(Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Kimia
Anorganik III)
Disusun Oleh:
Rizki Ardiyanto
(2282200017)
2022
A. JUDUL PRAKTIKUM
Reaksi Pada Beberapa Senyawa Logam Transisi Deret Pertama dan Pesenyawaan
Seng
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan kimia beberapa persenyawaan unsur-
unsur transisi deret pertama
2. Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan kimia persenyawaan logam seng
3. Mengetahui reaksi yang terjadi pada percobaan
C. PRINSIP PERCOBAAN
Unsur – unsur persenyawaan transisi merupakan unsur dimana atom
netralnya memiliki orbital d atau f yang terisi sebagian. Unsur transisi terdiri dari
unsur transisi utama serta memiliki orbital d yang terisi sebagian. Unsur transisi
blok d deret pertama terdiri dari Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu. Seluurh unsur
tersebut memiliki rbital d yang terisi sebagian, baik dalam keadaan dasar atom
bebas (kecuali Cu) atau dalam satu atau lebih ion-ion (kecuali Sc).
Pada logam seng memiliki konfigurasi 3d10 4s2 termasuk senyawa
nontransisi dikarenakan orbital d terisi penuh. Unus-unusr transisi memiliki sifat
diantarnya: termasuk unusr logam; keras dan kuat dan sehingga titik leleh dan
titik didihnya tinggi; memiliki bilangan oksidasi beragam serta ion-ion dan
senyawanya berwarna (kecuali Zn); garam-garam logam transisi ersifat ionic dan
kurang stabil apabila dipanaskan (Langitasari, 2022).
D. REAKSI KIMIA
No Persamaan Reaksi Kimia
1 Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3 (s)
Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]-
3NH4+
E. DASAR TEORI
Unsur-unsur golongan transisi adalah unusr logam yang mmeiliki orbital d
atau f yang tidak terisi penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur golongan
transisi memiliki 53 unusr serta terbagi menjadi tiga deret, yaitu deret pertama
(transisi ringan, unsur pada periode 4), deret kedua (transisi berat, unsur pada
periode 5), dan deret ketiga (golongan lantanida).
Logam transisi pada umumnya memiliki sifat-sifat khas logam, seperti
keras, konduktor panas, dan listrik yang sangat baik serta menguap pada suhu
tinggi. Pada logam transisi memiliki kemampuan logam-logam transisi untuk
membentuk senyawa koordinasi. Selain itu, senyawa kompleks dapat membentuk
warna-warna. Senyawa kompleks dapat membentuk beberapa warna yang
disebabkan oleh penyerapan energy pada daerah sinar tampak. Penyerapan energy
tersebut diaplikasikan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada
atom pusat. Pada kompleks yang berkarakter d1-d9 adalah kompleks yang
memiliki warna yang disebabkan karena adanya transisi elektronik pada orbital d.
apabila kedua orbital molekul yang memunginkan bertransisi memiliki karakter
utama d, transisinya disebut d-d. Pada orbital d terjadi proses pembelahan atau
splitting orbital yang akan menghasilkan dua tingkat energy yaitu eg dan t2g pada
octahedral. Pada kompleks d0 dan d10 memiliki suatu keistimewaan yang
disebabkan karena adanya senyawa dari kompleks tersebut yang menghasilkan
warna. Hal tersebut diakibatkan karena adanya transisi transfer muatan (change
transfer). Transisi transfer muatan tersebut dikalasifikasikan berdasrkan transfer
muatan logam ke ligan (MLCT) serta transfer muatan ligan ke logam (LCMT).
Secara umum, penyerapan energi cahaya oleh senyawa logam transisi
akan menyebabkan elektron tereksitasi dari tingkat energy dasar (ground state)
ke tingkat energy yang lebih tinggi (excitation state). Eksitasi elektron yang
terjadi pada senyawa logam transisi melibatkan perubahan tingkat energy yang
setara dengan energy cahaya tampak. Berdasarkan Teori Medan Kristal (TMK),
perubahan tingkat energy yang setara dengan energy cahaya tampak
dimungkinkan oleh adanya pemisahan tingkat energy orbital-orbital d. pada
senyawa logam utama, penyerapan energy cahaya melibatkan eksitasi elektron
dari subkulit s ke p. Perbedaan tingkat energy yang terjadi antara subkulit s dan p
lebih besar dari energy yang terjadi atau setara dengan energy sinar UV. Hal ini
yang menyebabkan logam utama umunya tidak berwarna.
Unsur transisi deret pertama merupakan unsur-unsur logam transiis yang
terletak pada periode paling atas dalam kelompok logam transisi pada tabel
periodic unsur. Unsur-unsur tersebut ialah; Sc, Ti, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn.
Unsur-unsur tersebut memiliki elektron valensi pada orbital d sehingga memiliki
beberapa sifat seperti katalis, warna larutan dan kemagnetannya. Unsur-unsur
tersebut meskipun memiliki struktur kompleksnya lebih mudah diprediksi
daripada senyawa kompleks golongan lantanida, dari kiri ke kanan memiliki
julamh elektorn yang berbeda-beda sehingga memiliki reaktifitas yang berbeda
terhadap anion tertentu. Dalam beberapa kasus, reaktifitas ion-ion logam transisi
berhubungan dnegan sifat kekerasan dan kelunakan dari kation serta anionnya.
Reaktifitas suatu senyawa dapat diamati dari adanya perubahan warna maupun
terbentuknya suatu endapan. Reaktifitas suatu senyawa khususnya yang
mengandung ion logam transisi bergantung pada beberapa faktor, seperti muatan
dan jari-jari ion, dan konfigurasi elektron di orbital d. reaktifitas berbeda dengan
kestabilan, diamna kereaktifiasnya lebih ditekankan pada kecepatan terjadinya
suatu reaksi kimia dengan zat lain, sedangkan kestabilan difokuskan pada besaran
nilai K yang dihasilkan suatu reaksi. Suatu senyawa dapat bersifat labil akan
bereaksi lebih cepat daripada senyawa yang inert (Khunur, 2012).
Bahan:
1. Natrium proksida 13. SnCl2
2. NaOH 14. HCl encer
3. CrCl3 15. Hg2(NO3)2
4. Ammonia 16. KCN
5. BaCl2 17. Logam tembaga
6. Pb(NO3)2 anhidrat 18. Fe(SO4)3
7. SrCl2 19. NiCl2
8. AgNO3 20. Larutan H2S
9. K2CrO4 21. Na2CO3
10. CH3COOH 22. Na2HPO4
11. K2Cr2O7 23. ZnCl2
12. FeSO4 24. Na2S
25. HNO3 encer 29. H2SO4
26. HgCl2 30. K4[Fe(CN)6]
27. KI 31. K3[Fe(CN)6]
28. KMnO4 32. CoCl2
G. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Reaksi Persenyawaan Krom (III)
SAMPEL
HASIL
SAMPEL
HASIL
SAMPEL
- Dimasukkan 2 mL larutan garam besi (II) ke dalam 5 tabung reaksi, dan ke
dalam 5 tabung reaksi yang lain garam besi (III)
- Diuji garam-garam tersebut secara terpisah, dengan menambahkan beberapa
tetes:
1. NaOH
2. Larutan kalium pemanganat (KMnO4)
3. Ammonia
4. Kalium heksasianofat (II), dan
5. Kalium trisionat
Percobaan II
SAMPEL
- Diuapkan kurang lebih 2 mL larutan garam kobalt (II) klorida encer,
kemudian amati warna kertas saringnya
- Diamati perubahan yang terjadi
HASIL
Percobaan III
SAMPEL
- Dibasahi kertsa saring dengan larutan garam kobalt (II) klorida encer,
kemudian diamati warna kertas saringnya
- Dikeringkan kertas saring dengan memanaskannya diatas bunsen dan amati
perubahan yang terjadi
HASIL
SAMPEL
HASIL
SAMPEL
Percobaan II
SAMPEL
HASIL
Diuji secara terpisah dengan beberapa tetes: a. Larutan garam besi (II)
1. NaOH + NaOH: ( ) hijau
2. KMnO4 + beberapa tetes HNO3 kehitaman dan larutan
3. Ammonia orange pudar
4. K4[Fe(CN)6] + KMnO4 (+ asam
5. KSCN nitrat): Larutan coklat
+ Ammonia: ( ) hitam
larut dan larutan
orange
+ K4[Fe(CN)6]: ( )
putih (butiran koloid)
larutan biru tua
+ KSCN: larutan
merah kecoklatan
Percobaan II CoCl2:
Diuapkan kurang lebih 2 mL larutan garam Warna: merah muda
kobalt (II) klorida hingga kering Wujud: larutan
I. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini adalah mengenai “Reaksi Pada Beberapa Senyawa Logam
Transisi Deret Pertama dan Persenyawaan Seng”.
Reaksi Persenyawaan Krom (III)
Pada percobaan reaksi persenyawaan Krom (III) tidak diujikan oleh
praktikan karena keterbatasan alat dan bahan di laboratorium. Namun,
praktikan membahas berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literature
yang terpercaya kebenarannya.
Dalam percobaan reaksi persenyawaan Krom (III) dilakukan dua uji
reaksi dengan menggunakan larutan NaOH serta NH3 untuk mengetahui
bagaimana reaksi senyawa krom (III) berlangsung.
Percobaan pertama dengan mereaksikan garam krom (III) dengan larutan
NaOH. Berdasarkan literature yang ada, dari reaksi keduanya tersebut akan
menghasilkan endapan kromium (III) hidroksida. Pada penambahan NaOH
dalam jumlah sedikit, akan menghasilkan endapan melarut. Sedangkan pada
penambahan NaOH secara berlebih, endapan yang terbentuk akan larut dengan
cepat serta terbentuk ion tetrahidroksokromat (II) atau ion kromat dan larutan
berwarna hijau. Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air
yang kemudian akan didempetkan pada ion korm. Ion hirdogen tersebut dapat
menghilangkan dari tiga molekul air, maa akan memperoleh kompleks yan
tidak bermuatan (komples netral). Kompleks netral tersebut tidak larut dalam
air dan endapan terbentuk. Endapan akan larut kembali karena ion tersebut
larut dalam air. Reaksi tersebut merupakan reaksi yang reversibel (dapat balik),
hal ini dibuktikan dengan pengasaman dan juga dengan melakukan perlakuan
pendidihan pada campuran larutan, dimana kromium (III) hidroksida
mengendap lagi. Adapun persamaan reaksi kimianya sebagai berikut:
Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3 (s)
Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]-
Pada tabung reaksi yang kelima adalah menguji larutan FeSO4 dengan
larutan kalium sianida (KSCN). Didapatkan hasil bahwa terdapat endapan
coklat seperti merah betadine dan larutan yang berwarna kuing kecoklatan
yang emrupakan ion heksasianferat (II) (ferosianida) [Fe(CN)6]4-. Karean ion
heksasianoferat (II) merupakan ion komleks, oleh karena itu tidak memebrikan
reaksi-reaksi besi yang khas. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Fe+ + 2CN- Fe(CN)2 (s)
Fe(CN)2 4CN + [Fe(CN)6]4-
Percobaan II
Pada percobaan kali ini dilakukan dua tahapan, yaitu dengan meneteskan
larutan ammonia ke dalam larutan HgCl2 dan meneteskan larutan NaOH ke
dalam larutan HgCl2.
Pada percobaan pertama dengan meneteskan latutan ammonia sampai
berlebih ke dalam larutan HgCl2. Didapatkan hasil bahwa terbentuk endapan
berwarna putih dan larutan berwarna putih keruh. Endapan putih tersebut
tersusun dari merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat. Garam
tersebut, pada umumnya merupakan senyawa-senyawa merkurium yang
bersublimasi pada tekanan atmosfer. Adapun persamaan reaksinya sebagai
berikut:
HgCl2(aq) + 2NH3(aq) Hg(NH2)Cl (s) + NH4Cl(aq)
2Hg + NO3(aq) + 4NH3- + H2O(aq) HgO.Hg(NH2)NO3 (s) + 3NH4+
2+
J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai “Reaksi dari
beberapa persenyawaan logam transisi dan persenyawaan logam seng, didapatkan
kesimpulan bahwa:
1. Senyawa-senyawa logam transisi memiliki sifat kimia dan fisika seperti; (1)
memiliki titik lebur yang sangat tinggi membentuk alloy (2) memiliki
kemampuan sebagai konduktor panas dan listrik yang baik (3) memiliki
densitas yang tinggi (4) logam-logamnya agak sedikit tak reaktif (hanya
beberapa saja seperti besi yang elektropositif untuk bereaksi dengan asam).
2. Senyawa-senyawa logam seng memiliki sifat kimia dan fisika seperti; (1)
logam cukup reaktif yang akan bereaksi dengan oksigen dan non-logam, serta
bereaksi dengan asam encer untuk melepaskan hidrogen (2) Seng bersifat
getas pada suhu normal, tetapi berubah menjadi ulet dan bisa ditempa ketika
dipanaskan antara 110 °C hingga 150 °C (3) Seng terjadi secara alami di udara,
air dan tanah, tetapi peningkatan konsentrasi seng umumnya disebabkan oleh
aktivitas manusia.
3. Adapun beberapa persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan kali ini,
sebagai berikut:
No Persamaan Reaksi Kimia
1 Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3 (s)
Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]-
2 Cr3+ + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)2 (s) + 3NH43+
Cr(OH)3 (s) + 6NH3(aq) [Cr(NH3)3]3+ + 3OH-
K. LAMPIRAN
1. Lampiran Tugas dan Jawaban
a. Tuliskan semua persamaan reaksi pada percobaan A-F!
Jawaban:
No Persamaan Reaksi Kimia
1 Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3 (s)
Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]-
3NH4+
b. Berdasarkan hasil percobaan anda, jelaskan sifat fisika dan kimia
persenyawaan unsur-unsur transisi deret pertama dan Seng!
Jawab:
Senyawa-senyawa logam transisi memiliki sifat kimia dan fisika
seperti; (1) memiliki titik lebur yang sangat tinggi membentuk
alloy (2) memiliki kemampuan sebagai konduktor panas dan listrik
yang baik (3) memiliki densitas yang tinggi (4) logam-logamnya
agak sedikit tak reaktif (hanya beberapa saja seperti besi yang
elektropositif untuk bereaksi dengan asam).
Senyawa-senyawa logam seng memiliki sifat kimia dan fisika
seperti; (1) logam cukup reaktif yang akan bereaksi dengan
oksigen dan non-logam, serta bereaksi dengan asam encer untuk
melepaskan hidrogen (2) Seng bersifat getas pada suhu normal,
tetapi berubah menjadi ulet dan bisa ditempa ketika dipanaskan
antara 110 °C hingga 150 °C (3) Seng terjadi secara alami di udara,
air dan tanah, tetapi peningkatan konsentrasi seng umumnya
disebabkan oleh aktivitas manusia.