I. DASAR TEORI
Mangan (Mn) memiliki nomor atom 25 dan massa atom 54,938 gmol-1.
Mangan memiliki kepadatan 7,20 – 7,43 gcm-3 dan termasuk logam berat.
Mangan adalah unsur aktif berwarna abu-abu, merupakan logam dan sangat
rapuh, sulit untuk mencair tapi mudah teroksidasi (Kamble & Thakare, 2014).
Mangan adalah salah satu satu logam paling banyak ditemukan ditanah,
dalam bentuk oksida dan hidroksida. ion Fe dan Mn bervalensi dua yang
umumnya terdapat dalam air tanah secara bersamaan (Mandasari & Purnama,
2016). Adanya kandungan mangan dan zat besi dalam air tersebut berubah
menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak udara (Setiono, 2014).
Dampak mangan biasanya pada konsentrasi rendah. Kandungan mangan
yang di ijinkan dalam air yang digunakan untuk keperluan domestik yaitu
dibawah 0,05 Mg/L (Febrina & Ayuna, 2015).
Tingkat oksidasi bagi mangan sesuai dengan jumlah elekron 3d dan 4s,
tetapi hanya terjadi dalam senyawa MnO4-, MnO7, MnO3. Ion mangan diperoleh
dengan oksida elektrolitik atau oksidasi persulfat larutan Mn2+, atau dengan
radiasi MnO4-. Zat tersebut tidak bisa didapat dalam konsentrasi yang tinggi
karena direduksi oleh air. Ia juga cenderung terhidrolisis da terdisproporsionasi
dalam larutan asam lemah (Cotton & Wilkinson, 1989).
Kalium permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi.
Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang
terjadi dalam larutan-larutan yang bersifat sangat asam atau 0,1 N atau lebih
besar.
40
41
Ini adalah sebuah reaksi lambat didalam larutan-larutan encer pula suhu
ruangan (Day & Underwood, 1999).
Jika kalium permanganat dipanaskan dengan KOH 50% maka akan
diperoleh perubahan warna seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini
Tabel 1. Perubahan Warna
Zat yag terdapat
Bilangan oksida Warna
dalam larutan basa
MnO4- +7 Ungu
MnO42- +6 Hijau
MnO3- +5 Biru
MnO2 +4 Coklat Tua
Mn(OH)3 +3 Hijau
Mn(OH)2 +2 Merah Muda
(Mahdian & Saadi, 2015)
Ion mangan III diperoleh dengan oksidasi elektrolit atau oksidasi Mn2+,
atau dengan MnO4-. zat tersebut tidak dapat diperoleh dalam konsentrasi tinggi
karena direduksi oleh air. Reaksinya :
2Mn3+(aq) + 2H2O(l) Mn2+(aq) + MnO2(aq) + 4H+(aq)
Kristal coklat dihasilkan dari asetilasetonat mudah diperoleh melalui oksidasi
larutan basa Mn2+ dengan O atau Cl2 dengan adanya asetilasetonat (Syukri,
1999).
Mangan oksidasi cepat ion Cr (III) ke ion Cr (VI). Ion-ion ini memiliki
molaritas yang lebih besar daripada kromium trivalent, dan menembus dengan
42
B. Bahan
1. KMnO4 0,1 M
2. KMnO4 0,01 M
3. NaOH 2 M
4. H2SO4 encer
5. H2SO4 padat
6. MnO2
7. MnSO4
8. Aquades
9. Es batu
V. ANALISIS DATA
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan senyawa
mangan(VI) dan mangan(III) serta sifat-sifatnya.
A. Pembuatan Senyawa Mangan(VI)
Pada perbuatan mangan (VI), reaksi dilakukan dalam dua suasana,
yaitu suasan asam dan basa. Pada suasana asam, KmnO4 direaksikan dengan
H2SO4 dan MnO4, pada suasana basa KmnO4 direaksikan dengan NaOH dan
MnO2.
Pertama-tama yang harus dilakukan adalah memasukkan 10 mL
KmnO4 0,01 M kedalam masing-masing dua tabung reaksi. Pada tabung I
ditambahkan 5 mL H2SO4 encer, warna larutan yang dihasilkan pada tabung
reaksi I tetap ungu yang menandakan bahwa larutan mengandung MnO−
4 (mangan
VI). Sama halnya dengan tabung reaksi II ketika ditambahkan 5 mL NaOH encer,
warna larutan yang dihasilkan tetap berwarna ungu, artinya larutan yang
mengandung MnO−
4 (mangan VI).
dengan adanya padatan hijau dan warna larutan berubah lagi menjadi ungu
kehitaman. Pada tabung reaksi II, setelah penambahan mangan(IV) oksida terjadi
reaksi pembentukkan padatan hijau tapi pada tabung reaksi warna larutan
berwarna hijau. Hal tersebut menunjukkan reaksi pembentukkan mangan(VI).
Senyawa-senyawa mangan(VI) mengandung ion permanganat(VI)
MnO−
4 . Senyawa ini stabil dalam larutan basa dan mempunyai warna hijau. Pada
Anoda : 2MnO2− −
4 → 2MnO4 + 2e
−
Eo = -0,56 V
Katoda : 2H2 O + MnO2− −
4 + 2e → MnO2 + 4OH
−
Eo = +0,59 V
3MnO2− −
4 + 2H2 O → 2MnO4 + MnO2 + 4OH
−
Eo = +0,03 V
4H + + 3MnO3− −
4 → 2MnO4 + MnO2 + H2 O
+6 +7 +4
Reduksi (-2)
Oksidasi (+1)
Sebagian MnO3−
4 akan teroksidasi membentuk permanganat dan sebagian lagi
↓
3MnO2− −
4 + 2H2 O → 2MnO4 + MnO2 + 4OH
−
+6 +7 +4
Oksidasi (+1)
Reduksi (-2)
Langkah pertama dari percobaan ini adalah menimbang 0,5 gram serbuk
MnSO4. Serbuk ini berwarna putih. Kemudian melarutkan serbuk MnSO4
kedalam 2 mL H2SO4 encer dan dihasilkan larutan bening. Reaksi yang terjadi:
Oksidasi : 8H + + MnO2− −
4 + 5e → Mn
2+
+ 4H2 O Eo = +1,51 V
Reduksi : 5Mn2+ → 5Mn3+ + 5e− Eo = -1,51 V
8H + + MnO−
4 + 4𝑀𝑛
2+
→ 5Mn3+ + 4H2 O Eo = 0 V
Hasil potensial elektroda yang bernilai 0 menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa reaksi tidak berlangsung. Jadi senyawa mangan (III) tidak
dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (II) dengan mangan (VII) dalam
suasana asam.
Senyawa mangan (III) dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (II) dan
mangan (VII) dalam suasana basa. Reaksinya adalah:
Oksidasi : 2H2 O + MnO2 + e− → Mn(OH)3 + OH − Eo = +0,20 V
Reduksi : Mn(OH)2 + OH − → Mn(OH)3 + e− Eo = +0,10 V
2H2 O + MnO2 + Mn(OH)2 → 2Mn(OH)3 Eo = +0,30 V
50
VI. KESIMPULAN
1. Senyawa mangan (VI) tidak dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (VII)
dan mangan (IV) dalam suasana asam karena mangan (VI) tidak stabil
suasana asam.
2. Senyawa mangan (VI) dapat dibuat dengan mereaksikan Mn (VII) dan Mn
(IV) dalam suasana basa karena mangan (VI) stabil dalam suasana basa.
3. Senyawa mangan (III) tidak dapat dibuat dengan cara mereaksikan Mangan
(II) dan mangan (VII) dalam suasana asam karena reaksikan tidak dapat
terjadi dengan beda potensial (E0 sel = 0) pada reaksi tersebut.
4. Senyawa mangan (III) dapat dibuat dengan cara mereaksikan mangan (II) dan
mangan (IV) dalam suasana basa dengan ditunjukkan senyawa mangan (II)
pada Mn(OH)3 berwarna hijau.
5. Memperbesar konsentrasi MnO−
4 atau konsentrasi H
+
dan OH − tidak
berpengaruh terhadap pembuatan mangan (VI) karena konsentrasi tidak
mempengaruhi potensial elektroda.
6. Memperbesar konsentrasi Mn2+ ataupun konsentrasi H+ dan OH − tidak
berpengaruh terhadap pembuatan Mn (III) karena konsentrasi tidak
mempengaruhi potensial elektroda.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R., & Underwood, A. (1999). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Febrina, I., & Ayuna, A. (2015). Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan
(Mn) dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Kramik. Jurnal Teknologi
UMJ, 35-44.
Kamble, R., & Thakare, M. (2014). Status and Role Of Manganase In The
Environment. Internation Journal Of Environment, 222-234.
Kronovo, D., Bruzgina, G., Apchitaeva, & Konovov, Y. (2015). Ion Exchange
Recovery Of Chromium (VI) and Marganese (II) Fifom Aqueous
Solutions. Arabian Journal Of Chemistry, 100-101.
Mandasari, I., & Purnama, A. (2016). Penurunan Ion Besi (Fe) dan Mangan (Mn)
dalam Air dengan Serbuk Gergaji Kayu Kamper. Jurnal Teknik ITS, 11-
17.
Sari, F. (2013). Penentuan Kondisi Optimum Aktivitas Katalitik Mangan (II) yang
Difragting pada Silika Modifikasi. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri,
2304-3401.
Setiono, A. (2014). Studi Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur Gali Desa
Karangnunggul Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Komunitas
Indonesia, 973-981.
Svehla, G. (1990). Analisis Anorganik Kuaitatif Makro dan Semi Mikro . Jakarta:
Kalman Media Pustaka.
51
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Konsentrasi H2SO4 pekat
Diketahui : % = 96%
𝜌 = 1,84 g/mL
Mr = 98 g/mol
Ditanya : Konsentrasi H2SO4 pekat
Jawab :
a. Konsentrasi dalam molaritas
M = 𝜌 𝑥 10 𝑥 %
𝑀𝑟
= 1,84 𝑔 𝑥 10 𝑥 96
𝑚𝐿
98 𝑔/𝑚𝐿
= 18,02 M
b. Konsentrasi dalam normalitas
H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO42- (aq)
a. Perhitungan
52
53
M1 V1 = M2 V2
18,02 M x V1 = 1 M x 100 mL
V1 = 5,6 mL (H2SO4 pekat)
b. Cara pengenceran
(1) Mengisi labu pengenceran 100 mL dengan 25 mL aquades
(2) Menambahkan 5,6 mL H2SO4 pekat ke dalam labu pengenceran 100
mL
(3) Mengocok larutan dalam labu pengenceran sebentar
(4) Menambahkan aquades ke dalam labu pengenceran 100 mL hingga
tanda batas
(5) Memindahkan larutan ke dalam wadah (misalnya botol reagen) dan
memberi label H2SO4 1 M
Catatan:
Pada pengenceran H2SO4 pekat, labu harus diisi dulu dengan aquades
sebelum menambahkan H2SO4 pekat untuk menghindari panas spontan
yang bisa menghasilkan letupan.
B. Pertanyaan
1. Jika nomor atom Mn adalah 25 tulis konfigurasi elektronnya.
2. Sebutkan bilangan oksidasi terpenting dari Mn.
3. Ion MnO42- dapat mengalami disproporsionasi menjadi ion MnO42- dan MnO2
dalam larutan netral atau larutan asam. Tulis persamaan reaksinya. Jelaskan
bahwa ion MnO42- dapat stabil dalam larutan basa.
4. Ion MnO42- dapat dibuat dengan cara mengoksidasi MnO2 dengan ClO3- pada
suasana basa. Tulis persamaan reaksinya.
5. Mn2+ dapat dioksidasi oleh ion bismutat dalam suasana asam menjadi MnO4-.
Tulis persamaan reaksinya.
6. KMnO4 adalah oksidator kuat dapat mengoksidasi, misalnya H2S menjadi S.
Tulis persamaan reaksinya.
54
Jawaban:
1. Konfigurasi elektron untuk :
25 Mn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
2. Bilangan oksidasi terpenting dari Mn adalah +6, +7, +5, +4, +3 dan yang
paling stabil +2. Karena bijih mangan yang terpenting adalah MnO2
(pirolusit), maka analog biloks yang terpenting adalah +4.
3. Ion MnO42- dapat mengalami disproporsionasi mejadi ion MnO4- dan MnO2
dalam larutan netral atau larutan asam. Reaksinya :
Oksidasi : 2MnO42- (aq) → 2MnO4- (aq) + 2e Eo = - 0,56 V
Reduksi : 4H+(aq) + MnO42-(aq) + 2e → MnO2(aq) + 2H2O (l) Eo= +2,26 V
4H+ (aq) + 3MnO42-(aq) 2MnO4-(aq) + MnO2 (aq) + 2H2O (l)
Eosel = 1,7 V
4H+ (aq) + 3MnO42- (aq) 2MnO4- (aq) + MnO2 (aq) + 2H2O (l)
+6 +7 +4
(+1) oksidasi
(-2) reduksi
4. Ion MnO42- dapat dibuat dengan cara mengoksidasi MnO2 dengan ClO3- pada
suasana basa. Reaksinya :
Oksidasi: 3MnO2(aq) + 12OH-(aq)→6H2O(l) + 3MnO42-(aq) + 6e Eo=-0,59 V
Reduksi : ClO3-(aq) + 3H2O(l) + 6e → Cl-(aq) + 6OH-(aq) Eo = + 0,62 V
3MnO2(aq) + ClO3-(aq) + 6OH-(aq) 3MnO42-(aq) + Cl-(aq) + 3H2O(l)
Eosel = + 0,03 V
5. Mn2+ dapat dioksidasi oleh ion bismutat dalam suasana asam menjadi MnO4-,
reaksinya :
2 Mn2+ (aq) + 5BiO3- (aq) + 14H+ (aq) 2MnO4- (aq) + 5Bi3+ (aq) + 7H2O (l)
6. KMnO4 adalah oksidator kuat dapat mengoksidasi, misalnya H2S menjadi S.
reaksinya
55
FOTO
FLOWCHART
PRAKTIUM KIMIA ANORGANIK
PERCOBAAN III
“KIMIA MANGAN”
Menambahkan
Larutan berwarna
Tabung II
Menambahkan
Larutan berwarna
Melarutkan
Menambahkan