AQSAMUL QUR’AN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Khoirul Basyar, M. Si.
Disusun Oleh :
Ibnu Haikal (3620049)
Fatikhatus Sania (3620050)
Muhammad Nizamudin Azka (3620051)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi kebenaran dan agama, manusia itu berbeda dalam cara
menerima, menghayati, dan mengamalkannya Bagi orang yang bersih jiwanya dan
tidak dikotori hawa nafsunya, mereka siap menerima kebenaran agamadengan
mudah, lancar, serta insaf. Mereka tidak membutuhkan argumentasi, teori muluk-
muluk, bukti-bukti, maupun ucapan – ucapan yang diperkuat dengan taukhid atau
sumpah. Sebaliknya, bagi orang yang jiwanya dikotori hawa nafsu, kebatilan dan
tipuan setan, mereka tida akan mau menerima kebenararan agama. Mereka menerima
kebenaran agama setelah jiwanya dimasuki bentuk – bentuk ungkapan yang
menenangkan jiwa, baik diberi penguat (taukid) ataupun sumpah ( qosam ).
Ilmu Aqsam Al-Qur’an adalah salah satu disiplin ilmu yang mempunyai
peranan sangat penting bagi seorang pelajar, dan kepada semua umat islam secara
umumnya. Ketika Rasulullah SAW menyampaikan Al-Qur’an kepada Umatnya,
sebagian orang kafir Quraisy ingin menandinginya dengan cara membuat ungkapan-
ungkapan atau syair yang sengaja mereka buat untuk merendahkan Nabi SAW.
Sehingga Nabi menghadapi tantangan luar biasa dari masyarakat kafir Quraisy saat
itu. Namun, sebagian dari kalangan kafir Quraisy menerima kebenaran islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga dari sini kita dapat memahami
bahwa, jika jiwa manusia itu bersih dari sifat tercela, Insyaallah akan mudah
menerima kebenaran dari siapapun kebenaran itu datang. Jiwa yang bersih akan
selalu terbuka akan ajaran kebenaran dari firman- firman Allah Swt. Dalam
menyampaikan kebenaran itu tidak diperlukan argument atau alasan agar kebenaran
itu bisa diterima. Tapi bagi manusia yang hatinya selalu dipenuhi sifat tercela,
dipenuhi sifat dengki, maka kebenaran itu akan sulit diterima. Oleh karenanya,
dalam menyampaikan ajaran kebenaran kepada manusia seperti ini, diperlukan
berbagai cara dan argumentasi agar mereka dapat menerima kebenaran itu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jadi manusia bersumpah untuk membuktikan bahwa dia benar, sehingga orang
lain mempercayai berita yang dibawanya. Sampai disini tidak ada persoalan.
Problem segera timbul bila sumpa itu datang dari Allah, karena kita memercayai
sepenuh hati, bahwa Allah maha sempurna, maha benar, dan sekali- kali takpernah
curang apalagi bohong.2
Dilihat dari segi fi’ilnya, qasam Al Quran itu ada dua macam, sebagai berikut:
a. Qasam Dhahir
Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya disebutkan fi’il qasam dan
muqsam bihnya dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya,
sebagaimana pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jarr berupa wawu,
ba’ dan ta’. Contohnya seperti dalam surat Al Qiyamah ayat 1-2 berikut:
b. Qasam Mudhmar
Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam
dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh “lam taukid” yang
menunjukkan sebagai jawaban qasam. Contohnya seperti dalam surat Ali Imran
ayat 186:
Dilihat dari segi muqsam bihnya, maka qasam ada tujuh macam:
a. Qasam dengan Dzat Allah SWT atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada 7 ayat,
diantaranya seperti dalam surat Al Hijr ayat 92.
gكgَgبرggِّوgَفgََ أهمgَُنلgْgَ َّ
gس gنgميَعgِجgَأgْgَ
b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT. Seperti dalam surat As Syams
ayat 5.
g ِءg اg َمgَّgسgلg اg َوg اg َمg َوg اgَهg اgَ نgَب
c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT, seperti dalam surat Ath Thur ayat 1.
2
Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir,(Pustaka Pelajar Jakarta 2011).hlm. 203-204
4
ُّ َو
ِرgۙ الط ۡو
d. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT, seperti dalam surat An Nazia’at
ayat 1-3.
ٰ ٰ
ِ وٱلنَّ ِز ٰ َع°َ ت َس ْبحًا
° ت غَرْ قًا ِ ََوٱلنَّ ِش ٰط
ِ َوٱل ٰ َّسبِ ٰ َح° .ت نَ ْشطًا
e. Qasam dengan Nabi Allah SWT, seperti dalam surat Al Hijr ayat 72.
َك إِنَّهُ ْم لَفِي َس ْك َرتِ ِه ْم يَ ْع َمهُون
َ لَ َع ْم ُر
f. Qasam dengan makhluk Allah SWT, seperti dalam surat At Tin ayat 1-2.
َر ِس ۡينِ ۡي ۙنgِ َوطُ ۡو° َوالتِّ ۡي ِن َوال َّز ۡيتُ ۡو ۙ ِن
g. Qasam dengan waktu, seperti dalam surat Ad Dhuha ayat 1-2.3
َوالضُّ َحىo َوالَّ ْي ِل اِ َذا َس ٰجى
a. Sighat pertama
Sebagaimana sudah disebutkan, bahwa sighat (bentuk) yang asli dalam sumpah itu
ialah bentuk yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi’il sumpah ynag dimuta’addikan
dengan “ba’” muqsam bih dan muqsam alaih. Kemudian fi’il yang dijadikan
sumpah itu bisa lafal aqsamu, ahlifu atau asyhidu yang semuanya berarti “
bersumpah”.
Kebiasaan orang yang bersumpah itu memakai berbagai macam bentuk, yang
berarti merupakan sighat-sighat yang tidak asli lagi.Begitu pula di dalam Al Quran,
banyak terdapat juga sighat-sighat sumpah lain, disamping yang asli. Mislanya
sighat yang ditambah huruf “la” di depan fi’il qasamnya. Contohnya seperti dalam
surat Al Insyiqaq ayat 16:
Sighat ini adalah untuk membantah atau menyanggah keterangan yang tidak benar.
Tambahan “Qul Bala” itu adalah untuk melengkapi ungkapan kalimat yang
sebelumnya, yang berisi keterangan yang tidak betul, yaitu kalimat:
3
Ibid.hlm 292
5
َكفَرُوْ ا الَ ثَا ْءثِ ْينَ السَّاعَة الَّ ِذ ْينَ َوقَا َل
Kadang-kadang sumpah dalam Al Quran itu ditambah dengan kata-kat “ Qul Iiy”
yang berarti benar. Seperti dalam surat Yunus ayat 53:
D. Faedah Qasam
a. Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori
menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena sudah
diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT.
b. Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar
dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan
beberapa taukid (penguat). Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya
masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima pendengar.
c. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Dr.
Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atu mengagungkan Allah SWT.
Karena telah menjadikan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai
penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuai
dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri.
6
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam qasam juga terdapat faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah
sampai pendengar, dan dia bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan
dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa
lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan
sumpah. Dan dengan bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti
memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. Karena telah menggunakan nama-Nya
selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmmad Syadali, Ahmad Rofi’I, 1997. Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia.