Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

PERCOBAAN
MANGAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : REVATIAN AHNAF HIBBANULLAH
NIM : K1A021067
KELAS :A
ASISTEN : MICHAEL JULIAN HARYANTO

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
PERCOBAAN MANGAN
1. TUJUAN
Diharapkan mampu mengetahui sifat-sifat mangan beserta senyawanya
2. LATAR BELAKANG
Mangan mempunyai enam bilangan oksidasi yaitu : VII, VI, V, IV, III dan II.
Masing-masing ion mangan mempunyai warna yang khas. Senyawa mangan
merupakan oksidator kuat. Bijih mangan yang terpenting adalah pirolusit, MnO2.
Senyawa mangan (VI) dapat dibuat dari reaksi mangan (VII) dengan mangan (VI)
sedangkan mangan (III) dibuat dari reaksi mangan (II) dengan mangan (IV) pada
kondisi reaksi tertentu. Pembuatan senyawa mangan dapat diramalkan
menggunakan data potensial elektroda.
Maka berdasarkan latar belakang tersebut, akan dilakukan percobaan terhadap
mangan untuk membuktikan sifat-sifat yang terdapat pada logam mangan dan
senyawanya.
3. TINJAUAN PUSTAKA
Mangan telah digunakan sejak zaman pra sejarah. Beberapa oksida mangan
warna-warni, misalnya mangan dioksida, berlimpah di alam dan telah digunakan
sebagai pigmen pewarna sejak Zaman Batu. Lukisan gua di Gargas, Prancis, yang
berusia 30.000 hingga 24.000 tahun mengandung pigmen mangan. Pliny the Elder,
seorang filsuf Romawi, menulis pada abad pertama Masehi bahwa mangan juga
digunakan dalam pembuatan kaca untuk membuat kaca menjadi bening dan
sebagai pigmen hitam dalam tembikar. Penggunaan sebagai pembuat kaca
berlanjut hingga Abad Pertengahan dan masih terlihat pada kaca abad ke-14 dari
Venesia. Pada pertengahan abad ke-18, Carl Wilhelm Scheele menggunakan
pirolusit untuk menghasilkan klorin. Scheele dan yang lainnya menyadari bahwa
pirolusit (sekarang dikenal sebagai mangan dioksida) mengandung unsur baru.
Johan Gottlieb Gahn adalah orang pertama yang mengisolasi sampel logam
mangan yang tidak murni pada tahun 1774, yang dia lakukan dengan mereduksi
mangan dioksida dengan karbon. Sekitar awal abad ke-19, mangan digunakan
dalam pembuatan baja dan beberapa paten berhasil diciptakan. Pada tahun 1816,
didokumentasikan bahwa besi paduan dengan mangan lebih keras tetapi tidak
lebih getas. Pada tahun 1837, akademisi Inggris James Couper mencatat hubungan
antara paparan berat penambang terhadap mangan dengan penyakit Parkinson.

Mangan merupakan salah satu mineral dari 12 unsur yang cukup banyak
terdapat di kerak bumi. Di samudra diperkirakan terdapat lebih dari 3 triliun ton
nodul mangan berukuran sebesar kentang. Mineral mangan di seluruh dunia
terdapat dengan jumlah 0,1 % dari kandungan kerak bumi. Di samudra Pasifik
nodul mangan terbentuk sekitar 10 juta ton per tahun. Berdasarkan hasil
penyelidikan USBM (Suhala, 1997) diketahui bahwa zona kadar mangan terdapat
dalam cekungan sedimen pasifik bagian timur yang terletak pada jarak 2200 km
sebelah tenggara Los Angeles, California. Di zona ini nodul mangan terjadi dalam
lapisan tunggal dan tidak teratur (Chusni, 2010).

Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh.
Mangansangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin
perlahan-lahan. Mangandigunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting.
Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi kekuatan,
kekerasan,dan kemampuan pengerasan. Dengan aluminum dan bismut, khususnya
dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat ferromagnetik.
Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam murninya
terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah satunya, jenis alfa,
stabil pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan jenis gamma, yang berubah
menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel, mudah dipotong dan ditempa
(Yoman, 2011).
Mineral logam mangan sangat luas pemakaiannya sehingga perlu dilakukan
eksplorasi untuk kelangsungan kegiatan industri logam. Mangan banyak dijumpai
dalam bentuk cebakan bijih sedimen, umumnya berkomposisi oksida serta
berasosiasi dengan kegiatan vulkanik dan batuan yang bersifat basa. Mangan
paling sering dijumpai dalam bentuk mineral pirolusit dan psilomelan,
kadang-kadang dijumpai pula rhodokrosit, rhodonit, manganit, brausit, dan nsutit.
Cadangan mineral logam mangan di Indonesia cukup besar, namun tersebar di
banyak lokasi yang secara individu umumnya berbentuk lensa berukuran kecil
dengan kadar yang bervariasi. Produksi mangan dunia mencapai 21,9 juta ton
dimana China merupakan produsen terbesar dengan 4,5 juta ton diikutiAfrika
Selatan (USGS Mineral, 2002) (Chusni, 2010).
Mangan merupakan salah satu dari tiga elemen penting namun beracun, yang
berarti bahwa unsur ini diperlukan bagi manusia untuk bertahan hidup, tetapi juga
beracun ketika konsentrasi terlalu tinggi hadir dalam tubuh manusia. Penyerapan
mangan oleh manusia terutama terjadi melalui makanan, seperti bayam, teh, dan
rempah-rempah. Bahan makanan lain yang mengandung konsentrasi tinggi
mangan adalah biji-bijian dan beras, kacang kedelai, telur, minyak zaitun, kacang
hijau, dan tiram. Paparan mangan yang berlebihan atau dalam jangka lama dapat
menyebabkan sejumlah efek samping, seperti tremor, kekakuan otot, serta
kerusakan pada paru-paru, hati, ginjal, dan sistem saraf pusat.

4. METODOLOGI PERCOBAAN
4.1 Alat
Tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, corong, batang pengaduk, pipet
tetes, gelas beker.
4.2 Bahan
KMnO4, MnSO4, Mangan (IV) oksida, natrium hidroksida (NaOH), asam
sulfat (H2SO4).
4.3 Prosedur Kerja
Langkah 1
1. Sebanyak 5 mL KMnO4 dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi
berbeda
2. Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 1M ke dalam tabung pertama / tabung A
3. Kemudian ditambahkan 2,5 mL NaOH ke dalam tabung kedua /
tabung B
4. Ditambahkan secara kualitatif MnO2 ke dalam 2 tabung tersebut, lalu
dikocok
5. Setelah itu larutan disaring dan diamati warna filtratnya
6. Lalu ditambahkan 2,5 mL H2SO4 2M ke dalam filtrat
7. Diamati apa yang terjadi
Langkah 2
1. 0,1 MnSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 2 mL H2SO4 2M ditambahkan ke dalam tabung yang berisi
MnSO4.
3. Lalu 10 tetes H2SO4 encer ditambahkan ke dalam tabung tadi
4. Larutan didinginkan di dalam air es
5. Sebanyak 5 tetes KMnO4 ditambahkan ke dalam larutan lalu diamati
6. Larutan yang terbentuk kemudian dimasukkan ke dalam 50 mL air
7. Diamati warna kelarutannya
4.4 Skema Kerja
(Terlampir)

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Data pengamatan
Persamaan reaksi kimia dan pengamatan untuk percobaan 1
Persamaan reaksi Pengamatan
4KMnO4 + 6H2SO4 => 2K2SO4 + Sebelum difiltrat kedua larutan berubah
4MnSO4 5O2 + 6H2O warna menjadi sedikit hitam. Adapun
setelah difltrat, tidak ada perubahan
KMnO4 + MnO2 ≠ warna (warnanya tetap ungu) dan tidak
terlihat adanya endapan pada tabung A
sedangkan pada larutan B terjadi
perubahan warna menjadi warna hijau
4KMnO4 + 4NaOH => 2KMnO4 + tabung A tetap tidak berubah warnanya
2Na2MnO4 + 2H2O (tetap ungu), sedangkan tabung B
warnanya berubah menjadi oranye
H2SO4 => muda
Persamaan reaksi dan PH larutan untuk percobaan 2
Persamaan reaksi Pengamatan
MnSO4 + 2H2SO4 => Mn2+ + SO42- + SO2 Larutan berubah keruh seketika
+ 3H2O disaat H2SO4 ditambahkan ke dalam
tabung yang berisi MnSO4, tetapi
tak berselang lama larutan kembali
jernih / bening
3MnSO4 + KMnO4 => K2SO4 + 2MnO2 + Tidak terjadi perubahan warna
Mn(SO4)2 artinya tidak berwarna / bening
MnSO4 + H2O => Mn2+ + SO42- Tidak terjadi perubahan warna juga,
artinya tidak berwarna / bening

5.2 Pembahasan
Percobaan pertama ditujukan agar mengetahui perubahan warna dari hasil
oksidasi mangan yang dihasilkan. Proses percobaan pertama yang harus dilakukan
ialah sebanyak 5 mL KMnO4 dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi berbeda.
Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 1M ke dalam tabung pertama / tabung A. Kemudian
ditambahkan 2,5 mL NaOH ke dalam tabung kedua / tabung B. Ditambahkan
secara kualitatif MnO2 ke dalam 2 tabung tersebut, lalu dikocok. Setelah itu
larutan disaring, lalu diamati yang terjadi. Ternyata sebelum filtrat kedua tabung
berubah warna menjadi sedikit hitam, akan tetapi setelah filtrat tidak ada
perubahan warna dan tidak terlihat adanya endapan pada tabung A, adapun pada
larutan B terjadi perubahan warna menjadi warna hijau. Kemudian ditambahkan
2,5 mL H2SO4 2M ke dalam filtrat dan yang terjadi adalah tabung A tetap tidak
berubah warnanya, sedangkan tabung B warnanya berubah menjadi oranye muda.

Adapun persamaan reaksi yang terjadi:

4KMnO4 + 6H2SO4 => 2K2SO4 + 4MnSO4 5O2 + 6H2O

4KMnO4 + 4NaOH => 2KMnO4 + 2Na2MnO4 + 2H2O


Gambar 1.1 Larutan A dan B Gambar 1.1 Larutan A dan B
sebelum ditambahkan 2,5 mL H2SO4 diakhir percobaan 1

Berdasarkan percobaan pertama tersebut bisa dilihat bahwa Pada larutan A


dihasilkan padatan berwama ungu dengan berat 1,69 g (68,08% terhadap beral
teorilis - 2,48 g). Dalam percobaan ini, Kalium manganat dibuat dari reaksi antara
KMnO4 (mangan (VII)) dengan larutan katalis H2SO4 (Maria). Jika dilihat dari
diagram potensial reduksi standar, hal ini mungkin, karena untuk mengubah
KMnO4- menjadi KMnO42- diperlukan E° = +0,56 eV. Potensial reduksi ini cukup
positif untuk membuat reaksi berlangsung spontan dari KMnO4- menjadi
KMnO42-(Sriyanti). Begitu pula dengan larutan B dihasilkan padatan ungu
dikarenakan reaksi antara KMnO4 dengan NaOH. Dan ketika kedua tabung
ditambahkan MnO2 setelah difiltrat, tabung A beraksi lambat dikarenakan MnO2
cenderung inert dalam asam maka warnanya pun tidak berubah sedangkan tabung
B berubah warna menjadi hijau disebabkan oleh basa kuat yang mempengaruhi
perubahan warna.
Percobaan kedua ditujukan untuk mengetahui reaksi dan pH mangan.
Prosedur percobaan kedua pertama-tama dilakukan dengan 0,1 MnSO4
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 2 mL H2SO4 2M kemudian
ditambahkan ke dalam tabung yang berisi MnSO4. Lalu 10 tetes H2SO4 encer
ditambahkan ke dalam tabung tadi. Larutan didinginkan di dalam air es. Sebanyak
5 tetes KMnO4 ditambahkan ke dalam larutan lalu diamati. Larutan yang
terbentuk kemudian dimasukkan ke dalam 50 mL air. Dan hasil yang terjadi
adalah warna berubah keruh seketika disaat H2SO4 ditambahkan ke dalam tabung
yang berisi MnSO4 tetapi tak lama kemudian warna air menjadi bening. Begitu
pula selanjutnya warna larutan tetap bening dan tidak ada endapan meskipun telah
dicampur dengan berbagai larutan lain.

Adapun persamaan reaksi yang terjadi adalah


MnSO4 + 2H2SO4 => Mn2+ + SO42- + SO2 + 3H2O

3MnSO4 + KMnO4 => K2SO4 + 2MnO2 + Mn(SO4)2

MnSO4 + H2O => Mn2+ + SO42-

Gambar 2.1 menjadi keruh seketika Gambar 2.2 warna menjadi


saat ditambahkan H2SO4 bening kembali

Gambar 2.3 Penampakan larutan di akhir percobaan


Berdasarkan percobaan kedua bisa disimpulkan bahwa H2SO4 langsung larut
ketika dicampur dengan MnSO4 begitupula ketika dimasukkan kedalam air
dingin,sesuai dengan referensi bahwa larutan tersebut langsung larut dikarenakan
sifat MnSO4 yang sangat mudah larut dengan air atau larutan lain sehingga
larutannya pun tetap benin atau tidak berwarna (Iman, 2017).

6. KESIMPULAN
Bahwa vanadium merupakan larutan yang bersifat amfoter sehingga asam dan
basa disini sangat mempengaruhi perubahan tingkat oksidasi dan tentunya
memperngaruhi warna dan endapan suatu larutan. Keadaan bilangan oksidasi
mangan dalam berbagai tingkat dan kestabilan senyawanya dapat diamati melalui
sintesis dan reaksi-reaksi sederhana. Mangan(II) stabil dalam suasana asam.
Mangan (III) stabil dalam bentuk oksidanya MnO2. Mangan (VI) stabil dalam
suasana asam dan yang paling stabil adalah mangan (II).
DAFTAR PUSAKA
Chusni Ansori. 2010. Potensi dan Genesis Mangan di Kawasan Kars Gombong
Selatan berdasarkan Penelitian Geologi Lapangan, Analisis Data Induksi
Polarisasi dan Kimia Mineral. Bandung.
Yoman Jhermansyah. (2011). Sejarah Mangan. [online],
https://www.scribd.com/doc/52236999/Sejarah-mangan, diakses pada tanggal
3 September 2021.
Dr. Meva Nareza. (2020). Ketahui manfaat mangan bagi kesehatan tubuh. [online],
https://www.alodokter.com/ketahui-manfaat-mangan-bagi-kesehatan-tubuh,
diakses pada tanggal 3 September 2021.
Bladjar. (2021). Mangan (Mn): Fakta, Sifat, Kegunaan & Efek Kesehatannya.
[online], https://www.bladjar.com/fakta-tentang-mangan/, diakses pada
tanggal 3 September 2021.

Nusa Idaman Said. (2015). Metoda Penghilangan Zat Besi dan Mangan di dalam
Penyediaan Air Minum Domestik,
Rumintang Ruslinda Panjaitan. 2011. Kajian Pemanfaatan Batu Mangan I
Senyawa Mangan dalam Industri,
Maria Agustin. (2007). Prarancangan Pabrik Asam Oksalat Dihydrate Dari
Molasses Dan Asam Nitrat Kapasitas 60.000 Ton/Tahun. Surakarta:
Universitas Muhammadiyyah Surakarta.
Sriyanti. (2000). Bilangan Oksidasi dan Reaksi-Reaksi Mangan. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Muhammad Iman Hidayat. (2017). Pemisahan Mangan Dioksida (MnO2) dari
Limbah Pasta Baterai dengan Metode Elektrolisis. Skripsi. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November.
Andi Auliyah Warsyidah, Jurnal Syarif, Cahyaning Abdullah. 2019. ANALISIS
KADAR MANGAN (Mn) PADA AIR ALKALI DENGAN
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA).
Jurnal Media Laboran. Makassar: Universitas Indonesia Timur.
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA

Langkah 1
5 mL KMnO4

- dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi berbeda


- ditambahkan 2,5 mL H2SO4 1M ke tabung A
- ditambahkan 2,5 mL NaOH ke tabung B
- ditambahkan secara kualitatif MnO2 ke dalam 2 tabung
tersebut,
- dikocok
- lalu larutan disaring dan diamati warna filtratnya
- ditambahkan 2,5 mL H2SO4 2M pada filtrat
- diamati apa yang terjadi

Hasil

Langkah 2
0,1 MnSO4

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- 2 mL H2SO4 2M ditambahkan ke dalam tabung yang berisi
MnSO4.
- 10 tetes H2SO4 encer ditambahkan ke dalam tabung tadi
- Larutan didinginkan di dalam air es
- Lalu 5 tetes KMnO4 ditambahkan ke dalam larutan lalu diamati
- Larutan yang terbentuk kemudian dimasukkan ke dalam 50 mL
air
- Diamati warna kelarutannya

Hasil
B. BUKTI REFERENSI
C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (VI) dapat dibuat dari
reaksi mangan (VII) dengan mangan (IV) dalam larutan asam? Jelaskan !
Jawab: Karena, harga potensial elektrodanya bernilai positif. Mangan (VI) dapat
dibuat dari reaksi mangan (VII) dan (IV) basa

2. Bila konsentrasi asam atau mangan (VII) diperbesar, apakah mangan (VI)
dapat dihasilkan? Jelaskan !
Jawab : Mangan (VI) tidak dapat dihasilkan karena diperlukan senyawa basa atau
alkali lainnya untuk direaksikan dengan Mangan (VII)

3. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (VI) dapat dibuat dari
reaksi mangan (VII) dengan mangan (IV) dalam larutan basa? Jelaskan !
Jawab: karena terjadinya disproporsionasi dan mengakibatkan ketidakstabilan
yang ditimbulkan oleh penambahan basa. Mangan (VI) dapat terbentuk.

4. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (II) dapat dibuat dari
reaksi mangan (II) dengan mangan (IV) dalam larutan asam? Jelaskan !
Jawab: Mangan (II) dapat terbentuk dari penambahan asam serta oksidanya.

5. Bila konsentrasi asam atau mangan (II) diperbesar, apakah mangan (III) dapat
dihasilkan? Jelaskan !
Jawab: Mangan (III) tidak dapat terbentuk karena tidak ada dari zat oksidator,
sehingga kecil kemungkinan pembentukan dapat terjadi.

6. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (III) dapat dibuat dari
reaksi mangan (II) dengan mangan (IV) dalam larutan basa ? Jelaskan !
Jawab: karena Mangan (III) diperoleh dari reduksi Mangan (IV).Mangan (III)
dapat dibuat dari Mangan (IV) dan (II) dalam larutan basa.

7. Bila konsentrasi basa diperbesar, apakah mangan (III) dapat dihasilkan ?


Jelaskan !
Jawab: jika konsentrasi basa diperbesar, Mangan (III) yang dihasilkan mengecil,
karena senyawa yang terbentuk adalah Mangan (II).

8. Berdasarkan data potensial elektroda, apakah mangan (III) dapat dibuat dari
reaksi mangan (II) dengan mangan (VII) dalam larutan asam? Jelaskan !
Bila konsentrasi asam diperbesar, apakah kemungkinan dihasilkan mangan (III)
lebih besar ? Jelaskan !
Jawab: Mangan (III) dapat dibuat dari reaksi Mangan (II) dan (VII) dalam larutan
asam. Jika konsentrasi asam diperbesar tidak menghasilkan Mangan (III) sehingga
menyebabkan reduksi pada air.

Anda mungkin juga menyukai