Anda di halaman 1dari 5

Penugasan Pertemuan 4

1. Apa yang dimaksud dengan:


a. LCAO
b. orbital σ
c. VSEPR
d. ikatan hidrogen
e. hibridisasi
Jawaban:
a. LCAO: Liniear Combination of Atomic Arbital Orbitals
b. orbital σ: Jika orbital s bercampur, akan terbentuk orbital
molekul yang direpresentasikan dengan σ (sigma)
c. VSEPR: Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair
Repulsion Theory) adalah salah satu metode yang
digunakan untuk memprediksi bentuk molekul. Teori ini
memprediksi tentang pasangan elektron, apakah terlibat
dalam ikatan atau atau tidak (elektron tak ikatan), yang akan
membentuk suatu geometri dimana jarak antara atom yang
satu dengan yang lainnya berada pada kondisi maksimal
untuk meminimalkan tolakan. Hal ini akan menghasilkan
sebuah geometri dengan energi terendah. Aturan VSEPR
berkaitan dengan pengelompokan elektron di sekitar atom
pusat. Pengelompokan elektron dapat berupa pasangan
elektron ikatan tunggal, pasangan elektron ikatan rangkap
dua, rangkap tiga, dan pasangan elektron bebas.
d. Ikatan Hidrogen: adalah gaya tarik antar-molekul yang
terjadi antara atom hidrogen yang terikat dengan atom
sangat elektronegatif (N, O, atau F)
e. Hibridisasi: merupakan proses pembentukan orbital=orbital
hibrida dengan energi yang sama (orbital-orbital
terdegenerasi) dari orbital-orbital asli yang jenis dan tingkat
energinya berbeda.

2. Gunakan diagram orbital molekul untuk menentukan orde ikatan


ion H2-. Apakah ion terebut bersifat diamagentik atau
paramagnetik? Jelaskan!
Jawab:
Orde ikatan = ½ ( Σ elektron dalam orbital ikatan – Σ elektron
dalam orbital anti-ikatan)
Orde ikatan = ½ ( 2 – 1)
Orde ikatan = ½ ( 1)
Orde ikatan = ½
Dilihat dari orbital elektronnya, dapat disimpulkan bahwa ion
H2- bersifat paramagnetik, karena elektron terluarnya tidak
berpasangan ( pada ikatan sigma antibonding ).

3. Buatlah diagram dot elektron ion nitrit! Gambarkan rumus


struktur dari dua kemungkinan resonansi ion tersebut dan estimasi
orde ikatan rata-rata dari nitrogen-oksigen! Gambarkan
representasi ikatan parsial ion tersebut!
Jawab:

Orde ikatan rata-rata dari nitrogen-oksigen = [(2 x 2) – 1] / 2 = 1,50

4. Mokekul boron trifluorida digambarkan sebagai molekul yang


memiliki 3 ikatan tunggal dan atom boron pusat kekurangan satu
elektron. Gunakan konsep muatan formal untuk menjawab
mengapa struktur melibatkan ikatan rangkap dua ke satu atom fluor
Jawab:
Perhitungan muatan formal:
MF B= EV - (1/2 jumlah elektron ikatan + jumlah elektron bebas)
MF B= 3- (1/2.6+0)
MF B= 3 -3
MF B= 0
MF F= EV - (1/2 jumlah elektron ikatan + jumlah elektron bebas)
MF F= 7- (1/2.2+6)
MF F= 7 -(1+6)
MF F= 7-7
MF F= 0
Meskipun muatan sudah 0, atom boron pusat kekurangan satu
elektron.maka akan terjadi pembentukan ikatan rangkap pada
atom B dengan atom F menjadi:

5. Arsenik trifluorida dan arsenik triklorida masing-masing memiliki


sudut ikatan 96,20 dan 98,50. Jelaskan alasan perbedan sudut itu!
Jawaban:
Perbedaannya adalah pada faktor elektronegatifitas pasangan
elektron ikatan. AsF3 memiliki sudut ikatan 96,20 dan AsCl3
memiliki sudut ikatan 98,50 dikarenakan pasangan elektron ikatan
F memiliki elektronegatifitas yang lebih besar dibanding dengan Cl,
yang mana menyebabkan sudut ikatan yang terbentuk antara As
denganF lebih kecil. Pada dasarnya pasangan elektron ikatan yang
memiliki elektronegatifitas yang lebih besar akan memiliki gaya
tolakang yang lebih kecil juga. Sudut ikatan F lebih sempit karena
gaya atau energi tolakan yang diberikan lebih kecil daripada Cl
yang memiliki elektronegatifitas yang lebih rendah.

6. Dengan menggunakan aturan VSEPR tentukan bentuk molekul:


(a) ion tiosianat, SCN-
(b) ion amonium, NH4+;
(c) karbon disulfida, CS2
(d) sulfur dioksida, SO2
Jawaban:
(a) ion tiosianat, SCN- : Linier
(b) ion amonium, NH4+; : Tetrahedral
(c) karbon disulfida, CS2 : Linier
(d) sulfur dioksida, SO2 : Bentuk V

7. Fosfor pentafluoride memilki titik didih yang lebih tinggi (284°C)


daripada fosfor trifuorida (210°C), sementara antimon
pentaklorida, SbCl5, memiliki titik didih yang lebih rendah (140°C)
daripada antimon triklorida (283°C). Kenapa dua pola tersebut
berbeda? Jelaskan!
Jawaban:
Fosfor pentafluoride (PF5) memilki titik didih yang lebih tinggi
(284°C) : bentuk molekul: trigonal pyramidal menyebabkan momen
dipolnya 0 atau bersifat non polar daripada fosfor trifuorida-PF3
(210°C) : bentuk trigonal piramida Momen Dipol: 1,02 D. Titik
didihnya tinggi sebagai akibat ukuran PF5 > PF3. Polarisasi awan
elektron dari suatu partikel, merupakan ukuran dari kemudahan
awan elektron terdistorsi, dan dengan demikian merupakan ukuran
dari kemudahan terbentuknya dipol sesaat dan dipol terinduksi.
Secara umum, ketika volume awan elektron meningkat,
polarisasinya juga meningkat karena awan elektron terluar
umumnya tidak dipegang erat oleh inti sehingga mudah diganggu
menjadi dipol sesaat dan dipol yang diinduksi. Akibatnya, partikel
dengan awan elektron besar mengalami gaya dispersi yang lebih
kuat daripada partikel serupa awan elektron kecil. Saat atom
menjadi lebih besar, titik didih meningkat, tencerminkan daya tarik
antarmolekul yang semakin kuat (kekuatan dispersi yang lebih
kuat).
SbCl5, memiliki titik didih yang lebih rendah (140°C) daripada
antimon triklorida (283°C). SbCl5 memiliki bentuk molekul trigonal
bipyramidal, sedangkan antimon triklorida memiliki bentuk molekul
trigonal planar. Gaya dispersi SbCl5 < SbCl3
Gaya dispersi juga dipengaruhi dari bentuk molekul, molekul yang
memiliki jumlah yang sama dari jenis atom yang sama (5 Cl),
mereka yang memiliki bentuk kompak mengalami kekuatan gaya
dispersi yang lebih lemah daripada jumlah (3Cl). Ini disebabkan
karena SBCl5 memiliki sedikit ruang untuk berinteraksi dengan
molekul tetangga, sedangkan SbCl3 memiliki ruang banyak untuk
berinteraksi dengan molekul tetangga sehingga gaya dispersinya
juga meningkat.

Anda mungkin juga menyukai