HIDROKARBON
KELOMPOK IV
H041201068
HIDROKARBON
ALIZA ZAKIAH R
H041201068
ASISTEN PRAKTIKAN
PENDAHULUAN
Pada awal abad ke-19 orang menyangka bahwa zat-zat dalam tumbuh-
tumbuhan dibentuk oleh sesuatu yang gaib dan belum diketahui sifat-sifatnya.
lemak, dan lain-lain. Dari batu bara diperoleh kokas, gas batu bara yang
hydrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari alkane adalam metana.
Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas
atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan
hidrokarbon tidak jenuh. Oleh karena itu, praktikum hidrokarbon ini penting
ataupun nonpolar?
TINJAUAN PUSTAKA
unsur penyusun senyawa organik bergabung melalui suatu ikatan. Rumus molekul
sudah dapat ditentukan jauh sebelum teori struktur molekul ditemukan oleh para
ahli. Untuk persenyawaan alkana bila rumus molekulnya diketahui tidak serta
mengenal kaidah identitas yaitu satu rumus molekul untuk satu struktur karena
adanya isomer pada molekul alkana. Pengetahuan tentang teori struktur akan
Atom unsur penyusun senyawa alkana yang paling dominan adalah karbon
dan alkana Senyawa alkana yang hanya terdiri dari dua unsur ini yang dikenal
dipandang sebagai induk senyawa alkana yang bila suatu atom hidrogennya
diganti oleh suatu atom atau kumpulan atom akan membentuk turunan (alkana)
hidrokarbon dan gugus ganti inilah yang dikenal sebagai gugus fungsional yang
adalah yang bertanggung jawab terhadap sifat fisika dan kimia suatu senyawa
alkana . Ciri gugus fungsional adalah atom diluar C dan H seperti Oksigen,
Nitrogen, Halogen, Fosfor, Belerang dan beberapa logam yang akan membentuk
(Sitorus, 2010).
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun
dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan
lain-lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon.
dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa
hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai
hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh, yaitu
1. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi
2. Senyawa alifatik tidak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat
ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan pada percobaan hidrokarbon ini adalah tabung reaksi,
rak tabung, pipet tetes, gelas piala, kaki tiga, kasa dan spiritus.
etil asetoasetat, KMnO4 0,1 M, dietil eter, parafin, toluen, benzena, Br2/CCl4 5%,
2. Tabung reaksi (1) diisi 0,5 mL air, dan tabung reaksi (2) diisi 0,5 mL dietil
eter.
3. Pada tabung reaksi (1) dan (2), tambahkan setetes demi setetes larutan n-
Kelarutan Kelarutan
Hidrokarbon Keterangan
(Air) (dietil eter)
n-heksana 2 fase 1 fase non polar
Sikloheksana 2 fase 1 fase non polar
Benzena 2 fase 1 fase non polar
Toluena 2 fase 1 fase non polar
Parafin 2 fase 1 fase non polar
CH3 – CH2 – CH2 – CH2- CH2 – CH3 + KMnO4 CH3 – CH2 – CH2 – CH2-
+ KMnO4
+ KMnO4
CH3
+ KMnO4
O O
H2
H3C C C C OC2H4 + KMnO4
H2 H2 H2 H2
H3C C C C C CH3 + Br2 H3C C4H6 CH2Br + HBr
Br
+ Br2
CH3 CH3
Br
+ Br2 + HBr
Br2
FeCl3
+ Br2 + HBr
O O O O
4.3 Pembahasan
pada tabel 1, dapat diketahui bahwa n-heksana tidak dapat larut dalam air dan juga
dietil eter, sikloheksana tidak dapat larut dalam air dan dietil eter, benzena tidak
dapat larut dalam air dan dalam dietil eter, begitu pula dengan toluena dan parafin
yang tidak dapat larut dalam kedua pelarut itu. Senyawa hidrokarbon yang
diujikan bersifat non polar karena pada saat direaksikan dengan air yang bersifat
polar, terbentuk 2 fase. Sedangkan pada saat direaksikan dengan dietil eter yang
bersifat non polar, terbentuk 1 fase. Senyawa non polar akan membentuk 1 fase
jika direaksikan dengan senyawa non polar, dalam percobaan ini dietil eter dan
membentuk 2 fase jika direaksikan dengan senyawa polar, dalam percobaan ini
air.
pada tabel 2, reaksi yang ditunjukkan diamati melalui perubahan warna larutan.
Senyawa hidrokarbon akan direaksikan dengan KMnO4 dan Br2 5%. Fungsi
KMnO4 adalah untuk mengetahui adanya reaksi oksidasi terjadi pada senyawa
yang berwarna ungu adalah tidak terjadi perubahan warna (endapan ungu). Hal ini
senyawa alkana dan aromatik yang jika ditinjau dari ikatan antarelektronnya
sangat sulit untuk diputus. Namun berbeda dengan hasil yang diperoleh ketika
ungu, terjadi perubahan warna yaitu berubah warna menjadi bening. Hal ini
menandakan bahwa terjadi reaksi, karena KMnO4 merupakan oksidator kuat yang
hidrokarbon. Hasil yang diperoleh saat n-heksana dan toluena dimana larutannya
bening ditambahkan Br2 5% yang warnanya berubah dari jingga menjadi bening
ini adalah hidrokarbon tidak jenuh akan sulit untuk mengalami reaksi adisi karena
senyawa hirokarbon tersebut tidak reaktif dan tidak jenuh serta ikatan-ikatan yang
berada pada senyawa hidrokarbon tersebut sangat sulit terputus. Namun dalam
praktikum ini, bisa saja terjadi hal yang tidak sesuai dengan teori dikarenakan alat
yang kurang bersih, pereaksi yang mungkin sudah rusak, sampel yang telah
berlebih.
ditambahkan Br2 5 % yang berwarna jingga adalah terjadi perubahan warna yaitu
berubah warna menjadi bening. Hal ini menandakan bahwa terjadi reaksi karena
etilasetoastetat dapat diadisi oleh Br2 5 %. Namun lain halnya dengan benzena
yang tidak mengalami perubahan warna dari jingga ke bening walaupun dilakukan
proses pemanasan. Hal ini disebabkan karena elektron pada cincin karbon benzena
diadisi.
Parafin ketika direaksikan dengan Br2, tidak terjadi reaksi. Hal ini
sehingga sukar sekali bereaksi dan merupakan senyawa yang stabil. Sikloheksana
5.1 Kesimpulan
1. Senyawa hidrokarbon yang bersifat non polar seperti: dietil eter, sikloheksana,
benzena, toluen, parafin, dan etil asetoasetat tidak larut dalam pelarut polar seperti
2. Hidrokarbon yang telah jenuh tidak dapat mengalami reaksi adisi tetapi dapat
benzena, dan parafin merupakan senyawa yang stabil sehingga sulit untuk
bereaksi.
5.2 Saran
Saran saya untuk laboratorium agar video yang ditampilkan bisa lebih jelas
penjelasan-penjelasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Akitsu, T., dan Kenta, M. 2018. Trade-Off In Fire-Retordant Solar Cell Materials
Anthony, Wilbraham, C., dan Michael, B, Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik
Drs. Sukarmin, M.pd dan Drs. Bambang S, M.Pd , 2004 , Hidrokarbon dan
- Diisi masing-masing 0,5 mL air dan dietil eter pada kedua tabung.
dipanaskan.
I2 5%.
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan