ABSTRAK
Percobaan pembuatan kalium nitrat ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam kalium
nitrat hasil reaksi antara Natrium nitrat Kalium klorida serta mempelajari pemisahan garam
kalium nitrat dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan kelarutan. Prinsip dalam
percobaan pembutan garam kalium nitrat ini adalah berdasarkan pada perbedaan kelarutan.
Metode yang digunakan yaitu Kristalisasi atau pemurnian endapan yang dihasilkan. Percobaan
ini dilakukan dengan mereaksikan kalium korida (KCl) dengan natriun nitrat (NaNO 3). Dari
percobaan yang telah dilakukan didapatkan suatu garam Kristal kalium nitrat berwarna putih
dengan berat rendemen
PERCOBAAN VIII
PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara Natrium nitrat Kalium klorida
2. Mempelajari pemisahan garam kalium nitrat dari hasil samping natrium klorida berdasarkan
perbedaan kelarutan
2.2. Kristalisasi
Merupakan metode pemisahan dengan cara pembentukan Kristal sehingga campuran dapat
dipishkan. Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau memadat serta membentuk Kristal
karena menalami proses kristalisasi. Kristal-kristal juga akan terbentuk dari suatu larutan yang
akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin kristalnya maka semakin baik, karena semakin
kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran.
(Arsyad, 2001)
2.3. Kelarutan endapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase yang keluar dari larutan. Endapan
dapat dipisahkan dari larutan dengan penyaringan atau contripage. Endapan terbentuk jika
larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersngkutan. Suatu kelarutan endapan menurut
definisi adalah sama dengan konsentrsi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada
berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain didalam larutan itu dan
pada komposisi pelarutnya.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah seiring kenaikan suhu,
meskipun dlam beberapa hal istimewa terjadi yang sebaliknya. Lalu kenaikan kelarutan dengan
suhu berbeda-beda, dalam beberapa hal sngat kecil, dalam beberapa hal-hal lainnya sangat besar.
Perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi dasar untuk pemisahan.
(Vogel, 1990)
2.4. Larutan jenuh
Larutan yang titik bekunya tidak mengganggu, artinya kristalisasi membiarkan suatu proses
tanpa perpindahan laju. Kristalisasi tidak akan terjadi sebelum ada jarak. Waktu beberapa menit
bahkan sampai dua jam. Kejenuhan membuat kristalisasi sangat efektif dengan penyaringan dan
pemisahan.
(Fisher, 1957)
Struktur ini dalam teori ikatan valensi dijelaskan sebagai hibrida resonansi sebagai berikut :
Sedngkan dalam teori orbital molekul dijelaskan bahwa nitrogen membentuk tiga ikatan
menggunkan orbital hibrida SP dan orbital P nitrogen dan tiga orbital atom oksigen bergabung
membentuk orbital molekul yang ditempati oleh 2 elektron.
(Vogel, 1990)
2.7. Rekristalisasi
Salah satu pemurnian padatan atau dalm bentuk serbuk yaitu dengan menggunakan kristalisasi
agar diperoleh zat Kristal murni. Proses rekristalisasi meliputi proses pelarutan dan kritalisasi.
(Handoyo, 1995)
2.8. Factor-faktor terbentuknya Kristal
Factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya Kristal tergantung pada :
1. Pembentukan inti Kristal
Inti Kristal adalah partikel-partikel yang amat kecil, yang dapat terbentuk secara spontan sebagai
dari akibat keadaan larutan yang lewat jenuh. Pembentukan inti Kristal merupakan langkah
pertama kristalisasi atau dengan menmbahkn benih Kristal kedalam larutan lewat jenuh.
2. Pembentukan Kristal
Merupakan penggabungan 2 proses yaitu :
a. Transportasi dari molekul-molekul atau ion-ion (dari bahan yang akan di kristalisasi) dalam
l;arutan kepermukaan Kristal dengan difusi. Jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar
maka proses ini semakin cepat.
b. Semakin luas permukaan total Kristal maka semakin banyak bahan yang akan ditempatkan pada
kisi Kristal persatuan waktu.
(Handoyo, 1995)
2.9.Factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukn Kristal
a. Jenis sert banyaknya pengotor
b. Derajat lewat jenuh
c. Viskositas larutan
d. Pergerakan antara larutan dan Kristal
e. Jumlah inti yang ada atau luas permukaan Kristal yang ada
(Handoyo, 1995)
2.10. Dekomposisi rangkap Kristal KNO3
Pada temperature rendah, KNO3 di dekomposisi dalam bahan organic yang dapat menyerap
seperti alumina, silica, titanium, bersama NaY, K 1 %, KY, %, zeolit seperti MCM-41 (molekul
hasil saringan yang menyerap).
Factor lain seperti ruang kosong pada struktur octahedral susunan raung atau geometri, keasaman
permukaan bahan, dan lingkungan mikro menyediakan bahan anorganik yang mudah menyerap
selama semua factor tersebut saling mempengaruhi dalam dekomposisi KNO 3 pada temperature
rendah dalam suatu pengukuran.
Dekomposisi KNO3 pertama-tama menyatakan bahwa KNO3 mulai di dekomposisi pada rentang
400-500 K dalam mengisi hasil pembentukan bahan anorganik dari interaksi. Selanjutnya
sejumlah KNO3 yang memuat alumina yang telah di dekomposisi pada suhu ruangan selama
proses persiapan. Inilah yang akan menjadi factor penting yang akan mempengaruhi hasil dari
dasar yang kuat KNO3 / Al2O3 berpern sebagai katalis.
(Fisher, 1957)
3.2.Skema kerja
3.2.1. Pembuatan garam kalium Nitrat
7,5 g KCl
Gelas beker 8,5 gNaNO3
Gelas bekker
Pelarutan dalam 50 mL air panas Pelarutan dalam 50 mL air panas
Pencampuran
Penguapan hingga volume 40 mL
Penyaringan
Penguapan hingga volume 20 mL
Pendinginn
Penyaringan
Hasil
6.2. Rekristalisasi
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pemisahan garam kalium nitrat dari hasil samping
natrium klorida. Metode yang digunakan yaitu Rekristalisasi (yaitu, pemurnian endapan yang
dihasilkan). Prinsip dalam percobaan pembutan garam kalium nitrat ini adalah berdasarkan pada
perbedaan kelarutan
Endapan kalium klorida yang dihasilkan ditambahkan aquadest dengan tujuan agar larutan garam
Kalium nitrat dapat terpisah dari hasil samping yang berupa natrium klorida. larutan garam
Kalium nitrat dapat terpisah dari natrium klorida karena larutan garam kalium nitrat dan natrium
klorida memiliki perbedaan sifat kelarutan. Garam kalium nitrat mudah larut dalam aquadest
sedangkan natrium nitrat kurang larut dalam aquadest. Karena larutan garam natrium nitrat
bersifat larutan jenuh, yaitu suatu larutan yang tidak bisa mengalami pelarutan kembali.
Larutan garam campuran antara Kalium nitrat dan natrium klorida serta aquadest, dipanaskan
dengan tujuan agar kalium nitrat dapat cepat bereaksi dengan kaliun nitrat. Fungsi aquadest yaitu
untuk mengikat garam kalium nitrat dan memisahkannya dari hasil samping yaitu berupa natrium
klorida.
Pada proses pemanasan terjadi suatu proses penguapan yaitu dengan tujuan agar larutan pengotor
atau aquadest dapat hilang dengan cara terjadinya pemecahan mejadi gas O 2 dan H2 yang akan
teruapkan. Selain itu untuk untuk membuat tekanan total dengan permukaan lebih kecil dari
tekanan uap pada suhu tersebut.
Pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil daya larut, Jika larutan didinginkan,
maka larutan akan mengendap. Endapan ini dapat dipisahkan kemudian dimurnikan dengan cara
rekristalisasi. Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau memadat serta membentuk Kristal
karena mengalami proses kristalisasi. Kristal-kristal juga akan terbentuk dari suatu larutan yang
akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin besar kristalnya maka semakin baik, karena
semakin kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran.
Setelah itu dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan.
Sehingga diperoleh endapan kristal Kalium Nitrat.
Kalium nitrat mengkristal dalam bentuk prisma rombik, tetapi jika larutannya diuapkan perlahan-
lahan pada kaca arloji maka akan mengkristal dalam bentuk rombohedial isomof.
VII. KESIMPULAN
1. Campuran antara kalium korida (KCl) dengan natriun nitrat (NaNO 3) menghasilkan suatu kristal
kalium nitrat dan natrium klorida.
2. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain
didalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.
3. Salah satu pemurnian padatan atau dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggunakan
rekristalisasi agar diperoleh zat Kristal murni
4. Kalium nitrat dan natrium klorida memiliki perbedaan kelarutan
5. Berat rendemen kristal Kalium nitrat yaitu
VIII. DAFTAR PUSTAKA