Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK III

REAKSI PADA UNSUR DAN SENYAWA MANGAN

(Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Kimia
Anorganik III)

Dosen Pengampu: Indah Langitasari, S.Si., M.Si

Disusun Oleh:

Rizki Ardiyanto

(2282200017)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
A. JUDUL PRAKTIKUM
Reaksi Pada Unsur dan Persenyawaan Mangan

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Membuat beberapa senyawa logam mangan
2. Mengidentifikasi sifat-sifat beberapa persenyawaan logam mangan
3. Mengetahui pengaruh besaran potensial elektroda dalam membuat unsur dan
persenyawaan mangan

C. PRINSIP PERCOBAAN
Unsur atau senyawa mangan memiliki bilangan oksidasi +7 sebagai
oksidator kuat, +6, +4, +3, dan +2 (paling stabil). reduksi mangan (VII) menjadi
mangan (II) akan secepatnya terjadi dengan berbagai reduktor, seperti larutan
kalium permanganat dalam suasana asam akan dapat direduksi menjadi mangan
(II) menggunakan reduktor seng amalgam (Langitasari, 2022).

2MnO4-(aq) + 6H+(aq) + 5 Zn(s) 2Mn+(aq) + 5Zn2+(aq) + 8H2O(l)

Persenyawaan mangan dikenal pada umumnya merupakan senyawa


kalium permanganat, KMnO4. Senyawa tersebut dapat diperoleh melalui proses
melebur KOH dengan KClO3 dan MnO2. Dari reaksi tersebut hasilnya digerus,
ditambahkan air, dipanaskan serta kemudian dialiri gas karbon dioksida.
Selanjutnya disaring, dan filtratnya diuapkan, maka akan diperoleh senyawa
kalium permanganat (Langitasari, 2022).

D. REAKSI KIMIA
1. Pembuatan Senyawa Mangan (VI)
 Tabung Reaksi I
a. 4KMnO4(aq) + 6H2SO4(aq) 2K2SO4(aq) + 4MnSO4(aq) + 6H2O(aq) + 5O2(g)
b. KMnO4(aq) + MnO2(aq) inert dalam asam
Dalam Asam
Reduksi: MnO4- + e- MnO42-
Oksidasi: MnO2(aq) + 2H2O(aq) MnSO42-(aq) + 4H++2e-
Agar jumlah elektron sama, maka reaksi reduksi dikali 2 dan reaksi oksidasi
tetap
Reduksi: 2MnO4- + 2e- 2MnO42-
Oksidasi: MnO2(aq) + 2H2O(aq) MnO42-(aq) + 4H++2e-
Reaksi: 2MnO4-(aq) + MnO2(aq) + 2H2O(aq) 3MnO42-(aq) + 4H++2e-
 Tabung Reaksi II
a. 4KMnO4(aq) + 4NaOH(aq) 2K2MnO4(aq) + 2Na2MnO4(aq) + 2H2O(aq) +
5O2(g)
b. MnO4(aq) + MnO24(aq) + 4OH(aq) 2MnO4(aq) + MnO2(aq) + 2H2O(aq) +
SO42-(g)
Dalam Basa
Reduksi: MnO4- + e- MnO42-
Oksidasi: MnO2 + 4OH- MnO42- + 2H2O + 2e-
Reaksi: 2MnO4- + MnO2- MnO42- + 2H2O –

2. Pembuatan Senyawa Mangan (III)


a. MnSO4(aq) + 2H2SO4(aq) Mn2+ + SO42-(aq) + SO2(aq) + 3H2O(aq)
b. 3MnSO4(aq) + 2KMnO4(aq) K2SO4(aq) + 2MnO2(aq) + Mn(SO4)2(aq)
c. MnSO4(aq) + H2O(aq) Mn2+ + SO42-(aq)

E. KAJIAN TEORI
Mangan (Mn) merupakan logam berwarna abu-abu keperakan yang
tergolong pada tabel unsur periodic unsur pertama logam golongan VII B, dengan
berat atom 54,94 g.mol-1, nomor atom 25, berat jenis 7.43 g.cm-3, serta memiliki
valensi 2, 4, dan 7 (selain 1, 3, 5, dan 6). Mangan memiliki karakteristik seperti
besi, sangat keras tetapi sangat rapuh, sulit untuk disatukan, tetapi mudah untuk
dioksidasi. Unsur dan senyawa mangan digunakan dalam campuran baja, industri
pigmen, las, pupuk, keramik, elektronik, pestisida, dan alloy (campuran beberapa
logam dan bukan logam, terutama karbon), industry baterai, zat tambahan
makanan, dan cat (Atkin, 1990)
Mangan termasuk kedalam golongan transisi serta memiliki titik lebur
yang tinggi sekitar 1.250 C. Mangan bereaksi dengan air hangat dan membentuk
mangan (II) hidroksida serta hidrogen. Mangan cukup elektropositif dan sangat
mudah larut dalam asam bukan pengoksidasi. Selain titik caitnya yang tinggi,
daya hantar listrik merupakan sifat-sifat mangan yang lainnya. Selain itu, mangan
memiliki kekerasan yang sedang akibat dari cepat tersedianya elektron dan orbital
untuk membentuk ikatan logam (Cotton, 1988).
Unsur mangan memiliki bilangan oksidasi antara lain +2, +3, +4, +6, dan
+7. Senyawa mangan dengan Mn+7, seperti senyawa Mn2O7 serta senyawa anion
permanganate MnO4- (memiliki warna ungu yang sangat mencolok) merupakan
oksidator kuat. Senyawa mangan dengan bilangan oksidasi +5 (biru) dan +6
(hijau) merupakan oksidator yang kuat dan sangat mudah bereaksi untuk reaksi
disproporsionasi atau autoredoks (Atkin, 1990).
Mangan (II) d5 merupakan unsur mangan yang memiliki bilangan
oksidasi +2 merupakan biloks yang paling stabil. Mn2+ memiliki warna merah
muda pucat. Garam Mangan (II) dihasilkan dari proses oksidasinya dengan
berbagai metode. Apabila dipanaskan masing-masing dalam HCl dan H2SO4
dengan konsentrasi yang sesuai akan dihasilkan klorida serta sulfat terlarut.
Adapun reaksinya sebagai berikut:
MnO2(s) + 4HCl(aq) MnCl2(s) + Cl2(g) + 2H2O(aq)
MnO2(s) + 4H2SO4(aq) 2MnCl2(s) + O2(g) + 2H2O(aq)

Penambahan alkali pada garam mangan (II) akan merubah garam mangan (II)
menjadi Mn(OH)2 (AG. Sharpe, 1992)
Mangan (III) d4 merupakan unsur mangan yang stabil pada temperature
kamar hanya terdapat dua jenis, yaitu MnF3 dan Mn2O3. MnF3 adalah kompleks
dengan menggunakan orbital d4 (spin tinggi). Oksida Mn2O3 yang dihasilkan
melalui proses memanaskan MnO2 sampai temperature 800 C. mangan (III) dapat
stabil dalam bentuk kompleks. Kompleks tris (2,4 pentanadionato-mangan
Mn(acac)3) merupakan salah satu bentuk kompleks mangan (III) yang stabil.
selain itu, dapat memebntuk kompleks yang stabil dengan F-, PO43-, atau SO42-.
Kompleks Mn-Oksalat dapat diamati secara langsung melalui proses titrasi
permanganometri menggunakan asam oksalat. Karena tidak stabil, Mangan (III)
dapat mengalami disproporsionasi menjadi Mn (II) dan MnO2, adapun reaksinya
sebagai berikut (Sriyanti, 2018):
3Mn3+(s) + 2H2O4(aq) Mn2+(s) + MnO2(g) + 4H+(aq)

Mangan (IV) d3 merupakan bentuk kimaiawi dari Mangan(IV) lebih sukar


untuk diperoleh dari pada Mangan (III). Bentuk oksida yang ada dan bersifat
sangat stabil merupakan MnO2 (berwarna coklat tua). MnO2 adalah bahan utama
pembuat baterai kering (Sugiyarto, 2010).
Mangan (V) d2 merupakan senyawa Mangan (V) yang dapat ditemukan
dalam senyawa Na3MnO4. Natrium mangan (V) dapat dibuat dengan cara
mereduksi permanganate dalam konsetrat KOH pada temperature 0 C. tetapi,
pada MnO43- akan segera terdisproporsionasi menjadi MnO42- dan MnO2 pada
larutan asam (Sriyanti, 2018).
Mangan (VI) d1 merupakan senyawa mangan (VI) yang memiliki warna
hijau tua serta dapat diperoleh melalui reaksi antara MnO2 dan KOH dengan
adanya aiar atau oksidatr lainnya, atau dengan mereaksikan KMnO4 dengan
alkalis. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
MnO2(s) + 2KOH(aq) K2MnO4(s) + Cl2(g) + 2H+(aq)
4MnO4-(s) + 4OH-(aq) 4MnO42-(s) + 2H2O(aq) + O2(g)
Mangan tidak stabil dan akan terdisproporsionasi menjadi permanganate dan
MnO2 pada suasana lemah, misalnya pada penambahan asam karbonat (Svehla,
1990).
Mangan (VII) d0 atau permanganate dalam skala industri dapat dibuat
dengan mengubah MnO2 menjadi manganat dilanjutkan dengan oksidasi
elektrolitik yang dapat mengubahnya menjadi permanganate. Dalam laboratorium,
manganat dapat diubah menjadi permanganate dengan menambahkan asam
karbonat, CO2 padat atau dengan klorinasi. Adapun persamaannya adalah:
MnO42-(s) + 4H+(aq) 2MnO4+(s) + MnO2(g) + 2H2O(aq)
MnO42-(s) + Cl24(aq) MnO4-(s) + 2Cl-(g)
MnO42-(s) + 2CO2(aq) MnO4-(s) + CO3(g)
Larutan permanganate berwarna ungu tua serta digunakan secara sebagai
oksidator untuk titrasi redoks (titrasi permanganometri). KMnO4 terdekomposisi
dengan katalis cahaya sehingga penempatan larutan harus pada wadah dan
runagan gelap. Dengan melakukan sintesis dan reaksi-reaksi sederhana senyawa
mangan dapat ditentukan bilangan oksidasi maupun sifat-sifatnya (Miesster,
1991).

F. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Kertas saring
4. Pemanas bunsen

Bahan:
 Zat Padat:
1. MnO2
2. MnSO4

 Larutan:
1. KMnO4 0,01 M
2. KMnO4 0,1 M
3. H2SO4 encer dan pekat
4. NaOH encer
G. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Senyawa Mangan (VI)

SAMPEL
- Dimasukkan kurang lebih 2 mL KMnO4 0,01 M ke dalam 2 tabung reaksi yang
berbeda
- Ditambahkan 1 mL larutan H2SO4 encer ke dalam salah satu tabung dan ke
dalam tabung yang lainnya dimasukkan 1 mL larutan NaOH encer
- Ditambahkan seujung sendok kecil mangan (IV) oksida ke dalam masing-masing
tabung, kemudian kocok selama 2 menit
- Disaring masing-masing campuran ke dalam tabung yang bersih
- Ditambahkan 3 mL larutan H2SO4 encer pada tabung reaksi yang terkandung
larutan berwarna hijau (warna senyawa mangan (VI) hijau)

HASIL

2. Pembuatan Senyawa Mangan (III)

SAMPEL
- Dilarutkan 0,1 g MnSO4 ke dalam 2 mL H2SO4 encer lalu ditambahkan 10 tetes
H2SO4 pekat
- Didinginkan tabung reaksi menggunakan air dingin, kemudian ditambahkan 2
tetes kalium permanganat (VII) 0,1 M

HASIL

H. DATA PENGAMATAN
Tabel 5.1 Hasil Data Pengamatan
Percobaan Prosedur Percobaan Pengamatan
1. Dimasukkan kurang lebih 2 ml  Warna KMnO4 0,01
KMnO4 0,01 M kedalam 2 buah M
tabung reaksi Tabung I : Ungu
Tabung II : Ungu
2. Ditambahkan 1 ml larutan H2SO4  Tabung I (+) H2SO4
encer pada tabung 1 dan encer
ditambahkan 1 ml larutan NaOH - Tidak terjadi
encer pada tabung lain perubahan
A. - Warna larutan tetap
Pembuatan ungu
Senyawa  Tabung II (+) NaOH
Mangan (VI) encer
- Tidak terjadi
perubahan
- Warna larutan tetap
ungu

3. Ditambahkan seujung sendok kecil  Tabung I (+) mangan


mangan (IV) oksida ke dalam (IV) oksida
masing-masing tabung kocok - Larutan tetap ungu
selama 2 menit
 Setelah dikocok 2
menit
- Larutannya tetap
ungu

 Tabung 2 (+) mangan


(IV) oksida
- Larutannya menjadi
hijau kehitaman

 Setelah dikocok 2
menit
- Larutannya menjadi
hijau kehitaman

4. Disaring masing-masing campuran  Tabung I


ke dalam tabung yang bersih - Larutannya tetap
ungu

 Tabung II
- Larutan berwarna
hijau

5. Ke dalam tabung yang berisi larutan  (+) H2SO4 encer


berwarna hijau (warna senyawa - Larutannya berubah
mangan (IV) hijau). Ditambahkan 3 menjadi ungu
ml H2SO4 encer. Amati yang terjadi! kecoklatan
1. Dilarutkan 0,1 g MnSO4 ke dalam 2  MnSO4 :
ml H2SO4 encer, lalu ditambahkan - Warna : pink
10 tetes H2SO4 pekat keputihan (pucat)
- Bentuk : serbuk

 Penambahan 10 tetes
H2SO4 pekat :
B. Reaksinya panas,
Pembuatan endapan , larutan tak
Senyawa berwarna
Mangan (III) 2. Didinginkan tabung rekasi dengan  Proses pendinginan:
air dingin, kemudian ditambahkan 2 Tidak terjadi
tetes kalium permanganat (VII) 0,1 perubahan
M
 Penambahan 2 tetes
kalium permanganate
(VII)
- Sebelum: terdapat
2 lapisan dikocok
lapisan larutan :
larutan tak
berwarna
- Sesudah dikocok :
coklat merah muda

I. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini yaitu mengenai reaksi unsur dan persenyawaan
mangan serta mengetahui bagaimana proses pembuatan senyawa mangan dalam
skala laboratorium. Terdapat dua percobaan dalam praktikum kali ini, yaitu
pembuatan senyawa mangan (VI) dan pembuatan senyawa mangan (III). Bahan
yang digunakan yaitu MnO2 dan MnSO4 serta larutan KMnO4 0,01 M dan 0,1 M,
H2SO4 encer dan pekat serta NaOH encer.

 Pembuatan Senyawa Mangan (VI)


Percobaan pertama adalah pembuatan senyawa mangan (VI) dengan
memasukkan 2 mL KMnO4 0,01 M pada 2 tabung reaksi yang berbeda.
Selanjutnya, ditambahkan 1 mL larutan H2SO4 encer ke dalam tabung reaksi I
dan 1 mL larutan NaOH pada tabung reaksi II yang kemudian kedua tabung
reaksi tersebut ditambahkan serbuk MnO2 dan dihomogenkan. Setelah itu,
larutan pada masing-masing tabung reaksi disaring.
Pada tabung reaksi I, larutan KMnO4 ketika ditambahkan H2SO4 akan
menghasilkan K2SO4 dan MnSO4, maka akan terjadi reaksi reduksi, hal itu
disebabkan karena mangan mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7
menjadi +2. Dalam pencampuran tersebut pada praktikum yang dilakukan
menghasilkan warna larutan ungu. Tetapi, menurut teori yang ada seharusnya
berwarna merah muda, dimana (Svehla,1990) menyebutkan bahwa senyawa
akan mendokomposisi yang akan menyebabkan larutan menjadi lebih terang
serta ion Mn2+ akan menghasilkan warna merah muda. Ketidaksesuaian antara
teori dengan percobaan disebabkan karena alat yang digunakan sudah
terkontaminasi dan tidak steril. Selanjutnya ditambahkan serbuk MnO2 dan
warna larutan tetap sama yaitu berwarna ungu. Penambahan MnO2 berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi. Ketika ditambahkan
MnO2 tidak terjadi perubahan pada reaksi karena MnO2 cenderung inert
dalam suasana asam, oleh karena itu warna larutan tetap berwarna ungu.
Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:

4KMnO4(aq) + 6H2SO4(aq) 2K2SO4(aq) + 4MnSO4(aq) + 6H2O(aq) + 5O2(g)

KMnO4(aq) + MnO2(aq) inert dalam asam

Dalam Asam
Reduksi: MnO4- + e- MnO42-
Oksidasi: MnO2(aq) + 2H2O(aq) MnSO42-(aq) + 4H++2e-
Agar jumlah elektron sama, maka reaksi reduksi dikali 2 dan reaksi oksidasi
tetap
Reduksi: 2MnO4- + 2e- 2MnO42-
Oksidasi: MnO2(aq) + 2H2O(aq) MnO42-(aq) + 4H++2e-
Reaksi: 2MnO4-(aq) + MnO2(aq) + 2H2O(aq) 3MnO42-(aq) + 4H++2e-

Pada tabung reaksi II, larutan KMnO4 ketika ditambahkan NaOH dan
MnO2 akan menghasilkan K2MnO4 dan Na2MnO4, maka terjadi reaksi reduksi,
hal itu disebabkan karena mangan mengalami penurunan bilangan oksidasi dari
+7 menjadi +6, yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi hijau
kehitaman. Hasil percobaan tersebut sudah sesuai dengan teori, dimana pada
bukunya (Svehla, 1990) menyebutkan bahwasannya larutan dari kalium
permanganate jika direaksikan dengan larutan basa NaOH akan menghasilkan
warna hijau. Dari warna yang dihasilkan tersebut menunjukkan reaksi
pembentukan mangan (VI) yang mengandung ion peramanganat (VI) MnO42-.
Senyawa tersebut stabil dalam larutan basa sehingga larutan berubah menjadi
hijau.
Selanjutnya, dilakukan penyaringan pada larutan tersebut. Penyaringan ini
berfungsi untuk memisahkan serta menahan zat terlarut dengan berdasarkan
pori-pori kertas saring. Hasil penyaringan menunjukkan warna larutan semakin
hijau, hal itu menunjukkan bahwasannya filtrate sudah terpisah dengan zat-zat
lainnya.
Langkah akhir menambahkan larutan H2SO4 encer sebanyak 3 mL.
Penambahan H2SO4 bertujuan untuk memberikan suasana asam dan
menstabilkan reaksi. Setelah dicampurkan, didapatkan hasil larutan yang
semula berwarna hijau berubah menjadi ungu kecoklatan. Berdasarkan teori,
seharusnya warna yang dihasilkan adalah berwarna merah muda. Perubahan
warna tersebut menandakan terbentuknya mangan (II) dan karena tidak
stabilnya mangan (IV) pada suasana asam. Adapun persamaan reaksinya
sebagai berikut:

4KMnO4(aq) + 4NaOH(aq) 2K2MnO4(aq) + 2Na2MnO4(aq) + 2H2O(aq) + 5O2(g)


+7 +6 (Hijau) +6

MnO4(aq) + MnO2(aq) + 4OH(aq) 2MnO4(aq) + 2H2O(aq)


+7 +4 +6 (Hijau)

Dalam Basa
Reduksi: MnO4- + e- MnO42-
Oksidasi: MnO2 + 4OH- MnO42- + 2H2O + 2e-
Reaksi: 2MnO4- + MnO2- MnO42- + 2H2O –

Dari kedua reaksi yang ada pada dua tabung reaksi berbeda, pembuatan
mangan (VI) dapat lebih stabil dan terbentuk dalam suasan basa yang
disebabkan karena energy yang dibutuhkan untuk membuat mangan lebih
kecil dibandingkan dalam suasana asam. Selain itu, jika dibuat dalam
suasana asam, mangan (VI) cenderung tidak stabil dan inert.

 Pembuatan Senyawa Mangan (III)


Percobaan kedua adalah pembuatan senyawa mangan (III) yang dilakukan
dengan melarutkan 0,1 g MnSO4 ke dalam 2 mL H2SO4 encer, didapatkan hasil
bahwasannya tidak menghasilkan warna. Penambahan H2SO4 berfungsi untuk
memberikan suasana asam dan menstabilkan reaksi. Adapun persamaan
reaksinya sebagai berikut:
MnSO4(s) + 2H2SO4(aq) Mn2+ + SO42- + SO2 + 3H2O
Selanjutnya, sebanyak 10 tetes H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam tabung
reaksi. Didapatkan hasil reaksi menimbulkan panas serta warna larutan tak
berwarna. Reaksi yang menghasilkan panas tersebut didinginkan menggunakan
air dingin/es batu. Tujuan proses pendinginan tersebut adalah untuk
menghilangkan kalor yang terdapat pada larutan produk yang sebelumnya
ditambahkan H2SO4, maka produk akan menghasilkan kalor sehingga harus
didinginkan agar tidak terjadi reaksi berkelanjutan.
Kemudian ditambahkan KMnO4 0,1 M sebanyak 2 tetes dan menghasilkan
larutan berwarna coklat merah muda. Penambahan KMnO4 berfungsi sebagai
zat pengokisidasi yang kuat serta bersifat sebagai katalis mempercepat reaksi.
Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:

3MnSO4(aq) + 2KMnO4(aq) K2SO4(aq) + 2MnO2(aq) + Mn(SO4)2(aq)

MnSO4(aq) + H2O(aq) Mn2+ + SO42-(aq)

J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai pembuatan
senyawa mangan (IV) dan mangan (III), didapatkan kesimpuan diantaranya
sebagai berikut:
1. Pembuatan senyawa mangan (IV) dalam skala laboratorium dapat dilakukan
dengan cara mereaksikan MnO2 dengan KMnO4 dengan alkalis. Reaksinya
sebagai berikut:
4KMnO4(aq) + 4NaOH(aq) 2K2MnO4(aq) + 2Na2MnO4(aq) + 2H2O(aq) + 5O2(g)
MnO4(aq) + MnO24(aq) + 4OH(aq) 2MnO4(aq) + MnO2(aq) + 2H2O(aq) + SO42-(g)
(dalam suasana basa)
Mangan tidak stabil dan akan terdisproporsionasi menjadi permangat dan
MnO2 pada suasana asam lemah, misalnya pada penambahan H2SO4.
Sedangkan, pada pembuatan senyawa mangan (III) dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan MnSO4 dengan H2SO4. Karena tidak stabil, mangan (III)
dapat mengalami disproporsionasi menjadi Mn (II)n dan MnO2 dengan reaksi
sebagai berikut:
3Mn2+ + 2H2O Mn2+ + MnO2 + 4H+

2. Mangan memiliki warna putih-kelabu dan menyerupai besi. Mangan berkilap


metalik sampai submetalik, kekerasannya mencapai 2 – 6 berat jenis 4,8,
reniform, massif, botriodal, dan terkadang berstruktur radial serta berserat.
Mangan juga termasuk logam keras dan sangat rapuh, dapat dileburkan serta
disatukan walaupun sulit. Logam mangan dan ion-ion biasan memiliki daya
magnet yang kuat.
Pada senyawa mangan (VI) memiliki warna hijau dan dapat dibuat dengan
mereaksikan KMnO4. Mangan tidak stabil dan akan terdisproporsionasi
menjadi permanganate dan MnO2 pada suasana asam.
Pada senyawa mangan (III) memiliki warna coklat kehitaman dan dapat
dibuat dengan cara mereaksikan MnSO4 dengan H2SO4. Karena tidak stabil,
mangan (III) dapat mengalami disproporsionasi menjadi Mn (II) dan MnO2
dengan reaksi.

3. Pada pembuatan senyawa mangan (VI) mengalami perubahan warna menjadi


warna hijau yang merupakan warna khas mangan (VI) serta menandakan
adanya penurunan bilangan oksidasi dari +7 ke +6 yang dijelaskan pada
persamaan reaksi berikut ini:
4KMnO4(aq) + 4NaOH(aq) 2K2MnO4(aq) + 2Na2MnO4(aq) + 2H2O(aq) + 5O2(g)
+7 +6 (Hijau) +6
MnO4(aq) + MnO2(aq) + 4OH(aq) 2MnO4(aq) + 2H2O(aq)
+7 +4 +6 (Hijau)
Pada pembuatan senyawa mangan (III) mengalami perubahan warna menjadi
warna merah muda yang merupakan warna khas mangan (VI) serta
menandakan adanya penurunan bilangan oksidasi dari +7 ke +6 yang
dijelaskan pada persamaan reaksi berikut ini:

3MnSO4(aq) + 2KMnO4(aq) K2SO4(aq) + 2MnO2(aq) + Mn(SO4)2(aq)

MnSO4(aq) + H2O(aq) Mn2+ + SO42-(aq)

K. DAFTAR PUSTAKA
AG. Sharpe. 1992. Inorganic Chemistry, John Weley & Son, Inc, New York.
Atkin, P.W., 1990. Inorganic Chemistry. Oxford University Press, Oxford
Cotton, F.A., and Wilkinson, G., 1988. Advance Inorganic Chemistry, 5th,
edition Interscience, New York
Feronika, N. I., & Zainul, R. 2018. Kalium Permanganat: Termodinamika
Mengenai Transport Ionik dalam Air. Padang: FMIPA Universitas Negeri
Padang.
Housecroft, C.E. & Sharpe, A.G. 2005. Inorganic Chemistry 2nd ed.
England:Person Education Limite.
Langitasari, Indah. 2022. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik III. Serang:
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Miesster G L. & Tarr D.A. 1991. Inorganic Chemistry, Practice Hall, Englewood,
New Jersey.
Panjaitan, Rumintang Ruslinda. 2011. Kajian Pemanfaatan Batu
Mangan/Senyawa Mangan dalam Industri, berita Litbang Industri, 17 (2):
45-53.
Sugiyarto, Kristian H., dan Suyanti, Retno D. 2010. Kimia Anorganik Logam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sriyanti. 2018. Bilangan Oksidasi dan Reaksi-Reaksi Mangan. Semarang: Universitas
Diponegoro
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Tim Kimia Anorganik 2006. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik. Jurusan Kimia,
FMIPA, Universitas Negeri Malang.

L. LAMPIRAN
TUGAS DAN JAWABAN
Pertanyaan Percobaan A
1. Dengan menggunakan data potensial elektroda, ramalkan apakah Mn(VI)
dapat dibuat dengan mereaksikan Mn(VII) dan Mn (IV) dalam larutan asam!
Jelaskan!
Data Eo dalam suasana asam:
MnO4- + e- MnO42- Eo = +0,56 V
4H+ + MnO42- + 2e MnO2 + 2H2O Eo = +2,26 V
Jawaban:

2MnO4- + 2e- 2MnO42- x2 Eo = +0,56 V


MnO2 + 2H2O 4H+ + MnO42- + 2e- x1 Eo = -2,26 V +

2MnO4- + MnO2 + 2H2O 3MnO42- + 4H+ Eo = -1,7 V

Dari reaksi yang dihasilkan diatas, dapat dilihat besaran potensial elektroda
bernilai -1,7 V dalam suasana asam. Hal ini dapat disimpulkan, pada
pembuatan Mn (VII) dan Mn (IV) tidak stabil dan tidak dapat terjadi
karena besaran potensial elektroda bernilai negatif, yang memiliki arti
bahwa reaksi berjalan secara tidak spontan. Dalam teori disebutkan
bahwa pembentukan mangan tidak akan stabil dan cenderung inert, karena
mangan pada suasana basa cenderung mengalami disproporsionasi.

2. Apakah dengan memperbesar konsentrasi MnO4- ataupun konsentrasi H+


dapat memperbesar kemungkinan untuk membuat Mn (VI). Jelaskan!
Jawaban:
Apabila memperbesar konsentrasi MnO4- ataupun konsnetrasi H+ tidak akan
memperbesar kemungkinan untuk membuat Mn (VI), oleh karena itu semakin
asam larutan makan Mn (VI) semakin tidak stabil. sebaliknya akan
memperbanyak terbentuknya MnO4- dan MnO2. Hal ini dapat dilihat dari
warna larutan yang tetap ungu namun semakin pekat.

3. Dengan menggunakan data potensial elektroda, ramalkan apakah Mn (VI)


dapat dibuat dengan mereaksikan Mn (VII) dan Mn (IV) dalam larutan basa!
Jelaskan! Data Eo dalam suasana basa:
MnO4- + e- MnO42- Eo = +0,56 V
2H2O + MnO42- + 2e MnO2 + 4OH Eo = +0,59 V
Jawaban:
2MnO42- 2MnO4- + 2e- x2 Eo = -0,56 V
2H2O + MnO42- + 2e MnO2 + 4OH- x1 Eo = +0,59 V +

2H2O + 3MnO42- 2MnO4- + MnO2 + 4OH- Eo = +0,03 V

Dari hasil perhitungan data potensial elektroda dalam suasana basa


menghasilkan besaran elektroda +0,03 V sangat kecil, oleh karena itu sifat
disproporsionasi yang kecil tersebut ion manganat MnO42- dapat diperoleh
dalam suasana basa.

4. Apakah dengan memperbesar konsentrasi MnO4- ataupun konsentrasi OH-


dapat memperbesar kemungkinan untuk membuat Mn(VI). Jelasnkan!
Jawaban:
Apabila konsentrasi OH- diperbesar cukup tinggi, reaksi tersebut akan
berlangsung ke kiri, sehingga konsentrasi MnO42- dalam larutan dapat
ditingkatkan, maka akan memperbesar kemungkinan untuk membuat Mn (IV)

5. Jelaskan apa sebabnya reaksi untuk menghasilkan Mn(VI) lebih mungkin


dalam larutan basa?
Jawaban:
Pembentukan senyawa Mn (VI) dalam suasana basa akan menimbulkan sifat
disproporsionasi yang hanya mampu menghasilkan Eo yang sangat kecil ( V)
oleh karena itu, ion manganat MnO42- dapat diperoleh dalam suasana basa.

6. Dalam tabung reaksi yang manakah pada percobaan A, yang menghasilkan


senyawa mangan (VI)? Tulis persamaan reaksinya!
Jawaban:
4KMnO4(aq) + 4NaOH(aq) 2K2MnO4(aq) + 2Na2MnO4(aq) + 2H2O(aq) + 5O2(g)
MnO4(aq) + MnO24(aq) + 4OH(aq) 2MnO4(aq) + MnO2(aq) + 2H2O(aq) + SO42-(g)
(Dalam Basa)
Reduksi: MnO4- + e- MnO42-
Oksidasi: MnO2 + 4OH- MnO42- + 2H2O + 2e-
Reaksi: 2MnO4- + MnO2- MnO42- + 2H2O –

Pertanyaan Percobaan B
7. Dengan menggunakan data potensial elektroda, ramalkan apakah Mn(III)
dapat dibuat dengan mereaksikan Mn(II) dan Mn(IV) dalam larutan asam!
Jelaskan jawaban anda! Data Eo dalam suasana asam:
4H+ + MnO2 + e- Mn3+ + 2H2O Eo = +0,95 V
Mn3+ + e- Mn2+ Eo = +1,51 V
Jawaban:
4H+ + MnO2 + e- Mn3+ + 2H2O Eo = +0,95 V
Mn2+ Mn2+ + e- Eo = -1,51 V +

MnO2 + 4H+ + Mn2+ 2Mn3+ + 2H2O Eo = -0,56 V

Berdasarkan reaksi diatas dapat dilihat pembentukan mangan (II) dan mangan
(IV) dari mangan (III) memiliki beda potensial selnya bernilai negatif (reaksi
tidak spontan). Hal itu dapat disimpulkan bahwa senyaw mangan (III) tidak
dapat dibuat dengan mereaksikan mangan (II) dan mangan (IV) dalam larutan
asam.

8. Apakah dengan memperbesar konsentrasi H+ ataupun konsentrasi Mn+2 dapat


memperbesar kemungkinan untuk membuat Mn(III). Jelaskan!
Jawaban:
Apabila memperbesar konsentrasi H+ atau Mn2+ tidak akan memperbesar
kemunginan pembuatan mangan Mn (III), hal itu dikarenakan semakin asam
larutan maka Mn (III) semakin tidak stabil. Sebaliknya, apabila konsentrasi H+
diperkecil maka kemungkinan terbentuk Mn (III) akan terjadi.

9. Dengan menggunakan data potensial elektroda, ramalkan apakah Mn(III)


dapat dibuat dengan mereaksikan Mn(II) dan Mn(IV) dalam larutan basa!
Jelaskan jawaban anda!
Data Eo dalam suasana basa:
2H2O + MnO2 + e- Mn(OH)3 + OH- Eo = +0,20 V
Mn(OH)3 + e- Mn(OH)2 + OH- Eo = -0,10 V
Jawaban:
2H2O + MnO2 + e- Mn(OH)3 + OH- Eo = +0,20 V
Mn(OH)2 + OH- Mn(OH)3 + e- Eo = +0,10 V +
2H2O + MnO2 + Mn(OH)2 2Mn(OH)3 Eo = +0,30 V

Berdasarkan hasil reaksi tersebut diperoleh harga besaran beda potensial sel
bernilai positif (reaksi spontan), oleh karena itu pembentukan mangan (III)
dapat dilakukan dengan mereaksikan mangan (II) dengan mangan (IV) dalam
larutan basa.

10.Apakah dengan memperbesar konsentrasi OH- dapat memperbesar


kemungkinan untuk membuat Mn(III). Jelaskan!
Jawaban:
Dengan memperbesar konsentrasi OH- akan memperbesar kemungkinan untuk
membuat Mn (III), hal itu dikarenakan penambhan konsentrasi OH- akan
menggeser kesetimbangan ke kanan sehingga akan memperbesar pembuatan
Mn (III).

11.Jelaskan apa yang terjadi pada percobaan B dan tuliskan reaksinya!


Jawaban:
Pada senyawa mangan (III) memiliki warna coklat kehitaman dan dapat
dibuat dengan cara mereaksikan MnSO4 dengan H2SO4. Karena tidak stabil,
mangan (III) dapat mengalami disproporsionasi menjadi Mn (II) dan MnO2
dengan reaksi.
Persamaan reaksi :
MnSO4(s) + 2H2SO4(aq) Mn2+ + SO42- + SO2 + 3H2O

3MnSO4(aq) + 2KMnO4(aq) K2SO4(aq) + 2MnO2(aq) + Mn(SO4)2(aq)

MnSO4(aq) + H2O(aq) Mn2+ + SO42-(aq)


LAMPIRAN LAPORAN SEMENTARA DAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai