Anda di halaman 1dari 6

SINTESIS TAWAS ALUM DARI KALENG BEKAS

Arma Yoga Putra, Nova Lestriyani, Fitira Nurulfadya,


Ria Yasinta, Kania Yuliantari A’yun

Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Banyaknya kaleng bekas menyebabkan penimbunan sampah yang bisa menjadi
masalah bagi lingkungan. Sehingga ada alternatif yang dapat digunakan untuk
mengurangi limbah kaleng yang ada, yaitu dengan cara kaleng-kaleng bekas tersebut
bisa dimanfaatkan dengan mengambil kandungan aluminium (Al) yang ada dan diubah
menjadi tawas yang bisa digunakan untuk penjernih air maupun banyak fungsi
lainnya. Metode yang digunakan yaitu dengan mereaksikan limbah kaleng yang telah
dipreparasi dengan KOH 3M dan H2SO4 6M. Hasil sintesis kemudian di karakterisasi
dengan pengukuran konduktivitas menggunakan konduktometer, uji kelarutan,
mikroskop, dan UV-Vis. Hasil yang diperoleh yaitu tidak terbentuk garam rangkap
atau tawas alum, melainkan hanya terbentuk garam tunggal. Hal ini dikarenakan
kaleng yang digunakan tidak terlalu banyak mengandung aluminium sehingga tidak
mencukupi untuk membuat garam rangkap atau tawas alum.
Kata Kunci : Kaleng Bekas, Sintesis, Tawas Alum.

PENDAHULUAN
Limbah merupakan konsekuensi sehingga memungkinkan untuk
dari adanya aktifitas manusia karena dijadikan bahan baku kaleng.
setiap aktifitas manusia cenderung Kandungan aluminium dalam kaleng
menghasilkan limbah atau buangan. bekasjuga memberi peluang untuk
Jumlah/volume sampah sebanding diolah menjadi bahan koagulan
dengan tingkat konsumsi manusia penjernih air (tawas) atau bahan dalam
terhadap barang/material yang deodorant (Manurung dan Irma, 2010).
digunakan sehari-hari. Salah
Menurut Purnawan, 2014 (dalam
satulimbah yang banyak ditemukan di
Anggreani dkk, 2017) kadar
lingkungan adalah limbah kaleng.
alumunium pada limbah kaleng bekas
Dugaan kuat bahwa beberapa kaleng
sebesar 83,98% dan variabel yang
bekas mengandung aluminium dengan
digunakan dalam penelitiannya yaitu
kadar yang bervariasi, mengingat
konsentrasi KOH sebesar 10%, 20%,
aluminium mempunyai sifat tahan
30%, 40%, dan 50%. Hasil dari
korosi, ringan dan mudah di dapat
penelitiannya adalah rendemen tawas dikenal sebagai koagulan didalam
sebesar 14,8990 gram dari reaksi pengolahan air limbah yang sangat
dengan KOH 30% dan H2SO4 8 M efektif untuk mengendapkan partikel
dengan pemanasan ±70℃ dan waktu yang melayang baik dalam bentuk
pemanasan ±30 menit dan didapat koloid maupun suspensi. Selain
kadar alumunium dalam tawas sebesar digunakan sebagai zat penjernih air,
4,19%. tawas juga dapat digunakan sebagai
Penjernihan dengan cara aditif untuk antiperspirant (deodorant).
koagulasi sudah sering digunakan, Tawas ini dipasaran dibedakan atas dua
salah satunya adalah dengan jenis berdasarkan bentuknya, yaitu
menambahkan tawas pada air baku tawas kusam dan tawas bening
(raw water). Tawas merupakan bahan (Purnawan dan Rizki, 2014).
kimia dengan rumus molekul Selanjutnya hasil tawas yang
KAl(SO4)2.12H2O (Syaiful dkk, 2014). diperoleh dikarakterisasi dengan
Tawas merupakan garam rangkap menggunakan UV-Vis, konduktometer,
terhidrat dengan formula mikroskop, dan uji kelarutan. Tujuan
+ 3+ +
M M (SO4)2.12H2O. M adalah kation dari penelitian ini adalah untuk
univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+, mengetahui bagaimana cara pembuatan
atau CO3+. Tawas biasa dikenal dengan tawas alum dari limbah kaleng bekas
amonium sulfat dodekahedrat. Tawas yang ada disekitar kita.

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah dimasukkan kedalam erlenmeyer
erlenmeyer, corong gelas, gelas ukur, dan ditambahi KOH dengan variasi 1M
gelas arloji, pengaduk gelas, kertas dan 3M. Lalu dipanaskan dengan api
saring, botol semprot, pipet tetes, kecil, dan dihentikan sampai semua
neraca analitik, pemanas listrik, kaleng habis bereaksi. Disaring, dan
mikroskop, UV-Vis, dan ditambahi H2SO4 6M sebanyak 20 mL
konduktometer. Bahan yang digunakan sambil diaduk, kemudian disaring dan
adalah potongan kaleng bekas, KOH didinginkan, Kristal yang terbentuk
1M dan 3M, H2SO4 6M, etanol, dan dipisahkan, dicuci dengan etanol dan
aquadest. endapan dikeringkan kembali, lalu
ditimbang.
1. Sintesis Tawas Alum dari Kaleng 1. Karakterisasi dengan UV-Vis
Bekas Kristal yang sudah terbentuk
Kaleng bekas dipotong kecil-kecil dikarakterisasi dengan UV-Vis. Dibuat
kemudian diamplas dan ditimbang larutan tawas dengan konsentrasi 0,1 M
sebanyak 1 gram. Kemudian
dalam 25 mL aquadest, kemudian
diukur absorbansinya.
2. Karakterisasi dengan
Konduktometer
Dibuat 0,1 M larutan tawas dalam
aquadest, kemudian diukur
konduktivitasnya, lalu dibandingkan
nilai konduktivitasnya dengan 0,1 M Gambar 1. Hasil Sintesis Tawas Alum
larutan NaCl, CuSO4, CoCl2, dan Setelah dilakukan percobaan diatas
FeCl3. diketahui bahwa tawas yang
3. Karakterisasi dengan Mikroskop menggunakan KOH 3M lebih banyak
Kristal diambil sedikit kemudian menghasilkan kristal daripada tawas
dilihat bentuk kristalnya menggunakan yang menggunakan KOH 1M. Hal ini
mikroskop, dan dibandingkan dengan sesuai dengan teori laju reaksi yang
bentuk garam yang lain. menyatakan bahwa semakin besar
4. Uji Kelarutan konsentrasi maka laju reaksinya akan
Kristal tawas dilarutkan dalam 2 semakin cepat.
mL aquadest, etanol dan kloroform
untuk mengetahui kelarutannya. 2. Karakterisasi dengan UV-Vis
UV-Vis sendiri bertujuan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mengetahui nilai absorbansi suatu
1. Sintesis Tawas Alum dari Kaleng larutan dalam rentang panjang
Bekas gelombang tertentu. Dan didapatkan
Kaleng bekas dipotong kecil-kecil hasil dari percobaan kami:
kemudian diamplas, hal ini bertujuan
1
untuk menghilangkan kotoran atau
0.8
senyawa lain yang terkandung dalam
Absorbansi

kaleng. Variasi KOH yang digunakan 0.6

adalah 1M dan 3M, ini digunakan untuk 0.4


mengetahui pada konsentrasi berapa 0.2
KOH menghasilkan tawas yang 0
optimum. Kemudian dipanaskan 0 500 1000
dengan api kecil yang bertujuan untuk
λ (Panjang gelombang)
mempercepat reaksi. Dan kemudian
Gambar 2. Grafik UV-Vis Percobaan
ditambahi dengan H2SO4 6M agar
Pertama Tawas Alum dengan KOH 3M
tawas bereaksi sempurna, dan
didapatkan kristal yang diduga adalah
tawas alum (gambar 1).
didalmnya. Konduktometri dapat
mengetahui jumlah ion yang
terkandung dalam suatu senyawa
tertentu.
Tabel 1. Hasil Konduktivitas Percobaan
Pertama

Gambar 3. Grafik UV-Vis Percobaan


Kedua Tawas Alum 0,01 M dengan
KOH 3M

Tawas Alum 0,1 M


Tabel 2. Hasil Konduktivitas Percobaan
0.25
0.2
Kedua
0.15
0.1
0.05
0
0 200 400 600 800 1000

Gambar 4. Grafik UV-Vis Percobaan


Ketiga Tawas Alum 0,1 M Tabel 3. Hasil Konduktivitas Percobaan
Ketiga
Dari grafik diatas dapat diketahui
bahwa nilai absorbansi dari tawas tidak
sesuai dengan teori yang ada, bahwa
tawas akan terbaca pada rentang 325
nm. Ini mungkin dikarenakan kecilnya
konsentrasi dari larutan sehingga
menyebabkan nilai absorbansi menjadi Dari hasil konduktometer
negatif. menunjukkan bahwa senyawa kami
3. Karakterisasi dengan lebih mirip dengan CoCl2. Padahal
Konduktometer seharusnya mirip dengan FeCl3 yang
Konduktometri sendiri bertujuan sama-sama memiliki jumlah ion
untuk mengetahui kemampuan daya sebanyak 4. Hal ini menunjukkan
hantar listrik suatu senyawa yang bahwa senyawa kami bukan tawas
dipengaruhi oleh ion-ion yang ada alum.
4. Karakterisasi dengan Mikroskop terdapat pada kaleng yang kami
Penggunaan mikroskop sendiri gunakan.
bertujuan untuk mengetahui bentuk 5. Uji Kelarutan
kristal dari tawas yang diperoleh. Uji kelarutan bertujuan untuk
mengetahui apakah tawas dapat larut
pada pelarut tertentu atau tidak. Tawas
alum sendiri merupakan senyawa yang
bersifat polar.

Tabel 4. Hasil Uji Kelarutan

Gambar 5. Bentuk Kristal


Praktikum

Dari hasil tersebut dapat diketahui


bahwa tawas larut dalam aquadest,
tidak larut dalam kloroform dan larut
sebagian dalam etanol. Hal ini
disebabkan oleh tingkat kepolaran dari
masing-masing pelarut, dimana
Gambar 6. Bentuk Kristal Tawas aquadest adalah polar sedangkan etanol
Alum dan kloroform adalah nonpolar.

KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat
diketahui cara pembuatan tawas alum
dari kaleng bekas dengan
menggunakan KOH sebagai katalis.
Dari percobaan yang sudah dilakukan
Gambar 7. Bentuk Kristal K2SO4
dapat diketahui bahwa garam yang
Dari hasil diatas dapat diketahui terbentuk bukan tawas, melainkan
bahwa garam yang kami peroleh garam tunggal lain. Hal ini dapat
bentuknya berbeda dengan bentuk diketahui dari nilai kondukto masing-
tawas yang seharusnya, bentuk garam masing kelompok yang sudah
kami justru menyerupai garam kalium melakukan percobaan dan dari bentuk
sulfat. Hal ini dikarenakan terlalu kristal yang didapatkan justru lebih
sedikitnya kadar alumunium yang menyerupai garam Kalium Sulfat.
DAFTAR PUSTAKA Purnawan I dan Rizki BR. 2014.
Pengaruh Konsentrasi KOH pada
Anggreani L, dkk. 2017. Daur Ulang
Pembuatan Tawas dari Kaleng
Sampah Aluminium Foil
Alumunium Bekas. Jurnal
Kemasan Aseptik menjadi Tawas.
Teknologi Volume 6 Nomor 2 Juli
Jom FTEKNIK Vol 4 No.1
2014
Februari 2017.
Syaiful, dkk. 2014. Efektivitas Alum
Manurung M dan Irma FA. 2010.
dari Kaleng Minuman Bekas
Kandungan Aluminium dalam
sebagai Koagulan untuk
Kaleng Bekas dan
Penjernih Air. Jurnal Teknik
Pemanfaatannya dalam
Kimia (20)4.
Pembuatan Tawas. Jurnal Kimia
4 (2), Juli 2010 : 180-186.

Anda mungkin juga menyukai