LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
PERSAMAAN NERNST
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5 OFFERING A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MEI 2019
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat menyusun dan
mengukur GGL sel elektrik (sel elektrokimia), dan mencoba membuktikan
persamaan Nernst melalui percobaan.
B. Dasar Teori
Reaksi kimia dapat menghasilkan energi atau energi. Pertukaran energi
yang terjadi biasanya dalam bentuk panas, tetapi kadang-kadang dengan
mengadakan suatu modifikasi tertentu, energi yang dipertukarkan tersebut bisa
diubah dalam bentuk energi listrik. Sebuah sel elektrik sederhana yang
menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada Gambar 7.1 berikut.
Pada sel elektrokimia seperti pada Gambar 7.1 elektron akan mengalir dari
anoda tembaga ke katoda seng. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial
antara kedua elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum ketika
tidak ada arus listrik yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL
sel atau Esel. Esel bergantung pada berbagai faktor. Bila konsentrasi larutan seng
dan tembaga adalah 1,0 M dan suhu sistem 298 K (25◦C), Esel berada dalam
keadaan standar dan diberi simbol E◦sel.
Salah satu faktor yang mempengaruhi Esel adalah konsentrasi. Persamaan
yang menghubungkan konsentrasi dengan Esel dinamakan persamaan Nernst.
Bentuk persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
𝑅𝑇 𝑎𝑐 .𝑎𝑑
Esel = Eosel - 𝑛𝐹 In 𝑎𝐶𝑎 .𝑎𝑏𝐷.................... (1)
𝐴 𝐵
𝑎 𝑏 𝑐
𝑎𝐴, 𝑎𝐵, 𝑎𝐶 , 𝑎𝐷𝑑 , ...adalah aktivitas dipangkatkan dengan koefisien reaksi.
F = konstanta faraday
n = jumlah (mol) elektron yang dipertukarkan dalam reaksi redoks
R = ketetapan gas
H asil
Lembaran tembaga dan seng
sil
F. Data Pengamatan
Variasi pada anoda :
Larutan pada bagian Larutan pada bagian Esel (Volt)
anoda Zn/Zn2+ (M) katoda Cu/Cu2+ (M)
1,0 M 1,0 M 1,09 Volt
0,1 M 1,0 M 1,08 Volt
0,01 M 1,0 M 1,07 Volt
0,001 M 1,0 M 1,05 Volt
1.07
1.06
1.05
1.04
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
ln [Zn2+]/[Cu2+]
1,10 −1,092
=[ ] x 100%
1,10
= 0,73 %
Percobaan kedua yaitu percobaan pengukuran GGL dengan dilakukan
variasi pada konsentrasi larutan CuSO4 yaitu 0,001 M, 0,01 M, 0,1 M dan 1,0
M.dengan konsentrasi larutan ZnSO4 dibuat tetap yaitu 1,0 M.
Zn2+(aq) + 2e- Zn(s) Eo = – 0,76 volt
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) Eo = + 0,34 volt
Persamaan Reaksi
Reaksi di anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- Eo = +0,76 volt
Reaksi di katoda : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) Eo = + 0,34 volt +
1.07
1.06
1.05
1.04 y = -0.01x + 1.107
1.03 R² = 0.92
1.02
0 1 2 3 4 5 6 7 8
ln [Zn2+]/[Cu2+]
1,10 −1,107
=[ ] x 100%
1,10
= |- 0,6 %|
= 0,6 %
Persamaan nernst menyatakan hubungan antara potensial dari sebuah
elektron ion-ion metal dan konsentrasi dari ion dalam sebuah larutan. Pada sel
elektrokimia sederhana, elektron akan mengalir dari anoda ke katoda. Hal ini akan
menimbulkan perbedaan potensial antara kedua elektroda. Perbedaan potensial
akan mencapai maksimum jika tidak ada arus listrik yang mengalir. Perbedaan
maksimum ini dapat disebut GGL sel atau Esel. Salah satu faktor yang
mempengaruhi Esel adalah konsentrasi. Persamaan yang menghubungkan
konsentrasi dengan Esel dinamakan persamaan Nernst.
Elektroda yang digunakan untuk menguji persamaan Nernst yaitu logam
Zn dan logam Cu. Jembatan garam juga digunakan, fungsinya untuk menetralkan
kelebihan anion dan kation pada larutan serta untuk menutup rangkaian agar
reaksi dalam berlangsung secara kontinu. Saat dirangkai pada sel elektrokimia,
terjadi perpindahan elektron dari anoda seng ke katoda tembaga karena terdapat
perbedaan potensial antara elektroda tersebut. Jika perbedaan potensial telah
mencapai maksimum didapatkan Esel. Secara teoritis, bila dalam keadaan standar
konsentrasi kedua larutan sama dan pada suhu sistem 298 K atau 25°C nilai Eosel
adalah 1,10.
Pada percobaan ini, dilakukan variasi konsentrasi larutan ZnSO4 sehingga
menghasilkan nilai Esel yang berbeda pada setiap konsentrasi yang berbeda pula.
Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi Zn2+ maka
semakin kecil Esel yang dihasilkan, karena logam Zn cenderung melarut: Zn(s)
Zn2+(aq) + 2e-. Logam Zn mengalami oksidasi sehingga logam Zn menghasilkan
elektron berlebih yang kemudian mengalir ke katoda (logam Cu), sedangkan
larutan Cu2+ mengalami reduksi, sehingga cenderung membentuk endapan:
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s). Hal ini menyebabkan logam Cu kekurangan elektron
sehingga logam Cu lebih positif terhadap larutan dan dapat terjadi perpindahan
elektron, dimana kelebihan elektron menyebabkan logam Zn akan larut dalam
larutan Zn2+ dan ion Cu2+ akan terus mengendap sebagai Cu.
Berdasarkan data dan analisis data, pada percobaan pertama yaitu dengan
memberikan variasi konsentrasi pada larutan ZnSO4 dan Esel yang didapatkan
ketika percobaan, yaitu 1,09 V, 1,08 V, 1,07 V, dan 1,05 V. Selanjutnya membuat
grafik hubungan ln Zn2+ / Cu2+ terhadap Esel. Berdasarkan grafik diperoleh Eosel
hasil percobaan sebesar 1,092V. Hasil tersebut kemudian dihitung persen
kesalahannya terhadap Eo sel teori (1,10 V), diperoleh persen kesalahan sebesar
0,73 %. Pada data dan analisis percobaan kedua yaitu dengan memberikan variasi
konsentrasi terhadap CuSO4 dan Esel yang didapatkan ketika percobaan, yaitu 1,10
V, 1,09 V, 1,07 V, dan 1,03 V. Selanjutnya membuat grafik hubungan ln Zn2+ /
Cu2+ terhadap Esel. Berdasarkan grafik diperoleh Eosel hasil percobaan sebesar
1,107 V. Hasil tersebut kemudian dihitung persen kesalahannya terhadap Eo sel
teori (1,10 V), diperoleh persen kesalahan sebesar 0,6 %. Hal tersebut terjadi
dimungkinkan akibat perbedaan luas permukaan logam yang tercelup dalam
kedua larutan elektrolit, jembatan garam fungsinya sudah menurun, potensiometer
tidak berfungsi dengan baik, perbedaan volume kedua larutan elektrolit dalam
satu rangkaian, suhu sistem yang tidak dalam keadaan standar, konsentrasi larutan
yang kurang tepat (terkontaminasi).
H. Kesimpulan
1. Nilai Esel yang dihasilkan dari larutan CuSO4 1 M dengan variasi larutan
ZnSO4 sebagai berikut.
[Zn2+] Esel (v)
1M 1,09 Volt
0,1 M 1,08 Volt
0,01 M 1,07 Volt
0,001 M 1,05 Volt
2. Nilai Esel yang dihasilkan dari larutan ZnSO4 1 M dengan variasi larutan
CuSO4 sebagai berikut.
[Cu2+] Esel (v)
1M 1,10 Volt
0,1 M 1,09 Volt
0,01 M 1,07 Volt
0,001 M 1,03 Volt
I. Tugas
1. Isi tabel di atas.
2. Tulis reaksi sel dan bentuk umum persamaan Nernst untuk sel tersebut.
3. Buat kurva Esel sebagai fungsi log CZn2+/CCu2+.
4. Hitung gradien dan perpotongan kurva dengan sumbu E.
5. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan gradien teoritis yang dihitung dengan
menggunakan persamaan Nernst, juga bandingkan E◦sel pada literatur.
6. Apakah yang mungkin menjadi sumber kesalahan dalam percobaan ini ?
Jawaban
1. Tabel Percobaan
Variasi pada anoda :
Larutan pada Larutan pada Esel (Volt)
bagian anoda bagian katoda
Zn/Zn2+ (M) Cu/Cu2+ (M)
1,0 M 1,0 M 1,09 Volt
0,1 M 1,0 M 1,08 Volt
0,01 M 1,0 M 1,07 Volt
0,001 M 1,0 M 1,05 Volt
2. Persamaan Reaksi
Reaksi di anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e Eo = +0,76 volt
Reaksi di katoda : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) Eo = + 0,34 volt +
Persamaan Nernst
𝑅 .𝑇 [𝑍𝑛2+ ]
Esel = Eosel – ln [𝐶𝑢2+]
𝑛.𝐹
3. Kurva Esel sebagai fungsi ln [Zn2+ ] / [Cu2+]
Variasi Larutan ZnSO4
1.07
1.06
1.05
1.04
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
ln [Zn2+]/[Cu2+]
1.07
1.06
1.05
1.04 y = -0.01x + 1.107
1.03 R² = 0.92
1.02
0 1 2 3 4 5 6 7 8
ln [Zn2+]/[Cu2+]
𝑅 .𝑇 [𝑍𝑛2+ ] 𝑅 .𝑇 [𝑍𝑛2+ ]
Esel = Eosel – ln [𝐶𝑢2+] Esel = Eosel – ln [𝐶𝑢2+ ]
𝑛.𝐹 𝑛.𝐹
1.14
1.12
y = -0.0129x + 1.1
1.1
R² = 1
1.08
-8 -6 -4 -2 0
ln[Zn2+]/[Cu2+]
Variasi larutan CuSO4 (hitungan secara teoritis)
𝑅 .𝑇 [𝑍𝑛2+ ] 𝑅 .𝑇 [𝑍𝑛2+ ]
Esel = Eosel – ln [𝐶𝑢2+] Esel = Eosel – ln [𝐶𝑢2+]
𝑛.𝐹 𝑛.𝐹
𝑅 .𝑇 [𝑍𝑛2+ ] 𝑅 .𝑇 [𝑍𝑛2+ ]
Esel = Eosel – ln [𝐶𝑢2+] Esel = Eosel – ln [𝐶𝑢2+]
𝑛.𝐹 𝑛.𝐹
1.06
1.04
1.02 y = -0.0129x + 1.1
R² = 1
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8
ln[Zn2+]/[Cu2+]
Dapat disimpulkan bahwa gradien hasil teoritis sebesar –0,012. Pada grafik
percobaan variasi larutan ZnSO4 diperoleh gradien sebesar 0,005 dan pada
grafik percobaan variasi larutan CuSO4 diperoleh gradien sebesar -0,01. Eo sel
teoritis berdasarkan grafik sebesar 1,1 V. Eo sel percobaan variasi larutan
ZnSO4 sebesar 1,092 V sedangkan Eo sel variasi larutan CuSO4 sebesar 1,107
V.
J. Daftar Pustaka
Atkins, P. W. 1993.Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga
Tim KBK Kimia Fisika. 2019. Kimia Fisika. Malang : Universitas Negeri
Malang
LAMPIRAN