Anda di halaman 1dari 21

PERCOBAAN III

Judul : Kimia Mangan


Tujuan : Mempelajari pembuatan senyawa mangan (VI), mangan
(III) dan sifat-sifatnya.
Hari / Tanggal : Jumat / 12 Oktober 2018
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP ULM Banjarmasin

I. DASAR TEORI
Mangan (Mn) memiliki nomor atom 25 dan massa atom 54,938 gmol-1.
Mangan memiliki kepadatan 7,20 – 7,43 gcm-3 dan termasuk logam berat.
Mangan adalah unsur aktif berwarna abu-abu, merupakan logam dan sangat
rapuh, sulit untuk mencair tapi mudah teroksidasi (Kamble & Thakare, 2014).
Mangan adalah salah satu satu logam paling banyak ditemukan ditanah,
dalam bentuk oksida dan hidroksida. ion Fe dan Mn bervalensi dua yang
umumnya terdapat dalam air tanah secara bersamaan (Mandasari & Purnama,
2016). Adanya kandungan mangan dan zat besi dalam air tersebut berubah
menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak udara (Setiono, 2014).
Dampak mangan biasanya pada konsentrasi rendah. Kandungan mangan
yang di ijinkan dalam air yang digunakan untuk keperluan domestik yaitu
dibawah 0,05 Mg/L (Febrina & Ayuna, 2015).
Tingkat oksidasi bagi mangan sesuai dengan jumlah elekron 3d dan 4s,
tetapi hanya terjadi dalam senyawa MnO4-, MnO7, MnO3. Ion mangan diperoleh
dengan oksida elektrolitik atau oksidasi persulfat larutan Mn2+, atau dengan
radiasi MnO4-. Zat tersebut tidak bisa didapat dalam konsentrasi yang tinggi
karena direduksi oleh air. Ia juga cenderung terhidrolisis da terdisproporsionasi
dalam larutan asam lemah (Cotton & Wilkinson, 1989).
Kalium permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi.
Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang
terjadi dalam larutan-larutan yang bersifat sangat asam atau 0,1 N atau lebih
besar.

40
41

MnO4-(aq) + H+(aq) + 5e Mn2+(Aq) + 4H2O(l)

Permanganat bereaksi cepat dengan banyak pereduksi berdasarkan reaksi


ini, namun substansi banyak membutuhkan pemanasan dan penambahan katalis
untuk mempercepat reaksi larutan permanganat yang bersifat asam tidak stabil
karena asam pemanganat terdekomposisi sesuai dengan persamaan:

4MnO4-(aq) + 4H+(aq) 4MnO2(Aq) + 3O2(g) + 2H2O(l)

Ini adalah sebuah reaksi lambat didalam larutan-larutan encer pula suhu
ruangan (Day & Underwood, 1999).
Jika kalium permanganat dipanaskan dengan KOH 50% maka akan
diperoleh perubahan warna seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini
Tabel 1. Perubahan Warna
Zat yag terdapat
Bilangan oksida Warna
dalam larutan basa
MnO4- +7 Ungu
MnO42- +6 Hijau
MnO3- +5 Biru
MnO2 +4 Coklat Tua
Mn(OH)3 +3 Hijau
Mn(OH)2 +2 Merah Muda
(Mahdian & Saadi, 2015)
Ion mangan III diperoleh dengan oksidasi elektrolit atau oksidasi Mn2+,
atau dengan MnO4-. zat tersebut tidak dapat diperoleh dalam konsentrasi tinggi
karena direduksi oleh air. Reaksinya :
2Mn3+(aq) + 2H2O(l) Mn2+(aq) + MnO2(aq) + 4H+(aq)
Kristal coklat dihasilkan dari asetilasetonat mudah diperoleh melalui oksidasi
larutan basa Mn2+ dengan O atau Cl2 dengan adanya asetilasetonat (Syukri,
1999).
Mangan oksidasi cepat ion Cr (III) ke ion Cr (VI). Ion-ion ini memiliki
molaritas yang lebih besar daripada kromium trivalent, dan menembus dengan
42

cepat ke setiap objek lingkungan permukaan tanah, air dan tanah


menghasilkanefek berbahaya pada kesehatan manusia dan alam yang hidup
(Kronovo, Bruzgina, Apchitaeva, & Konovov, 2015).
Kromium (III) adalah penting untuk kesehatan dan mengatur karbohidrat
lipid dan protein. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan jantung dan apabila
berlebih akan menyebabkan kulit kusam. Kromium (VI) sangat beracun karena
sifatnya potensi oksidasi tinggi dan kemampuan menembus membran biologis
(Valle, 2017).
a. Senyawa Mangan (II)
Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan
hidrogen:
Mn(aq) + 2H2O(l) Mn(OH)2(aq) + H2(aq)

b. Senyawa Mangan (VII)


Kalium permanganat dapat dibuat dengan cara melebur kalium
hidroksida dengan kalium klorat dan mangan (IV) oksida. Hasil yang
diperoleh digerus, tambahkan air, dipananskan lalu dialiri gas
karbondioksida. Reaksi yang terjadi adalah :
3MnO2(aq) + 6OH-(aq) + ClO3-(aq) 3MnO42-(aq) + 3H2O(aq) + Cl-(aq)
3MnO42-(aq) + 2H2O(aq) 2MnO4-(aq) + MnO2(aq) + 4OH(aq)
Setelah disaring, kemudian filtrat diuapkan maka akan diperoleh KMnO4.
c. Senyawa Mangan (VI)
Senyawa-senyawa mangan (VI) mengandung anion manganat (VI)
MnO42-. Ini stabil dalam larutan basa dan mempunyai warna hijau. Pada
penetralannya terjadi reaksi disproporsionasi; terbentuk endapan mangan
dioksida dan ion manganat (VII):
3MnO42-(aq) + 2H2O(aq) 2MnO4-(aq) + MnO2(aq) + 4OH(aq)
Jika mangan (VI) dioksida diolah dengan asam, terbentuk ion-ion mangan (II).
Dengan H2SO4 pekat panas terjadi reaksi:

2MnO3(aq) + 2H2SO4(aq) 2Mn2+(aq) + O2(g) + 2SO42-(aq) + 2H2O(aq)

d. Senyawa Mangan (IV)


43

MnO2(aq) + 2HCl(aq) Mn2+(aq) + O2(g) + 2Cl-(aq) + 2H2O(aq)


2MnO3(aq) + 2H2SO4 2Mn2+(aq) + O2(g) + 2SO42-(aq) + 2H2O(aq)

Suatu larutan yang mengandung mangan (III) dapat diperoleh dengan


mengoksidasi mangan (III) dengan KMnO4 dalam larutan asam kuat. Garam
mangan yang umum adalah MnSO4 dan KMnO4. Dilaboratorium KMnO4 dapat
dibuat dengan melebur kalium hidroksida, kalium klorat, dan MnO2.
Bila direaksikan dengan asam mineral menghasilkan ion mangan (II).
Jika menggunakan HCl, klor timbul sebagai hasil samping. Reaksinya:

Mn2O3(aq) + 6HCl(aq) 2Mn2+(aq) + Cl2(aq) + 4Cl-(aq)+ 3H2O(aq)

Dengan asam sulfat terbentuk oksigen:


2Mn2O3(aq) + 4H2SO4(aq) 4Mn2+(aq) + O2(g) + 4SO42- (aq) + 4H2O(aq)
(Svehla, 1990).
Senyawa kompleks transisi dapat sebagai katalis dalam beberapa
senyawa organik. Sifat-sifat kimia yang dimiliki logam pusat akan memberikan
penyebab pada reaktivitas senyawa kompleks (Sari, 2013).

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Batang pengaduk 4 buah
2. Kaca arloji 4 buah
3. Gelas ukur 10 mL 5 buah
4. Gelas ukuran 25 mL 1 buah
5. Gelas ukur 50 mL 1 buah
6. Neraca analitik 1 buah
7. Pipet tetes 6 buah
8. Rak tabung reaksi 3 buah
9. Spatula 6 buah
44

10. Tabung reaksi 9 buah


11. Gelas kimia 100 mL 3 buah
12. Gelas kimia 50 mL 3 buah
13. Pipet volume 1 buah

B. Bahan
1. KMnO4 0,1 M
2. KMnO4 0,01 M
3. NaOH 2 M
4. H2SO4 encer
5. H2SO4 padat
6. MnO2
7. MnSO4
8. Aquades
9. Es batu

III. PROSEDUR KERJA


A. Pembuatan Senyawa Mangan(VI)
1. Melarutkan 10 mL KMnO4 0,01 M ke dalam masing-masing tabung
reaksi, terdapat dua tabung reaksi.
2. Menambahkan 5 mL larutan H2SO4 encer ke dalam salah satu tabung dan 5
mL larutan NaOH encer kedalam tabung yang lain.
3. Menambahkan sedikit demi sedikit mangan (IV) oksida ke dalam masing-
masing tabung dan mengocok selama 2 menit.
4. Menambahkan 5 mL H2SO4 encer ke dalam tabung reaksi yang berisi
larutan yang berwarna hijau.

B. Pembuatan Senyawa Mangan (III)


1. Melarutkan 0,5 gram MnSO4 ke dalam 2 mL asam sulfat encer dan
menambahkan 10 tetes asam sulfat pekat
2. Mendinginkan tabung reaksi dengan air dingin, kemudian menambahkan 5
45

tetes kalium permanganat 0,1 M.


3. Melarutkan larutan yang terakhir ke dalam 50 mL air.

IV. HASIL PENGAMATAN


A. Pembuatan Senyawa Mangan(VI)
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. - Memasukkan 10 mL KMnO4 -Larutan berwarna ungu
0,01 M kedalam 2 tabung reaksi
2. - Menambahkan 5 mL larutan -Larutan berwarna ungu
H2SO4 encer kedalam tabung I

- Menambahkan 5 mL larutan -Larutan berwarna ungu


NaOH encer kedalam tabung II
3. - Menambahkan 0,1 gram mangan -Larutan berwarna ungu
kedalam masing-masing tabung (Tabung I)
reaksi

-Larutan berwarna hijau


(Tabung II)
4. - Menambahkan 5 mL H2SO4 Larutan berwarna hijau ungu
encer didalam tabung reaksi II

B. Pembuatan Senyawa Mangan(III)


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. - Menimbang MnSO4 sebanyak -MnSO4 = 0,5 gram
0,5 gram menggunakan neraca
analitik dan memasukkan dalam
tabung reaksi.
2. - Melarutkan 0,5 MnSO4 kedalam -Larutan berwarna putih keruh
2 mL H2SO4 encer dan 10 tetes
46

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


H2SO4 pekat.
3. - Mendinginkan tabung reaksi -Larutan berbias merah muda
dengan es batu selama 5 menit
4. - Menambahkan 5 tetes KmnO4 -Larutan berwarna coklat pekat
0,1 M
5. - Memasukkan larutan kedalam Larutan berwarna coklat
50 mL aquades

V. ANALISIS DATA
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan senyawa
mangan(VI) dan mangan(III) serta sifat-sifatnya.
A. Pembuatan Senyawa Mangan(VI)
Pada perbuatan mangan (VI), reaksi dilakukan dalam dua suasana,
yaitu suasan asam dan basa. Pada suasana asam, KmnO4 direaksikan dengan
H2SO4 dan MnO4, pada suasana basa KmnO4 direaksikan dengan NaOH dan
MnO2.
Pertama-tama yang harus dilakukan adalah memasukkan 10 mL
KmnO4 0,01 M kedalam masing-masing dua tabung reaksi. Pada tabung I
ditambahkan 5 mL H2SO4 encer, warna larutan yang dihasilkan pada tabung
reaksi I tetap ungu yang menandakan bahwa larutan mengandung MnO−
4 (mangan

VI). Sama halnya dengan tabung reaksi II ketika ditambahkan 5 mL NaOH encer,
warna larutan yang dihasilkan tetap berwarna ungu, artinya larutan yang
mengandung MnO−
4 (mangan VI).

Selanjutnya masing-masing tabung reaksi (tabung I dan II)


ditambahkan 0,1 gram mangan(IV) oksida, yang bertujuan untu mengoksidasi
larutan yang mengandung mangan(VI). Kemudian mengocok kedua tabung
selama 2 menit, tujuannya untuk mempercepat reaksi (reaksi cepat berlangsung).
Hasil dari percobaan, warna larutan pada tabung I dan tabung II
sebelum ditambahkan mangan(IV) oksida adalah ungu, kemudian setelah diberi
mangan(IV) oksida pada tabung I terjadi reaksi pembentukkan yang ditandai
47

dengan adanya padatan hijau dan warna larutan berubah lagi menjadi ungu
kehitaman. Pada tabung reaksi II, setelah penambahan mangan(IV) oksida terjadi
reaksi pembentukkan padatan hijau tapi pada tabung reaksi warna larutan
berwarna hijau. Hal tersebut menunjukkan reaksi pembentukkan mangan(VI).
Senyawa-senyawa mangan(VI) mengandung ion permanganat(VI)
MnO−
4 . Senyawa ini stabil dalam larutan basa dan mempunyai warna hijau. Pada

penetralannya terjadi reaksi disproporsionasi, terbentuk endapan mangan dioksida


atau ion manganat(VI) pemanganat.
Reaksi yang terjadi adalah:
3MnO2− − −
4 (𝑎𝑞) + 2H2 O (𝑎𝑞) → MnO2 (𝑎𝑞) + 2MnO4 (𝑎𝑞) + 4OH (𝑎𝑞)

Pada pembuatan senyawa mangan(VI) dalam larutan basa menghasilkan


warna yang sama dengan warna sebelum dilakukan pencampuran yaitu ungu
pekat. Dengan menggunakn potensial elektroda, maka dapat ditentukan apakah
senyawa mangan(VI) dapat dibuat dengan mereaksikan mangan(VII) dan mangan
(IV) dalam larutan basa:

Anoda : 2MnO2− −
4 → 2MnO4 + 2e

Eo = -0,56 V
Katoda : 2H2 O + MnO2− −
4 + 2e → MnO2 + 4OH

Eo = +0,59 V
3MnO2− −
4 + 2H2 O → 2MnO4 + MnO2 + 4OH

Eo = +0,03 V

Reaksi untuk menghasilkan senyawa mangan(VI) lebih memungkinkan


dalam larutan basa, hal ini dikarenakan harga potensial elektroda dalam larutan
basa lebih kecil dibandingkan dalam larutan asam. Semakin kecil harga potensial
elektroda, maka akan semakin mungkin reaksi tersebut berlangsung. Dengan
memperbesar konsentrasi MnO− +
4 dan H tidak akan memperbesar kemungkinan

pembuatan senyawa mangan(VI), karena senyawa mangan(VI) bisa dibuat dalam


larutan basa.
Pada tabung I, mangan(VI) akan terdisproporsionasi menjadi ion
permanganate dan MnO2. Mangan(VI) tidak stabil dalam larutan asam sehingga
yang terbentuk dan menyebabkan warna ungu adalah ion permanganate (MnO4)
dan endapan (sedikit). Mangan(VI) dalam suasana asam mengalami penurunan
48

bilangan oksidasi menjadi +4 dari +6 dan kenaikan bilangan oksidasi dari +6 ke


+7 (terdisproporsionasi). Meskipun konsentrasi asam dinaikkan juga tidak akan
berpengaruh. Hal ini terjadi karena reaksi mangan(VI) mengalami oksidasi dan
reduksi secara serentak.

4H + + 3MnO3− −
4 → 2MnO4 + MnO2 + H2 O
+6 +7 +4
Reduksi (-2)
Oksidasi (+1)

Sebagian MnO3−
4 akan teroksidasi membentuk permanganat dan sebagian lagi

mengalami reduksi membentuk mangan(IV). Hal ini menunjukkan bahwa


mangan(VI) tidak stabil dalam suasana asam.
Langkah selanjutnya adalah menambahkan 5 mL H2SO4 encer kedalam
tabung II. Hal ini bertujuan agar terjadi reaksi penetralan dalam larutan basa
dengan larutan asam sehingga terjadi reaksi disporsionasi. Reaksi adalah


3MnO2− −
4 + 2H2 O → 2MnO4 + MnO2 + 4OH

+6 +7 +4
Oksidasi (+1)
Reduksi (-2)

Pada saat terjadi reaksi penetralan, reaksi disproporsionasi berlangsung, namun


sifatnya hanya menghasilkan nilai E0 sel yang kecil (+0,03 V). Reaksi penetralan
ini membuat mangan(VI) kembali menjadi mangan(VII), sehingga warna larutan
dari hijau berubah lagi menjadi ungu.

B. Pembuatan Senyawa Mangan (III)


Percobaan ini dilakukan dalam suasana asam dengan mereaksikan
MnSO4 sebagai sumber mangan (II) dengan H2SO4 sebagai suasana asam, H2SO4
diperlukan untuk keberhasilan pembuatan mangan (III). Agar mangan (II) dapat
membentuk mangan (III), maka direaksikan dengan KMnO4 yang berperan
sebagai oksidator.
49

Langkah pertama dari percobaan ini adalah menimbang 0,5 gram serbuk
MnSO4. Serbuk ini berwarna putih. Kemudian melarutkan serbuk MnSO4
kedalam 2 mL H2SO4 encer dan dihasilkan larutan bening. Reaksi yang terjadi:

2𝑀𝑛𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) + 2𝐻2 𝑆𝑂4 (𝑎𝑞) → 2𝑀𝑛(𝑆𝑂4 )2 (𝑎𝑞) + 2𝐻2 𝑂(𝑎𝑞)

Selanjutnya menambahkan 10 tetes H2SO4 pekat dan dihasilkan larutan


keruh. Tabung reaksi terasa panas reaksi menunjukkan reaksi eksoterm
berlangsung. Larutan yang dihasilkan setelah penambahan H2SO4 pekat
menghasilkan kalor atau panas, sehingga perlu didinginkan dengan air (es) sampai
suhu larutan menurun. Larutan berubah menjadi bening. Selanjutnya
menambahkan 5 tetes KMnO4 0,1 M dan menghasilkan larutan berwarna coklat
pekat.
Selanjutnya larutan dimasukkan kedalam 50 mL air. Larutan yang
dihasilkan berwarna coklat menandakan larutan mengandung mangan(IV). Hal ini
membuktikan bahwa mangan (III) tidak dapat dibuat dalam suasana asam dengan
mereaksikan mangan (II) dan mangan (VII) karena larutan tidak berwarna hijau.

Oksidasi : 8H + + MnO2− −
4 + 5e → Mn
2+
+ 4H2 O Eo = +1,51 V
Reduksi : 5Mn2+ → 5Mn3+ + 5e− Eo = -1,51 V
8H + + MnO−
4 + 4𝑀𝑛
2+
→ 5Mn3+ + 4H2 O Eo = 0 V
Hasil potensial elektroda yang bernilai 0 menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa reaksi tidak berlangsung. Jadi senyawa mangan (III) tidak
dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (II) dengan mangan (VII) dalam
suasana asam.
Senyawa mangan (III) dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (II) dan
mangan (VII) dalam suasana basa. Reaksinya adalah:
Oksidasi : 2H2 O + MnO2 + e− → Mn(OH)3 + OH − Eo = +0,20 V
Reduksi : Mn(OH)2 + OH − → Mn(OH)3 + e− Eo = +0,10 V
2H2 O + MnO2 + Mn(OH)2 → 2Mn(OH)3 Eo = +0,30 V
50

Dari data tersebut dihasilkan larutan 2Mn(OH)3 dengan ion Mn


mempunyai bilangan oksidasi +3 sehingga larutan yang dihasilkan berwarna
hijau. Potensial elektroda yang bernilai (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut
berlangsung spontan.

VI. KESIMPULAN
1. Senyawa mangan (VI) tidak dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (VII)
dan mangan (IV) dalam suasana asam karena mangan (VI) tidak stabil
suasana asam.
2. Senyawa mangan (VI) dapat dibuat dengan mereaksikan Mn (VII) dan Mn
(IV) dalam suasana basa karena mangan (VI) stabil dalam suasana basa.
3. Senyawa mangan (III) tidak dapat dibuat dengan cara mereaksikan Mangan
(II) dan mangan (VII) dalam suasana asam karena reaksikan tidak dapat
terjadi dengan beda potensial (E0 sel = 0) pada reaksi tersebut.
4. Senyawa mangan (III) dapat dibuat dengan cara mereaksikan mangan (II) dan
mangan (IV) dalam suasana basa dengan ditunjukkan senyawa mangan (II)
pada Mn(OH)3 berwarna hijau.
5. Memperbesar konsentrasi MnO−
4 atau konsentrasi H
+
dan OH − tidak
berpengaruh terhadap pembuatan mangan (VI) karena konsentrasi tidak
mempengaruhi potensial elektroda.
6. Memperbesar konsentrasi Mn2+ ataupun konsentrasi H+ dan OH − tidak
berpengaruh terhadap pembuatan Mn (III) karena konsentrasi tidak
mempengaruhi potensial elektroda.
DAFTAR PUSTAKA

Cotton, & Wilkinson. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.

Day, R., & Underwood, A. (1999). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Febrina, I., & Ayuna, A. (2015). Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan
(Mn) dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Kramik. Jurnal Teknologi
UMJ, 35-44.

Kamble, R., & Thakare, M. (2014). Status and Role Of Manganase In The
Environment. Internation Journal Of Environment, 222-234.

Kronovo, D., Bruzgina, G., Apchitaeva, & Konovov, Y. (2015). Ion Exchange
Recovery Of Chromium (VI) and Marganese (II) Fifom Aqueous
Solutions. Arabian Journal Of Chemistry, 100-101.

Mahdian, & Saadi, P. (2015). Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Banjarmasin:


FKIP ULM.

Mandasari, I., & Purnama, A. (2016). Penurunan Ion Besi (Fe) dan Mangan (Mn)
dalam Air dengan Serbuk Gergaji Kayu Kamper. Jurnal Teknik ITS, 11-
17.

Sari, F. (2013). Penentuan Kondisi Optimum Aktivitas Katalitik Mangan (II) yang
Difragting pada Silika Modifikasi. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri,
2304-3401.

Setiono, A. (2014). Studi Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur Gali Desa
Karangnunggul Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Komunitas
Indonesia, 973-981.

Svehla, G. (1990). Analisis Anorganik Kuaitatif Makro dan Semi Mikro . Jakarta:
Kalman Media Pustaka.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 3. Bandung: ITB.

Valle, J. (2017). Sorption Of Cr (III) and Cr (VI) To K2MnO9 Nanomaterial A


Study Of The Effeat Of pH Time Temperature and Interferences.
Microhemical Journal, 265-502.

51
LAMPIRAN

A. Perhitungan
1. Konsentrasi H2SO4 pekat
Diketahui : % = 96%
𝜌 = 1,84 g/mL
Mr = 98 g/mol
Ditanya : Konsentrasi H2SO4 pekat
Jawab :
a. Konsentrasi dalam molaritas
M = 𝜌 𝑥 10 𝑥 %
𝑀𝑟
= 1,84 𝑔 𝑥 10 𝑥 96
𝑚𝐿
98 𝑔/𝑚𝐿
= 18,02 M
b. Konsentrasi dalam normalitas
H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO42- (aq)

H2SO4 merupakan asam kuat bervalensi 2


N = Valensi x M
= 2 x 18,02 M
= 36,04 N

2. Pengenceran H2SO4 pekat menjadi H2SO4 1 M


Diketahui : M H2SO4 pekat = 18,02 M
M H2SO4 encer = 1 M
V H2SO4 encer = 100 mL
Ditanya : V H2SO4 pekat yang diperlukan
Jawab :

a. Perhitungan
52
53

M1 V1 = M2 V2
18,02 M x V1 = 1 M x 100 mL
V1 = 5,6 mL (H2SO4 pekat)

b. Cara pengenceran
(1) Mengisi labu pengenceran 100 mL dengan 25 mL aquades
(2) Menambahkan 5,6 mL H2SO4 pekat ke dalam labu pengenceran 100
mL
(3) Mengocok larutan dalam labu pengenceran sebentar
(4) Menambahkan aquades ke dalam labu pengenceran 100 mL hingga
tanda batas
(5) Memindahkan larutan ke dalam wadah (misalnya botol reagen) dan
memberi label H2SO4 1 M
Catatan:
Pada pengenceran H2SO4 pekat, labu harus diisi dulu dengan aquades
sebelum menambahkan H2SO4 pekat untuk menghindari panas spontan
yang bisa menghasilkan letupan.

B. Pertanyaan
1. Jika nomor atom Mn adalah 25 tulis konfigurasi elektronnya.
2. Sebutkan bilangan oksidasi terpenting dari Mn.
3. Ion MnO42- dapat mengalami disproporsionasi menjadi ion MnO42- dan MnO2
dalam larutan netral atau larutan asam. Tulis persamaan reaksinya. Jelaskan
bahwa ion MnO42- dapat stabil dalam larutan basa.
4. Ion MnO42- dapat dibuat dengan cara mengoksidasi MnO2 dengan ClO3- pada
suasana basa. Tulis persamaan reaksinya.
5. Mn2+ dapat dioksidasi oleh ion bismutat dalam suasana asam menjadi MnO4-.
Tulis persamaan reaksinya.
6. KMnO4 adalah oksidator kuat dapat mengoksidasi, misalnya H2S menjadi S.
Tulis persamaan reaksinya.
54

Jawaban:
1. Konfigurasi elektron untuk :
25 Mn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
2. Bilangan oksidasi terpenting dari Mn adalah +6, +7, +5, +4, +3 dan yang
paling stabil +2. Karena bijih mangan yang terpenting adalah MnO2
(pirolusit), maka analog biloks yang terpenting adalah +4.
3. Ion MnO42- dapat mengalami disproporsionasi mejadi ion MnO4- dan MnO2
dalam larutan netral atau larutan asam. Reaksinya :
Oksidasi : 2MnO42- (aq) → 2MnO4- (aq) + 2e Eo = - 0,56 V
Reduksi : 4H+(aq) + MnO42-(aq) + 2e → MnO2(aq) + 2H2O (l) Eo= +2,26 V
4H+ (aq) + 3MnO42-(aq) 2MnO4-(aq) + MnO2 (aq) + 2H2O (l)
Eosel = 1,7 V
4H+ (aq) + 3MnO42- (aq) 2MnO4- (aq) + MnO2 (aq) + 2H2O (l)
+6 +7 +4
(+1) oksidasi
(-2) reduksi

Bahwa ion MnO42- dapat stabil dalam larutan basa.

4. Ion MnO42- dapat dibuat dengan cara mengoksidasi MnO2 dengan ClO3- pada
suasana basa. Reaksinya :
Oksidasi: 3MnO2(aq) + 12OH-(aq)→6H2O(l) + 3MnO42-(aq) + 6e Eo=-0,59 V
Reduksi : ClO3-(aq) + 3H2O(l) + 6e → Cl-(aq) + 6OH-(aq) Eo = + 0,62 V
3MnO2(aq) + ClO3-(aq) + 6OH-(aq) 3MnO42-(aq) + Cl-(aq) + 3H2O(l)
Eosel = + 0,03 V

5. Mn2+ dapat dioksidasi oleh ion bismutat dalam suasana asam menjadi MnO4-,
reaksinya :
2 Mn2+ (aq) + 5BiO3- (aq) + 14H+ (aq) 2MnO4- (aq) + 5Bi3+ (aq) + 7H2O (l)
6. KMnO4 adalah oksidator kuat dapat mengoksidasi, misalnya H2S menjadi S.
reaksinya
55

Oksidasi : 5S2-(aq) → 5S(s) + 10e (aq) Eo = + 0,48 V


Reduksi : 2MnO4-(aq) +16H+(aq)+10e→2Mn2+(aq) + 8H2O(l) Eo= +0,62 V
2MnO4-(aq) + 5S2-(aq) + 16H+(aq) 2Mn2+(aq) + 5S(s) + 8H2O(l)
Eosel = + 1,1 V
56

FOTO

A. Pembuatan Senyawa Mangan (VI)

Memasukkan 10 mL KMnO4 ke Menambahkan 5 mL H2SO4 encer ke


dalam dua tabung reaksi dalam tabung I

Menambahkan 5 mL NaOH encer Larutan tabung I berwarna ungu


ke dalam tabung II dan tabung II berwarna hijau

Menambahkan 5 mL H2SO4 encer


ke dalam tabung II dan larutan
menjadi ungu
57

B. Senyawa Mangan (III)

Melarutkan 0,5 g MnSO4 ke dalam Menambahkan 5 mL H2SO4 encer


2 mL asam sulfat encer ke dalam tabung I

Menambahkan 10 tetes H2SO4 Mendinginkan tabung reaksi


pekat dan larutan menjadi putih dengan es batu dan larutan menjadi
keruh berbias pink

Menambahkan 5 tetes KMnO4 0,1 Memasukkan larutan ke dalam 50


M ke dalam tabung reaksi dan mL air dan larutan menjadi coklat
larutan menjadi coklat pekat lebih muda
58

FLOWCHART
PRAKTIUM KIMIA ANORGANIK
PERCOBAAN III
“KIMIA MANGAN”

A. Pembuatan Senyawa Mangan (VI)


Tabung I

10 mL KMnO4 0,01 M + 5 mL H2SO4 encer + sedikit Mangan (IV) oksida

Memasukkan ke dalam tabung reaksi

Menambahkan

Mengocok selama dua menit

Larutan berwarna

Tabung II

10 mL KMnO4 0,01 M + 5 mL NaOH encer + sedikit Mangan (IV) oksida

Memasukkan ke dalam tabung reaksi

Menambahkan

Mengocok selama dua menit

Larutan berwarna

NB : 1. Menambahkan 5 mL H2SO4 encer ke dalam tabung reaksi yang


berisi larutan berwarna hijau (Mangan IV)
2. Menjelaskan yang terjadi
59

B. Pembuatan Senyawa Mangan (III)

0,5 g MnSO4 + 2 mL H2SO4 encer

Melarutkan

Larutan + 10 tetes H2SO4 pekat

Mendinginkan tabung reaksi


dengan air dingin

Larutan + 5 tetes Kalium Permanganat 0,1 M

Menambahkan

Larutan berwarna + 50 mL air


Menambahkan

Larutan berwarna baru

NB: Menjelaskan yang terjadi


60

LAMPIRAN PERTANYAAN FINAL PRAKTIKUM

1. Apa jenis reaksi yang mendasari percobaan kimia mangan?


Jawab:
Reaksi redoks
2. Apa peran senyawa asam dan basa pada percobaan ini?
Jawab:
Senyawa asam dan basa yang digunakan pada percobaan ini berperan sebagai
suasana agar reaksi dapat berlangsung
3. Apa ciri-ciri gelas ukur?
Jawab:
Ciri-ciri gelas ukur yaitu:
a. Memiliki ukuran atau skala
b. Memiliki alas berbentuk lingkaran dan tinggi serta terdapat corong
yang berfungsi untuk menuang larutan
4. Apa perbedaan pipet volume dan pipet gondok?
Jawab:
Pada dasarnya, pipet volume dan pipet gondok memiliki peran yang sama
yaitu untuk memindah sampel. Perbedaanya terletak pada ketelitian pipet,
pipet volume memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan pipet
gondok. Selain itu pipet gondok dapat memindah sampel dalam jumlah lebih
banyak dibandingkan pipet volume.

Anda mungkin juga menyukai