Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN VI
“PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRAMIN TEMBAGA
(II) SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH3)4SO4 .6H2O DAN GARAM
RANGKAP KUPRI AMONIUM SULFAT HEKSAHIDRAT”

OLEH :
NAMA : RONI
STAMBUK : A1L1 19 087
JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA
KELOMPOK : VI
ASISTEN PEMBIMBING : LULU RAHMATIA

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum

Kimia Anorganik dengan percobaan “Pembuatan Garam Kompleks Tetramin

Tembaga (Ii) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4so4 .6H2O Dan Garam Rangkap

Kupri Amonium Sulfat Heksahidrat” yang dilakukan pada:

Hari,Tanggal : Senin, 25 Oktober 2021

Waktu : 13.30 WITA-selesai

Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan Dan


Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, November 2021


Menyetujui,
Asissten pembimbing

LULU RAHMATIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga laporan mingguan praktikum Kimia Anorganik ini dapat

diselesaikan, serta tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan laporan mingguan ini.

Laporan mingguan ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mengikuti praktikum selanjutnya. Saya menyadari dalam penulisan laporan mingguan

ini, masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sesuai

dengan yang diharapkan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian dan segala kerendahan

hati saya memohom maaf dan mengucapkan banyak terima kasih

Kendari, November 2021


Penulis

RONI
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .......................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum ........................................................................................ 2
1.4 Prinsip Dasar.................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 3
2.1 Garam .......................................................................................................... 3
2.2 Garam Rangkap ............................................................................................ 4
2.3 Garam Kompleks .......................................................................................... 4
2.4 Ligan………………………………………………………………………
2.5 Kristalisasi………………………………………………………………….
2.6 Garam CuSO4.5H2O ........................................................................... 5
2.7 Amonia……………………………………………………………….
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 6
3.3 Prosedur Kerja .................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 9
4.1 Data Pengamatan ................................................................................ 9
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 10
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 14
5.2 Saran ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15
LAMPIRAN................................................................................................................... 16
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.1 Pembuatan Garam Rangkap Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O ........................... 9


Tabel 4.1.2 Pembuatan Garam Kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O ............................ 9
Tabel 4.1.3 Perbandingan Sifat-sifat Garam Rangkap dan Garam Kompleks ...... 10
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Diagram Alir ...................................................................................... 9


Lampiran 2. Reaksi Rangkap ........................................................................... 9
Lampiran 3. Analisis Data ................................................................................. 10
Lampiran 4. Dokumentasi …………………………………………………….
Lampiran 5. Tugas Praktikum………………………………………………..
Lampiran 6. Tugas Pendahuluan………………………………………….
Lampiran 7. Studi Pustaka………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion

negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam

terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Senyawa kompleks tersusun atas atom

pusat (logam transisi) yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netral.Anion

atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat itu disebut ligan. Bila ditinjau dari

sistem asam-basa Lewis, atom pusat dalam senyawa kompleks tersebut bertindak

sebagai asam Lewis, sedangkan ligannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang

terjadi antara atom pusat dan ligan merupakan ikatan kovalen koordinasi. Jumlah

ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasinya. Contoh dari

senyawa garam adalah garam rangkap dan garam kompleks.

Garam rangkap adalah garam yang dalam kisi kristalnya mengandung dua

kation yang berbeda dengan proporsi tertentu. garam rangkap biasanya lebih mudah

membentuk kristal besar dibandingkan dengan garam-garam tunggal penyusunnya.

Contoh kristal garam rangkap adalah garam Mohr. Kombinasi antara ammonium besi

(II) sulfat, ammonium cobalt (II) sulfat dan ammonium nikel sulfat. Ketiga garam

diatas memiliki ion ammonium dan sulfat, tapi dengan atom pusat yang berbeda.

Secara umum, garam mohr berbentuk kristal berwarna hijau muda, garam mohr

mempunyai rumus (NH4)2 SO4.[Fe(H2O)6]SO4 Garam yang mengandung ion-ion


kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks.Garam kompleks

ini berbeda dengan garam rangkap. Garam kompleks merupakan kebalikan dari

garam rangkap, dimana terbentuk kombinasi dari beberapa garam yang memiliki

atom pusat yang sama namun dengan sisa ion yang b erbeda. Misalnya ammonium

besi (II) sulfat dan kalium besi (II) nitrat. Garam rangkap terbentuk dari dua garam

yang mengkristal secara bersama-sama dalam perbandingan molekul tertentu. Garam-

garam ini memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam

komponennya. Garam rangkap memiliki struktur molekul lebih panjang

dibandingkan dengan struktur garam kompleks. Larutan garam rangkap ini

merupakan campuran berupa ion sederhana yang akan mengion bila dilarutkan lagi.

Contoh-contoh garam rangkap adalah garam mohr atau amonium besi (II) sulfat

heksahidrat, tawas atau kalium aluminium sulfat dengan rumus molekul dan kalium

magnesium sulfat dengan rumus molekul. Garam rangkap maupun garam kompleks

dapat dibuat dengan kristalisasi.

Salah satu sifat unsur transisi adalah mempunyai kecenderungan untuk

membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi

memilimi orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada

pembentukkan ikatan dengan molekul atau anion tertentu membentuk ion

kompleks.Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau

molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi.Ion loham pusat disebut ion pusat

atau atom pusat. Dalam pelaksanaan analisis anorganik banyak digunakan reaksi-

reaksi yang menghasilkan pembentukkan kompleks. Suatu ion atau molekul


kompleks terdiri sastu atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom

pusat itu. Pembentukkan kompleks dalam analisis anorganik kualitatif sering terlihat

dan dipakai untuk pemisahan dan identifikasi. Salah satu fenomena yang paling

umum muncul bila ion kompleks terbentuk adalah terjadinya perubahan warna dalam

larutan. Salah satu fenomena lain yang paling penting yang sering terlihat apabila

kompleks terbentuk adalah kenaikan kelarutan, banyak endapan bisa melarut karena

pembentukan kompleks.

Berdasarkan uraian diatas maka praktikan perlu melakukan percobaan

mengenai pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (III) sulfat monohidrat dan

garam rangkap kupri ammonium sulfat dari kupri sulfat dan ammonium sulfat serta

mempelajari sifat-sifatnya.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum yaitu memahami dan mempelajari sifat dan pembuatan

garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetramiin tembaga (II)

sulfat monohidrat.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui pembuatan dan sifat-sifat

garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetramiin tembaga (II)

sulfat monohidrat.
1.4 Prinsip Dasar Praktikum

Prinsip dari praktikum ini yaitu pembuatan garam kompleks dengan tetraamin

tembaga (II) sulfat monohidrat yang terbentuk dari ion logam transisi dan pembuatan

garam rangkam dengan kupri ammonium sulfat yang mengkristal secara bersama-

sama dalam pembandingan molekul tertentu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Garam

Garam adalah benda padatan bewarna putih berbentuk kristal yang merupakan

kumpulan senyawa dengan sebahagian besar terdiri dari Natrium klorida (>80%),

serta senyawa-senyawa lain seperti Magnesium klorida, Magnesium Sulfat, Calsium

klorida. Garam mempunyai sifat karakteristik hidroskopis yang berarti mudah

menyerap air, tingkat kepadatan sebesar 0,8–0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu

801oC. Garam merupakan salah satu bahan kimiawi untuk stabilisasi tanah lempung,

struktur garam (NaCl) meliputi anion ditengah dan kation menempati pada rongga

oktahedral. Larutan garam juga merupakan suatu elektrolit yang mempunyai gerakan

brown dipermukaan yang lebih besar dari gerakan brown pada air murni sehingga

bisa menurunkan air dan larutan, ini menambah gaya kohesi antar partikel sehingga

ikatan antar partikel lebih rapat (Herman, 2015).

2.2 Garam Kompleks

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang

berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan

ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam untuk

berikatan. Kestabilan senyawa kompleks dipengaruhi oleh faktor ligan dan atom

pusat. Faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks berdasarkan pengaruh atom


pusat antara lain besar dan muatan dari ion, nilai CFSE, dan faktor distribusi muatan

(Agustina, 2013).

2.3 Garam Rangkap

Garam rangkap merupakan suatu garam yang terbentuk dari kristalisasi larutan

campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu, misalnya

FeSO4(NH4)SO4.6H2O dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Garam rangkap terbentuk

apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu.

Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur

garam komponennya. Garam kompleks merupakan suatu garam yang terbentuk dari

suatu anion atau kation kompleks, misalnya [Co(NH3)6]3+ dan [Fe(CN)6]3-, atau

dikenal sebagai senyawa koordinasi, misalnya heksaminkobalt (III) klorida atau

[Co(NH3)6]Cl3 dan kalium heksasianoferat (III) atau K3[Fe(CN)6] (Khunur, 2012).

2.4 Ligan

Ion dan molekul netral yang memiliki atom-atom donor disebut dengan ligan.

Atom pusat senyawa kompleks dapat merupakan unsur-unsur logam transisi atau

unsur-unsur logam golongan utama (alkali dan alkali tanah). Atom pusat suatu

senyawa kompleks dapat memiliki bilangan oksidasi yang harganya positif, nol atau

negatif. Ligan merupakan molekul-molekul atau ion-ion yang mendonorkan elekton-

elektron, berupa pasangan atau beberapa pasangan elektron bebas terhadap atom

logam dan ion logam. Ligan membentuk ikatan kovalen koordinat dengan atom
logam atau ion logam melalui satu atau lebih atom yang terdapat pada ligan tersebut

dapat merupakan ion kompleks (Zaenudin, 2014).

2.5 Kristalisasi

Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan didalam sebuah fasa

homogen, pembentukan partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap, seperti pada

proses pembentukan kristal salju atau sebagai pemadatan suatu cairan pada titik

lelehnya atau sebagai kristalisasi dalam suatu larutan (cair). Istilah kristalisasi yang

dipakai dalam laporan ini adalah pengertian yang ketiga, yaitu pembentukan partikel

partikel padat pada suatu larutan cair. Kristalisasi dari suatu larutan merupakan proses

yang sangat penting karena ada berbagai macam bahan yang dipasarkan dalam bentuk

kristalin, secara umum tujuan kristalisasi adalah untuk memperoleh produk dengan

kemurnian tinggi dan dengan tingkat pemunggutan (yield) yang tinggi (Fachry,2008).

Kristalisasi adalah proses perubahan struktur material dari fasa amorf menjadi

kristal. Kristalisasi merupakan proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat

pembekuan yaitu perubahan dari fasa cair ke fasa padat. Mekanisme kristalisasi dapat

terjadi melalui dua tahap, yaitu pengintian dan pertumbuhan kristal. Kristalisasi dapat

terjadi dengan pengerjaan dingin maupun pengerjaan panas. Sebagai akibat dari

pengerjaan dingin adalah sifat kekerasan, kekuatan tarik dan tahanan listrik akan naik,

sedangkan keuletan akan menurun (Munawaroh, 2012).


2.6 Garam CuSO4.5H2O

Kristal CuSO4.5H2O merupakan salah satu bahan yang banyak dibutuhkan di

industri. Pemanfaatan dari CuSO4.5H2O ini sangat luas. CuSO4.5H2O berupa padatan

kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan

asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk kristal. Selain dengan

bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O bisa dibuat dari tembaga bekas

ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2

(Fitrony, dkk., 2013).

2.7 Amonium

Amonium di atmosfer ditemukan dalam bentuk amonium sulfat, amonium

nitrat [NH4NO3] dan amonium hidrogen sulfat [(NH4) HSO4]. Konsentrasi spesies

seperti (NH4) HSO4, dan NH4NO3, sangat rendah dibandingkan dengan (NH4)2SO4.Di

atmosfer, sebagian besar proporsi amonium dikaitkan dengan sulfat yang membentuk

amonium sulfat. Tiwari et al telah mengamati korelasi kuatantara konsentrasi ion

amonium dan sulfat di Delhi. Oleh karena itu, mereka telah mempertimbangkan

bahwa sebagian besar dari 2SO4 hadir sebagai (NH4)2SO4 dalam partikel aerosol.

Amonium dan sulfat keduanya memberikan puncak karakteristik yang mudah

diidentifikasi (Goel dkk., 2018).

Ion amonium (NH4+ ) dan nitrat (NO3-) merupakan nitrogen anorganik yang

terdapat dalam air (Abbasi et al., 2017). Jumlah amonium dan nitrat yang melebihi
ambang batas dapat berdampak negatif. Konsumsi amonium dan nitrat berlebih dapat

mengganggu proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin (Hikma dan Tri, 2021).

Garam amonium sulfat sering digunakan untuk salting out protein enzim.

Karena kelarutannya sangat tinggi, tidak beracun untuk kebanyakan enzim, murah

dan pada beberapa kasus memberikan efek menstabilkan enzim. Penambahan

amonium sulfat menyebabkan protein mengendap dan aktivitas enzim menjadi

meningkat karena menurunnya jumlah kontaminan yang menghalangi sisi aktif enzim

untuk berikatan dengan substra (Alviyulita, dkk., 2014).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan Kimia Anorganik dengan judul “Pembuatan Garam Kompleks

Tetramin Tembaga (Ii) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4 SO4 .6H2O Dan Garam

Rangkap Kupri Amonium Sulfat Heksahidrat” dilaksanakan pada hari Senin, 25

Oktober 2021 pukul 13.30 WITA - selesai, bertempat di Laboratorium

Pengembangan Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan yaitu, tabung reaksi, rak tabung reaksi, corong, gelas

ukur 10 mL, gelas kimia 100 mL, pengaduk kaca, spatula, corong Buchner,

Erlenmeyer bertangkai 250 mL, gelas arloji, pipet tetes, filler, pipet ukur 5 mL, dan

botol semprot..

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kristal kupri hidrat sulfat

pentahidrat, kristal ammonium sulfat, etil alkohol, larutan ammonia 15 M, aquades,

aluminium foil, dan kertas saring.


3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonia sulfat heksahidrat

Ditimbang sebanyak 2,495 gram CuSO4.5H2O, ditimbang 1,32 gram

ammonium sulfat. Kemudian dicampurkan kedalam gelas kimia 100 mL, dan

ditambahkan 5 mL aquadest, lalu dipanaskan. Didinginkan kedalam lemari

pendingin. Kemudian disaring Kristal yang terbentuk. Kemudian dikeringkan di

dalam oven setelah kristal kering disimpan dalam desikator. Kemudian ditimbang

Kristal yang dihasilkan.

3.3.2 Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Coper (II) Sulfat Monohidrat

(NH3)4.H2O

4 mL larutan ammonia dan diencerkan dengan 2,5 mL aquades dalam gelas

kimia. Lalu ditimbang 2,495 gram CuSO4.5H2O dan ditambahkan kristal kedalam

ammonia dan diaduk sampai kristal larut sempurna. Ditambahkan 8 mL etanol secara

perlahan-lahan melalui dinding gelas kimia sehingga larutan tertutupi alkohol. Jangan

diaduk atau digoyang dan dibiarkan selama semalam. Setelah didiamkan semalam,

diaaduk pelan-pelan untuk mengendapkan secara sempurna. Selanjutnya dipisahkan

kristal yang terbentuk dengan didekantasi dan dipindahkan kristal kedalam kertas

saring. Dicuci kertas saring dengan campuran larutan 5 mL ammonia 15 M dan 5 mL

etil alkohol. Selanjutnya dicuci lagi Kristal dalam corong dengan 5 mL etil alkohol.

Dikeringkan dan ditimbang Kristal yang dihasilkan dan ditentukan berapa mol
ammonia yang diperlukan. Kristal garam kompleks dipindahkan kedalam cawan

porselin dikeringkan selama 30 menit sampai Kristal kering. Ditimbang Kristal

kering yang dihasilkan.

3.3.3 Perbandingan Sifat-Sifat Garam Rangkap dan Garam Kompleks

Diambil sedikit garam rangkap CuSO4.5H2O kedalam tabung reaksi

ditambahkan 5 mL aquades, dikocok dan diamati. Diambil sedikit garam kompleks

(NH3)4.H2O kedalam tabung reaksi ditambahkan 5 mL aquades, dikocok dan diamati.

Larutan percobaan 1 ditambahkan 20 mL aquades, diamati perubahannya. Larutan

percobaan 2 ditambahkan 20 mL aquades, di amati perubahannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Pembuatan Garam Rangkap Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

Tabel 4.1.1 Pembuatan Garam Rangkap Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O


Perlakuan Hasil Pengamatan
No
2,495 gram CuSO4.5H2O + 1,32 gram
1. Larut, berwarna biru
amonium sulfat + 5 mL aquades dipanaskan
Didinginkan dalam suhu ruang dan disaring Terbentuk kristal biru
2.
Berar kertas saring
3. kosong = 0,521g
Kristal ditimbang
Berat kertas + garam
= 2,632 g
Berat garam = 2,632 –
0,521 = 2,112 g
Rendemen 55%
4.

4.1.2 Pembuatan Garam Kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O

Tabel 4.1.2. Pembuatan Garam Kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O


No Perlakuan Hasil pengamatan

1. 4 mL amonia + 2,5 mL aquades Larutan berwarna bening

2. 2,495 g CuSO4.5H2O + Larutan Ungu bening menjadi biru tua


ammonia
Terbentuk 2 lapisan dan ada
3. Ditambahkan 8 mL etanol endapan

4. Didinginkan selama semalam Terbentuk kristal warna ungu

5. Kristal disaring Kristal terpisah dari larutan


Kristal + 5 mL etil alkohol + 5 mL Kristal berwarna ungu
6.
amonia 15 M
7. Kristal dikeringkan dalam pemanas Kristal terpisah dari sisa larutan
Berat kertas kosong = 0,521 g
Kristal ditimbang Berat kertas + garam = 2,740 g
8.
Berat garam = 2,740 – 0,521
2,214 gram
9. Randemen 88%

4.1.3 Perbandingan Sifat-sifat Garam Rangkap dan Garam Kompleks

Tabel 4.1.3. Perbandingan Sifat-sifat Garam Rangkap dan Garam Kompleks


No Perlakuan Hasil pengamatan

Larutan Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O+ 5 mL Larutan berwarna biru


1.
aquades
Larutan Cu(NH3)4SO4.H2O + 5 mL Larutan berwarna biru tua
2.
aquades
Larutan Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O + 20 Larutan berwarna biru keruh
3.
mL aquades
Larutan Cu(NH3)4SO4.H2O + 20 mL Larutan berwarna biru muda
4.
aquades

4.3 Pembahasan

Garam yang mengandung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa

koordinasi atau gar am kompleks.Garam kompleks ini berbeda dengan garam

rangkap. Garam kompleks merupakan kebalikan dari garam rangkap, dimana

terbentuk kombinasi dari beberapa garam yang memiliki atom pusat yang sama

namun dengan sisa ion yang b erbeda. Misalnya ammonium besi (II) sulfat dan

kalium besi (II) nitrat. Garam rangkap terbentuk dari dua garam yang mengkristal
secara bersama-sama dalam perbandingan molekul tertentu. Garam-garam ini

memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam

komponennya. Garam rangkap memiliki struktur molekul lebih panjang

dibandingkan dengan struktur garam kompleks. Larutan garam rangkap ini

merupakan campuran berupa ion sederhana yang akan mengion bila dilarutkan lagi.

Contoh-contoh garam rangkap adalah garam mohr atau amonium besi (II) sulfat

heksahidrat, tawas atau kalium aluminium sulfat dengan rumus molekul dan kalium

magnesium sulfat dengan rumus molekul. Garam rangkap maupun garam kompleks

dapat dibuat dengan kristalisasi.

Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat heksahidrat

(Cu(NH4)2SO4.6H2O) dimulai dengan mereaksikan CuSO4.5H2O dengan (NH4)SO4

dalam pelarut aquades dan kemudian. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat laju

proses reaksi dan menambah kelarutan zat agar garam yang dilarutkan tadi dapat larut

secara sempurna. Saat pencampuran CuSO4.5H2O dengan (NH4)SO4 menghasilkan

warna biru muda. Hal ini terjadi karena akibat dari campuran yang kurang sempurna

(heterogen). Penggunaan aquades dilakukan karena air berfungsi untuk melarutkan

kedua garam yang direaksikan tadi dan juga dapat ditarik baik ke kation maupun

anion untuk membentuk ion terhidrasi karena mempunyai momen dipol yang cukup

besar, dan karena kedua garam yang bereaksi dapat larut dalam air serta tetap berupa

satu spesion ion. Setalah dipanaskan campuran kemudian didinginkan pada suhu

kamar agar terbentuk kristal dan dibiarkan semalaman agar suhu menjadi turun dan

kelarutan zat menjadi berkurang sehingga sehingga diperoleh kristal yang banyak.
Campuran yang sudah dibiarkan semalaman kemudian disaring untuk

memisahkan dari kristal yang dihasilkan dari larutannya. Kristal yang diperoleh

dipanaskan pada hot plate. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghilangkan kadar

air yang masih tersisa pada kristal, dimana air akan menguap sehingga yang tersisa

hanyalah kristal yang murni. Kristal yang diperoleh berbentuk Kristal halus berwarna

biru bersih agak kebiru-biruan. Selanjutnya kristal yang dihasilkan ditimbang untuk

ditentukan kristal garam kompleks yang terbentuk. Kristal yang didapat berwarna

biru karena disebabkan oleh ion Cu2+ dan merupakan salah satu pembentuk garam

rangkap. Berat kristal yang diperoleh pada tahap ini yaitu sebesar 2,112 gram,

sedangkan secara teoritis berat kristal adalah 3,815 gram. Berdasarkan data-data

tersebut maka persen hasilnya dapat ditentukan, dari hasil analisis data diperoleh

rendemen sebesar 55 %.

Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat

(Cu(NH3)4SO4.H2O dimulai dengan mereaksikan Kristal CuSO4.5H2O dengan 4 mL

larutan ammonia 15 M yang diencerkan dengan aquades. Saat pencampuran warna

larutan menjadi biru pekat. Hal ini terjadi karena larutan ammonia (NH3) berfungsi

sebagai penyedia ligan sedangkan yang berfungsi sebagai penyedi ataom pusatnya

dalah Kristal CuSO4.5H2O. Penggunaan aquades selain berfungsi sebagai pelarut juga

berfungsi sebagai pengkompleks Cu2+ dimana, ligan H2O diganti oleh NH3. Hal ini

disebabkan karena NH3 merupakan ligan kuat dibandingkan dengan H2O, oleh karena

itu ligan kuat ini dapat mendesak ligan netral H2O sehingga terjadi perubahan

warnanya berubah dari biru menjadi biru tua. Perlakuan selanjutnya ditambahkan 8
mL etanol secara perlahan melalui dinding gelas kimia agar etanol tidak bercampur

dengan larutan melainkan menutupi larutan tersebut. Hal ini dilakukan agar etanol

dan larutan tidak tercampur dan bereaksi dengan atom pusat Cu2+ sehingga tidak

dapat membentuk Cu(H2O). Penggunaan etanol berfungsi untuk mencegah terjadinya

penguapan pada ammonia menguap, karena jika ammoni habis menguap maka ligan

akan habis. Kemudian campuran didiamkan semalaman agar terbentuk kristal.

Kristal yang terbentuk dipisahhkan dari filtratnya lalu dicuci dengan

campuran larutan ammonia 15 M dan etil alkohol (perbandingan larutan 1:2).

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang masih mengendap

atau terdapat dalam kristal. Kemudian kristal dicuci lagi dengan larutan etanol,

pencucian kedua dilakukan untuk mengikat molekul air dalam kristal. Kristal

kemudian dikeringkan dengan cara dipanaskan pada hot plate untuk

menghilangkankadar air berlebih yang terdapat dalam kristal. Kemudian kristal yang

dihasilkan ditimbang dan berat kristal yang didapat sebesar 2,219 gram. Secara

teoritis berat kristal pada pembuatan garam komplek ini adalah sebesar 2,495 gram.

Berdasarkan data-data tersebut, maka persen hasil kristal pada tahap ini dapat

diketahui yaitu sebanyak 88 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil randemen

yaitu proses pengadukan yang tidak merata, waktu pendiaman, temperatur dan lain-

lain.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah proses pembuatan garam rangkap

Cu(SO4)2(NH4)2.6H2O terbentuk dari Cu(SO4)4.5H2O dan (NH4)2SO4. Kristal kupri

ammonium sulfat berupa Kristal monoklin berwarna biru bening seberat, 5,112 gram

dengan % rendemen yang diperoleh sebesar 55 %. Garam kompleks

Cu(NH3)4SO4.H2O terbentuk dari reaksi antara CuSO4.5H2O dan NH3. Dimana logam

Cu bertindak sebagai atom pusat dan NH3 yang gugus amina bertindak sebagai ligan.

Rendamen yang diperoleh pada pembentukan garam kompleks sebesar 88%.

5.2 Saran

Saran mengenai percobaan yaitu sebaiknya ketelitian dalam penimbangan

sangat dibutuhkan agar garam yang terbentuk tepat sesuai teori.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L dan Suhartana, Sriatun. 2013. Sintesis dan karakterisasi senyawa


kompleks Cu(II)-8-Hidroksikuinolin dan Co(II)-8-Hidroksikuinolin. Chem
Info. Semarang. 1(1).
Alviyulita, M., Pinta, R. M. H., Farida, H. 2014. Pengaruh Penambahan Ammonium
Sulfat (Nh4)2so4 dan Waktu Perendaman Buffer Fosfat Terhadap Perolehan
Crude Papain dari Daun Pepaya (Carica Papaya, L). Jurnal Teknik Kimia
USU. 3(3).

Fachry, A. R., Juliyadi, Tumanggor dan Ni Putu, Endah Y. L. 2008. Pengaruh Waktu
Kristalisasi dengan Proses Pendinginan Terhadap Pertumbuhan Kristal
Amonium Sulfat dari Kelarutannya. Jurnal Teknik Kimia. 15(2).
Fitroni, dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSo4.5H2) dari
Tembaga Bekas Kumpara. Jurnal Teknis Pormits. 2(1).

Goel, V., dkk. 2018. A Non-destructive FTIR Methor for the Determination of
Ammonium and Sulfate in Urban PM2.5 Samples. Journal of Metrology
Society of india.

Herman, Joetra Willy. 2015. Pengaruh Garam Dapur (NaCl) Terhadap Kembang
Susut Tanah Lempung. Jurnal Momentum. Padang. 17(1).

Khunur, Misbah., Wardhani, S., Purwonugroho, D., Darjito., dkk. 2012. Diktat
Praktikum Kimia Anorganik. Universitas Brawijaya Press: Malang.

Munawaroh, Fatimatul. 2012. Analisis Fasa Kristal Terbentuk pada Bahan Gelas
Metalik Berbasis Zirkonium antara Suhu 440 - 480˚C. Jurnal Berkala Fisika
Indonesia. 4 (1 & 2).
Zaenudin, Misbah. 2014. Studi Pendahuluan Interaksi Campuran Daun Sanga (Abrus
Precatorius L.), Gambir (Uncaria Gambir R.) dan Kapur Sirih (CaO), dengan
Metode Spektroskopi UV-Sinar Tampak dan Inframerah. Skripsi. Universitas
Islam Negri Sunan Gunung Jdati Press: Bandung.
LAMPIRAN

Lampiran 1

a. Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat Heksahidrat

2,495 gram CuSO4.5H2O 1,32 gram (NH4)SO4

- Dilarutkan dengan 5 mL aquades


dalam gelas kimia 100 mL
- Dipanaskan sampai semua garam
larut sempurna
- Didiamkan selama semalam, sampai
terbentuk kristal yang banyak

Kristal yang terbentuk

- Disaring dengan menggunakan


kertas saring
- Dikeringkan
- Ditimbang berat kristal

Rendemen 55%
b. Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat Monohidrat
Cu(NH3)4SO4.H2O

4 mL amonia

- Diencerkan dengan 2,5 aquadest


dalam cawan pengupan
- Dimasukkan 2,495 gram CuSO4.5H2O
dan ditambahkan larutan amonia,
kemudian diaduk
- Ditambahkan 8 mL etanol
- Didinginkan selama semalam
- Disaring kristal menggunakan kertas
saring
Kristal

- Ditambahkan 5 mL etil alkohol


- Ditambahkan 5 mL amonia 15 M
- Kristal dikeringkan dalam pemanas
- Ditimbang kristal

Rendemen = 88%
c. Perbandingan Sifat-Sifat Garam Rangkap dan Garam Kompleks

kristal kupri sulfat anhidrat

- Dimasukkan dalam tabung reaksi


- Ditambahkan aquadest 5 mL
- Dicatat perubahan warna

larutan berwana biru muda

kristal kupri sulfat anhidrat

- Kemudian, ditambahkan larutan


ammonia 6 M tetes demi tes sebanyak 5
mL
- Dicatat hasil yang diamati

Larutan berwarna biru tua


Lampiran 2

1. CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O à (NH4)2Cu(SO4)2.6H2O

2. CuSO4.5H2O + 4NH4OH à Cu(NH4OH)SO4 + H2O

3. CuSO4 .5H2O + 2 (NH4)2SO4àCu (NH3)4 + (SO4)3

4. CuSO4 + 4H2O → (Cu(OH)4)2+ + SO42-

5. Cu (NH3)4 (SO4)3 → Cu 2+ + 3SO4 2- + 4 NH3

6. (NH4)2Cu(SO4)2→2NH4+ + Cu2+ + 2SO42-

7. Cu(NH3)4SO4.H2O→ [Cu(NH3)4]2+ + SO42- + H2O

8. [Cu(H2O)5]SO4 + 4NH3→ [Cu(NH3)4]SO4 + 5H2O


Lampiran 3

1. Pembuatan Garam Rangkap Kupri Amonium Sulfat Heksahidrat

Diketahui :

Berat kertas saring kosong = 0,521 gram

Berat kertas + garam = 5,632 gram

Berat garam yang dihasilkan = (Berat kertas + garam) – Berat kertas

= 2,632 – 0,521

= 2,114 gram

Ditanyakan : Rendemen……….?

massa kristal praktek


Rendemen = x 100%
massa kristal teoritis

= 55 %
2. Pembuatan Garam Kompleks Tetramiin copper (II) sulfat monohidrat
Cu(NH3)4SO4.H2O
Diketahui :

Berat kertas saring kosong = 0,521 gram

Berat kertas + garam = 2,740 gram

Berat garam yang dihasilkan = (Berat kertas + garam) – Berat kertas

= 2,740 – 0,521

= 2,119 gram

Ditanyakan : Rendemen……….?

massa kristal praktek


Rendemen = x 100%
massa kristal teoritis
=

= 88 %
Lampiran 4

1. Larutan Garam Rangkap Kupri Amonium Sulfat Heksahidrat dan Garam


Kompleks Tetramiin copper (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O setelah di
diamkan semalam

2. Kristal Garam Rangkap Kupri Amonium Sulfat Heksahidrat dan Garam


Kompleks Tetramiin copper (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O
3. Garam Rangkap Kupri Amonium Sulfat Heksahidrat dan Garam Kompleks
Tetramiin copper (II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O setelah di teteskan
aquades 20 mL

Anda mungkin juga menyukai