Anda di halaman 1dari 13

ILMU AQSAMUL QUR’AN

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas

Perkuliahan Ulumul Qur’an2

Oleh : kelompok 6

Muhammad Rendi 210601128

Hadi fiqri 210601119

Alpina putri 210601118

PROGRAM STUDI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UIN MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho
SWT. Karna tanpa rahmat dan ridhonya kita tidak dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas perkuliahan ulumul qur’an2 dengan judul makalah
aqsamul qur’an

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas bantuan dari
banyak pihak yang dengan tulus member do’a saran dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki
oleh karna itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat.

Mataram, rabu 5 oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 2

1. Definisi Dari Aqsamul Qur’an .................................................. 2


2. Unsur-Unsur Dari Aqsamul Qur’an .......................................... 3
3. Jenis - Jenis Aqsamul Qur’an.................................................... 5
4. Bentuk - Bentuk Aqsamul Qur’an............................................. 5
5. Manfaat Aqsamul Qur’an .......................................................... 6
6. Tujuan Aqsamul Qur’an............................................................ 6

BAB III PENUTUP ............................................................................. 8

A. Kesimpulan .............................................................................. 8
B. Saran.......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ulumul Qur’an adalah ilmu yang mempelajari tentang hal – hal yang
ada hubungannya dengan Al Qur’an.1Maka ilmu yang ada dalam Al Qur’an
disebut Ulumul Qur’an. Ilmu tersebut diantaranya adalah Ilmu Aqsamul
Qur’an yang berisi tentang sumpah didalam al qur’an.
Sumpah dalam konotasi bahasa Al Qur’an disebut qasam yang
membicarakan tentang pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang
konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang di ingkarinya

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari Aqsamul Qur’an?


2. Apakah unsur-unsur dari Aqsamul Qur’an?
3. Sebutkan jenis - jenis Aqsamul Qur’an?
4. Sebutkan bentuk - bentuk Aqsamul Qur’an ?
5. Apa manfaat Aqsamul Qur’an?
6. Apa tujuan Aqsamul Qur’an?

1
Teuku Muhammad,Ilmu – ilmu Al Qur’an, (Semarang : PT Pustaka Rizki
Putra,2002),hal 1

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Aqsamul Qur’an


Aqsam adalah bentuk jamak dari “qasam” yang mengandung arti
“sumpah”2 Dalam bahasa Arab, kata “sumpah” juga sering disebut dengan
“al-hilf” (‫ )الحلف‬atau “al-yamin” (‫)المين‬. Adapun shighat asli dari kata
“qasam” ialah fi’il atau kata kerja “aqsama” atau “ahlafa” yang dimuta’addi
(transitif) dengan “ba” menjadi muqsam bih (sesuatu yang digunakan untuk
bersumpah), kemudian muqsam alaih yang dinamakan dengan jawab qasam3.
Qasam didefenisikan sebagai “mengikat jiwa (hati) agar tidak melakukan
atau melakukan sesuatu, dengan “suatu makna” yang dipandang besar, agung,
baik secara hakiki maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu.
Sumpah dinamakan juga dengan “yamin” (tangan kanan), karena orang Arab
ketika bersumpah memegang tangan kanan orang yang diajak bersumpah4.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, sumpah (aqsam) berarti dengan
pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersakasi kepada Tuhan atau
sesuatu yang dianggap suci bahwa apa yang dikatakan atau dijanjikan itu
benar
Abu al-Qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah SWT
menyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam Kitab-Nya adalah untuk
menyempurnakan serta menguatkan “hujjah”Nya, dan dalam hal ini, kalimat
“qasam” memiliki dua keistimewaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau

2
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989), hal.
341
3
Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, terjemahan Aunar Rafiq El-Mazni,
(Jakarta: Pustaka Al Kautsar, Cet. IV, 2009), hal. 364
4
Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumul Qur’an, hal. 365
persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu
sendiri.5
Jadi dapat disimpulkan bahwa Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari
ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah,
dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an.Selain
pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an
menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama
Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan
untuk memaparkan qasam dengan memakai kata aqsama, dan kadang
menggunakan kata halafa.

2. Unsur-Unsur dari Qasam


A. Fi’il Qasam
Qasam atau sumpah itu sering dipergunakan dalam percakapan,
sehingga tak jarang qasam tersebut diringkas: yaitu dengan
menghilangkan “fi’il qasam” dan dicukupkan dengan “baa” saja6
Kemudian “baa” pun diganti dengan “wawu” pada isim dzahir, seperti:

‫َوالَّلي ِْل ِإذَا يَ ْغشَى‬


“Demi malam, bila menutupi (cahaya siang)”. (QS. Al-Lail: 1)

Dan diganti dengan “taa” pada lafazh jalalah, misalnya:

ْ َ ‫َوتاَهللِ أل َ ِك ْيدَ َّن أ‬


‫صنَا َم ُك ْم‬
“Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhalamu.” (QS. Al-Anbiyaa’: 57).

5
Jalaluddin as-Syuyuthi asy-Syafi’i, Al-Itqaan fi Ulumil Qur’an, (Beirut: Darul Fikr,
1429H/2008M), hal. 487

6
“Baa” tidak terdapat dalam Alquran kecuali dengan fi’il qasam, seperti dalam QS. An-
Nur: 53

3
B. Al-Muqsam bihi
Al-Muqsam bihi yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah.
Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama Allah dan
ada kalanya dengan menggunakan nama-nama ciptaan-Nya. Allah
bersumpah dengan zat-Nya dalam Al Qur’an pada tujuh tempat7yaitu

1. Surat Al Taghabun ayat 7


2. Surat Saba’ ayat 3
3. Surat Yunus ayat 53
4. Surat Maryam ayat 63
5. Surat Al Hijr ayat 96
6. Surat An Nisa ayat 65
7. Surat Al Ma’arij ayat ke 40

C. Muqsam ‘alaih
Muqsam ‘alaih artinya bentuk berita yang ingin dipercaya/diterima
oleh orang yang mendengarnya sehingga diperkuat dengan sumpah
tersebut atau disebut juga jawab qasam. Posisi muqsam alaih terkadang
bisa menjadi taukid, sebagai jawaban qasam karena yang dikehendaki
dengan qasam adalah untuk mentaukidi muqsam alaih (menguatkannya).
Menurut Mana’ul Quthan ada empat hal yang harus dipenuhi muqsam
alaih, yaitu :
1. Muqsam alaih/berita itu harus terdiri dari hal-hal yang baik, terpuji,
atau hal-hal yang penting.
2. Muqsam alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk sumpah.
Jika kalimat muqsam alaih tersebut terlalu panjang, maka muqsam
alaihnya boleh dibuang.

7
Teuku Muhammad,Ilmu – ilmu Al Qur’an, (Semarang : PT Pustaka Rizki
Putra,2002),hal 185

4
3. Jika jawab qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang positif (tidak
dinegatifkan), maka muqassam alaihnya harus dimasuki huruf “lam”
dan “qod”.
4. Materi isi muqsam alaih itu bisa bermacam-macam, terdiri dari
berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting.

3. Jenis - jenis Aqsamul Qur’an


Dilihat dari segi fi’ilnya, Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A. membagi qasam
dalam Al-Qur’an ada dua macam, yaitu;
a. Qasam dhahir (nampak/ jelas), yaitu qasam yang fi’il qasamnya
disebutkan bersama dengan muqsam bihnya. Seperti ayat berikut :

( ُ‫ّللاُ َمن يَ ُموت‬


‫ث ه‬ ُ َ‫اّلل َج ْهدَ أَيْ َما ِن ِه ْم الَ يَ ْبع‬ َ ‫وأ َ ْق‬....
ِ ‫س ُمواْ ِب ه‬ َ ) ‫النحل‬: ٨٣
Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya
yang sungguh-sungguh: ‘Allah tidak akan membangkitkan orang yang
mati’.”
Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, dan dicukupkan
dengan huruf “ba’”, “wawu”, dan ta’”. Seperti :

(‫ض َحى‬
ُّ ‫وال‬. َ ‫)واللَّي ِْل ِإذَا‬
َ ‫س َجى‬ َ ‫الضحى‬: ١-٢
Artinya : “Demi waktu matahari sepenggalahan naik. Dan demi malam
apabilatelah sunyi (gelap).”
b. Qasam Mudhmar (tersimpan/ samar) yaitu qasam yang didalamnya tidak
dijelaskan/ disebutkan fi’il qasam dan muqsam bihnya. Tetapi yang
menunjukkan bahwa kalimat tersebut kalimat qasam adalah kata-kata
setelahnya yang diberi lam taukid yang masuk kedalam jawab qasamnya.,
seperti :

(‫لَت ُ ْبلَ ُو َّن فِي أ َ ْم َوا ِل ُك ْم َوأَنفُ ِس ُك ْم‬...) ‫آل عمران‬: ١٣١
Artinya : “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan
dirimu.”

4. Bentuk - Bentuk Aqsamul Qur’an

5
a. Bentuk Pertama: Bentuk Asli
Bentuk asli dalam sumpah ialah bentuk sumpah yang terdiri dari tiga
unsur, yaitu fi’il sumpah yang dimuta’addikan dengan ba’, muqsam
bih dan muqsam alaih seperti contoh-contoh di atas.

b. Bentuk Kedua: Ditambah huruf La.


Kalimat yang digunakan orang untuk bersumpah itu memakai
berbagai macam bentuk. Begitu pula dalam al-Qur’an ada bentuk sumpah
yang keluar dari bentuk asli sumpah.
Misalnya bentuk sumpah yang ditambah huruf La di depan fi’il
qasamnya seperti Surat Al-Ma’arij : 40, Surat Al-Waqi’ah : 75,Surat Al-
Insyiqaq : 16,Surat Al-Haqqah : 38.

5. Manfaat Aqsamul Qur’an


a. Mempertegas dan memperkuat berita yang sampai kepada pendengar.
b. Memberikan nilai kepuasan kepada pembawa berita yang telah
menggunakan Qasam.
c. Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah.

6. Tujuan Aqsamul Qur’an


a. Dalam substansinya sumpah dilakukan untuk memperkuat pembicaraan
agar dapat diterima atau dipercaya oleh pendengarnya. Sedang sikap
pendengar sesudah mendengar qasam akan bersikap salah satu dari
beberapa kemungkinan.
b. Pendengar yang netral, tidak ragu dan tidak pula mengingkarinya. Maka
pendengar yang seperti ini akan diberi ungkapan ibtida’ (berita yang
diberi penguat taukid ataupun sumpah) contohsuratAl-Hadid:8
c. Pendengar mengingkari berita yang didengar. Oleh karenanya berita
harus berupa kalam ingkari (diperkuat sesuai kadar keingkarannya). Bila
kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu taukid saja.
ContohsuratAn-Nisa’:40. Sedang apabila kadar keingkarannya cukup

6
berat, maka menggunakan dua taukid (penguat). SepertisuratAl-
Maidah:72.
d. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam alaih (jawab qasam,
pernyataan yang kerenanya qasam diucapkan). Oleh karena itulah
muqsam alaih haruslah berupa hal-hal yang layak didatangkan qasam
baginya, seperti hal-hal ghaib dan tersembunyi jika qasam itu diaksudkan
untuk menetapkan keberadaannya
e. untuk menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Aqsamul Qur’an
adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang
arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam
al-Qur’an.Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya
bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau
pernyataan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih.
A. Unsur-Unsur dari Qasam yaitu
1. fi’il qasam
2. Al-Muqsam bihi
3. Muqsam ‘alaih
B. Jenis - jenis Aqsamul Qur’an ialah
1. Qasam dhahir (nampak/ jelas
2. Qasam Mudhmar (tersimpan/ samar)
C. Bentuk - Bentuk Aqsamul Qur’an adalah
1. Bentuk Pertama: Bentuk Asli
2. Bentuk Kedua: Ditambah huruf La.
D. Manfaat Aqsamul Qur’an
1. Mempertegas dan memperkuat berita yang sampai kepada pendengar.
2. Memberikan nilai kepuasan kepada pembawa berita yang telah
menggunakan Qasam.
3. Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah
E. Tujuan Aqsamul Qur’an
1. Untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima atau dipercaya
oleh pendengarnya.
2. Pendengar yang netral, tidak ragu dan tidak pula mengingkarinya.
Maka pendengar yang seperti ini akan diberi ungkapan ibtida’ (berita
yang diberi penguat taukid ataupun sumpah)
3. Pendengar mengingkari berita yang didengar. Oleh karenanya berita
harus berupa kalam ingkari (diperkuat sesuai kadar keingkarannya).
Bila kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu taukid saja.
4. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam alaih (jawab qasam,
pernyataan yang kerenanya qasam diucapkan).
5. Untuk menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’a

B. Saran

Kami berharap bahwa dalam makalah yang saya buat ini bisa bermanfaat
bagi pembaca. Oleh karena itu, menyarankan agar pembaca mencari referensi
yang lain untuk lebih memahami materi ini dan yang lain untuk lebih
memahami materi ini dan jangan pernah puas dengan makalah yang
kelompok kami buat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, 2009, terjemahan Aunar


Rafiq El-Mazni, Jakarta: Pustaka Al Kautsar
Muhammad, Teuku, 2002,Ilmu – ilmu Al Qur’an,Semarang : PT Pustaka
Rizki Putra
Yunus, Mahmud, ,1989,Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya
Agung
Khalaf Abdul Wahab, 2003, Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Pustaka
Amani
Syafe’i Rahmat, 2010, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: CV Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai