Anda di halaman 1dari 9

10.

6 Kurva-Kurva Titrasi

Dalam titrasi redoks apabila volume titran di tambah secara kontinyu maka akan
mempengaruhi perubahan potensial (E) laritan. Dengan mengalurkan perubahan potensial
tersebut akan diproleh kurva titrasi seperti kurva titrasi netralisasi. Secara umum bentuk
kurva titrasi adalah sebagai berikut.

Kurva titrasi redoks secara umum sama dengan kurva titrasi asam basa, E akan berubah
pada saat titik ekuivalen dan berikutnya kurva titrasi akan mendatar. Ini menunnjukan
perubahan E sangat lambat selama titrasi. Kurva titrasi redoks ini tidak tergantung pada
pengenceran, karena dalam persamaan Nernst merupakan perbandingan konsentrasi
teroksidasi dengan konsentrasi tereduksi, sehingga kurva tidak akan berubah dengan
pengemceran.

Berikut contoh contoh titrasi redoks.

a. Titrasi Besi (ii) dengan Ion Serium (iii)

Sama seperti titrasi asam basa, pada titrasi redoks juga dapat menghitung
konsentasi dari analit, Fe2+, dan juga pFe2+ dengan mengetahui milimeter titran yang
digunakan. Potensial dari sistem redoks dapat ditentukan melalui persamaan Nernst.


2+
= 0,059 log
3+

Eksperimen titrasi besi (ii) dengan ion Serium (iii) dapat dilakukan seperti
gambar berikut.
Potensial dari sitem Fe2+- Fe3+ dalam bejana titrasi dapat diukur pada titik
manapun dengan menjadikan bejana setengah dari sel galvanik dan setengah lainnya
adalah elektroda H2 standar. Sebuah elektroda inert dipergunakan dalam bejana titrasi
untuk bertindak sebagai sebuah elektroda indikator. Suatu sistem redoks apabila
ditempatkan dalam wadah yang sama dengan sistem redoks lain maka mereka akan
mencapai kesetimbangan. Seperti halnya besi dan serium kesetimbangannya

Dengan reaksi kesetimbangan diatas kita dapat mencari nilai potensial larutan dengan
menggunakan persamaan Nernst. Karena sistem Fe dan Ce mempunya potensial yang
sama maka kita dapat memilih salah satu dari persamaan berikut


2+
= 0,059 log
3+

Atau


3+
= 0,059 log
4+

Contoh :

5,0 mmol garam besi (II) sebanyak 100 ml dilarutkan dalam larutan H2SO4
dititrasi dengan serium (IV) sulfat 0,10 M. Buatlah kurva titrasinya!
Jawab
Dari tabel potensial formal didapat data sebagai berikut
E0 Fe3+ Fe2+ = 0,68 Volt (asam sulfat)
E0 Ce4+Ce3+ = 1,44 Volt
a) Awal titrasi, angka banding Fe2+ : Fe3+ = 1000:1
E = E0 - 0,059 log [Fe2+]
n [Fe3+]
= 0,68 - 0,059 log 1000
1
= 0,50 Volt

b). Ditambahkan 10 mL Ce

mmol Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+


Awal 5,0 1,0 - -
Perubahan -1,0 -1,0 +1,0 +1,0
Kesetimbangan 4,0 - 1,0 1,0

E = 0,68 - 0,059 log [Fe2+]


n [Fe3+]
= 0,68 - 0,059 log [4,0/110]
1 [1,0 /110]
= 0,64 Volt

c) Ditambahkan 20 mL Ce

mmol Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+


Awal 5,0 2,0 - -
Perubahan -2,0 -2,0 +2,0 +2,0
Kesetimbangan 3,0 - 2,0 2,0

E = 0,68 - 0,059 log [3,0 / 120]


1 [2,0 / 120]
= 0,67 Volt

d) pada titik ekivalen nilai dari [Fe3+] = [Ce3+] dan [Fe2+] = [Ce4+], maka
E = 0,68 - 0,059 log [Fe2+]
[Fe3+]
E = 1,44 - 0,059 log [Ce3+]
[Ce4+]
Jika digabungkan:
2 E = 2,12 - 0,059 log [Fe2+] [Ce3+]
[Fe3+] [Ce4+]
2 E = 2,12 - 0,059 x 0
2 E = 2,12
E = 1,06 Volt

e) Setelah penambahan 60 mL (lewat titik setara)

mmol Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+


Awal 5,0 6,0 - -
Perubahan -5,0 -5,0 +5,0 +5,0
Kesetimbangan - 1,0 5,0 5,0
E = 1,44 - 0,059 log [Ce3+]
[Ce4+]
E = 1,44 - 0,059 log [5,0 / 160]
[1,0 / 160]
E = 1,40 Volt

Setelah perhitungan maka dapat kita gambar kurva titrasi nya:

b. Titrasi Timah (ii) dengan ion serium (iv)

Ini adalah salah satu contoh reaks redoks dimana reduktor dan oksidatornya
memiliki jumlah elektron yang berbeda.

Contoh :

Hitunglah potensial pada titik ekivalen dalam titrasi dari ion timah (ii) dengan ion serium
(iv):

Jawab

Berdasarkan tabel potensial standar didapat data sebagai berikut

E0 Sn2+ Sn4+ = 0,15 Volt


E0 Ce4+Ce3+ = 1,44 Volt
Menurut persamaat Nernst

2+
= 0,15 0,059 log
4+
Atau

3+
= 1,44 0,059 log
4+

Karena perbandingan mol Sn dan Ce adalah 2:1. Maka persamaan pertama dikalikan
dengan 2. Sehingga apabila dijumlahkan

2+ 3+
3 = 1,74 0,059 log
4+ 4+

Karena pada saat titik ekivalen maka nilai 2[Sn2+] = [Ce4+] dan 2[Sn4+] = [Ce3+]

Jadi

1,74
=
3
= 0,58 Volt

Untuk mencari potensial pada saat titik ekivalen dapat juga dicari menggunakan
persamaan sebagai berikut

+ 2
=
3

c. Titrasi dari pasangan redoks lain

Kurva berikut menunjukan variasi potensial dengan fraksi reagen dalam bentuk
teroksidasi untuk beberapa pasangan redoks. Kurva kurva untuk pasangan pasangan
dengan potensial yang lebih besar dari IV diplot pada skala yang berada di sebelah kanan
.
Dari kurva diatas beberapa data yang dapat kita simpulkan :

1. Perubahan potensial pada titik ekuivalen dalam titrasi tergantung pada oksidan
yang dipergunakan. Oksidan oksidan tidak diratakan oleh air.
2. Bentuk kurva dipengaruhi oleh jumlah elektron yang didapat atau dihilangkan
oleh oksidan atupun reduktan.
3. Kurva-kurva tersebut asimtot terhadap sumbu vertikal pada titik nol dan oksidasi
100%. Kurva kurva tersebut paling rata di dekat titik titik tengah (50%
oksidasi), yang sesuai dengan potensial potensial standar untuk pasangan
pasangan seperti Fe3+ - Fe2+.Stabilitas dari potensial dalam daerah in ianalog
fengan penyanggan dari sebuah asam-basa di sekitar daerah pH yang bersesuaian
dengan pKa. Sebuah pasangan redoks dikatakan seimbang dalam daerah di mana
potensialnya distabilkan.
4. O2 + 4H+ + 4e 2H2O
Potensial dari reaksi diindikasi pada pH 0 dan 2, karena nilainya seharusnya
tidak stabil dalam keadaan itu. Namun bagaimanapun juga pasangan pasangna ini
akan stabil karena reaksi yagn berjalan lambat.

10.7 Kelayakan Titrasi Titrasi Redoks

Contoh :

Oks1 + Red2 Red1 + Oks2

Dimana setengah reaksinya

Oks1 + e Red1 E1o

Oks2 + e Red2 E2o

a) Hitunglah nilai dari konstanta kesetimbangan untuk kondisi kondisi berikut ini :
50 ml dari 0,1 M Red2 dititrasi dengan 0,10 M Oks1. Keika 49,95 mL dari titran
ditambahkan, reaksinya menjadi lengkap. Pneambahan dua tetes lagi (0.10 Ml)
titran , nilai dari pRed2 berubah sampai 2,00 satuan.
b) Berapa selisih dari potensial-potensial standar dari dua pasangan redoks untuk
nilai K ini?

Jawab

a. Ox1 + Red2 Red1 + Ox2


mula2: 4,995 5 4,995 4,995
sisa : 4,995 0,005 4,995 4,995
- 99,95 99,95 99,95

[Red2] = 0,005 = 5 x 10-5 M


PRed2 = +4,30

Untuk perubahan sebesar 2 satuan p red2 = 6,30 [red2] = 5 x 10-7 M, bila volume titran
50,05 mL, maka :
[Ox1] = 0,05 x 0,10 = 5,0 x 10-5 M
[red1] = [Ox2] = 5,0 mmol = 5,0 x 10-2 M
100,05 mL
Jadi K = (5,0 x 10-2) (5,0 x 10-2)
(5,0 x 10-5) (5,0 x 10-7)
= 1,0 x 108
b. E10 - E20 = 0,0591 log K
1
= 0,0591 log 1,0 x 108
= 0,47 volt
10.8 Indikator Indikaator Redoks
Indikator titrasi adalah suatu senyawa kimia yang ditambahkan dalam proses
titrasi untuk membantu menetapkan titik akhir titrasi. Indikator akan berubah warna jika
terdapat titrant berlebih. Perubahan warna ini idealnya terjadi tepat pada titik ekivalen
atau sedekat mungkin dengan titik ekivalen. Titrasi redoks dapat dilakukan tanpa
indikator apabila semua zat pereduksi teroksidasi oleh oksidator dan mengalami
perubahan fisik yang teramati gengan jelas seperti warna. Potensial dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan Nernst.


0,059
= log

Berikut tabel beberapa indikator redoks

Contoh :

Indikator Difenilamin Eo = + 0,76, n = 2. Tentukan rentang E indikator redoks!

Jawab:

0,059
1 = 0,76 = 0,73
2
0,059
1 = 0,76 + = 0,79
2
Maka rentang E 0,730,79, sehingga warna larutan akan berubah secara bertahap
diantara 0,73 dan 0,79..

Anda mungkin juga menyukai