Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
KINETIKA KIMIA
Dosen Pengampu
Mara’ttus Solihah, M.Sc.

Disusun Oleh:

Nama Mahasiswa : DANANG PRIYADI

NIM : 2008076046

Kelas : Pendidikan Kimia 2B

Hari, Tanggal : Selasa, 25 Mei 2021

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2021
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

1. JUDUL
“LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR MATERI KINETIKA KIMIA”
2. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda-tanda reaksi kimia
2. Mahasiswa mampu menentukan laju dan orde reaksi.
3. DASAR TEORI
A. Reaksi Kimia
Persamaan reaksi merupakan bahasa ilmu kimia prsamaan reaksi menjelaskan
secara kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih bergbung dan
secara kuantitatif menyatakan jumlah zat yng bereaksi serta jumlah produk reaksi.
Reaksi kimia dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Reaksi kimia yang berlangsung tanpa perpindahan electron
2) Reaksi kimia yang berlangsung dengan terjadinya perpindahan electron
Reaksi kimia adalah proses yang mengonservasi sekelompok zat yang
disebut reaktan, menjadi kelompok zat baru yang dinamakan produk. Dengan kata
lain, reasi kimia adalah reaksi yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam
banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur masing-masing
mempertahankan komposisi dan zat aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita
dapat mengatakan bahwa suatu reaksi telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisis yang
diperlukan ditunjukkan berikut ini :
1. Perubahan warna
2. Pembentukan padatan atau endapan dalam larutan jernih
3. Evolusi gas atau terbentuknya gas
4. Evolusi atau penyerapan kalor (perubahan suhu)
Meskipun pengmatan seperti ini biasanya menanadakan bahwa reaksi telah
terjadi, bukti kuat masih memerlukan analisis kimia terperinci dari campuran reaksi
untuk mengidentifikasi semua zat yang ada.(Petrucci.2007:108).
Pada umumnya reaksi kimia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan gejala yang ditimbulkannya. Berikut adalah beberapa jenis reaksi
beserta contoh reaksinya yang baik persamaan ataupun stoikiometri reaksinya belum
lengkap.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

1. Reaksi netralisasi
2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
2. Reaksi pembentukan endapan
Pb(CH3COO)2(aq) + 2HCl(aq) → PbCl2(s) + 2CH3COOH(aq)
3. Reaksi pembentukan gas
H2O(l) + Mg(s) → Mg(OH)2(aq) + H2(g)
4. Reaksi pembentukan kompleks
CuSO4(aq) + 2HCl(aq) → H2SO4(aq) + CuCl2(aq)
Reaksi kimia ditandai dengan gejala-gejala yang dapat diamati. Gejala-gejala
tersebut diantaranya adalah terbentuknya gas, terbentuknya endapan, perubahan
temperatur, perubahan warna, rasa dan bau. Reaksi-reaksi kimia dapat berlangsung
cepat atau lambat. Parameter yang digunakan untuk mengukur cepat atau lambatnya
reaksi kimia adalah dengan laju reaksi (v). Biasanya, laju reaksi tergantung dari
beberapa faktor, diantaranya adalah konsentrasi reaktan, temperatur, luas permukaan
reaktan (biasanya untuk reaktan yang padat), serta adanya katalis yang berfungsi
mempercepat berlangsungnya suatu reaksi.
B. Laju Reaksi
Dalam ilmu kimia kita tentu sering mendengar istilah laju reaksi. Laju reaksi
didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Laju rekasi kimia
terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk
terhadap waktu. Laju rekasi tidak tetap, melainkan berubah terus menerus seiring
dengan perubahan konsentrasi (Chang,2006)
Persamaan umum reaksinya dituliskan sebagai berikut:
A+B→C+D
Maka laju reaksi dalam penerapannya dituliskan seperti dibawah, jika laju
reaksi tersebut sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B sehingga:

v=- =- =+ = k [A]m[B]n

[A] dan [B] adalah konsentrasi pereaksi, [C] adalah konsentrasi produk, m
dan n adalah orde reaksi, dan k adalah konstanta laju reaksi. Koefisien k atau disebut
jugakonstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi bergantung pada
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

temperatur). Lain halnya dengan ordo dari suatu reaksi kimia, ordo reaksi nilainya
ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori, walaupun
stokiometrinya telah diketahui (Atkins, 1996).
Besar kecilnya nilai dari laju dari suatu reaksi kimia dapat ditentukan dalam
beberapa faktor, antara lain sifat pereaksi, suhu, katalis dan konsentrasi pereaksi.
Dalam sifat pereaksinya, ada yang reaktif dan ada yang kurang reaktif, misalnya
bensin lebih cepat terbakar daripada minyak tanah. Berdasarkan suhunya, hampir
semua pereaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena kalor yang diberikan
akan menambah energi kinetik partikel pereaksi, akibatnya, jumlah energi tabrakan
bertambah besar. Dalam katalis, laju reaksi dapat dipercepat dengan menambah zat
yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi organik, termasuk
dalam organisme. Sedangkan pada konsentrasi pereaksi, dua molekul yang akan
bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti
kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga
akan mempercepat reaksi (Syukri, 1999).
Suatu reaksi kimia berlangsung karena atom-atom bersekutu atau bersenyawa
dan membentuk molekul-molekul baru, dengan cara mengadakan reorganisani dari
elektronelektron dalam masing-masing atom. Kecepatan berlangsungnya reaksi
kimia dan energienergi yang berhubungan dengan reaksi tersebut, serta
mekanismenya dipelajari dalam kinetika kimia. Mekanisme reaksi dapat diramalkan
dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi,
dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu sistem. Syarat untuk
terjadinya suatu reaksi kimia bila terjadi penurunan energi bebas (ţ G < 0). Tujuan
utama kinetika kimia untuk menjelaskan bagaimana laju bergantung pada
konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan
pengetahuan tentang laju reaksi secara eksperimen (Oxtoby,1999).
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

4. ALAT DAN BAHAN

No. Alat & Bahan Keterangan Jumlah

1 Alat tulis Buku panduan, kertas label, pulpen 1

2 Tabung reaksi Tempat mereaksikan larutan dengan 4


volume yang relative kecil

3 Rak tabung reaksi Tempat peletakan tabung reaksi 1

4 Pipet tetes Alat untuk mengambil larutan dalam 4


jumlah kecil

5 Stopwatch Alat untuk mengukur kecepatan waktu 1

6 HCl 2,5 M Dalam fase larutan -

7 HCl 2 M Dalam fase larutan -

8 HCl 1,5 M Dalam fase larutan -

9 HCl 1 M Dalam fase larutan -

10 CuSO4 Dalam fase larutan -

11 NaOH 0,1 M Dalam fase larutan -

12 Pb Asetat Dalam fase serbuk atau padatan -

13 Pita Mg Dalam fase serbuk atau padatan -

14 Aquades Dalam fase larutan -


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

4. CARA KERJA

a. Mengenal jenis-jenis reaksi

1. Siapkan 4 tabung reaksi, beri label masing-masing tabung reaksinya tabung


pertama NaOH + H2SO4, tabung kedua Pb Asetat + HCl, tabung ketiga HCl +
CuSO4, tabung keempat Aquades + logam Mg.
2. Isilah tabung-tabung reaksi dengan reaktan sesuai dengan label yang telah
diberikan (NaOH dan H2SO4; Pb-asetat dan HCl; HCl dan CuSO4; aquades dan
logam Mg).
3. Homogenkan larutan pada tabung reaksi tersebut, amati dan catat apa yang terjadi
pada masing-masing tabung reaksi tersebut. Apakah terjadi reaksi? Jika iya, gejala
apa yang muncul?
b. Kinetika reaksi logam Mg dengan HCl

1. Siapkan pita logam Mg dengan panjang 0,5 cm sebanyak 4 buah.


2. Siapkan larutan HCl 2,5 M. Dari larutan tersebut, buatlah larutan HCl dengan
konsentrasi 2,0 M; 1,5 M; dan 1M.
3. Siapkan 4 tabung reaksi, beri label, lalu masukkan keempat larutan HCl yang
berbeda konsentrasinya ke dalam 4 tabung reaksi tersebut.
4. Masukkan sepotong logam Mg ke tabung pertama, bersamaan dengan itu hidupkan
stopwatch. Ketika Mg habis, matikan stopwatch.
5. Ulangilah percobaan dengan menggunakan larutan dengan konsentrasi yang
berbeda, masing-masing diulang 2 kali.
6. Plotkan nilai terhadap [HCl]. Bila kurva lurus belum didapatkan, plotkan lagi
terhadap [HCl]2, dst. Tentukan laju reaksi (v) dan konstanta laju reaksi (k).
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

5. HASIL PENGAMATAN
a. Mengenal jenis-jenis reaksi
No. Reaksi 1 Reaksi 2 Gejala Persamaan Reaksi
Tabung
Larutan berwarna
2NaOH(aq) + H2SO4(aq)
1 NaOH H2SO4 tetap berwarna
→ Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
bening
Larutan berwarna
sedikit putih keruh Pb(CH3COO)2(aq) +
Pb(CH3CO
2 HCl dan terbentuk 2HCl(aq) → PbCl2(s) +
O)2
endapan putih 2CH3COOH(l)
dibawahnya
Larutan berwarna
bening dan juga
Terbentuknya H2O(l) + Mg(s) →
3 Aquades Mg
gelembung- Mg(OH)2(aq) + H2(g)
gelembung gas
pada tabung reaksi
Larutan berwarna
biru bening CuSO4(aq) + 2HCl(aq) →
4 HCl CuSO4
H2SO4(aq) + CuCl2(aq)

b. Kinetika reak
b. Kinetika reaksi logam Mg dengan HCl

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3


No.
[HCL]
Tabung t (detik) 1/t t (detik) 1/t t (detik) 1/t

1 2,5 M 138 s 0,0072 96 s 0,0104 137 s 0,0072

2 2M 144 s 0,0069 102 s 0,0098 92 s 0,0108

3 1,5 M 133 s 0,0075 119 s 0,0084 182 s 0,0054

4 1M 1327 s 0,0007 1947 s 0,0005 1606 s 0,0006


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

6. ANALISIS DATA
a. Percobaan pertama Laju Reaksi

[HCl] 1/t Log [HCl] Log 1/t

2,5 M 0,0072 0,3979 -2,1426

2M 0,0069 0,3010 -2,1611

1,5 M 0,0075 0,1761 -2,1249

1M 0,0007 0 -3,1549

b. Percobaan pertama Laju Reaksi

[HCl] 1/t Log [HCl] Log 1/t

2,5 M 0,0104 0,3979 -1,9829

2M 0,0098 0,3010 -2,0087

1,5 M 0,0084 0,1761 -2,0757

1M 0,0005 0 -3,3010

c. Percobaan pertama Laju Reaksi

[HCl] 1/t Log [HCl] Log 1/t

2,5 M 0,0072 0,3979 -2,1549

2M 0,0108 0,3010 -1,9665

1,5 M 0,0054 0,1761 -2,2676

1M 0,0006 0 -3,2218

Reaksi yang terjadi yaitu :

HCl(aq) + Mg(s) → MgCl2(aq) + H2(g)


Rumus laju reaksi (v) = k [A]m [B]n
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

v = k [HCl]m [Mg]n
Saya ambil data dari salah satu percobaan yaitu percobaan pertama untuk mencari laju
reaksi dan konstanta kealjuan dari reaksi kali ini. Berikut perhitungannya, sebagai berikut:

[HCl] 1/t Log [HCl] Log 1/t

2,5 M 0,0072 0,3979 -2,1426

2M 0,0069 0,3010 -2,1611

1,5 M 0,0075 0,1761 -2,1249

1M 0,0007 0 -3,1549

x y x.y x2

0,3979 -2,1426 -0,8525405 0,158324

0,3010 -2,1611 -0,6504911 0,090601

0,1761 -2,1249 -0,5555779 0,031011

0 -3,1549 0 0

£0,875 £-9,5835 £-2,031474 £0,279326

n(£x.y) (£x£y) n(£(x)2) (£(x)2)

-2,031474 -8,38556 0,279326 0,765625


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

Orde (m)
= n(£x.y) - (£x£y) / n(£(x)2) - (£(x)2)
= {(4 . -2,031474)-( -8,38556)} / {(4 . 0,279326)-( 0,765625)}
= 0,738355147
Nilai k adalah
v = k [A]m [B]n
log 1/t = log k + m log[A] + n log[B]
atau
log 1/t = log k + m log[A]
Pemisalah pada reaksi percobaan pertama dengan kosentrasi HCl 2 M
-2,1611 = log k + 0,73 log [2]
Log k = -2,38083
Anti log k = nilai k
k = 0,1919998
k= 1,919 x 10-1
laju reaksinya adalah v =k [A]m
nilainya adalah = 0,2803 atau 2,8 x 10-1 untuk kosentrasi HCl 2 M
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

7. PEMBAHASAN
1. Menentukan jenis-jenis reaksi kimia
Pada percobaan pertama ini dilakukan percobaan yang bertujuan untuk
menentukan jenis-jenis dari reaksi kimia. Adapun jenis-jenisnya reaksi yang
digunakan pada praktikum pertama ini yaitu :reaksi penetralan, reaksi pembentukan
gas, reaksi pembentukan ion kompleks, dan juga reaksi pembentukan endapan.
1. Reaksi Netralisasi
Tujuan dari percobaan mengidentifikasi reaksi netralisasi adalah untuk
menetralkan suatu larutan sehingga diperoleh pH yang bersifat netral. Reaksi
netralisasi dapat terjadi biasanya antara larutan asam kuat dengan basa kuat yang
direaksikan, dimana pada percobaan kali ini pada tabung reaksi yang pertama
dilakukan reaksi netralisasi dengan menambahkan sedikit larutan H2SO4 sekitar
2 mL dan juga menambahkan larutan NaOH dengan volume yang sama, berikut
merupakan persamaan reaksi dari kedua larutan yang direaksikan tersebut, yaitu :

2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l)

Ketika awal mula larutan NaOH tersebut berwarna bening setelah


ditambahkan larutan H2SO4 warna larutan pada tabung reaksi tersebut tetap
berwarna bening dan tidak terjadi perubahan apapun secara segnifikan. Pada
reaksi netralisasi antara larutan asam kuat dengan basa kuat akan menghasilkan
sebuah zat baru yaitu garam adapun yang bertindak sebagai garam adalah Na2SO4.
(Basri, 1996)
2. Reaksi Pembentukan Endapan
Reaksi pembentukan endapan adalah reaksi yang digunakan dalam analisi
organik yang reaksinya melibatkan atau akan menghasilkan pembentukan
endapan. Endapan dapat terbentuk jika suatu larutan teralalu jenuh ketika
direaksikan dengan zat yang bersangkutan. Gejala yang terjadi pada reaksi ini
adalah terbentuknya endapan pada tabung reaksi yang digunakan saat praktikum.
(Brandy, 1994)
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui gejala-gejala apa yang
terjadi pada reaksi pembentukan endapan yang dilakukan. Pada percobaan kali ini
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

dilakukan dengan mencampurkan larutan Pb Asetat (Pb(CH3COO)2) dengan


larutan asam kuat yaitu asam klorida sehingga akan mengahasilkan endapan
ketika direaksikan dalam tabung reaksi tersebut. Pada praktikum tersebut yang
awal mulanya larutan berwarna bening ketika ditambahkan larutan HCl larutan
tersebut berubah warnannya agak putih kekeruhan, adapun reaksi yang terjadi
adalah :

Pb(CH3COO)2(aq) + 2HCl(aq) → PbCl2(s) + 2CH3COOH(l)

Endapan yang terbentuk pada reaksi tersebut adalah endapan PbCl2 atau
timbal(II) klorida yang warna endapannya berwarna putih.
3. Reaksi Pembentukan Gas
Reaksi pembentukan gas dapat terjadi apabila logam direaksikan dengan asam
pusat yang dapat menimmbulkan gas. Reaksi ini juga sering disebut dengan
reaksi pendesakan, logam-logam yang digunakan pada reaksi pembentukan gas
adalah logam yang mudah mengalami tereduksi. Adapaun persamaan reaksi
pembentukan gasnya adalah :
Logam + Asam kuat encer  garam + H2O
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui gejala-gejala yang terjadi
pada reaksi pembentukan gas. Dalam percobaan kali ini menggunakan bahan
yaitu larutan aquades yang direaksikan dengan larutan pita magnesium dengan
volume yang sama. Adapun reaksinya yaitu :

H2O(l) + Mg(s) → Mg(OH)2(aq) + H2(g)

Pada praktikum kali ini terbentuk sebuah gas yaitu gas hidrogen atau H2 yang
dapat diketahui dengan munculnya gelembung-gelembung gas pada tabung reaksi
yang digunakan dalam praktikum. Namun kekurangan pada reaksi kali ini adalah
zat atau larutan yang akan direaksikan dengan logam adalag aquades sehingga
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

mungkin untuk gejala yang dapat dilihat kurang atau tidak terlalu jelas. Volume
yang digunakan dalam semua percobaan diatas juga kurang jelas baik itu dari
reaksi netralisasi sampai percobaan uji macam-macam reaksi yang dilakuakn,
seharusnya reaksi yang akan dilakukan mempunyai volume yang sama sehingga
perbandingannya lebih mudah dan jika volume yang digunakan dalam praktikum
tidak sama kemungkinan terjadinya kesalahan akibat kurang teliti dapat terjadi.
4. Reaski Pembentukan Ion Kompleks
Reaksi ini adalah suatu kumpulan dari reaksi-reaksi dasar yang memberikan
produk yang diperlukan atau menguraikannya mekanaisme suatu reaksi. Gejala
yang terjadi pada uji reaksi pembentukan ion kompleks adalah perubahan warna
larutan yang merupakan penyebab dari melarutnya endpaan dalam reagenesia
yang berlebih.(Koeman, 1990)
Pada praktikum kali ini yaitu tabung reaksi nomer empat bertujun untuk
mengetahui ion kompleks serta perubahan warna pada larutan ketika direaskikan.
Dalam percobaan kali ini bahan yang digunakan adalah larutan asam klorida yang
direaksikan dengan tembaga(II)sulfat yang menghasilkan ion kompleks
tembaga(II)klorida (CuCl2). Berikut merupakan reaksinya anatara lain:

CuSO4(aq) + 2HCl(aq) → H2SO4(aq) + CuCl2(aq)

Ion kompleks yang terbentuk pada reaksi percobaan kali ini adalah CuCl2.
Senyawa ion kompleks sendiri adalah suatu senyawa ion yang terbentuk dari
suatu kation tunggal (biasanya adalah ion logam transisi) yang dalam hal ini
adalah Cu2+ yang terikat langsung pada beberapa anion atau molekul netral. Ion
kompleks sendiri tersusun dari ion atom-atom pusat dan ligan-ligannya. Pada
praktikum ini yang awal mulanya larutan berwarna bening kemudian setelah
direaksikan larutannya berubah warnanya menjadi biru bening yang artinya
dalam larutan tersebut terjadi suatu reaksi yaitu reaksi pembentukan ion
kompleks.
2. Menentukan niai laju reaksi dan orde reaksi
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

Dalam percobaan yang kedua kali ini yaitu menentukan laju reaksi atau keceptaan
terjadinya suatu reaski dan orde reaskinya. Adapaun untuk bahan yang digunakan
adalah logam Mg yang telah dipotong kecil-kecil dengan ukuran yang sama, hal ini
dilakukan agar dalam penentuan laju reaski dari setiap tabung reaksi tidak
dipengaruhi oleh ukuran atau besar kecilnya logam pita Mg yang akan direaksikan.
Setalah alat dan bahan sudah dicuci dan siap digunakan, Langkah pertama dalam
praktikum kali ini adalah melabeli masing-masing tabung reaski dengan kosentrasi
larutan HCl yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk mempermudah praktikan
dalam proses praktikum nantinya. Tabung reaksi pertama diisi larutan HCl 2,5 M;
tabung kedua larutan HCl dengan konsentrasi 2,0 M; tabung reaksi ketiga dengan
kosentrasi HCl sebesar 1,5 M; dan tabung reaski yang terakhir larutan HCl dengan
kosentrasi sebesar 1M. Langkah berikutnya yaitu isikan reagen atau larutan HCl ke
dalam tabung reaksi sesuai dengan kosentrasinya masing-masing. Setalah itu, langkah
selanjutnya yaitu masukkan pita logam Mg yang telah dipotong sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan pada masing-masing tabung reaksi. Tujuan dilakukan variasi
pada percobaan kali ini adlah untuk mengetahui pengaruh kosentrasi terhadap laju
reaksi atau kecepatan reaksi, jika semakin tinggi kosentrasi zatnya maka semakin
cepat reaksinya atau laju reaksinya, hal ini terjadi karena semakin tinggi kosntrasi
maka partikel zat tersebut juga akan semakin banyak sehingga reaksi dapat
berlangsung dengan cepat. Ketika logam Mg telah dimasukkan dalam tabung reaksi,
stopwatch atau penghitung waktu mulai dinyalakan dan dihentikan ketika logam pita
magnesium(Mg) sudah benar-benar habis bereaksi. Percobaan tersebut dilakukan
secara tiga kali untuk mengetahui perbandingan dari laju reaski tersebut.
Dari hasil percobaan praktikum kali ini diperoleh waktu yang berbeda-beda
setiap variasi dan percobaanya, hal ini dipengaruhi oleh kosentrasi yang berbeda-beda
dalam setiap tabung reaksinya. Semakin tinggi kosentrasinya maka akan semakain
cepat reaksi dapat berlangsung, seperti pada percobaan dengan larutan HCl 2,5 M
dengan larutan HCl dengan kosentrasi 2 M, pastinya waktu yang dibutuhkan untuk
cepat habis bereaksi berbeda larutan HCl dengan kosentrasi 2,5 M membutuhkan
waktu 138 sekon, sedangkan untuk larutan HCl 2 M membutuhkan waktu 144 sekon.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

Reaksi yang terjadi pada pada praktikum ini adalah reaksi pembentukan gas ,
sehingga saat pita Mg dimasukkan dalam larutan HCl pada tabung reaksi akan
menghasilkan gelembung-gelembung gas H2 atau Hidrogen, adapun untuk persamaan
reaksinya, sebagai berikut:
HCl(aq) + Mg(s) → MgCl2(aq) + H2(g)
(Petruci, 1992)
Dalam praktikum kali ini ketiga pita Mg dimasukkan ke dalam larutan HCl
dengan kosentrasi tertentu akan menghasilkan gelembung-gelembung gas disekitar
pita logam yang kemudian akan menempel pada dinding-dinding tabung reaksi.
Gejala lain yang dihasilkan adalah perubahan temperature yang sanagat segnifikan,
ketika logam Mg tersebut dimasukkan suhu larutan HCl akan berubah menjadi panas.
Semakin suhunya cepat panas artinya reaksi tersebut berjalan dengan cepat dalam arti
lain yaitu nilai dari laju reaksinya akan semakin besar. Dalam percobaan kali ini
didapatkan nilai dari konstanta kelajuan (k) reaksinya sebesar 1,91998 x 10-1 Ms-1
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

8. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan menjadi beberapa poin, antara lain :
1) Reaksi kimia adalah proses yang mengonservasi sekelompok zat yang disebut
reaktan, menjadi kelompok zat baru yang dinamakan produk. Dengan kata lain,
reasi kimia adalah reaksi yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam
banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur masing-
masing mempertahankan komposisi dan zat aslinya. Reaksi kimia dapat terjadi
jika mengalami beberapa kriteria seperti : terjadi perubahan warna, terbentuknya
endapan, berubahnya temperature atau suhu, dan yang terakhir terbentuknya gas.
2) Dari beberapa percobaan nilai nilai konstantanya adalah sebesar konstanta
kelajuan reaksinya sebesar 1,91998 x 10-1 Ms-1

3) Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi seperti katalis yang
merupakan zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mempengaruhi hasil
reaksi titik berikutnya adalah suhu yaitu semakin tinggi suhu maka reaksi
semakin lambat juga. luas permukaan, untuk campuran heterogen reaksi hanya
terjadi pada bidang batas campuran yang disebut bidang sentuh titik konsentrasi,
semakin tinggi konsentrasi maka semakin laju reaksinya semakin rendah
konsentrasinya maka semakin lambat reaksinya.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

9. LEMBAR PENGESAHAN

Pekalongan, 30 Mei 2021

Mengetahui,

DOSEN PENGAMPU PRAKTIKAN

Mara’ttus Solihah, M.Sc. Danang Priyadi


NIP. NIM. 2008076046
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Telepon (024) 76433366 Semarang
50185

10. DAFTAR PUSTAKA

Khopkar. (2002). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI press.

Chang, Raymond. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 dan II.
Jakarta: Erlangga.

Basset, J. Dkk. (1994). Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka dan L. Setiono. Jakarta. : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Basri, S. (1996). Kamus Kimia. Jakarta: Rineka Cipta

Petrucci, R. (1999). Kimia Dasar. Jakarta :Erlangga

Anda mungkin juga menyukai