Dosen Pengampu : Dra. Hj. Betty Holiwarni, M.Pd dan Dra. Hj. Erviyenni, M.Pd
Oleh :
KELAS B
UNIVERSITAS RIAU
TP. 2021/2022
I. Judul Praktikum : Sintesis Tetra Amina Tembaga (II) Sulfat Monohidrat
II. Tujuan Praktikum : Melihat dan mengamati proses sintesis
tetraaminatembaga(II) sulfat monohidrat
https://youtu.be/8J_oVJTTGrg
III. Teori Dasar
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan
ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam
untuk berikatan. Atom pusat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tembaga.
Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk
hidrat,padat, maupun dalam larutan air.
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari
larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan
dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (sentrifuge). Pembuatan garam
kompleks ini ditambahkan dengan etil alcohol yang merupakan pelarut yang baik untuk
senyawa ionic Etil alcohol tergolong sebagai pelarut yang mudah menguap, sama halnya
dengan sifat alcohol lainnya.
Bahan
1. CuSO4.5H2O ( 2 gr Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat)
2. NH3 pekat
3. 2 ml Etanol 95%
4. 6 ml etanol
5. 2 ml Aseton
V. Langkah Kerja
Ditimbang 2 gram tembaga (II) sulfat
pentahidrat dan dimasukan kedalam
gelas kimia 50 ml
Lapisan atas
Lapisan bawah
VIII. Pembahasan
Reaksi
Pembentukan garam kompleks
CuSO4.5H2O + 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.7H2O + 4H2O
Garam kompleks dihasilkan dengan cara mereaksikan antara garam CuSO 4.5H2O
yang berwarna biru dengan larutan amonia. Perlakuan pertama, yaitu melarutkan 2 gr
Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat menggunakan aquades lalu ditambahkan amonia
pekat dan etanol. Fungsi penambahan etanol adalah untuk mencegah terjadinya
penguapan pada amonia, maka ligan akan habis karena amonia merupakan penyedia
ligan. Oleh karen itu, pada percobaan ini setelah penambahan etanol langsung
dilakukan penutupan gelas kimia dengan menggunakan alumunium foil untuk
mengurangi penguapan selama pembentukan kristal.
Setelah itu larutan didinginkan dengan penangas es hingga terbentuk endapan
kristal. Endapan kristal yang terbentuk kemudian disaring untuk memisahkan kristal
dari larutannya. Untuk mendapatkan kristal yang bersih dari zat-zat pengotornya
maka dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan etanol 95% dingin dan aseton
dingin. Selanjutnya kristal yang terbentuk dipanaskan untuk menghilangkan
kandungan air yang masih terdapat dalam kristal. Setelah dikeringkan, dilakukan
penimbangan pada kristal dengan berat sebesar 1,38 gr maka didapatkan rendemen
sebesar 69%.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada percobaan, dapat disimpulkan :
1. Garam kompleks dihasilkan dengan cara mereaksikan antara garam CuSO4.5H2O
yang berwarna biru dengan larutan amonia.
2. Massa endapan yang didapatkan adalah 1,38 gr dengan rendemen sebesar 69%
X. Daftar Pustaka
Arifin, 2010, Penuntun Kimia Anorganik II. Universitas Halu Oleo : Kendari
Cotton, Wilkinsonn, 1989. Kimia Anorganik Dasar I. Universitas Indonesia : Jakarta
Saria, Y. Lucyanti, N & Aldes L. 2012. Aintesis Senyawa Kompleks Tetra Amin
Tembaga(II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4.H2O dengan Asetilaseton, Jurnal
Penelitian Sains, Vol. 1 (3).