah dilakukan pemanasan. Fungsi pemanasan untuk mempercepat reaksi

dengan memutus ikatan dalam senyawanya. Berdasarkan teori kedua hidrokarbon

ini adalah hidrokarbon tidak jenuh akan sulit untuk mengalami reaksi adisi karena
senyawa hirokarbon tersebut tidak reaktif dan tidak jenuh serta ikatan-ikatan yang

berada pada senyawa hidrokarbon tersebut sangat sulit terputus. Namun dalam

praktikum ini, bisa saja terjadi hal yang tidak sesuai dengan teori dikarenakan alat

yang kurang bersih, pereaksi yang mungkin sudah rusak, sampel yang telah

terkontamidasi ataupun jumlah larutan yang dimasukkan terlalu sedikit atau

berlebih.

Hasil yang diperoleh ketika larutan etilasetoasetat bening ditambahkan

ditambahkan Br2 5 % yang berwarna jingga adalah terjadi perubahan warna yaitu

berubah warna menjadi bening. Hal ini menandakan bahwa terjadi reaksi karena

etilasetoastetat dapat diadisi oleh Br2 5 %. Namun lain halnya dengan benzena

yang tidak mengalami perubahan warna dari jingga ke bening walaupun dilakukan

proses pemanasan. Hal ini disebabkan karena elektron pada cincin karbon benzena

terus mengalami delokasi elektron yang menyebabkan ikatan rangkapnya

sehingga ikatan rangkapnya berpindah-pindah, sehingga sulit diputuskan dan sulit

diadisi.

Parafin ketika direaksikan dengan Br2, tidak terjadi reaksi. Hal ini

disebabkan karena parafin merupakan suatu senyawa yang afinitasnya kecil

sehingga sukar sekali bereaksi dan merupakan senyawa yang stabil. Sikloheksana

sendiri adalah hidrokarbon non reaktif, non-polar, hidrofobik sehingga sesuai

dengan hasi praktikum dimana sikloheksana tidak bereaksi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan hidrokarbon dapat disimpulkan bahwa:

1. Senyawa hidrokarbon yang bersifat non polar seperti: dietil eter, sikloheksana,

benzena, toluen, parafin, dan etil asetoasetat tidak larut dalam pelarut polar seperti

air dan larut dalam pelarut non polar seperti n-heksana.

2. Hidrokarbon yang telah jenuh tidak dapat mengalami reaksi adisi tetapi dapat

mengalami reaksi subtitusi, seperti n-heksana dan etil asetoasetat. Sikloheksana,

benzena, dan parafin merupakan senyawa yang stabil sehingga sulit untuk

bereaksi.

5.2 Saran

Saran saya untuk laboratorium agar video yang ditampilkan bisa lebih jelas

penjelasan-penjelasannya.
DAFTAR PUSTAKA

Akitsu, T., dan Kenta, M. 2018. Trade-Off In Fire-Retordant Solar Cell Materials

and Enviromental Issue, Edelwiss Chemical Jurnal, 1(1): 1.

Anthony, Wilbraham, C., dan Michael, B, Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik

dan Hayati. Bandung: Penerbit ITB.

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J. S. 1982. Dasar-dasar Kimia Organik.

Tanggerang : Binarupa Aksara Publisher.

Drs. Sukarmin, M.pd dan Drs. Bambang S, M.Pd , 2004 , Hidrokarbon dan

Minyak Bumi , Jakarta.

Marham S. , 2010 , Kimia Organik Umum , Graha Ilmu , Yogyakarta.


Lampiran 1 Bagan Kerja

1.1 Kelarutan Hidrokarbon

0,5 mL air dan dietil eter

- Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

- Diisi masing-masing 0,5 mL air dan dietil eter pada kedua tabung.

- Ditambahkan setetes demi setetes larutan n-heksana (±10 tetes), ke

dalam tabung reaksi, kemudian dikocok dan diperhatikan

kelarutannya (dicatat hasilnya).


Hasil
- Dilakukan prosedur yang sama dengan hidrokarbon yang lain.

1.2 Reaksi Hidrokarbon

KMnO4 0,1 M dan I2 5%

- Disiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

- Diisi sebanyak 0,1 mL n-heksana, sikloheksana, benzena, toluen,

parafin, dan etilasetoasetat pada masing-masing tabung reaksi.

- Ditambahkan 1 tetes larutan KMnO4 0,1 M, dikocok dan bila perlu

dipanaskan.

- - Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi


Hasil
- Dilakukan prosedur yang sama dengan menggunakan 1-2 tetes larutan

I2 5%.
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan

Gambar 2.1 Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

Gambar 2. Reaksi Hidrokarbon dengan KMnO4

Gambar 3. Reaksi Hidrokarbon dengan I2


Lampiran 3. Sumber Refrensi

Anda mungkin juga menyukai