Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Kimia Dasar II

PERCOBAAN I
HIDROKARBON

NAMA : SITI ROFIQOH ATHIYYAH

NIM : H041201078

KELOMPOK : 3 (TIGA)

HARI/TGL. PERCOBAAN : RABU/31 MARET 2021

ASISTEN : NIA KURNIA

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

1
Laporan Praktikum Kimia Dasar II

HIDROKARBON

Disusun dan diajukan oleh:

SITI ROFIQOH ATHIYYAH

H041201078

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 6 April 2021


Asisten Praktikan,

NIA KURNIA SITI ROFIQOH ATHIYYAH


NIM : H311 16 316 NIM. H041 20 1078

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri

dan keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah berupa fakta, konsep,

hukum dan teori yang berhubungan dengan komposisi, struktur, sifat dan perubahan

energi. Menurut Dahar (1991) bahwa konsep dalam ilmu kimia merupakan konsep

berjenjang, berkembang dari konsep-konsep sederhana menuju konsep-konsep

yang lebih komplek (Susanti dkk., 2019). Salah satu konsep ilmu kimia yaitu

tentang hidrokarbon. Hidrokarbon adalah senyawa organik yang tersusun dari atom

karbon dan hidrogen. Berdasarkan penyusunannya dalam struktur shidrokarbon

dibedakan menjadi hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik (Wardiyah., 2016).

Hidrokarbon saat ini merupakan sumber energi utama di dunia dan diharapkan

untuk tetap menjadi sumber energi utama meskipun telah ditemukan sumber energi

alternatif. Oleh karena itu, pasokan hidrokarbon menjadi topik utama kepentingan

politik, ekonomi dan akademis yang besar (Daniel and Alberto., 2014).

Salah satu faktor dasar tentang melimpahnya senyawa karbon di dunia ini

adalah kemampuan atom karbon dalam membentuk senyawa berantai. Karena sifat

ini, senyawa karbon memiliki variasi yang banyak dilihat dari jenis rantainya,

isomernya, gugus fungsi, serta kegunaannya. Rantai-rantai karbon yang terbentuk

sangat stabil di alam yang memberikan manfaat yang banyak bagi manusia

(Asmara, 2016). Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kepolaran snyawa

hidrokarbon dan reaksi-reaksinya.

3
1.2. Maksud dan tujuan percobaan

1.2.1. Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk membedakan antara hidrokarbon

jenuh, tidak jenuh dan senyawa aromatik.

1.2.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk:

1. Mengetahui kelarutan hidrokarbon

2. Mengetahui reaksi yang terjadi pada hidrokarbon

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ini yaitu:

1. Menentukan kepolaran suatu senyawa berdasarkan kelarutannya pada air dan

dietil eter.

2. Menentukan reaksi yang terjadi berdasarkan perubahan yang terjadi pada

KMnO4 dan I2.

4
BAB II

METODE PERCOBAAN

II.1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, tabung reaksi, rak tabung,pipet

tetes, gelas kimia dan tissue roll.

II.2. bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, n-heksana, dietil eter,

sikloheksena, parafin, etil asetat, toluena, KMnO4 0,1 M, benzena, I2, dan aquades.

II.3. Prosedur percobaan

II.3.1. Kelarutan Hidrokarbon

Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung reaksi (1) diisi 0,5 ml

air, dan tabung reaksi (2) 0,5 ml dietil eter. Kedalam tabung reaksi (1) dan (2), ditambahkan

setetes demi setetes larutan n-heksana (±10 tetes). Dikocok dan diperhatikan kelarutannya

(dicatat). Diulangi seperti nomor 1 sampai 4 menggunakan hidrokarbon yang lain.

II.3.2. Reaksi Hidrokarbon

Diiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing tabung reaksi

diisi sebanyak 1,0 ml: n-heksana, sikloheksana, benzen, toluen, parafin dan etilasetat

(sebagai pembanding). Ditambahkan 1 tetes larutan kmno4 0,1 m, kocok dan bila perlu

dipanaskan. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Tabel

III.I.I Tabel Kelarutan Hidrokarbon

Tabel 1. Tabel Pengamatan Kelarutan Senyawa Hidrokarbon


Hidrokarbon Kelarutan (Air) Kelarutan (dietil eter) Keterangan
n-heksana 2 fase 1 fase non polar
Sikloheksana 2 fase 1 fase non polar
Benzena 2 fase 1 fase non polar
Toluena 2 fase 1 fase non polar
Parafin 2 fase 1 fase non polar

III.1.2 Tabel Reaksi Senyawa Hidrokarbon

Tabel 2. Tabel Pengamatan Reaksi Senyawa Hidrokarbon


Perubahan yang Terjadi
Hidrokarbon Keterangan
+KMnO4 0,1 M +I2 5 %
Tidak bereaksi
Tidak terjadi Tidak terjadi
n-heksana dengan I2 dan
perubahan warna perubahan warna
KMnO4
Terjadi perubahan
Sikloheksana Tidak terjadi warna dari kuning Bereaksi dengan I2
perubahan warna ke bening
Tidak bereaksi
Benzena Tidak terjadi Tidak terjadi dengan I2 dan
perubahan warna perubahan warna KMnO4
Terjadi perubahan
Toluena Tidak terjadi warna menajdi Bereaksi dengan I2
perubahan warna merah orange
Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak bereaksi
Parafin perubahan warna perubahan dengan I2 dan
warna KMnO4
Tidak terjadi Terjadi perubahan
Etilasetat perubahan warna warna dari kuning Bereaksi dengan I2
tapi jadi keruh ke bening

6
III.2 Reaksi

III.2.1 Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

CH3 – CH2 – CH2 – CH2- CH2 – CH3 + KMnO4 CH3 – CH2 – CH2 – CH2-

CH2 – CH2MnO3 + KOH

+ KMnO4

+ KMnO4

CH3

+ KMnO4

O O
H2
H3C C C C OC2H4 + KMnO4

III.2.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon

H2 H2 H2 H2
H3C C C C C CH3 + I2 H3C C4H6 CH2I + HI

I2
I2

+ I2

7
CH3 CH3
I
+ I2 + HI

I2
FeCl3
+ I2 + HI

O O O O

H3C – C – CH2 – C OC2H5 CH3 – C – C – O – I2 + C2H5I2

III.3 Pembahasan

III.3.1 Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

Pada tabel hasil percobaan kelarutan senyawa hidrokarbon, diperoleh hasil

untuk n-heksana, sikloheksana, benzena, toluene dan parafin tidak larut dalam air

karena membentuk 2 fase tetapi larut dalam dietil eter karena membentuk 1 fase.

Alkana seperti n-heksana, sikloheksana, dan parafin bersifat non polar dipengaruhi

oleh rantai karbonnya. Semakin panjang rantai karbon atau semakin besar berat

molekulnya, maka akan semakin bersifat non polar. Hidrokarbon aromatik

memiliki sifat kimia menyerupai benzena, yakni bersifat non polar, tidak larut

dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter, karbon tetraklorida

atau n-heksana.

Gugus benzena relatif tidak polar dan menyebabkan senyawa tersebut sukar

larut dalam air. Gugus benzen hidrofob (tidak suka air). Karena fenol mempunyai

8
gugus fungsi hidroksil, maka dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, hal ini

dikatakan gugus hidrofil (suka air). Perbedaan gugus fungsi yang terikat pada gugus

aril, akan menyebabkan perbedaan sifat fisik dari senyawa tersebut. Benzena dan

senyawa hidrokarbon aromatik bersifat nonpolar, tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam pelarut organik seperti dietil eter atau pelarut lain yang nonpolar.

Penggunaan benzena secara luas sebagai pelarut. Benzena bersifat toksik dan

karsinogenik (Hdanu., 2019).

Kepolaran gidrokarbon dimulai dari yanag paling polar menurut teori yaitu n-

Heksana (1,89) < Benzena (2,3) < Toluena (4,3) < Etil asetat (6,0) < Parafin (8,2)

< Sikloheksana (9,3). Sehingga dikatakan bahwa suatu rantai cabang alkana

mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih

atom karbon lain (Fesenden., 1997).

III.3.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon

Pada tabel hasil percobaan reaksi senyawa hidrokarbon, didapatkah hasil yaitu

tidak terjadi perubahan pada n-heksana saat direaksikan dengan KMnO4 0,1 M dan

I2 , sikloheksana hanya bereaksi dengan I2, benzena tidak dapat bereaksi dalam

KMnO4 0,1 M dan tidak bereaksi dengan I2, toluena hanya bereaksi dengan I2,

parafin tidak bereaksi dengan KMnO4 0,1 M dan I2, dan etil asetat tidak bereaksi

dengan KMnO4 0,1 M karena teroksidasi dan sangat cepat larut juga pada I2 juga

bereaksi karena teradisi dan ditandai dengan terjadinya perubahan warna.

Senyawa hidrokarbon seperti n-heksana, sikloheksana, dan parafin merupakan

senyawa yang hidrokarbon jenuh, hanya hidrokarbon tak jenuh yang bisa bereaksi

dengan KMnO4. senyawa hidrokarbon seperti toluena dan etil asetat dapat bereaksi

dengan I2 dimana seharusnya senyawa ini bereaksi dengan KMnO4 karena termasuk

9
dalam kelompok senyawa yang tidak jenuh (Hart dkk., 2012).

Senyawa alkenan dapat mengalami reaksi oksidasi dengan KMnO4 dalam

suasana asam. Dari reaksi ini dihasilkan asam karboksilat atau alkanoat dan keton

atau alkanon. Alkena dapat mengalami reaksi oksidasi yang akan membentuk

senyawa glikol (diol), epoksida, pemaksapisahan (cleavage), dan oksidasi

sempurna membentuk CO2 dan H2O (Hadanu., 2019).

10
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan adalah:

1. percobaan kelarutan senyawa hidrokarbon, hasilnya yaitu senyawa hidrokarbon yang

bersifat non polar yaitu n-heksana, sikloheksana, benzena, etil asetat, toluen, dietil

eter dan parafin tidak larut dalam pelarut polar (air) tetapi larut dalam pelarut non

polar dikarenakan seyawa hidrokarbon tersebut mempunyai sifat non polar.

2. Senyawa hidrokarbon seperti n-heksana, sikloheksana, dan parafin tidak bereaksi

dengan KMnO4 0,1 M. Senyawa hidrokarbon seperti toluena dan etil asetat dapat

bereaksi dengan I2 dimana seharusnya senyawa ini bereaksi dengan KMnO4 karena

termasuk dalam kelompok senyawa yang tidak jenuh. Namun, benzena tidak

bereaksi dengan apapun dikarenakan molekulnya yang sangat stabil.

5.2.1 Saran untuk Asisten

Asisten sudah menjelaskan materi praktikum dan menuntuk kami dengan baik,

sebaiknya dipertahankan.

5.2.2 Saran untuk Praktikum

Sebaiknya praktikum dapat dilakukan secara luring agar percobaan dapat

dilakukan langsung dan lebih dimengerti.

5.2.3 Saran untuk Laboratorium

Laboraorium tetap menjadi tempat terbaik yang dapat mewadahi praktikan

dalam melakukan percobaan dan mendukung kegiatan praktikan

11
Daftar Pustaka

Asmara, A. P., 2016, Kajian Integrasi Nilai-Nilai Karakter Islami Dengan Kimia
Dalam Materi Kimia Karbon, Jurnal Pendidikan Sains Universitas
Muhammadiyah Semarang, 4(2) :1-11.

Daniel, B. R. J., and Alberto, V. J. C., 2014, Hydrocarbon Production Scenarios in


Colombia, Review of Field Sizes, Hydrocarbon Reserves and Expectations of
Conventional and Unconventional Resources. Eart Sci. Res. J, 18(1): 77 – 83.

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 2010, Dasar-dasar Kimia Organik, Binarupa
Aksara Publisher, Tanggerang.

Hadanu, R., 2019, Kimia Organik Jilid 1, Penerbit Leisyah, Kolaka.

Hart, D.J., Hadad, C.M., Craine, L.E., dan Hart, H., 2012, Organic Chemistry: A
Short Course, Belmont, Brooks/ Cole.

Susanti, R., Fatah, A. H., dan Wahyutami, S., 2019, Konsepsi Siswa Kelas XI IPA
Negeri 5 Palangka Raya Tentang Senyawa Hidrokarbon Tahun Ajaran
2018/2019, Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang, 10(2): 341-359.

Wardiyah, 2016, Kimia Organik, Pusdik SDM Kesehatan, Jakarta.

12
Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

Air dan dietil eter


(0,5 mL)
- Disiapkan dua buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

- Diisi tabung pertama dengan 0,5 mL air, dan tabung kedua diisi dengan

0,5 mL dietil eter.

- Ditambahkan setetes demi setetes larutan n-heksana (± 10 tetes)

kedalam tabung reaksi pertama dan kedua.

- Dihomogenkan masing-masing larutan. Diperhatikan kelarutannya.

- Dicatat apa yang terjadi.

- Diulangi prosedur dengan mengganti n-heksana dengan menggunakan

senyawa hidrokarbon lain yaitu siklohekasana, benzena, toluena dan

parafin.

Hasil

13
B. Reaksi Senyawa Hidrokarbon

n-Heksan, sikloheksana,
benzena, toluen, parafin,
dan etil asetoasetat
(1 mL)
- Disiapkan enam buah tabung reaksi yang bersih dan kering.

- Diisi tabung pertama dengan 1 mL n-heksan, tabung kedua diisi 1 mL

sikloheksana, tabung ketiga diisi 1 mL benzena, tabung keempat diisi 1

mL toluen, tabung kelima diisi 1 mL parafin, dan tabung keenam diisi 1

mL etil asetoasetat.

- Ditetesi masing-masing tabung reaksi dengan 1 tetes KMnO4 0,1 M.

- Dihomogenkan larutannya.

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

- Diulangi prosedur dengan mengganti KMnO4 0,1 M dengan beberapa

tetes latutan I2.

Hasil

14
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan

1. Kelarutan Hidrokarbon

Gambar 1. Persiapan Kelarutan Hidrokarbon

Gambar 2. Hasil Uji Kelarutan Hidrokarbon


2. Reaksi Hidrokarbon

Gambar 3. Persiapan Uji Reaksi Hidrokarbon

15
Gambar 4. Proses Uji Reaksi Hidrokarbon

Gambar 5. Hasil Uji Reaksi Hidrokarbon + KMnO4

Gambar 4. Hasil Uji Reaksi Hidrokarbon + I2

16

Anda mungkin juga menyukai