PERCOBAAN I
HIDROKARBON
NIM : H041201078
KELOMPOK : 3 (TIGA)
1
Laporan Praktikum Kimia Dasar II
HIDROKARBON
H041201078
2
BAB I
PENDAHULUAN
hukum dan teori yang berhubungan dengan komposisi, struktur, sifat dan perubahan
energi. Menurut Dahar (1991) bahwa konsep dalam ilmu kimia merupakan konsep
yang lebih komplek (Susanti dkk., 2019). Salah satu konsep ilmu kimia yaitu
tentang hidrokarbon. Hidrokarbon adalah senyawa organik yang tersusun dari atom
Hidrokarbon saat ini merupakan sumber energi utama di dunia dan diharapkan
untuk tetap menjadi sumber energi utama meskipun telah ditemukan sumber energi
alternatif. Oleh karena itu, pasokan hidrokarbon menjadi topik utama kepentingan
politik, ekonomi dan akademis yang besar (Daniel and Alberto., 2014).
Salah satu faktor dasar tentang melimpahnya senyawa karbon di dunia ini
adalah kemampuan atom karbon dalam membentuk senyawa berantai. Karena sifat
ini, senyawa karbon memiliki variasi yang banyak dilihat dari jenis rantainya,
sangat stabil di alam yang memberikan manfaat yang banyak bagi manusia
3
1.2. Maksud dan tujuan percobaan
dietil eter.
4
BAB II
METODE PERCOBAAN
II.1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, tabung reaksi, rak tabung,pipet
II.2. bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, n-heksana, dietil eter,
sikloheksena, parafin, etil asetat, toluena, KMnO4 0,1 M, benzena, I2, dan aquades.
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung reaksi (1) diisi 0,5 ml
air, dan tabung reaksi (2) 0,5 ml dietil eter. Kedalam tabung reaksi (1) dan (2), ditambahkan
setetes demi setetes larutan n-heksana (±10 tetes). Dikocok dan diperhatikan kelarutannya
Diiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing tabung reaksi
diisi sebanyak 1,0 ml: n-heksana, sikloheksana, benzen, toluen, parafin dan etilasetat
(sebagai pembanding). Ditambahkan 1 tetes larutan kmno4 0,1 m, kocok dan bila perlu
5
BAB III
III.1 Tabel
6
III.2 Reaksi
CH3 – CH2 – CH2 – CH2- CH2 – CH3 + KMnO4 CH3 – CH2 – CH2 – CH2-
+ KMnO4
+ KMnO4
CH3
+ KMnO4
O O
H2
H3C C C C OC2H4 + KMnO4
H2 H2 H2 H2
H3C C C C C CH3 + I2 H3C C4H6 CH2I + HI
I2
I2
+ I2
7
CH3 CH3
I
+ I2 + HI
I2
FeCl3
+ I2 + HI
O O O O
III.3 Pembahasan
untuk n-heksana, sikloheksana, benzena, toluene dan parafin tidak larut dalam air
karena membentuk 2 fase tetapi larut dalam dietil eter karena membentuk 1 fase.
Alkana seperti n-heksana, sikloheksana, dan parafin bersifat non polar dipengaruhi
oleh rantai karbonnya. Semakin panjang rantai karbon atau semakin besar berat
memiliki sifat kimia menyerupai benzena, yakni bersifat non polar, tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter, karbon tetraklorida
atau n-heksana.
Gugus benzena relatif tidak polar dan menyebabkan senyawa tersebut sukar
larut dalam air. Gugus benzen hidrofob (tidak suka air). Karena fenol mempunyai
8
gugus fungsi hidroksil, maka dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, hal ini
dikatakan gugus hidrofil (suka air). Perbedaan gugus fungsi yang terikat pada gugus
aril, akan menyebabkan perbedaan sifat fisik dari senyawa tersebut. Benzena dan
senyawa hidrokarbon aromatik bersifat nonpolar, tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik seperti dietil eter atau pelarut lain yang nonpolar.
Penggunaan benzena secara luas sebagai pelarut. Benzena bersifat toksik dan
Kepolaran gidrokarbon dimulai dari yanag paling polar menurut teori yaitu n-
Heksana (1,89) < Benzena (2,3) < Toluena (4,3) < Etil asetat (6,0) < Parafin (8,2)
< Sikloheksana (9,3). Sehingga dikatakan bahwa suatu rantai cabang alkana
mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih
Pada tabel hasil percobaan reaksi senyawa hidrokarbon, didapatkah hasil yaitu
tidak terjadi perubahan pada n-heksana saat direaksikan dengan KMnO4 0,1 M dan
I2 , sikloheksana hanya bereaksi dengan I2, benzena tidak dapat bereaksi dalam
KMnO4 0,1 M dan tidak bereaksi dengan I2, toluena hanya bereaksi dengan I2,
parafin tidak bereaksi dengan KMnO4 0,1 M dan I2, dan etil asetat tidak bereaksi
dengan KMnO4 0,1 M karena teroksidasi dan sangat cepat larut juga pada I2 juga
senyawa yang hidrokarbon jenuh, hanya hidrokarbon tak jenuh yang bisa bereaksi
dengan KMnO4. senyawa hidrokarbon seperti toluena dan etil asetat dapat bereaksi
dengan I2 dimana seharusnya senyawa ini bereaksi dengan KMnO4 karena termasuk
9
dalam kelompok senyawa yang tidak jenuh (Hart dkk., 2012).
suasana asam. Dari reaksi ini dihasilkan asam karboksilat atau alkanoat dan keton
atau alkanon. Alkena dapat mengalami reaksi oksidasi yang akan membentuk
10
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
bersifat non polar yaitu n-heksana, sikloheksana, benzena, etil asetat, toluen, dietil
eter dan parafin tidak larut dalam pelarut polar (air) tetapi larut dalam pelarut non
dengan KMnO4 0,1 M. Senyawa hidrokarbon seperti toluena dan etil asetat dapat
bereaksi dengan I2 dimana seharusnya senyawa ini bereaksi dengan KMnO4 karena
termasuk dalam kelompok senyawa yang tidak jenuh. Namun, benzena tidak
Asisten sudah menjelaskan materi praktikum dan menuntuk kami dengan baik,
sebaiknya dipertahankan.
11
Daftar Pustaka
Asmara, A. P., 2016, Kajian Integrasi Nilai-Nilai Karakter Islami Dengan Kimia
Dalam Materi Kimia Karbon, Jurnal Pendidikan Sains Universitas
Muhammadiyah Semarang, 4(2) :1-11.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 2010, Dasar-dasar Kimia Organik, Binarupa
Aksara Publisher, Tanggerang.
Hart, D.J., Hadad, C.M., Craine, L.E., dan Hart, H., 2012, Organic Chemistry: A
Short Course, Belmont, Brooks/ Cole.
Susanti, R., Fatah, A. H., dan Wahyutami, S., 2019, Konsepsi Siswa Kelas XI IPA
Negeri 5 Palangka Raya Tentang Senyawa Hidrokarbon Tahun Ajaran
2018/2019, Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 10(2): 341-359.
12
Lampiran 1. Bagan Kerja
- Diisi tabung pertama dengan 0,5 mL air, dan tabung kedua diisi dengan
parafin.
Hasil
13
B. Reaksi Senyawa Hidrokarbon
n-Heksan, sikloheksana,
benzena, toluen, parafin,
dan etil asetoasetat
(1 mL)
- Disiapkan enam buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
mL etil asetoasetat.
- Dihomogenkan larutannya.
Hasil
14
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan
1. Kelarutan Hidrokarbon
15
Gambar 4. Proses Uji Reaksi Hidrokarbon
16