Dosen Pengampu:
1. Meyga Evi Ferama Sari, S.Si., M.Si
2. Dr. Adilah Aliyatulmuna, S.T., M.T
Disusun Oleh:
Kelompok 10 Offering H
1. Chantiquenya Putri Etia (210332626512)*
2. Faricha Nanta Fairuz Zahiroh (210332626467)*
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan berat molekul senyawa yang
mudah menguap dengan cara mengukur massa jenis uap dari senyawa tersebut.
B. DASAR TEORI
Prinsip percobaan ini adalah menentukan massa molekul dan kerapatan zat yang
mudah menguap yaitu kloroform melalui proses penguapan yang dilanjutkan dengan
proses pengembunan serta penentuan selisih massa senyawa sebelum dan sesudah
penguapan. Sejumlah larutan dipanaskan supaya tekanan uapnya sama dengan atmosfer
dan dapat diketahui massa zat yang menguap serta volumenya. Percobaan ini
menggunakan prinsip avogadro yang menyatakan satu mol zat mengandung 6,022 x
1023 (bilangan avogadro) dan jumlah tersebut sama dengan jumlah molekul dari dua gas
di bawah kondisi temperatur dan tekanan sama yang menempati volume yang sama
pada satu mol gas. Volume molekul gas apapun pada kondisi STP adalah 22,4L
(Mortimer, 1998)
Gas merupakan zat yang secara normal berada pada keadaan gas pada suhu dan
tekanan biasa. Gas memiliki sifat volume dan bentuk menyerupai wadahnya. Gas
merupakan wujud materi yang paling mudah dimampatkan. Gas memiliki sifat akan
segera bercampur secara merata dan sempurna jika ditempatkan dalam wadah yang
sama dan gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan cairan
dan padatan. (Chang, 2005)
Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)
T = suhu mutlak (K)
R = konstanta gas (0,08206 L/mol/K)
m = massa gas (g)
𝜌 = massa jenis gas (kg/m3)
Nilai berat molekul hasil perhitungan akan mendekati nilai sebenarnya, tetapi
sebenarnya mengandung kesalahan. Ketika labu erlenmeyer kosong ini ditimbang, labu
ini penuh dengan udara. Setelah pemanasan dan pendinginan dalam desikator tidak
semua up cairan kembali ke bentuk cairnya. Oleh karena itu, massa sebenarnya X harus
ditambahkan dengan massa udara yang tidak dapat masuk kembali ke dalam labu
erlenmeyer karena adanya uap cairan yang tidak mengembun. Massa udara tersebut
dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa tekanan parsial udara yang tidak dapat
masuk tadi sama dengan tekanan uap cairan X pada suhu kamar. Untuk menghitung
tekanan uap kloroform pada suhu tertentu dapat digunakan rumus:
1163,03
Log P = 6, 90 − 227,4 + 𝑇
Keterangan:
T = suhu senyawa dalam oC
P = tekanan uap dalam mmHg
Dengan menggunakan nilai tekanan uap pada suhu kamar (suhu ruang laboratorium),
bersama-sama dengan data volume labu erlenmeyer dan berat molekul udara (28,8
g/mol), dapat dihitung faktor koreksi yaitu massa udara yang tidak dapat masuk, yang
harus ditambahkan pada massa cairan X setelah didinginkan dalam desikator. Dengan
memasukkan faktor koreksi akan diperoleh nilai berat molekul yang lebih tepat. (Basuki
dan Bismo, 2003)
-Desikator -Barometer
Bahan:
D. LANGKAH KERJA
Cairan CHCl3
Hasil
E. DATA PENGAMATAN
5 Suhu penangas air saat cairan CHCl3 habis menguap 97°C = 370K
F. PERHITUNGAN
1. Tanpa Faktor Koreksi
Diketahui:
- P = 0,97 atm
- Massa erlenmeyer+air = 213,75 g
- Massa erlenmeyer kosong = 68,47 g
- Massa erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang = 79,01 g
- Massa erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + uap cairan CHCl3 = 79,5 g
● Massa CHCl3
● Massa Air
● Volume gas
𝑚 𝑎𝑖𝑟
V air = 𝜌 𝑎𝑖𝑟
145,28 𝑔
V air = 0,9965 𝑔/𝑚𝐿
V gas = 0,14579 L
0,49 𝑔𝑟
𝜌 gas = 0,14579 𝐿
P (BM) = 𝜌 R T
𝜌𝑅𝑇
BM = 𝑃
𝑎𝑡𝑚
3,3611 𝑔𝑟/𝐿 × 0,08206 𝐿 × 370 𝐾
BM = 0,97 𝑎𝑡𝑚
𝑚𝑜𝑙 𝐾
BM = 105,2 g/mol
● Persen kesalahan
% kesalahan = 12%
Diketahui:
● Faktor koreksi
1163,03
Log P = 6, 90 − 227,4 + 𝑇
1163,03
Log P = 6, 90 − 227,4 + 27
1163,03
Log P = 6, 90 − 254,4
Log P = 2,33
P = 10 2,33
𝑚𝑅𝑇
PV= 𝐵𝑀 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑃 × 𝑉 × 𝐵𝑀 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
m = 𝑅𝑇
m = 0,048 g
0,49 𝑔+ 0,048 𝑔
𝜌 gas = 0,14579 𝐿
0,538 𝑔
𝜌 gas = 0,14579 𝐿
𝜌 gas = 3, 69 g/L
P (BM) = 𝜌 R T
𝜌𝑅𝑇
BM = 𝑃
𝑎𝑡𝑚
3,69 𝑔𝑟/𝐿 × 0,08206 𝐿 × 370 𝐾
BM = 0,97 𝑎𝑡𝑚
𝑚𝑜𝑙 𝐾
BM = 115,5 g/mol
● Persen kesalahan
% kesalahan = 3,35 %
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan menentukan berat molekul senyawa yang
mudah menguap dengan cara mengukur massa jenis uap dari senyawa tersebut.
Percobaan ini menggunakan cairan volatil kloroform (CHCl3) yang mudah menguap
dan memiliki titik didih dibawah 100oC. Langkah pertama dilakukan dengan
menimbang berat dari erlenmeyer dengan aluminium foil dan karet gelang dan didapati
hasil penimbangan sebesar 79,01 gram. Setelah itu ditambah dengan cairan volatil yaitu
kloroform sebanyak 5 mL dan kemudian ditutup kembali dengan aluminium foil dan
karet gelang. Tujuan dari penutupan ini agar mencegah penguapan berlebih dari
kloroform. Setelah itu dibuat lubang kecil ditengah aluminium foil yang bertujuan
untuk tempat keluarnya udara saat dilakukannya pemanasan. Erlenmeyer kemudian
dipanaskan dengan suhu air panas 100oC, pemanasan ini mengakibatkan kloroform
akan cepat menguap melalui lubang kecil bersamaan dengan uap gas nya, sehingga
akan didapatkan volume dari kloroform akan sama dengan volume dari erlenmeyer dan
suhu dari kloroform akan sama dengan suhu pada penangas air. Dengan keluarnya
semua udara melalui lubang kecil pada aluminium foil maka uap yang berada di dalam
erlenmeyer akan bergerak keluar dan akan berhenti ketika kesetimbangan tercapai,
keadaan kesetimbangan akan tercapai bila tekanan uap cairan di dalam erlenmeyer sama
dengan tekanan udara di luar. Sehingga pada percobaan hingga tahap pemanasan ini
didapati reaksi sebagai berikut:
∆
CHCl3(aq) → CHCl3(g)
Dari reaksi tersebut diketahui bahwa CHCl3 yang semula berupa larutan setelah
dilakukan pemanasan maka CHCl3 berubah menjadi fasa gas. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi endoterm, dimana proses terjadinya reaksi membutuhkan panas dari
luar sistem.
Erlenmeyer yang berisi uap cairan volatil (kloroform) kemudian diangkat dan
dibersihkan permukaan erlenmeyer dari air-air yang masih menempel pada
dinding-dindingnya, erlenmeyer kemudian dimasukkan ke dalam desikator.
Dimasukkannya erlenmeyer ke desikator bertujuan untuk memasukkan kembali udara
luar ke dalam desikator sehingga uap kloroform akan mengembun, setelah itu dilakukan
penimbangan, dari hasil penimbangan ini didapati untuk massa dari erlenmeyer dengan
uap cairan sebesar 79,5 gram.
Setelah dilakukan rangkaian percobaan selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
menghitung berat molekul. Perhitungan dilakukan dua kali dengan perbedaan pada
menggunakan atau tanpa faktor koreksinya. Berdasarkan data yang diperoleh dan
perhitungan yang telah dilakukan didapatkan berat molekul yang dihitung dengan
menggunakan persamaan gas ideal tanpa faktor koreksi adalah sebesar 105,2 gram/mol
sedangkan berat molekul secara teoritis untuk senyawa ini adalah 119,5 gram/mol. Dari
data tersebut diketahui bahwa faktor koreksinya sebesar 12%, angka tersebut cukup
besar. Hal ini dapat terjadi karena saat penimbangan erlenmeyer kosong masih berisi
dengan udara penuh, namun setelah dilakukan pemanasan dan pendinginan dalam
desikator, uap yang telah keluar tidak semuanya kembali menjadi bentuk cair, sehingga
hal ini mengurangi jumlah udara yang masuk ke dalam erlenmeyer.
Adapun berat molekul CHCl3 yang didapatkan apabila melakukan perhitungan
dengan faktor koreksi adalah 115,5 g/mol dan untuk berat molekul CHCl3 secara teoritis
119,5 g/mol. Dari kedua data tersebut, diketahui bahwa persen kesalahannya sebesar
3,35%. Jika dibandingkan dengan persen kesalahan pada perhitungan tanpa faktor
koreksi, maka hasil perhitungan dengan faktor koreksi memiliki jumlah yang lebih
sedikit. Jadi, untuk berat molekul apabila dihitung menggunakan faktor koreksi akan
mendapatkan hasil yang lebih tepat.
H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, diketahui jika berat molekul senyawa
CHCl3 dapat dihitung dengan cara mengukur massa jenis uap dari senyawa CHCl3 itu
sendiri. Dari perhitungan, didapatkan berat molekul senyawa volatil (kloroform) adalah
115,5 g/mol.
I. PERTANYAAN
1. Apakah yang menjadi sumber kesalahan utama dalam percobaan ini ?
Jawab: Kesalahan dalam percobaan ini yaitu dengan menggunakan cairan volatil
yang mudah menguap, saat pemanasan erlenmeyer juga terjadi penguapan
berlebihan akibat adanya lubang pada aluminium foil yang dapat memperbesar
faktor penguapan, adanya penguapan yang berlebihan dapat menyebabkan data
pengamatan dan perhitungan akan menghasilkan hasil yang berbeda.Selain itu
ketidaktelitian pada saat pengamatan juga dapat menyebabkan kesalahan dalam
perhitungan
2. Dari analisis penentuan berat molekul suatu cairan X yang bersifat volatil
diperoleh nilai = 120 g/mol. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa
tersebut mengandung unsur karbon 10%, klor 89%, dan hidrogen 1%. Tentukan
rumus molekul senyawa tersebut.
Jawab:
Diketahui :
Penyelesaian :
12
Jumlah Atom Karbon = 12
=1
106,8
Jumlah Atom Klorin = 35,5
=3
1,2
Jumlah Atom Hidrogen = 1
= 1,2 (dibulatkan) = 1
Atkins, Peter. 2006. Physical Chemistry Eight Edition, New York: W.H Freeman and company
Basuki, A.S. dan Setijo Bismo. 2003. Buku Petunjuk Laboratorium Kimia Fisika. Depok:
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
Mortimer, J.L. 1998. Introduction to Chemistry. New York: Van Nostrand Company
No Gambar Perlakuan