PERCOBAAN VI
“PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRAMIN TEMBAGA
(II) SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH3)4SO4 .6H2O DAN GARAM
RANGKAP KUPRI AMONIUM SULFAT HEKSAHIDRAT”
OLEH :
NAMA : RONI
STAMBUK : A1L1 19 087
JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA
KELOMPOK : VI
ASISTEN PEMBIMBING : LULU RAHMATIA
Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum
LULU RAHMATIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
diselesaikan, serta tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan laporan mingguan ini.
Laporan mingguan ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
ini, masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sesuai
dengan yang diharapkan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian dan segala kerendahan
RONI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .......................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum ........................................................................................ 2
1.4 Prinsip Dasar.................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 3
2.1 Garam .......................................................................................................... 3
2.2 Garam Rangkap ............................................................................................ 4
2.3 Garam Kompleks .......................................................................................... 4
2.4 Ligan………………………………………………………………………
2.5 Kristalisasi………………………………………………………………….
2.6 Garam CuSO4.5H2O ........................................................................... 5
2.7 Amonia……………………………………………………………….
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 6
3.3 Prosedur Kerja .................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 9
4.1 Data Pengamatan ................................................................................ 9
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 10
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 14
5.2 Saran ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15
LAMPIRAN................................................................................................................... 16
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Senyawa kompleks tersusun atas atom
pusat (logam transisi) yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netral.Anion
atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat itu disebut ligan. Bila ditinjau dari
sistem asam-basa Lewis, atom pusat dalam senyawa kompleks tersebut bertindak
sebagai asam Lewis, sedangkan ligannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang
terjadi antara atom pusat dan ligan merupakan ikatan kovalen koordinasi. Jumlah
ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasinya. Contoh dari
Garam rangkap adalah garam yang dalam kisi kristalnya mengandung dua
kation yang berbeda dengan proporsi tertentu. garam rangkap biasanya lebih mudah
Contoh kristal garam rangkap adalah garam Mohr. Kombinasi antara ammonium besi
(II) sulfat, ammonium cobalt (II) sulfat dan ammonium nikel sulfat. Ketiga garam
diatas memiliki ion ammonium dan sulfat, tapi dengan atom pusat yang berbeda.
Secara umum, garam mohr berbentuk kristal berwarna hijau muda, garam mohr
ini berbeda dengan garam rangkap. Garam kompleks merupakan kebalikan dari
garam rangkap, dimana terbentuk kombinasi dari beberapa garam yang memiliki
atom pusat yang sama namun dengan sisa ion yang b erbeda. Misalnya ammonium
besi (II) sulfat dan kalium besi (II) nitrat. Garam rangkap terbentuk dari dua garam
garam ini memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam
merupakan campuran berupa ion sederhana yang akan mengion bila dilarutkan lagi.
Contoh-contoh garam rangkap adalah garam mohr atau amonium besi (II) sulfat
heksahidrat, tawas atau kalium aluminium sulfat dengan rumus molekul dan kalium
magnesium sulfat dengan rumus molekul. Garam rangkap maupun garam kompleks
membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi
kompleks.Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau
atau atom pusat. Dalam pelaksanaan analisis anorganik banyak digunakan reaksi-
pusat itu. Pembentukkan kompleks dalam analisis anorganik kualitatif sering terlihat
dan dipakai untuk pemisahan dan identifikasi. Salah satu fenomena yang paling
umum muncul bila ion kompleks terbentuk adalah terjadinya perubahan warna dalam
larutan. Salah satu fenomena lain yang paling penting yang sering terlihat apabila
kompleks terbentuk adalah kenaikan kelarutan, banyak endapan bisa melarut karena
pembentukan kompleks.
mengenai pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (III) sulfat monohidrat dan
garam rangkap kupri ammonium sulfat dari kupri sulfat dan ammonium sulfat serta
mempelajari sifat-sifatnya.
Tujuan dari praktikum yaitu memahami dan mempelajari sifat dan pembuatan
garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetramiin tembaga (II)
sulfat monohidrat.
Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui pembuatan dan sifat-sifat
garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetramiin tembaga (II)
sulfat monohidrat.
1.4 Prinsip Dasar Praktikum
Prinsip dari praktikum ini yaitu pembuatan garam kompleks dengan tetraamin
tembaga (II) sulfat monohidrat yang terbentuk dari ion logam transisi dan pembuatan
garam rangkam dengan kupri ammonium sulfat yang mengkristal secara bersama-
2.1 Garam
Garam adalah benda padatan bewarna putih berbentuk kristal yang merupakan
kumpulan senyawa dengan sebahagian besar terdiri dari Natrium klorida (>80%),
menyerap air, tingkat kepadatan sebesar 0,8–0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu
801oC. Garam merupakan salah satu bahan kimiawi untuk stabilisasi tanah lempung,
struktur garam (NaCl) meliputi anion ditengah dan kation menempati pada rongga
oktahedral. Larutan garam juga merupakan suatu elektrolit yang mempunyai gerakan
brown dipermukaan yang lebih besar dari gerakan brown pada air murni sehingga
bisa menurunkan air dan larutan, ini menambah gaya kohesi antar partikel sehingga
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam untuk
berikatan. Kestabilan senyawa kompleks dipengaruhi oleh faktor ligan dan atom
(Agustina, 2013).
Garam rangkap merupakan suatu garam yang terbentuk dari kristalisasi larutan
Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur
garam komponennya. Garam kompleks merupakan suatu garam yang terbentuk dari
suatu anion atau kation kompleks, misalnya [Co(NH3)6]3+ dan [Fe(CN)6]3-, atau
2.4 Ligan
Ion dan molekul netral yang memiliki atom-atom donor disebut dengan ligan.
Atom pusat senyawa kompleks dapat merupakan unsur-unsur logam transisi atau
unsur-unsur logam golongan utama (alkali dan alkali tanah). Atom pusat suatu
senyawa kompleks dapat memiliki bilangan oksidasi yang harganya positif, nol atau
elektron, berupa pasangan atau beberapa pasangan elektron bebas terhadap atom
logam dan ion logam. Ligan membentuk ikatan kovalen koordinat dengan atom
logam atau ion logam melalui satu atau lebih atom yang terdapat pada ligan tersebut
2.5 Kristalisasi
homogen, pembentukan partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap, seperti pada
proses pembentukan kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan pada titik
lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair). Istilah kristalisasi yang
dipakai dalam laporan ini adalah pengertian yang ketiga, yaitu pembentukan partikel
partikel padat pada suatu larutan cair. Kristalisasi dari suatu larutan merupakan proses
yang sangat penting karena ada berbagai macam bahan yang dipasarkan dalam bentuk
kristalin, secara umum tujuan kristalisasi adalah untuk memperoleh produk dengan
kemurnian tinggi dan dengan tingkat pemunggutan (yield) yang tinggi (Fachry,2008).
Kristalisasi adalah proses perubahan struktur material dari fasa amorf menjadi
kristal. Kristalisasi merupakan proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat
pembekuan yaitu perubahan dari fasa cair ke fasa padat. Mekanisme kristalisasi dapat
terjadi melalui dua tahap, yaitu pengintian dan pertumbuhan kristal. Kristalisasi dapat
terjadi dengan pengerjaan dingin maupun pengerjaan panas. Sebagai akibat dari
pengerjaan dingin adalah sifat kekerasan, kekuatan tarik dan tahanan listrik akan naik,
industri. Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O ini sangat luas. CuSO4.5H2O berupa padatan
kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan
asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk kristal. Selain dengan
bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O bisa dibuat dari tembaga bekas
ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2
2.7 Amonium
nitrat [NH4NO3] dan amonium hidrogen sulfat [(NH4) HSO4]. Konsentrasi spesies
seperti (NH4) HSO4, dan NH4NO3, sangat rendah dibandingkan dengan (NH4)2SO4.Di
atmosfer, sebagian besar proporsi amonium dikaitkan dengan sulfat yang membentuk
amonium dan sulfat di Delhi. Oleh karena itu, mereka telah mempertimbangkan
bahwa sebagian besar dari 2SO4 hadir sebagai (NH4)2SO4 dalam partikel aerosol.
Ion amonium (NH4+ ) dan nitrat (NO3-) merupakan nitrogen anorganik yang
terdapat dalam air (Abbasi et al., 2017). Jumlah amonium dan nitrat yang melebihi
ambang batas dapat berdampak negatif. Konsumsi amonium dan nitrat berlebih dapat
mengganggu proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin (Hikma dan Tri, 2021).
Garam amonium sulfat sering digunakan untuk salting out protein enzim.
Karena kelarutannya sangat tinggi, tidak beracun untuk kebanyakan enzim, murah
meningkat karena menurunnya jumlah kontaminan yang menghalangi sisi aktif enzim
Tetramin Tembaga (Ii) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4 SO4 .6H2O Dan Garam
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan yaitu, tabung reaksi, rak tabung reaksi, corong, gelas
ukur 10 mL, gelas kimia 100 mL, pengaduk kaca, spatula, corong Buchner,
Erlenmeyer bertangkai 250 mL, gelas arloji, pipet tetes, filler, pipet ukur 5 mL, dan
botol semprot..
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kristal kupri hidrat sulfat
ammonium sulfat. Kemudian dicampurkan kedalam gelas kimia 100 mL, dan
dalam oven setelah kristal kering disimpan dalam desikator. Kemudian ditimbang
(NH3)4.H2O
kimia. Lalu ditimbang 2,495 gram CuSO4.5H2O dan ditambahkan kristal kedalam
ammonia dan diaduk sampai kristal larut sempurna. Ditambahkan 8 mL etanol secara
perlahan-lahan melalui dinding gelas kimia sehingga larutan tertutupi alkohol. Jangan
diaduk atau digoyang dan dibiarkan selama semalam. Setelah didiamkan semalam,
kristal yang terbentuk dengan didekantasi dan dipindahkan kristal kedalam kertas
etil alkohol. Selanjutnya dicuci lagi Kristal dalam corong dengan 5 mL etil alkohol.
Dikeringkan dan ditimbang Kristal yang dihasilkan dan ditentukan berapa mol
ammonia yang diperlukan. Kristal garam kompleks dipindahkan kedalam cawan
4.3 Pembahasan
terbentuk kombinasi dari beberapa garam yang memiliki atom pusat yang sama
namun dengan sisa ion yang b erbeda. Misalnya ammonium besi (II) sulfat dan
kalium besi (II) nitrat. Garam rangkap terbentuk dari dua garam yang mengkristal
secara bersama-sama dalam perbandingan molekul tertentu. Garam-garam ini
memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam
merupakan campuran berupa ion sederhana yang akan mengion bila dilarutkan lagi.
Contoh-contoh garam rangkap adalah garam mohr atau amonium besi (II) sulfat
heksahidrat, tawas atau kalium aluminium sulfat dengan rumus molekul dan kalium
magnesium sulfat dengan rumus molekul. Garam rangkap maupun garam kompleks
dalam pelarut aquades dan kemudian. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat laju
proses reaksi dan menambah kelarutan zat agar garam yang dilarutkan tadi dapat larut
warna biru muda. Hal ini terjadi karena akibat dari campuran yang kurang sempurna
kedua garam yang direaksikan tadi dan juga dapat ditarik baik ke kation maupun
anion untuk membentuk ion terhidrasi karena mempunyai momen dipol yang cukup
besar, dan karena kedua garam yang bereaksi dapat larut dalam air serta tetap berupa
satu spesion ion. Setalah dipanaskan campuran kemudian didinginkan pada suhu
kamar agar terbentuk kristal dan dibiarkan semalaman agar suhu menjadi turun dan
kelarutan zat menjadi berkurang sehingga sehingga diperoleh kristal yang banyak.
Campuran yang sudah dibiarkan semalaman kemudian disaring untuk
memisahkan dari kristal yang dihasilkan dari larutannya. Kristal yang diperoleh
dipanaskan pada hot plate. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghilangkan kadar
air yang masih tersisa pada kristal, dimana air akan menguap sehingga yang tersisa
hanyalah kristal yang murni. Kristal yang diperoleh berbentuk Kristal halus berwarna
biru bersih agak kebiru-biruan. Selanjutnya kristal yang dihasilkan ditimbang untuk
ditentukan kristal garam kompleks yang terbentuk. Kristal yang didapat berwarna
biru karena disebabkan oleh ion Cu2+ dan merupakan salah satu pembentuk garam
rangkap. Berat kristal yang diperoleh pada tahap ini yaitu sebesar 2,112 gram,
sedangkan secara teoritis berat kristal adalah 3,815 gram. Berdasarkan data-data
tersebut maka persen hasilnya dapat ditentukan, dari hasil analisis data diperoleh
rendemen sebesar 55 %.
larutan menjadi biru pekat. Hal ini terjadi karena larutan ammonia (NH3) berfungsi
sebagai penyedia ligan sedangkan yang berfungsi sebagai penyedi ataom pusatnya
dalah Kristal CuSO4.5H2O. Penggunaan aquades selain berfungsi sebagai pelarut juga
berfungsi sebagai pengkompleks Cu2+ dimana, ligan H2O diganti oleh NH3. Hal ini
disebabkan karena NH3 merupakan ligan kuat dibandingkan dengan H2O, oleh karena
itu ligan kuat ini dapat mendesak ligan netral H2O sehingga terjadi perubahan
warnanya berubah dari biru menjadi biru tua. Perlakuan selanjutnya ditambahkan 8
mL etanol secara perlahan melalui dinding gelas kimia agar etanol tidak bercampur
dengan larutan melainkan menutupi larutan tersebut. Hal ini dilakukan agar etanol
dan larutan tidak tercampur dan bereaksi dengan atom pusat Cu2+ sehingga tidak
penguapan pada ammonia menguap, karena jika ammoni habis menguap maka ligan
atau terdapat dalam kristal. Kemudian kristal dicuci lagi dengan larutan etanol,
pencucian kedua dilakukan untuk mengikat molekul air dalam kristal. Kristal
menghilangkankadar air berlebih yang terdapat dalam kristal. Kemudian kristal yang
dihasilkan ditimbang dan berat kristal yang didapat sebesar 2,219 gram. Secara
teoritis berat kristal pada pembuatan garam komplek ini adalah sebesar 2,495 gram.
Berdasarkan data-data tersebut, maka persen hasil kristal pada tahap ini dapat
yaitu proses pengadukan yang tidak merata, waktu pendiaman, temperatur dan lain-
lain.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ammonium sulfat berupa Kristal monoklin berwarna biru bening seberat, 5,112 gram
Cu(NH3)4SO4.H2O terbentuk dari reaksi antara CuSO4.5H2O dan NH3. Dimana logam
Cu bertindak sebagai atom pusat dan NH3 yang gugus amina bertindak sebagai ligan.
5.2 Saran
Fachry, A. R., Juliyadi, Tumanggor dan Ni Putu, Endah Y. L. 2008. Pengaruh Waktu
Kristalisasi dengan Proses Pendinginan Terhadap Pertumbuhan Kristal
Amonium Sulfat dari Kelarutannya. Jurnal Teknik Kimia. 15(2).
Fitroni, dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSo4.5H2) dari
Tembaga Bekas Kumpara. Jurnal Teknis Pormits. 2(1).
Goel, V., dkk. 2018. A Non-destructive FTIR Methor for the Determination of
Ammonium and Sulfate in Urban PM2.5 Samples. Journal of Metrology
Society of india.
Herman, Joetra Willy. 2015. Pengaruh Garam Dapur (NaCl) Terhadap Kembang
Susut Tanah Lempung. Jurnal Momentum. Padang. 17(1).
Khunur, Misbah., Wardhani, S., Purwonugroho, D., Darjito., dkk. 2012. Diktat
Praktikum Kimia Anorganik. Universitas Brawijaya Press: Malang.
Munawaroh, Fatimatul. 2012. Analisis Fasa Kristal Terbentuk pada Bahan Gelas
Metalik Berbasis Zirkonium antara Suhu 440 - 480˚C. Jurnal Berkala Fisika
Indonesia. 4 (1 & 2).
Zaenudin, Misbah. 2014. Studi Pendahuluan Interaksi Campuran Daun Sanga (Abrus
Precatorius L.), Gambir (Uncaria Gambir R.) dan Kapur Sirih (CaO), dengan
Metode Spektroskopi UV-Sinar Tampak dan Inframerah. Skripsi. Universitas
Islam Negri Sunan Gunung Jdati Press: Bandung.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Rendemen 55%
b. Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat Monohidrat
Cu(NH3)4SO4.H2O
4 mL amonia
Rendemen = 88%
c. Perbandingan Sifat-Sifat Garam Rangkap dan Garam Kompleks
Diketahui :
= 2,632 – 0,521
= 2,114 gram
Ditanyakan : Rendemen……….?
= 55 %
2. Pembuatan Garam Kompleks Tetramiin copper (II) sulfat monohidrat
Cu(NH3)4SO4.H2O
Diketahui :
= 2,740 – 0,521
= 2,119 gram
Ditanyakan : Rendemen……….?
= 88 %
Lampiran 4