OLEH :
NAMA : RATNA
KELOMPOK : VB
HALAMAN PENGESAHAN
dilaksanakan :
RANI WINARNI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun
untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik (kandungan kalsium dan magnesium
kurang banyak) diimpor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam beryodium
Selama ini garam banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dalam rumah
tangga, oleh karena itu standar dalam pengolahannya masih sederhana dan harga
jualnya pun masih rendah. Kualitas garam yang dikelola secara tradisional pada
umumnya harus diolah kembali untuk dijadikan garam konsumsi maupun untuk
Garam yang dihasilkan secara tradisional melalui proses penguapan air laut
masih banyak mengandung zat-zat pengotor yang tidak aman jika dikonsumsi oleh
manusia. Adanya zat pengotor ini disebabkan karena dalam pembuatannya tidak
dilakukan dengan efektif. Pengeringan yang dilakukan dibawah terik matahari dalam
dengan zat pengotor. Sehingga untuk menghasilkan garam yang berkualitas tinggi,
mereaksikan garam dapur dengan senyawa yang dapat mengikat zat pengotor
tersebut. Sehingga dengan pemurnian, akan dihasilkan garam dapur dengan kualitas
pemurnian NaCl dengan metode rekristalisasi agar didapatkan garam dapur yang
B. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memurnikan NaCl yang berasal dari
garam dapur melalui proses rekristalisasi dan menghitung rendemen NaCl yang
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara
D. Prinsip percobaan
Prinsip dasar dari percobaan ini yaitu pemurnian garam natrium klorida
berdasarkan perbedaan daya larut zat yang dimurnikan dengan zat pengotornya
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Garam
Garam adalah benda padat berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan
kumpulan senyawa dengan sebahagian besar terdiri dari Natrium Chloride (>80 %),
menyerap air, tingkat kepadatan sebesar 0,8-0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu
801oC. Garam merupakan salah satu bahan kimiawi untuk stabilisasi tanah lempung,
struktur garam (NaCl) meliputi anion ditengah dan kation menempati pada rongga
octahedral. Larutan garam juga merupakan suatu elektrolit yang mempunyai gerakan
brown dipermukaan yang lebih besar dari gerakan brown pada air murni sehingga
bisa menurunkan air dan larutan, ini menambah gaya kohesi antar partikel sehingga
Garam yang kita kenal sehari-hari, adalah suatu kumpulan senyawa kimia
dengan bagian terbesar terdiri dari natrium klorida (NaCl) dengan pengotor terdiri
dari kalsium sulfat (gips) –CaSO4, Magnesium sulfat (MgSO4), Magnesium klorida
(MgCl), dan lain-lain. Apabila air laut diuapkan maka akan dihasilkan kristal garam,
yang biasa disebut garam krosok. Oleh karena itu garam dapur hasil penguapan air
laut yang belum dimurnikan banyak mengandung zat-zat pengotor seperti Ca2+,
Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I-, Br-. Untuk meningkatkan kualitas garam dapur dapat
6
Cara lain untuk meningkatkan kualitas garam adalah pemurnian dengan penambahan
bahan pengikat pengotor. Tanpa adanya proses pemurnian, maka garam dapur yang
dihasilkan melalui penguapan air laut masih bercampur dengan senyawa lain yang
terlarut, seperti MgCl2, MgSO4, CaSO4, CaCO3 dan KBr, KCl dalam jumlah kecil
B. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah salah satu tehnik pemurnian suatu zat padat dari
pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut dalam pelarut yang
sesuai. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan dengan zat
pengotornya. Karena konsentrasi total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi
zat yang dimurnikan,dalam kondisi dingin, konsentrasi pengotor yang rendah tetap
dalam lariutan sementara zat yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap. Pada
merupakan suatu zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam
larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang
especially size and shape are very important as this will influence the separation
process which will in turn affect the yield and quality of the resulting fractions. Such
crystallization results in the formation of high number of nuclei and thus the
produced larger crystals which are lesser in number (Normah et al, 2013).
Maksud dari kutipan diatas bahwa Karakteristik kristal yang terbentuk selama
proses rekristalisasi sangat penting terutama ukuran dan bentuknya hal ini karena
hasil dan kualitas dari fraksi yang dihasilkan. Karakteristik tersebut diatur oleh
pembentukan kristal yang tinggi akan menghasilkan jumlah kristal dengan ukuran
yang lebih kecil sedangkan kristalisasi lambat menghasilkan kristal yang lebih besar
C. Sifat Kristal
The crystallization technique can change the crystal properties such as habit,
polymorphism and size. The nature and extent of these changes depend on the
crystallization conditions including type of solvent and cooling rate as well as the
presence of impurities (Mahalaxmi et al, 2009). Maksud dari kutipan tersebut yaitu
sifat kristal seperti kebiasaan, polimorfisme dan ukuran dapat diubah melalui tehnik
kristalisasi diantaranya jenis pelarut dan pendinginan serta adanya zat kotoran.
8
Struktur garam dapur Natrium khlorida NaCl adalah senyawa khas yang
dalam strukturnya anion Cl- disusun dalam ccp dan kation Na+ menempati lubang
oktahedral (Oh). Setiap kation Na+ dikelilingi oleh enam anion Cl-. Struktur yang
sama akan dihasilkan bila posisi anion dan kation dipertukarkan. Dalam hal ditukar
posisinya, setiap anion Cl- dikelilingi oleh enam kation Na+. Jadi, setiap ion
struktur (6,6). Jumlah ion dalam sel satuan dihitung dengan menjumlahkan ion. Ion
di dalam kubus dihitung satu, ion di muka kubus dibagi dua kubus, di sisi digunakan
bersama empat kubus dan di pojok digunakan bersama oleh 8 kubus. Sehingga untuk
struktur NaCl ada 4 ion Cl dalam sel satuan NaCl yang didapatkan dengan
mengalikan jumlah ion dalam sel dengan satu, di muka dengan 1/2, dan di sisi
dengan 1/4 dan di sudut dengan 1/8. Jumlah ion Na dalam sel satuan juga 4 dan rasio
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Percobaan ini dilakukan pada hari senin tanggal 08 November 2016, pukul
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan analitik,
gelas beaker 250 mL, gelas ukur 50 mL, labu takar 250 mL, pemanas listrik, batang
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kistal garam dapur,
serbuk kapur (CaO), larutan Ba(OH2) encer, larutan (NH4)2CO3, larutan HCl encer,
aquades, asam sulfat (H2SO4) pekat, kertas lakmus, dan kertas saring.
10
B. Prosedur Kerja
1. Perlakuan Awal
a. Dipanaskan 125 mL aquades (diukur dengan labu takar) dalam gelas beker yang
b. Ditimbang 15 gram garam dapur, dimasukkan ke dalam air panas sambil di aduk.
e. Ditambahkan larutan Ba(OH)2 encer tetes demi tetes sambil di aduk larutan 30
f. Disaring larutan tersebut dan filternya dinetralkan dengan larutan HCl encer
g. Diuapkan larutan sampai kering sehingga diperoleh kristal NaCl yang warnanya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Reaksi Lengkap
1. Reaksi awal
CaCO3(aq) + NH4Cl(aq)
Cl2(aq) + H2O(aq)
C. Perhitungan
Penyelesaian :
= 42,4462 – 28,8287
= 13,6175 gram
13
13,6175
= x 100%
15
= 90,78 %
D. Pembahasan
pemurnian suatu senyawa yaitu dengan cara rekristalisasi. Teknik pemisahan dengan
rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup
besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang
lainnya berwujud cair pada suhu kamar. Contohnya pemisahan garam dapur dari zat-
zat pengotor. Garam yang digunakan dalam praktikum ini adalah garam yang belum
murni. garam yang beredar di masyarakat kebanyakan garam yang belum murni. Hal
ini dapat dilihat dari ciri fisik garam dapur tersebut yaitu ukurannya yang agak besar
masih mengandung zat-zat pengotor. Untuk itu dilakukan teknik pemisahan dan
pemurnian cara rekristalisasi. Hal pertama yang dilakukan yaitu dengan melarutkan
garam NaCl di dalam pelarut air yang dipanaskan. Tujuan dari pemanasan air ini,
agar memudahkan zat terlarut untuk larut dalam pelarut air. Selain itu agar daya larut
antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar maka perlu dilakukan penambahan zat-
zat tertentu. Zat-zat tambahan itu akan membentuk senyawa terutama garam yang
14
sukar larut dalam air, selain itu rekristalisai dapat dilakukan dengan cara
menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan dipisahkan. Setelah NaCl
dari penambahan ini adalah untuk mengendapkan zat-zat pengotor seperti zat
pengotor di dalamnya mengandung ion Ca2+, Fe2+, dan Mg2+ yang terdapat dalam
garam dapur. Selanjutnya di dalam filtrat tadi di tambhakan larutan Ba(OH)2 dengan
akibat penambahan kalsium oksida tadi. Kemudian filrat tadi ditambahkan larutan
(NH4)CO3 dengan tujuan agar larutan tersebut menjadi jenuh. Setelah itu, di lakukan
penyaringan untuk memisahkan endapan yang merupakan zat pengotor yang terdapat
dalam larutan tersebut. Kemudian filtrat yang di peroleh dinetralkan dengan larutan
HCl encer yang bersifat asam karena filtat yang di peroleh bersifat basa.
kristal garam dapur kembali, namun bentuknya lebih lembut dan warnanya lebih
putih bersih. Agar proses rekristalisasi ini berjalan dengan baik, kotoran harus
mempunyai kelarutan lebih besar dari senyawa yang diinginkan. Jika hal ini tidak
terpenuhi maka kotoran akan ikut mengkristal bersama senyawa yang diinginkan.
Dampaknya menyebabkan kristal yang di peroleh tidak murni lagi. Kemurnian suatu
zat di tentukan oleh rendemen yang di peroleh dari suatu zat maka tingkat kemurnian
15
akan semakin tinggi sedangkan semakin kecil nialai rendemen yang diperoleh dari
suatu zat maka tingkat kemurnian semakin rendah. Kristal yang diperoleh ini
kemudian ditimbang. Dari hasil penimbangan diperoleh berat kristal sebesar 13,6175
gram, dan diperoleh rendemen kristal garam dapur sebesar 90,78 % yang berarti
bahwa terdapat 90,78 % garam dapur murni dan 9,22 % adalah zat pengotor (residu)
BAB V
SIMPULAN
Simpulan dari hari percobaan yang di lakukan yaitu rekristalisasi adalah salah
satu proses pemurnian suatu zat padat berdasarkan perbedaan daya larut antara zat
yang dimurnikan dengan zat pengotornya. Dari hasil penimbangan di peroleh berat
Kristal sebesar 13,6175 gram, dan di peroleh rendemen Kristal garam dapur sebesar
90,78 % yang berarti bahwa terdapat 90,78 % garam dapur murni dan 9,22 % adalah
zat pengotor (residu) yang berada dalam sampel garam dapur (NaCl)
17
DAFTAR PUSTAKA
Herman dan Willy J., (2015), Pengaruh Garam Dapur (NaCl) terhadap Kembang
Susut Tanah Lempung. Jurnal Momentum. 17(1).
I, Normah., C.S, Cheow., dan C.L, Chong. (2013). Crystal Habit During
Crystallization Of Palm Oil: Effect Of Time And Temperature. International
Food Resesarch Journal. 20 (1). 417-422.
Sulistyaningsih, T., Warlan, S. dan Sri, M.R.S. (2010). Pemurnian Garam Dapur
Melalui Metode Kristalisasi Air Tua dengan Bahan Pengikat Pengotor
NA2C2O4- NAHCO3 dan NA2C2O4- NA2CO3, Jurnal Kimia FMIPA
UNNES. 8(1).