Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK III

REAKSI PADA BEBERAPA SENYAWA LOGAM TRANSISI DERET


PERTAMA DAN PERSENYAWAAN SENG

(Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Kimia
Anorganik III)

Dosen Pengampu : Indah Langitasari, S.Si., M.Pd

Disusun Oleh:

Rizki Ardiyanto

(2282200017)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
A. JUDUL PRAKTIKUM
Reaksi Pada Beberapa Senyawa Logam Transisi Deret Pertama dan Pesenyawaan
Seng

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan kimia beberapa persenyawaan unsur-
unsur transisi deret pertama
2. Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan kimia persenyawaan logam seng
3. Mengetahui reaksi yang terjadi pada percobaan

C. PRINSIP PERCOBAAN
Unsur – unsur persenyawaan transisi merupakan unsur dimana atom
netralnya memiliki orbital d atau f yang terisi sebagian. Unsur transisi terdiri dari
unsur transisi utama serta memiliki orbital d yang terisi sebagian. Unsur transisi
blok d deret pertama terdiri dari Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu. Seluurh unsur
tersebut memiliki rbital d yang terisi sebagian, baik dalam keadaan dasar atom
bebas (kecuali Cu) atau dalam satu atau lebih ion-ion (kecuali Sc).
Pada logam seng memiliki konfigurasi 3d10 4s2 termasuk senyawa
nontransisi dikarenakan orbital d terisi penuh. Unus-unusr transisi memiliki sifat
diantarnya: termasuk unusr logam; keras dan kuat dan sehingga titik leleh dan
titik didihnya tinggi; memiliki bilangan oksidasi beragam serta ion-ion dan
senyawanya berwarna (kecuali Zn); garam-garam logam transisi ersifat ionic dan
kurang stabil apabila dipanaskan (Langitasari, 2022).

D. REAKSI KIMIA
No Persamaan Reaksi Kimia
1 Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3 (s)
Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]-

2 Cr3+ + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)2 (s) + 3NH43+


Cr(OH)3 (s) + 6NH3(aq) [Cr(NH3)3]3+ + 3OH-

3 Ba2+ + CrO2- BaCrO4


BaCrO4 (aq) + CH3COOH(aq) Ba(CH3COO)2 (s) + H2CrO4(aq)

4 Pb2+ + CrO2- PbCrO4 (s)


PbCrO4 (s) + 2CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Pb (s) + H2CrO4(aq)

5 Sr2+ + CrO42- SrCO4 (s)


2SrCO4 (s) + 2CH3COOH(aq) SrCr2O7(aq) + Sr(CH3COOH)2(aq) +
H2O(aq)
6 2Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (s)
Ag2CrO4 (s) + CH3COOH(aq) 2CH3COOAg (s) + H2CrO4(aq)
2Ag2CrO4 (s) + 2H+ 2Ag+ + CrO42- + H2O

7 FeSO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + Fe(OH)2 (s)

8 FeSO4(aq) + 6NH3(aq) Fe(NH3)6SO4 (s)

9 2FeSO4(aq) + K4Fe(CN)6(aq) 2K2SO4 (s) + Fe2Fe(CN)6 (s)


Fe+ + 2K- + [Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6 (s)
Fe2+ + [Fe(CN)6]3- Fe3++ [Fe(CN)6]4
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3

10 Fe+ + 2CN- Fe(CN)2 (s)


Fe(CN)2 4CN + [Fe(CN)6]4-

11 Fe(SO4)3(aq) + NaOH(aq) 3Na(SO4)(aq) + Fe(OH)3 (s)


Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3 (s)

12 Fe2(SO4)3(aq) + 6NH3(aq) + 6H2O(aq) → 2Fe(OH)3 (s) +


3(NH4)2SO4(aq)
Fe + 3NH3(aq) + 3H3O(aq) Fe(OH)3 (s) + 3NH4+
3+

13 2Fe2(SO4)3aq) + 3K4Fe(CN)6(aq) → C18Fe7N18 (s) +


6K2SO4(aq)
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3 (s)

14 6KSCN(aq) + Fe2(SO4)3(aq) → 2Fe(SCN) (s) + 3K2SO4(aq)


Fe3+ + 3CN- Fe(CN)3 (s)

15 Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dibiarkan


diudara)
Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO-
CaCl2(aq) + 2NaOH(aq) → Ca(OH)2 (s) + 2NaCl(aq)

16 Co2+ + NH3 + H2O(aq) + NO3- Co(OH)NO3- (s) + NH4-

17 Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dipanaskan)


Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO

18 4[Co(NH3)6]2+ + O2(g) + 2H2O(aq) + 4[Co(NH3)6]2+ (s)


Fe4[Fe(CN)6]3 (s) (pada saat didinginkan)

19 2HgCl2(aq) + Cu(s) Hg2Cu (s) + 2Cl2(aq)


Cu(s) + Hg2+ Cu2+ + Hg (s)
20 HgCl2(aq) + 2NH3(aq) Hg(NH2)Cl (s) + NH4Cl(aq)
2Hg + NO3(aq) + 4NH3- + H2O(aq) HgO.Hg(NH2)NO3 (s) +
2+

3NH4+

E. DASAR TEORI
Unsur-unsur golongan transisi adalah unusr logam yang mmeiliki orbital d
atau f yang tidak terisi penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur golongan
transisi memiliki 53 unusr serta terbagi menjadi tiga deret, yaitu deret pertama
(transisi ringan, unsur pada periode 4), deret kedua (transisi berat, unsur pada
periode 5), dan deret ketiga (golongan lantanida).
Logam transisi pada umumnya memiliki sifat-sifat khas logam, seperti
keras, konduktor panas, dan listrik yang sangat baik serta menguap pada suhu
tinggi. Pada logam transisi memiliki kemampuan logam-logam transisi untuk
membentuk senyawa koordinasi. Selain itu, senyawa kompleks dapat membentuk
warna-warna. Senyawa kompleks dapat membentuk beberapa warna yang
disebabkan oleh penyerapan energy pada daerah sinar tampak. Penyerapan energy
tersebut diaplikasikan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada
atom pusat. Pada kompleks yang berkarakter d1-d9 adalah kompleks yang
memiliki warna yang disebabkan karena adanya transisi elektronik pada orbital d.
apabila kedua orbital molekul yang memunginkan bertransisi memiliki karakter
utama d, transisinya disebut d-d. Pada orbital d terjadi proses pembelahan atau
splitting orbital yang akan menghasilkan dua tingkat energy yaitu eg dan t2g pada
octahedral. Pada kompleks d0 dan d10 memiliki suatu keistimewaan yang
disebabkan karena adanya senyawa dari kompleks tersebut yang menghasilkan
warna. Hal tersebut diakibatkan karena adanya transisi transfer muatan (change
transfer). Transisi transfer muatan tersebut dikalasifikasikan berdasrkan transfer
muatan logam ke ligan (MLCT) serta transfer muatan ligan ke logam (LCMT).
Secara umum, penyerapan energi cahaya oleh senyawa logam transisi
akan menyebabkan elektron tereksitasi dari tingkat energy dasar (ground state)
ke tingkat energy yang lebih tinggi (excitation state). Eksitasi elektron yang
terjadi pada senyawa logam transisi melibatkan perubahan tingkat energy yang
setara dengan energy cahaya tampak. Berdasarkan Teori Medan Kristal (TMK),
perubahan tingkat energy yang setara dengan energy cahaya tampak
dimungkinkan oleh adanya pemisahan tingkat energy orbital-orbital d. pada
senyawa logam utama, penyerapan energy cahaya melibatkan eksitasi elektron
dari subkulit s ke p. Perbedaan tingkat energy yang terjadi antara subkulit s dan p
lebih besar dari energy yang terjadi atau setara dengan energy sinar UV. Hal ini
yang menyebabkan logam utama umunya tidak berwarna.
Unsur transisi deret pertama merupakan unsur-unsur logam transiis yang
terletak pada periode paling atas dalam kelompok logam transisi pada tabel
periodic unsur. Unsur-unsur tersebut ialah; Sc, Ti, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn.
Unsur-unsur tersebut memiliki elektron valensi pada orbital d sehingga memiliki
beberapa sifat seperti katalis, warna larutan dan kemagnetannya. Unsur-unsur
tersebut meskipun memiliki struktur kompleksnya lebih mudah diprediksi
daripada senyawa kompleks golongan lantanida, dari kiri ke kanan memiliki
julamh elektorn yang berbeda-beda sehingga memiliki reaktifitas yang berbeda
terhadap anion tertentu. Dalam beberapa kasus, reaktifitas ion-ion logam transisi
berhubungan dnegan sifat kekerasan dan kelunakan dari kation serta anionnya.
Reaktifitas suatu senyawa dapat diamati dari adanya perubahan warna maupun
terbentuknya suatu endapan. Reaktifitas suatu senyawa khususnya yang
mengandung ion logam transisi bergantung pada beberapa faktor, seperti muatan
dan jari-jari ion, dan konfigurasi elektron di orbital d. reaktifitas berbeda dengan
kestabilan, diamna kereaktifiasnya lebih ditekankan pada kecepatan terjadinya
suatu reaksi kimia dengan zat lain, sedangkan kestabilan difokuskan pada besaran
nilai K yang dihasilkan suatu reaksi. Suatu senyawa dapat bersifat labil akan
bereaksi lebih cepat daripada senyawa yang inert (Khunur, 2012).

F. ALAT DAN BAHAN


Alat: 3. Kertas saring
1. Tabung reaksi 4. Penangas air
2. Lampu spiritus

Bahan:
1. Natrium proksida 13. SnCl2
2. NaOH 14. HCl encer
3. CrCl3 15. Hg2(NO3)2
4. Ammonia 16. KCN
5. BaCl2 17. Logam tembaga
6. Pb(NO3)2 anhidrat 18. Fe(SO4)3
7. SrCl2 19. NiCl2
8. AgNO3 20. Larutan H2S
9. K2CrO4 21. Na2CO3
10. CH3COOH 22. Na2HPO4
11. K2Cr2O7 23. ZnCl2
12. FeSO4 24. Na2S
25. HNO3 encer 29. H2SO4
26. HgCl2 30. K4[Fe(CN)6]
27. KI 31. K3[Fe(CN)6]
28. KMnO4 32. CoCl2

G. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Reaksi Persenyawaan Krom (III)
SAMPEL

- Dimasukkan ke dalam 2 mL larutan garam krom (III) ke dalam tabung


reaksi
- Ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH hingga berlebih. Diamati
perubahan yang terjadi
- Diulangi percobaan diatas dengan menggunakan NH3 sebagai pengganti
larutan NaOH

HASIL

b. Kromat dan Bikromat

SAMPEL

- Dimasukkan 2 mL larutan garam-garam barium (II), timbal (II), Stronsium


(II), dan perak (I) ke dalam tabung reaksi yang berbeda
- Ditambahkan masing-masing tabung reaksi dengan larutan kalium kromat
- Diasamkan endapan yang terbentuk dengan CH3COOH dan catat apa yang
terjadi
- Diulangi langkah 1 -3 dengan menggunakan larutan kalium bikromat
sebagai pengganti kalium kromat

HASIL

c. Reaksi Garam Besi (II) dan Besi (III)

SAMPEL
- Dimasukkan 2 mL larutan garam besi (II) ke dalam 5 tabung reaksi, dan ke
dalam 5 tabung reaksi yang lain garam besi (III)
- Diuji garam-garam tersebut secara terpisah, dengan menambahkan beberapa
tetes:
1. NaOH
2. Larutan kalium pemanganat (KMnO4)
3. Ammonia
4. Kalium heksasianofat (II), dan
5. Kalium trisionat

- Diamati perubahan yang terjadi

d. Reaksi Persenyawaan Garam Kobalt (II)


 Percobaan I
SAMPEL

- Dimasukan 2 mL larutan garam kobalt (II) ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga berlebih dan terbentuk
endapan
- Diambil endapan yang terbentuk dan biaskan di udara beberapa saat.
Diamati perubahan yang terjadi
- Diulangi langkah percobaan diatas dengan menggunakan NH3
HASIL

 Percobaan II
SAMPEL
- Diuapkan kurang lebih 2 mL larutan garam kobalt (II) klorida encer,
kemudian amati warna kertas saringnya
- Diamati perubahan yang terjadi

HASIL
 Percobaan III

SAMPEL

- Dibasahi kertsa saring dengan larutan garam kobalt (II) klorida encer,
kemudian diamati warna kertas saringnya
- Dikeringkan kertas saring dengan memanaskannya diatas bunsen dan amati
perubahan yang terjadi

HASIL

e. Reaksi Persenyawaan Seng

SAMPEL

- Ditambahkan larutan NaOH encer setetes demi setetes hingga berlebih ke


dalam 2 Ml larutan garam Seng
- Diamati perubahan yang terjadi
- Diulangi percobaan dengan menggunakan ammonia sebagai pengganti
larutan NaOH

HASIL

f. Reaksi Persenyawaan Raksa (II)


 Pecobaan I

SAMPEL

- Diteteskan larutan ammoniak ke dalam 2 mL larutan raksa )II) klorida


sampai berlebih
- Diulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan natrium hidroksida
sebagai pengganti ammoniak
- Diamati perubahan yang terjadi
HASIL

 Percobaan II

SAMPEL

- Ditambahkan tetes demi tetes larutan ammoniak ke dalam 2 mL larutan


raksa (II) klorida sampai berlebih
- Diulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan natrium hidroksida
sebagai pengganti ammoniak
- Diamati perubahan yang terjadi

HASIL

H. DATA HASIL PERCOBAAN

Percobaan Prosedur Percobaan Pengamatan


A.
Reaksi Tidak Dilakukan Percobaan Tidak Dilakukan Percobaan
Persenyawaan
Krom (III)

B. Dimasukkan 2 mL larutan garam-garam; Warna:


Kromat dan a. Barium (II) a. BaCl2 : tidak berwarna
Bikromat b. Timbal (II) b. PbCl2 : tidak berwarna
c. Stronsium (II) c. SrCl2 : tidak berwarna
d. Perak (I) d. AgCl2 : tidak berwarna
Ditambahkan masing-masing tabung reaksi a. Larutan kuning keputihan
dengan K2CrO4; (kuning susu)
a. Barium (II) + K2CrO4 b. Endapan ( ) larutan
b. Timbal (II) + K2CrO4 kuning cerah
c. Stronsium (II) + K2CrO4 c. Larutan kuning terang
d. Perak (I) + K2CrO4 d. Terdapat 3 lapisan:
1. Atas: merah bata
2. Tengah: tidak
berwarna
3. Bawah: endapan ( )
merah bata

Diasamkan endapan yang terbentuk dengan asam a. Barium (II) + K2CrO4 +


asetat (CH3COOH) CH3COOH:
Tidak terjadi perubahan
b. Timbal (II) + K2CrO4 +
CH3COOH:
Tidak terjadi perubahan
c. Stronsium (II) + K2CrO4+
CH3COOH:
Tidak terjadi perubahan
d. Perak (I) + K2CrO4+
CH3COOH:
Tidak terjadi perubahan

Diujikan kembali dengan K2Cr2O7: a. Endapan ( ) larutan


a. Barium (II) + K2Cr2O7 berwarna kuning
b. Timbal (II) + K2Cr2 O7 b. Endapan ( ) kuning terang
c. Stronsium (II) + K2Cr2O7 larutan tak berwarna
d. Perak (I) + K2Cr2O7 c. Larutan orange/jingga
d. Endapan ( ) coklat larutan
berwarna coklat

Diasamkan endapan yang terbentuk dengan asam a. Barium (II) + K2Cr2O7 +


asetat (CH3COOH) CH3COOH:
Endapan ( ) sedikit larut
b. Timbal (II) + K2Cr2O7 +
CH3COOH:
Tidak terjadi perubahan
c. Stronsium (II) + K2Cr2O7+
CH3COOH:
Tidak terjadi perubahan
d. Perak (I) + K2Cr2O7+
CH3COOH:
Tidak terjadi perubahan
C. Dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi masing- a. Larutan garam besi (II):
Reaksi Garam masing larutan garam besi (II) dan dalam 5 tabung Wujud: larutan
Besi (II) dan Besi lain dimasukkan 2 mL larutan garam besi (III) Warna: kuning
(III)
b. Larutan garam besi (III):
Wujud: larutan
Warna: kuning

Diuji secara terpisah dengan beberapa tetes: a. Larutan garam besi (II)
1. NaOH  + NaOH: ( ) hijau
2. KMnO4 + beberapa tetes HNO3 kehitaman dan larutan
3. Ammonia orange pudar
4. K4[Fe(CN)6]  + KMnO4 (+ asam
5. KSCN nitrat): Larutan coklat
 + Ammonia: ( ) hitam
larut dan larutan
orange
 + K4[Fe(CN)6]: ( )
putih (butiran koloid)
larutan biru tua
 + KSCN: larutan
merah kecoklatan

b. Larutan garam besi (III)


 + NaOH: ( ) orange
dan larutan kuning
 + KMnO4 (+ asam
asetat): Larutan ungu
 + Ammonia: larutan
orange
 + K4[Fe(CN)6]: ( )
biru tua dan larutan
biru tua pekat
 + KSCN: larutan
merah kecoklatan
(pekat)

D.  Percobaan I Larutan garam kobalt


Reaksi Dimasukkan 2 ml laurtan garam kobalt ke Wujud: larutan
Persenyawaan dalam tabung reaksi Warna: merah muda
Garam Kobalt (II) Ditambahkan larutan NaOH tetes demi + NaOH:
tetes hingg aberlebih dan terbentuk Larutan berwarna biru
endapan
+ NaOH berlebih:
Larutan biru dan endapan ( ) biru

Diambil endapan yang terbentuk dan Terbentuk 2 lapisan:


dibiarkan diudara beberapa saat dan - Lapisan atas: merah muda
diamati perubahan - Lapisan bawah: ( ) biru
dan larutan biru

Diulangi dengan menggunakan ammonia + NH3 : tidak terjadi perubahan


sebagai pengganti NaOH pada tetesan pertama

+ berlebih: larutan biru kehijauan


dan ( ) endapan biru kehijauan

Diambil endapan yang terbentuk dan Terbentuk 2 lapisan:


dibiarkan diudara beberapa saat dan - Lapisan atas: tidak
diamati perubahan berwarna
- Lapisan bawah: ( ) biru
dan larutan biru

 Percobaan II CoCl2:
Diuapkan kurang lebih 2 mL larutan garam Warna: merah muda
kobalt (II) klorida hingga kering Wujud: larutan

Diamati perubahan yang terjadi (+) pengeringan larutan ungu


bercak endapan ( ) biru di dinding
tabung

 Percobaan III Warna kertas saring awa: putih


Dibasahi kertas saring dengan larutan (+) CoCl2 : merah muda samar
garam kobalt (II) klorida encer, kemudian
warna kertas saringnya

Dikeringkan kertas saring dengan (+) penegringan: berwarna biru


menggunakan lampu spiritus dan diamati
perubahan yang terjadi Setalah dingi: kemabli menjadi
warna merah muda samar
E. Ditambahkan larutan NaOH encer stetes demi Larutan garam seng + NaOH tetes
Reaksi setetes hingga berlebih kedalam 2 mL larutan demi setetes: terbentuk endapan
Persenyawaan garam seng dan diamati perubahan yang terjadi putih ( )
Seng
+ NaOH berlebih: ( ) putih

Diulangi percobaan dengan menggunakan Larutan garam seng + NH3 tetes


ammonia sebagai pengganti NaOH demi setetes: terbentuk ( ) putih

+ NH3 berlebih: ( ) endapan putih

F.  Percobaan I - Tembaga panas


Reaksi Diteteskan larutan raksa (II) klorida pada - Muncul bercak keabuan
Persenyawaan plat tembaga. Diamati perubahan dan pada labisan tembaga
Raksa (II) didiamkan selama 2-3 menit

Diambil plat tembaga, dicuci dengan - Serpihan logam menempel


aquadest dan dikeringkan dengan cara (berwarna kabuan) pada
digosok dengan kertas saring. kertas saring

 Percobaan II (+) NH3 + HgCl2


Ditambahkan tetes demi tetes larutan Tetes demi tetes: ( ) putih
ammonia kedalam 2 mL larutan raksa (II)
klorida sampai berlebih Berlebih: ( ) putih dan larutan
putih keruh

Diulangi percobaan dengan menggunakan (+) NaOH + HgCl2


NaOH sebagai pengganti ammonia Tetes demi tetes: ( ) orange dan
larutan orange

Berlebih: ( ) cokelat dan larutan


cokelat pudar

I. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini adalah mengenai “Reaksi Pada Beberapa Senyawa Logam
Transisi Deret Pertama dan Persenyawaan Seng”.
 Reaksi Persenyawaan Krom (III)
Pada percobaan reaksi persenyawaan Krom (III) tidak diujikan oleh
praktikan karena keterbatasan alat dan bahan di laboratorium. Namun,
praktikan membahas berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literature
yang terpercaya kebenarannya.
Dalam percobaan reaksi persenyawaan Krom (III) dilakukan dua uji
reaksi dengan menggunakan larutan NaOH serta NH3 untuk mengetahui
bagaimana reaksi senyawa krom (III) berlangsung.
Percobaan pertama dengan mereaksikan garam krom (III) dengan larutan
NaOH. Berdasarkan literature yang ada, dari reaksi keduanya tersebut akan
menghasilkan endapan kromium (III) hidroksida. Pada penambahan NaOH
dalam jumlah sedikit, akan menghasilkan endapan melarut. Sedangkan pada
penambahan NaOH secara berlebih, endapan yang terbentuk akan larut dengan
cepat serta terbentuk ion tetrahidroksokromat (II) atau ion kromat dan larutan
berwarna hijau. Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air
yang kemudian akan didempetkan pada ion korm. Ion hirdogen tersebut dapat
menghilangkan dari tiga molekul air, maa akan memperoleh kompleks yan
tidak bermuatan (komples netral). Kompleks netral tersebut tidak larut dalam
air dan endapan terbentuk. Endapan akan larut kembali karena ion tersebut
larut dalam air. Reaksi tersebut merupakan reaksi yang reversibel (dapat balik),
hal ini dibuktikan dengan pengasaman dan juga dengan melakukan perlakuan
pendidihan pada campuran larutan, dimana kromium (III) hidroksida
mengendap lagi. Adapun persamaan reaksi kimianya sebagai berikut:
Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3 (s)
Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]-

Pada percobaan kedua dengan langkah yang sama, tetapi mengganti


larutan NaOH dengan larutan ammonia (NH3). Larutan ammonia berfungsi
sebagai basa maupun sebagai ligan. Ammonia dalam jumlah sedikit, ion
hidrogen akan tertarik oleh ion heksaaquo seperti pada kasus ion
hidroksidaduntuk menghasilkan kompleks netral yang sama. Berbeda halnya,
ketika ammonia dalam jumlah banyak (berlebih), ammonia akan menggantikan
air sebagai ligan untuk menghasilkan ion heksaaminkrom (III). Didapatkan
hasil dari percobaan tersebut adalah endapan seperti gelatin yang memiliki
warna abu-abu hijau. Pada penambahan ammonia dalam jumlah sedikit,
dihasilkan kromium hidroksida (Cr(OH)3) yang sedikit larut dalam zat
pengendap berlebihan dalam keadaan dingin dengan membentuk larutan
lembayunng merah jambu ynag terkandung didalamnya ion kompleks
heksaaminakromat (III) dengan mendidihkan larutan, kromium hidroksida
diendapkan. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Cr3+ + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)2 (s) + 3NH43+
Cr(OH)3 (s) + 6NH3(aq) [Cr(NH3)3]3+ + 3OH-

 Kromat dan Bikromat


Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui beberapa reaksi
persenyawaan unsur transisi yaitu kromat dan bikromat dengan beberapa
larutan senyawa BaCl2, PbCl2, SrCl2, dan AgCl2. Percobaan pertama ialah
dengan menguji senyawa kromat, dimana yang digunakan adalah larutan
kalium kromat (K2CrO4) yang diujikan dengan larutan senyawa BaCl2, PbCl2,
SrCl2, dan AgCl2. Didapatkan hasil dari percobaan tersebut adalah pada
pencampuran kalium kromat dengan BaCl2 menghasilkan larutan yang
berwarna kuning keputihan dan sedikit terbentuk endapan kuning barium
kromat. Endapan tersebut menandakan bahwa terbentuknya barium kromat.
Kemudian endapan tersebut direaksikan dengan larutan asam asaetat dan
didapatkan hasil bahwa tidak terjadi perubahan dan endapan tetap tidak larut.
Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Ba2+ + CrO2- BaCrO4
BaCrO4 (aq) + CH3COOH(aq) Ba(CH3COO)2 (s) + H2CrO4(aq)

Pada penambahan larutan PbCl2 menghasilkan endapan kuning dan


larutan kuning cerah. Endapan tersebut menandakan terbentuknya ion
kompleks. Reaksi yang berlangusng merupkaan reaksi yang reversibel serta
dapat membufferkan larutan masing-masing dengan adanya penambahan asam
asetat. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Pb2+ + CrO2- PbCrO4 (s)
PbCrO4 (s) + 2CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Pb (s) + H2CrO4(aq)

Pada penambahan larutan senyawa SrCl2 pada larutan K2CrO4


menghasilkan endapan larut agak banyak dengan larutan berwarna kuning
cerah, akan tetapi dalam air tidak terjadi endapan dalam larutan stronsium yang
encer. Endapan yang dihasilkan tersebut kemudian direaksikan dengan asam
asetat. Didapatkan endapan tersebut larut dalam asam asetat yang diakibatkan
karena terbentuknya dikromat. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Sr2+ + CrO42- SrCO4 (s)
2SrCO4 (s) + 2CH3COOH(aq) SrCr2O7(aq) + Sr(CH3COOH)2(aq) + H2O(aq)

Pada penambahan AgCl2 pada larutan K2CrO4 menghasilkan endapan


merah perak kromat dengan terbentuknya tiga lapisan, yaitu atas; merah bata,
tengah; tidak berwarna; dan bawah; endapan merah berupa bercak.
Kemudian, endapan yang tebrentuk diasamkan dengan larutan asam asetat dan
menghasilkan larutan yang berubah menjadi jingga. Hal tersebut terjadi karena
terbentuknya ion-ion dikromat. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
2Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (s)
Ag2CrO4 (s) + CH3COOH(aq) 2CH3COOAg (s) + H2CrO4(aq)
2Ag2CrO4 (s) + 2H+ 2Ag+ + CrO42- + H2O

 Reaksi Garam Besi (II) dan Besi (III)


Pada percobaan reaksi garam besi (II) dan besi (III) bertujuan untuk
mengetahui beberapa reaksi garam besi (II) dan besi (III) dengan beberapa
senyawa serta mengetahui perubahan besi (II) ke besi (III). Percobaan ini
diawali dengan menambahkan larutan garam besi (II) yang digunakan adalah
larutan FeSO4 ke dalam 5 tabung reaksi yang berbeda dan sama halnya dengan
besi (III) digunakan larutan Fe(SO4)3 ditempatkan pada 5 tabung reaksi yang
berbeda. Keduanya diujikan dengan beberapa larutan senyawa, diantaranya;
NaOH, KMnO4 + beberapa tetes HNO3, NH3, kalium heksasianoferat (II), dan
Kalium tiosianat.
Percobaan pada tabung reaksi pertama (garam besi (II) ) adalah menguji
larutan FeSO4 dengan larutan NaOH. Didapatkan hasil percobaan terbentuknya
endapan berwarna hijau kehitaman dalam keadaan biasa, dimana endapan
tersebut merupakan besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) dengan larutan berwarna
berwarna orange pudar. Endapan tersebut tidak dapat larut dalam reagen
berlebih, akan tetapi akan larut dalam asam. Selain itu, apabila endapan besi (II)
hidroksida tidak terkena udara akan berwarna putih. Adapun persamaan
reaksinya sebagai berikut:
FeSO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + Fe(OH)2 (s)

Percobaan pada tabung reaksi ketiga adalah menguji larutan FeSO4


dengan larutan Ammonia (NH3). Didapatkan hasil percobaan adalah
terbentuknya endapan hitam dengan larutan berwarna orange. Dimana,
endapan tersebut merupakan ion hidroksida. Tetapi, apabila ada ion ammonium
dalam jumlah yang lebih banyak, maka disosisasi ammonium hidroksida
tertekan dan konsentrasi ion hirdoksil menjadi semakin rendah, sehingga hasil
kali kelarutan besi (II) hidroksida tak tercapai dan pengendapan tak terjadi.
Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
FeSO4(aq) + 6NH3(aq) Fe(NH3)6SO4 (s)

Percobaan pada tabung reaksi keempat adalah menguji larutan FeSO4


dengan larutan kalium heksasianoferat (II). Didapatkan hasil bahwa terbentuk
endapan berwarna putih yang merupakan kalium besi (II) heksasianoferat dan
larutan berwarna biru tua. Dimana, endapan tersebut terbentuk karena ion
heksasianoferat (III) mengoksidasikan besi (II) menjadi besi (III) dan
terbentuklah heksasianoferat (II). Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
2FeSO4(aq) + K4Fe(CN)6(aq) 2K2SO4 (s) + Fe2Fe(CN)6 (s)
Fe+ + 2K- + [Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6 (s)
Fe2+ + [Fe(CN)6]3- Fe3++ [Fe(CN)6]4
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3

Pada tabung reaksi yang kelima adalah menguji larutan FeSO4 dengan
larutan kalium sianida (KSCN). Didapatkan hasil bahwa terdapat endapan
coklat seperti merah betadine dan larutan yang berwarna kuing kecoklatan
yang emrupakan ion heksasianferat (II) (ferosianida) [Fe(CN)6]4-. Karean ion
heksasianoferat (II) merupakan ion komleks, oleh karena itu tidak memebrikan
reaksi-reaksi besi yang khas. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Fe+ + 2CN- Fe(CN)2 (s)
Fe(CN)2 4CN + [Fe(CN)6]4-

Selanjutnya, dilakukan percobaan untuk garam besi (III), dimana pada


percobaan ini menggunakan larutan Fe(SO4)3 sebagai sampel percobaan yang
direaksikan dengan beebrapa reagensia. Percobaan pertama pada tabung reaksi
pertama yaitu, mereaksikan larutan Fe(SO4)3 dengan larutan NaOH.
Didapatkan hasil bahwa terdapat endapan berwarna coklat kemerahan yang
merupakan besi (III) hidroksida yang tidak larut dalam reagensia dengan
larutan yang berwarna orange kekuningan. Adapun persamaan reaksinya
sebagai berikut:
Fe(SO4)3(aq) + NaOH(aq) 3Na(SO4)(aq) + Fe(OH)3 (s)
Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3 (s)

Pada tabung reaksi ketiga adalah mereaksikan larutan Fe(SO4)3 dengan


larutan ammonia. Didapatkan hasil percobaan bahwa larutan berwarna orange
dan terdapat endapan cokelat merah seperti gelatin dari bsei (III) hidroksida
yang tidak larut dalam reagensi berlebihan, akan tetapi larut dalam asam.
Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Fe2(SO4)3(aq) + 6NH3(aq) + 6H2O(aq) → 2Fe(OH)3 (s) + 3(NH4)2SO4(aq)
Fe3+ + 3NH3(aq) + 3H3O(aq) Fe(OH)3 (s) + 3NH4+

Pada tabung reaksi keempat adalah mereaksikan larutan Fe(SO4)3 dengan


larutan kalium heksasianoferat (II). Didapatkan pada percobaan adalah larutan
berwarna biru tua dan endapan yang berwarna biru tua pekat. Warna dan
endapan tersebut merupakan besi (III) heksasianoferat. Adapun persamaan
reaksinya sebagai berikut:
2Fe2(SO4)3aq) + 3K4Fe(CN)6(aq) → C18Fe7N18 (s) + 6K2SO4(aq)
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3 (s)
Pada tabung reaksi kelima adalah mereaksikan larutan Fe(SO4)3 dengan
larutan KSCN. Didapatkan hasil bahwa larutan berwarna coklat kemerahan
seperti betadine dan sedikit endapan berwarna coklat kemerahan yang
merupakan besi (III) sianida. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
6KSCN(aq) + Fe2(SO4)3(aq) → 2Fe(SCN) (s) + 3K2SO4(aq)
Fe3+ + 3CN- Fe(CN)3 (s)

 Reaksi Reaksi Persenyawaan Garam Kobalt (II)


Pada percobaan reaksi persenyawaan garam kobalt (II) ini dilakukan 3
rangkaian percobaan dengan menggunakan sampel larutan CoCl2. Adapun
rangkaian percobaan yang dilakukan sebagai berikut:
 Percobaan I
Direaksikan larutan garam kobalt (II) dimana pada percobaan ini
digunakan larutan CoCl2. Pada tabung reaksi pertama yaitu mereaksikan
larutan CoCl2 dengan larutan NaOH. Didapatkan hasil dari percobaan yaitu
larutan berwarna biru dan terdapat endapan biru yang merupakan kobalt (II)
hidroksida. Selanutnya, endapan yang terbentuk tersebut dibiarkan diudara
beberapa saat dan diamati perubahan yang terjadi. Setelah dibiarkan
beberapa saat, terdapat dua lapisan yaitu, lapisan atas berwarna merah muda
dan lapisan abwah berwarna biru. Adapun persamaan reaksinya sebagai
berikut:
Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dibiarkan diudara)
Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO-
CaCl2(aq) + 2NaOH(aq) → Ca(OH)2 (s) + 2NaCl(aq)
Selanjutnya, mereaksikan larutan CoCl2 dengan menggunakan larutan
ammonia dengan prosedur yang sama. Didapatkan hasil berdasarkan
percobaan yaitu larutan berwarna hijau dengan endapan biru kehijauan yang
meerupakan ion-ion heksaaminakobalt (II) terbentuk. Adapun persamaan
reaksinya sebagai berikut:
Co2+ + NH3 + H2O(aq) + NO3- Co(OH)NO3- (s) + NH4-
 Percobaan II
Pada percobaan kali ini dilakukan pemanasan pada larutan CoCl2 .
Dimana, larutan berwarna merah muda. Didapatkan hasil dari percobaan
yaitu, larutan berubah menjadi warna ungu dengan meninggalkan bercak
pada dinding tabung reaksi berupa endapan yang berwarna biru. Hal
tersebut karena pada sat pemanasan, garam basa diuabh menjadi endapan
kobalt(II) hidroksida. Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dipanaskan)
Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO-
 Percobaan III
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan membasahi kertas saring
menggunakan larutan CoCl2 yang kemudian dipanaskan dan didinginkan.
Didapatkan hasil bahwa, ketika dilkaukan pemanasan diatas bunsen, kertas
saring yang telah dibasaih larutan CoCl2 berubah warna menjadi biru yang
awalnya berwarna merah muda. Setelah didinginkan kertas saring berwarna
merah muda kembali. Hal tersebut karena ketika dipanaskan, garam basa
beruabh menjadi endapan kobalt (II) hidroksida menhasilkan perubahan
warna berwarna biru dan setealah didinginkan (teroksidasi oleh udara) akan
berubah kembali menjadi merah muda yang disebabkan oleh terjadinya
peristiwa oksidasi antara udara yang mengokisdasi ion kompleks menjadi
ion heksaaminakobalt (III). Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:
Persamaan reaksi ketika dipanaskan:
Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dipanaskan)
Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO-
Persamaan reaksi ketika didinginkan:
4[Co(NH3)6]2+ + O2(g) + 2H2O(aq) + 4[Co(NH3)6]2+ (s) Fe4[Fe(CN)6]3 (s)

 Reaksi Persenyawaan Raksa (II)


 Percobaan I
Dilakukan pereaksian antara cairan raksa HgCl2 dengan potongan
tembaga dan diamati selama 2-3 menit, didapatkan hasil percobaan bahwa
terdapat bercak keabuan pada lapisan tembaga, dimana bercak abu tersebut
menandakan adanya proses reduksi yang dialami oleh ion merkurium (II)
menjadi logamnya. Dan pada lapisan tembaga menjadi panas. Selanjutnya,
dilakukan penggosokan dengan menggunakan kertas saring terhadap lapisan
tembaga yang sudah ditetesi cairan raksa (II). Didapatkan bahwa terdapat
bercak abu yang menempel pada kertas saring. Adapun persamaan reaksinya
sebagai berikut:
2HgCl2(aq) + Cu(s) Hg2Cu (s) + 2Cl2(aq)
Cu(s) + Hg2+ Cu2+ + Hg (s)

 Percobaan II
Pada percobaan kali ini dilakukan dua tahapan, yaitu dengan meneteskan
larutan ammonia ke dalam larutan HgCl2 dan meneteskan larutan NaOH ke
dalam larutan HgCl2.
Pada percobaan pertama dengan meneteskan latutan ammonia sampai
berlebih ke dalam larutan HgCl2. Didapatkan hasil bahwa terbentuk endapan
berwarna putih dan larutan berwarna putih keruh. Endapan putih tersebut
tersusun dari merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat. Garam
tersebut, pada umumnya merupakan senyawa-senyawa merkurium yang
bersublimasi pada tekanan atmosfer. Adapun persamaan reaksinya sebagai
berikut:
HgCl2(aq) + 2NH3(aq) Hg(NH2)Cl (s) + NH4Cl(aq)
2Hg + NO3(aq) + 4NH3- + H2O(aq) HgO.Hg(NH2)NO3 (s) + 3NH4+
2+

Pada percobaan kedua dilakukan dengan prosedur yang sama, akan


tetapi reagensia digantikan dengan larutan NaOH. Didapatkan hasil bahwa
terdapat endapan berwarna orange kekuningan dengan larutan orange cerah
(dalam jumlah NaOH sedikit). Akan tetapi, dalam penambahan NaOH
berlebih terbentuk endapan cokelat dengan larutan cokelat pudar. Endapan
tersebut menandakan terbentuknya merkurium (II) oksida dan ciri khas dari
ion merkurium (II). Adapun persamaan reaksinya sebagai berikut:

HgCl2(aq) + 2NaOH(aq) → 2NaCl(aq) + Hg(OH) (s)

Hg2+ + 2OH- H2O(aq) + HgO (s)

J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai “Reaksi dari
beberapa persenyawaan logam transisi dan persenyawaan logam seng, didapatkan
kesimpulan bahwa:
1. Senyawa-senyawa logam transisi memiliki sifat kimia dan fisika seperti; (1)
memiliki titik lebur yang sangat tinggi membentuk alloy (2) memiliki
kemampuan sebagai konduktor panas dan listrik yang baik (3) memiliki
densitas yang tinggi (4) logam-logamnya agak sedikit tak reaktif (hanya
beberapa saja seperti besi yang elektropositif untuk bereaksi dengan asam).
2. Senyawa-senyawa logam seng memiliki sifat kimia dan fisika seperti; (1)
logam cukup reaktif yang akan bereaksi dengan oksigen dan non-logam, serta
bereaksi dengan asam encer untuk melepaskan hidrogen (2) Seng bersifat
getas pada suhu normal, tetapi berubah menjadi ulet dan bisa ditempa ketika
dipanaskan antara 110 °C hingga 150 °C (3) Seng terjadi secara alami di udara,
air dan tanah, tetapi peningkatan konsentrasi seng umumnya disebabkan oleh
aktivitas manusia.
3. Adapun beberapa persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan kali ini,
sebagai berikut:
No Persamaan Reaksi Kimia
1 Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3 (s)
Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]-
2 Cr3+ + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)2 (s) + 3NH43+
Cr(OH)3 (s) + 6NH3(aq) [Cr(NH3)3]3+ + 3OH-

3 Ba2+ + CrO2- BaCrO4


BaCrO4 (aq) + CH3COOH(aq) Ba(CH3COO)2 (s) + H2CrO4(aq)

4 Pb2+ + CrO2- PbCrO4 (s)


PbCrO4 (s) + 2CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Pb (s) + H2CrO4(aq)

5 Sr2+ + CrO42- SrCO4 (s)


2SrCO4 (s) + 2CH3COOH(aq) SrCr2O7(aq) + Sr(CH3COOH)2(aq) +
H2O(aq)

6 2Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (s)


Ag2CrO4 (s) + CH3COOH(aq) 2CH3COOAg (s) + H2CrO4(aq)
2Ag2CrO4 (s) + 2H+ 2Ag+ + CrO42- + H2O

7 FeSO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + Fe(OH)2 (s)

8 FeSO4(aq) + 6NH3(aq) Fe(NH3)6SO4 (s)

9 2FeSO4(aq) + K4Fe(CN)6(aq) 2K2SO4 (s) + Fe2Fe(CN)6 (s)


Fe+ + 2K- + [Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6 (s)
Fe2+ + [Fe(CN)6]3- Fe3++ [Fe(CN)6]4
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3

10 Fe+ + 2CN- Fe(CN)2 (s)


Fe(CN)2 4CN + [Fe(CN)6]4-

11 Fe(SO4)3(aq) + NaOH(aq) 3Na(SO4)(aq) + Fe(OH)3 (s)


Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3 (s)

12 Fe2(SO4)3(aq) + 6NH3(aq) + 6H2O(aq) → 2Fe(OH)3 (s) +


3(NH4)2SO4(aq)
Fe + 3NH3(aq) + 3H3O(aq) Fe(OH)3 (s) + 3NH4+
3+

13 2Fe2(SO4)3aq) + 3K4Fe(CN)6(aq) → C18Fe7N18 (s) +


6K2SO4(aq)
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3 (s)

14 6KSCN(aq) + Fe2(SO4)3(aq) → 2Fe(SCN) (s) + 3K2SO4(aq)


Fe3+ + 3CN- Fe(CN)3 (s)

15 Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dibiarkan


diudara)
Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO-
CaCl2(aq) + 2NaOH(aq) → Ca(OH)2 (s) + 2NaCl(aq)

16 Co2+ + NH3 + H2O(aq) + NO3- Co(OH)NO3- (s) + NH4-

17 Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dipanaskan)


Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO

18 4[Co(NH3)6]2+ + O2(g) + 2H2O(aq) + 4[Co(NH3)6]2+ (s)


Fe4[Fe(CN)6]3 (s) (pada saat didinginkan)

19 2HgCl2(aq) + Cu(s) Hg2Cu (s) + 2Cl2(aq)


Cu(s) + Hg2+ Cu2+ + Hg (s)

20 HgCl2(aq) + 2NH3(aq) Hg(NH2)Cl (s) + NH4Cl(aq)


2Hg2+ + NO3(aq) + 4NH3- + H2O(aq) HgO.Hg(NH2)NO3 (s) +
3NH4+

K. LAMPIRAN
1. Lampiran Tugas dan Jawaban
a. Tuliskan semua persamaan reaksi pada percobaan A-F!
Jawaban:
No Persamaan Reaksi Kimia
1 Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3 (s)
Cr(OH)3(s) + OH- [Cr(OH)4]-

2 Cr3+ + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)2 (s) + 3NH43+


Cr(OH)3 (s) + 6NH3(aq) [Cr(NH3)3]3+ + 3OH-

3 Ba2+ + CrO2- BaCrO4


BaCrO4 (aq) + CH3COOH(aq) Ba(CH3COO)2 (s) + H2CrO4(aq)

4 Pb2+ + CrO2- PbCrO4 (s)


PbCrO4 (s) + 2CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Pb (s) + H2CrO4(aq)

5 Sr2+ + CrO42- SrCO4 (s)


2SrCO4 (s) + 2CH3COOH(aq) SrCr2O7(aq) + Sr(CH3COOH)2(aq) +
H2O(aq)

6 2Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (s)


Ag2CrO4 (s) + CH3COOH(aq) 2CH3COOAg (s) + H2CrO4(aq)
2Ag2CrO4 (s) + 2H+ 2Ag+ + CrO42- + H2O
7 FeSO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + Fe(OH)2 (s)

8 FeSO4(aq) + 6NH3(aq) Fe(NH3)6SO4 (s)

9 2FeSO4(aq) + K4Fe(CN)6(aq) 2K2SO4 (s) + Fe2Fe(CN)6 (s)


Fe+ + 2K- + [Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6 (s)
Fe2+ + [Fe(CN)6]3- Fe3++ [Fe(CN)6]4
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3

10 Fe+ + 2CN- Fe(CN)2 (s)


Fe(CN)2 4CN + [Fe(CN)6]4-

11 Fe(SO4)3(aq) + NaOH(aq) 3Na(SO4)(aq) + Fe(OH)3 (s)


Fe3+ + 3OH- Fe(OH)3 (s)

12 Fe2(SO4)3(aq) + 6NH3(aq) + 6H2O(aq) → 2Fe(OH)3 (s) +


3(NH4)2SO4(aq)
Fe + 3NH3(aq) + 3H3O(aq) Fe(OH)3 (s) + 3NH4+
3+

13 2Fe2(SO4)3aq) + 3K4Fe(CN)6(aq) → C18Fe7N18 (s) +


6K2SO4(aq)
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3 (s)

14 6KSCN(aq) + Fe2(SO4)3(aq) → 2Fe(SCN) (s) + 3K2SO4(aq)


Fe3+ + 3CN- Fe(CN)3 (s)

15 Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dibiarkan


diudara)
Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO-
CaCl2(aq) + 2NaOH(aq) → Ca(OH)2 (s) + 2NaCl(aq)

16 Co2+ + NH3 + H2O(aq) + NO3- Co(OH)NO3- (s) + NH4-

17 Co2+ + 3H- + NO3- Co(OH)NO3 (s) (pada saat dipanaskan)


Co(OH)NO3 (s) + OH- Co(OH)NO3 (s) + NO

18 4[Co(NH3)6]2+ + O2(g) + 2H2O(aq) + 4[Co(NH3)6]2+ (s)


Fe4[Fe(CN)6]3 (s) (pada saat didinginkan)

19 2HgCl2(aq) + Cu(s) Hg2Cu (s) + 2Cl2(aq)


Cu(s) + Hg2+ Cu2+ + Hg (s)

20 HgCl2(aq) + 2NH3(aq) Hg(NH2)Cl (s) + NH4Cl(aq)


2Hg + NO3(aq) + 4NH3- + H2O(aq) HgO.Hg(NH2)NO3 (s) +
2+

3NH4+
b. Berdasarkan hasil percobaan anda, jelaskan sifat fisika dan kimia
persenyawaan unsur-unsur transisi deret pertama dan Seng!
Jawab:
 Senyawa-senyawa logam transisi memiliki sifat kimia dan fisika
seperti; (1) memiliki titik lebur yang sangat tinggi membentuk
alloy (2) memiliki kemampuan sebagai konduktor panas dan listrik
yang baik (3) memiliki densitas yang tinggi (4) logam-logamnya
agak sedikit tak reaktif (hanya beberapa saja seperti besi yang
elektropositif untuk bereaksi dengan asam).
 Senyawa-senyawa logam seng memiliki sifat kimia dan fisika
seperti; (1) logam cukup reaktif yang akan bereaksi dengan
oksigen dan non-logam, serta bereaksi dengan asam encer untuk
melepaskan hidrogen (2) Seng bersifat getas pada suhu normal,
tetapi berubah menjadi ulet dan bisa ditempa ketika dipanaskan
antara 110 °C hingga 150 °C (3) Seng terjadi secara alami di udara,
air dan tanah, tetapi peningkatan konsentrasi seng umumnya
disebabkan oleh aktivitas manusia.

Anda mungkin juga menyukai