Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SINTESIS TETRA AMINA TEMBAGA (II) SULFAT MONOHIDRAT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Kimia Anorganik

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Betty Holiwarni, M.Pd dan Dra. Hj. Erviyenni, M.Pd

Oleh :

Ginda Rahmadania Siregar 2005112322

Tia Dwi Ananda 2005125288

Rani Pratiwi Nugraha 2005112485

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

TP. 2021/2022
I. Judul Praktikum : Sintesis Tetra Amina Tembaga (II) Sulfat Monohidrat
II. Tujuan Praktikum : Melihat dan mengamati proses sintesis
tetraaminatembaga(II) sulfat monohidrat

https://youtu.be/8J_oVJTTGrg
III. Teori Dasar
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan
ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam
untuk berikatan. Atom pusat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tembaga.
Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk
hidrat,padat, maupun dalam larutan air.
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari
larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan
dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (sentrifuge). Pembuatan garam
kompleks ini ditambahkan dengan etil alcohol yang merupakan pelarut yang baik untuk
senyawa ionic Etil alcohol tergolong sebagai pelarut yang mudah menguap, sama halnya
dengan sifat alcohol lainnya.

IV. Alat dan Bahan


Alat
1. Beaker gelas 50 ml
2. Kertas saring
3. Tabung reaksi
4. Kawat kasa
5. Lampu spiritus
6. Hot plate
7. Alumunium foil
8. Pipet volume
9. Batang pengaduk
10. Penangas es
11. Corong gelas
12. Neraca digital

Bahan
1. CuSO4.5H2O ( 2 gr Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat)
2. NH3 pekat
3. 2 ml Etanol 95%
4. 6 ml etanol
5. 2 ml Aseton
V. Langkah Kerja
Ditimbang 2 gram tembaga (II) sulfat
pentahidrat dan dimasukan kedalam
gelas kimia 50 ml

Setelah didinginkan terdapat 2 lapisan


yang terbentuk
Dilarutkan sampel dengan 5 ml air
dan dipanaskan sampel agar cepat
larut

Setelah suhu sama dengan es


dituangkan etanol dingin

Dipindahkan gelas kimia kedalam


lemari asam

Setelah ditambahkan etanol dingin,


terbentuk 3 lapisan pada awalnya

Ditambahkan NH3 pekat sampai


endapan yang mula terbentuk larut

Dibungkus menggunakan aluminium


foil, kemudian didiamkan selama 1
hari
Didinginkan larutan yang terbentuk
dalam penangas es

Didinginkan 2 ml etanol 95% dan 2 ml


aseton
Dalam waktu bersamaan dinginkan 6
ml etanol dalam penangas es

Disaring endapan, kemudian kertas


saring dicuci endapannya dengan
etanol 95% dan aseton
Dikeringkan hasil endapan diatas hot
plate

Ditentukan massa kertas saring dan


padatannya

VI. Hasil Pengamatan


Percobaa Prosedur Pengamatan Gambar
n
2 gr CuSO4.5H2O  Warna : serbuk biru
tua

(+) H2O  Larutan berwarna biru


muda dan sukar larut

(+) dipanaskan  Larutan berwarna biru


pekat dan larut
sempurna
(+) NH3 pekat  Terbentuk endapan
berwarna biru muda
di dasar gelas kimia,
dan larutan biru pekat
di lapisan atasnya

(+) NH3 pekat  Endapan larut dan


berlebih warna larutan biru
keunguan

(+) didinginkan  Larutan biru pekat


keunguan
 Terdapat 2 lapisan
 Lapisan atas
larutan biru pekat
keunguan
 Lapisan bawah
endapan biru muda

Lapisan atas
Lapisan bawah

D (+) etanol dingin  Etanol tidak berwarna


 Saat ditambahkan
etanol dingin,
awalnya terbentuk 3
lapisan :
 Lapisan bawah dan
atas berwarna biru
tua pekat
 Lapisan tengah
berwarna biru
kehitaman
 Setelah beberapa saat
lapisan tengah larutan
kemudian larut
menjadi homogen
dengan fasa atas dan
bawahnya
(+) didiamkan 1 hari  Terbentuk 2 lapisan
 Lapisan atas
berwarna biru
keunguan
 Lapisan bawah
berwarna biru tua
pekat

Lapisan bawah Lapisan atas

(+) disaring  Warna larutan : biru


keunguan
 Warna endapan : biru
tua pekat
(+) dicuci endapan  Endapan terlihat lebih
dengan etanol 95% bersih dan jelas
dingin dan aseton terlihat
dingin

(+) endapan  Endapan biru tua


dipanaskan pekat kering

VII. Data Perhitungan


Diketahui :
 Massa kertas saring = 0,12 gr
 Massa kertas saring + endapan = 1,50 gr
 Massa endapan = (massa kertas saring + endapan) – massa kertas saring
= 1,50 gr – 0,12 gr
= 1,38 gr
Perhitungan % endapan yang dihasilkan
massa hasil 1,38 gr
× 100% = × 100% = 69%
massa sampel 2 gr

VIII. Pembahasan
Reaksi
Pembentukan garam kompleks
CuSO4.5H2O + 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.7H2O + 4H2O

Garam kompleks dihasilkan dengan cara mereaksikan antara garam CuSO 4.5H2O
yang berwarna biru dengan larutan amonia. Perlakuan pertama, yaitu melarutkan 2 gr
Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat menggunakan aquades lalu ditambahkan amonia
pekat dan etanol. Fungsi penambahan etanol adalah untuk mencegah terjadinya
penguapan pada amonia, maka ligan akan habis karena amonia merupakan penyedia
ligan. Oleh karen itu, pada percobaan ini setelah penambahan etanol langsung
dilakukan penutupan gelas kimia dengan menggunakan alumunium foil untuk
mengurangi penguapan selama pembentukan kristal.
Setelah itu larutan didinginkan dengan penangas es hingga terbentuk endapan
kristal. Endapan kristal yang terbentuk kemudian disaring untuk memisahkan kristal
dari larutannya. Untuk mendapatkan kristal yang bersih dari zat-zat pengotornya
maka dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan etanol 95% dingin dan aseton
dingin. Selanjutnya kristal yang terbentuk dipanaskan untuk menghilangkan
kandungan air yang masih terdapat dalam kristal. Setelah dikeringkan, dilakukan
penimbangan pada kristal dengan berat sebesar 1,38 gr maka didapatkan rendemen
sebesar 69%.

IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada percobaan, dapat disimpulkan :
1. Garam kompleks dihasilkan dengan cara mereaksikan antara garam CuSO4.5H2O
yang berwarna biru dengan larutan amonia.
2. Massa endapan yang didapatkan adalah 1,38 gr dengan rendemen sebesar 69%

X. Daftar Pustaka
Arifin, 2010, Penuntun Kimia Anorganik II. Universitas Halu Oleo : Kendari
Cotton, Wilkinsonn, 1989. Kimia Anorganik Dasar I. Universitas Indonesia : Jakarta
Saria, Y. Lucyanti, N & Aldes L. 2012. Aintesis Senyawa Kompleks Tetra Amin
Tembaga(II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4.H2O dengan Asetilaseton, Jurnal
Penelitian Sains, Vol. 1 (3).

Anda mungkin juga menyukai