Anda di halaman 1dari 13

QOSAM DALAM AL-QUR’AN

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Studi Qur’an

Dosen Pengampu : Muslih, S.H.I, M.H.

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Diniyatun Nisa : 2108205115

Lisma Nurul Allisa : 2108205104

Rokhaliyah : 2108205130

PRODI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji serta syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
salah satu tugas dari mata kuliah “Studi Al- Qur’an” yang berupa sebuah karya tulisan
makalah yang membahas tentang "QOSAM DALAM AL-QUR’AN".

Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Sang panutan alam
semesta, yakni baginda Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabat-
sahabatnya, tabi’intabi’atnya, serta mudah-mudahan kepada kita selaku umatnya yang
menantikan syafa’at dihari kiamat nanti. Amin.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
sendiri dan umumnya bagi para pembaca. Kemudian dengan hati yang lapang, penulis
menerima kritik ataupun saran jika ada kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini,
guna melengkapi dan membenarkan karya tulisan makalah penulis ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cirebon, 22 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGNTAR...……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI.…...……….…………………………………………...……..……….ii
BAB I…………………….....………………………………………………..………1
PENDAHULUAN…...…...………………..………………………………………...1
A. Latar Belakang…............……………………………………………….…….1
B. Rumusan Masalah...………...………………………………….......................1
C. Tujuan Penulisan...…………...……......……………………………………..1
BAB II……………….............................………….………...……………………….2
PEMBAHASAN…….........…………………….…………...……………………….2
A. Pengertian Qosam……………......………...…....…………….……………..2
B. Unsur-Unsur Yang membentuk Qosam…………………..............................3
C. Macam-Macam Qosam……………………………..…………...…………...6
D. Tujuan dan Hikmah Qosam Dalam Al-Qur'an................................................7

BAB III..………………………………………………………...…………...………9

PENUTUP……………………………..……………………...……………………..9

A. Kesimpulan……………..….……...………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA…………………..……………….....………………………10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kitab yang diwahyukan oleh Allah untuk memberi


petunjuk kepada orang yang berkebajikan, umtuk membawa berita tentang
penyelamatan kepada orang-orang saleh dan memberi peringatan tentag azab bagi para
pelaku kejahatan. Al-qur’an dalam membawa pesan-pesan ajaran-Nya, menggunakan
gaya bahasa yang bukan hanya dimengerti oleh mereka yang hidup pada saat ia
diturunkan. Tapi lebih jauh dari itu supaya dapat memengaruhi generasi berikutnya
berdasar pada ajaran pokok yang dikandungnya. Di dalam Al-qur’an juga terdapat ayat-
ayat yang memberi penegasan akan sebuah pernyataan. Penegasan itu berbentuk
pernyataan qosam (sumpah) yang langsung difirmankan oleh Allah SWT. Sumpah
dalam konotasi Al-qur’an disebut qosam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian qosam?


2. Apa saja yang termasuk unsur qosam?
3. Apa saja macam-macam qosam?
4. Apa tujuan qosam dalam al-qur’an?
5. Apa hikmah dari qosam dalam al-qur’an?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari qosam.


2. Untuk mengetahui unsur-unsur qosam.
3. Untuk mengetahui macam-macam qosam.
4. Untuk mengetahui tujuan qosam dalam al-qur’an.
5. Untuk mengetahui hikmah dari qosam dalam al-qur’an.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Qosam

Menurut bahasa, aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam yang berarti
sumpah. Sedangkan istilah aqsam dapat diartikan sebagai ungkapan yang dipakai guna
memberikan penegasan atau pengukuhan suatu pesan dengan menggunakan kata-kata
qasam. Namun dengan pemakaiannya para ulama ada yang hanya yang menggunakan
istilah al-Qasam saja seperti dalam kitab al-Burhan fi Ulumil Qur’an karangan imam
Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi1. Ada juga yang mengidofatkannya
dengan al-Qur’an, sehingga menjadi Aqsamul Qur’an seperti yang dipakai dalam kitab
al-Itqan fi Ulumil Qur’an karangan Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Kedua istilah tersebut
hanya berbeda pada konteks pemakaian katanya saja, sedangkan maksudnya tidak jauh
berbeda.Kalau demikian maka yang dimaksud dengan aqsamul qur’an adalah salah satu
dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan
rahasia sumpah-sumpah Allah Swt yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-
Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama
Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih2. Dalam al-Qur’an, ungkapan untuk
memaparkan qasam adakalanya dengan memakai kata aqsama, dan kadang-kadang
dengan menggunakan kata halafan. Sumpah menurut istilah adalah sebagai berikut,
Menurut Imam Al-Zarqani, yang dimaksud sumpah adalah kalimat untuk
mentauhidkan menguatkan suatu pemberitaan. Menurut Ibnu Qayyim, dalam kitabnya
al-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an yang khusus membahas sumpah pun yang menjelaskan
definisi qasam itu secara rinci seperti yang dijelaskannya: (yang dimaksud dengan
sumpah ialah menguatkannya muqsam „alaih (isi informasi) dan memastikannya)
(Sidik Ismail Abdul Azis (Skripsi) 2018). Sedangkan menurut Manna Al-Qattan
sumpah adalah “Memperluas maksud dengan disertai penyebutan sesuatu yang
memiliki kedudukan lebih tinggi dengan memfungsikan huruf wawu atau alat lainnya”3

1
Al burhan fi ulumil qur’an, oleh az zarkasyi
2
Nasruddin Baidan Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998. Hal: 213
3
Anwar Rosihon, IlmuTafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), cet. Ke-1 h 122

2
Al-Zarkasyi, Beliau mengemukakan definisi qasam dikalangan ahli Nahwu
(Nughat) adalah kalimat yang digunakan untuk menguatkan informasi. Bahkan Ibnu al-
Qayyim dalam kitabnya al-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an yang khusus membahas sumpah
pun tidak menjelaskan definisi qasam itu secara rinci seperti dijelaskannya.
Menurut M. Quraish Shihab, dari segi bahasan, kata qasam, yamin, dan halaf
adalah sama saja. Sedangkan Bintu Syathi menyebutkan ada perbedaan, halaf adalah:
1. Digunakan untuk menunjukan ada kebohongan orang yang bersumpah.
2. Juga menggambarkan penyumpahannya tidak konsekuen, lalu membatalkannya.

Ini salah satu sebabnya, al-Qur’an memakai qasam yang digunakan Allah, karena
menunjukan kebenaran dengan kesungguhan. Sedangkan yamin, hanya digunakan tidak
dalam bentuk fi’il seperti qasama dan halafa. dengan demikian, inti pembahasan aqsam
al-Qur’an adalah sumpah Allah dalam al-Qur’an4.

Pengertian Qasam menurut para Mufassir seperti pandangan dari Sayyid Quthb
dalam kitab tafsirnya Tafsir Fi Dzilalil Qur’an bahwa yang dimaksud dengan sumpah,
khususnya sumpah Allah kepada ciptaan-Nya adalah untuk memberikan nilai yang
sangat tinggi kepada mahluk-mahluk tersebut. Kemudian menghadapkannya kepada
hati manusia supaya meresponnya dan merenungkan nilai-nilai dan petunjuk yang
dikandungnya. Sehingga, dia layak dijadikan objek sumpah oleh Allah Yang Maha
Luhur lagi Maha Tinggi5.

B. Unsur yang Membentuk Qasam

Dalam Al-qur’an, Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, muqsam
bih dan muqsam ‘alaih.
1) Adat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan qasam, baik dalam
bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebagai pengganti fi’il qasam.
Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya firman Allah SWT:

‫وأقسموا بٱجهد أيمنهم ۙ ال يبعث ٱمن يموت ۚ بلى وعدا عليه حقا ولكن أكثر ٱلناس ال يعلمون‬

4
Syafe’I H. Rachmad, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2012) h 157
5
Quthb Sayyid. Tafsir fi Dzilalil Qur‟an (Jakarta: Gema Insan, 2001) jilid XII h 28

3
Artinya: “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh: “Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”.
(tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji
yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. “(QS.
An-Nahl ayat 38)

Adat qasam yang banyak dipakai dalah wawu, sebagaimana firman Allah SWT:

ُ ‫ و‬٠ ‫الز ْيت ُ ْو ۙ ِن‬


٠‫ط ْو ِر ِس ْينِيْن‬ َّ ‫والتِي ِْن و‬

Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai.” (QS. At-Tin:
1-2)
Sedangkan khusus lafadz al-jalalah yang digunakan untuk pengganti fi’il qasam
adalah huruf ta seperti dalam firman Allah SWT:
‫صنام ُك ْم ب ْعد ا ْن تُولُّ ْوا ُمدْبِ ِريْن‬
ْ ‫اّلل ال ِكيْد َّن ا‬
ِ ٰ ‫وت‬

Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.” (QS. Al-Anbiya :57)
2) Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam
alQur’an ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah), dan ada kalanya
dengan menggunakan nam-nama ciptaanNya. Qasam dengan menggunakan nama
Allah dalam al-Qur’an hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu:
Firman Alloh Surat Maryam ayat 68:

ِ ‫ط ي ْن ث ُم َّ ل ن ُ ْح‬
‫ض ر ن َّ ه ُ ْم ح ْو ل ج ه ن َّ م ِج ث ِ ي ًّا‬ ِ ‫ف و ر ب ِ ك ل ن ْح ش ُ ر ن َّ ه ُ ْم و ال ش َّ ٰي‬

Artinya: Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama


syaitan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan
berlutu.
Firman Alloh Surat Yunus ayat 53:

ْ ِ‫ويسْت ْۢ ْنبِـُٔ ْونك احق هُو ۗ قُ ْل ا‬


‫ي وربِ ْي اِنَّه لحق ۗوما ا ْنت ُ ْم بِ ُم ْع ِج ِزيْن‬

4
Artinya: Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan)
itu? Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan
kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)"
Firman Alloh Surat An-nisa ayat 65:

‫فل ور ِبك ال يُؤْ مِ نُ ْون حتٰى يُح ِك ُم ْوك فِيْما شجر بيْن ُه ْم ث ُ َّم ال ي ِجد ُْوا فِ ْي ا ْنفُ ِس ِه ْم حر ًجا ِم َّما قضيْت ويُس ِل ُم ْوا‬
‫ت ْس ِل ْي ًما‬

Artinya: Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
3) Al-muqsam ‘alaih
kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam ‘alaih merupakan suatu pernyataan
yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari qasam. Di dalam
Qur’an terdapat dua muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara tegas atau
dibunag. Jenis yang pertama terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut:
Allah SWT berfirman didalam QS. Adz-Dzariyat: 1-6

٠ِ‫الديْنَِِلَ َواقِع‬ َِّ ‫ِ َّوا‬٠‫ِق‬


ِ ِ‫ِن‬ َ َ‫عد ُْونَِِل‬
ِ ‫صاد‬ ِِ ٰ‫ِفَ ْالجٰ ِري‬٠ِِ‫فَ ْالحٰ مِ ٰلتِِ ِو ْق ًرا‬٠ِ‫تِذَ ْر ًوا‬
َ ‫ِاِ َّن َماِت ُ ْو‬٠ِ‫فَ ْال ُمقَسِمٰ تِِا َ ْم ًرا‬٠ِ‫تِيُس ًْرا‬ ِِ ٰ‫َوالذّٰ ِري‬

Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.dan awan yang
mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan (malaikat-
malaikat) yang membagi-bagi urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan
kepadamu pasti benar, dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.” (QS.
Adz-Dzariyat: 1-6)
Jenis kedua muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan/dibuang karena alasan
sebagai berikut:
• Pertama, di dalam muqsam bih nya sudah terkandung makna muqsam ‘alaih.
• Kedua, qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami dari
redaksi ayat dalam surat yang terdapat dalam al-Qur’an.

5
Contoh jenis ini dapat dilihat mislanya dalam ayat yang berbunyi:

ِ ٰ‫سج‬
‫ى‬ ِِ ‫ِ َوالَّ ْي‬٠ِ‫َوالضُّحٰ ى‬
َ ِ‫لِاِذَا‬

Artinya: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila
telah sunyi (gelap).” (QS. Ad-Dhuha: 1-2).

C. Macam-macam Qasam dalam al-Qur’an

Qasam (sumpah) dalam al-Qur’an terbagi kepada kepada dua macam yakni
sumpah yang zhahir, jelas, tersurat dan yang mudhmar, yang tersirat.
1) Sumpah yang jelas (zhahir) adalah kalimat sumpah yang dijelaskan dengan kata
kerja “aqsama” dan derivasinya, dan disebutkan “ muqsam bih “ objek sumpahnya,
atau juga tidak disebutkan kata yang berarti sumpah tapi diganti dengan kata depan
“ al-ba “ , al-waw dan al-tau. Contohnya dalam Q.S.al-Hijr / 14: 92

‫ص د ع ْ ب ِ م ا ت ُ ْؤ م ُر و ا عْ ِر ضْ ع ِن ا ل ْ مُ شْ ِر ِك ي ْن‬
ْ ‫فا‬

Artinya: Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua.
(Departemen Agama RI,1971:399)
Kadang-kadang pada fi’l “qasama“ dimasukkan “ la” untuk menafikan pada
beberapa tempat dalam ayat-ayat al-Qur’an seperti pada Q.S al-Qiyamah / 30 : 1-2

ْ َّ ُْ ‫َا‬
٠‫ َول اق ِسم ِبالنفس‬٠‫ِال ِقيٰ َم ِِة‬
ْ ‫َلِا ُ ْق ِس ُمِ ِب َي ْو ِم‬
َٓ

Artinya: Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang
Amat menyesali (dirinya sendiri) (Departemen Agama RI,1971)
Ada tiga pendapat tentang “la” di ayat tersebut, pertama “la” menafikan
kalimat yang tak disebutkan sesuai dengan konteksnya yakni tidak benar apa yang
kalian duga bahwa tidak ada hari perhitungan (hisab) dan siksaan, setelah itu
dilanjutkan dengan, “saya bersumpah demi hari kiamat dan jiwa yang amat
menyesali dirinya”, bahwa kalian pasti akan dibangkitkan. Kedua, bahwa “la“
untuk menafikan sumpah seolah-olah Tuhan berfirman, Saya tidak bersumpah

6
untuk kamu demi hari kiamat dan jiwa yang menyesali diri itu, tetapi saya bertanya
kepadamu tanpa bersumpah, apakah engkau mengira bahwa kami tidak akan
mengumpulkan tulang-belulangmu bla tercerai-berai karena kematian. Hal ini
sudah jelas tanpa perlu ada sumpah. Ketiga, “la“ adalah “Za idah“ , jawab al-Qasam
(jawaban sumpah) pada ayat tersebut dihilangkan (HM.Rusydi Khalid,2011: 177)
2) Sumpah yang tersamar (Mudhmar). Qasam seperti ini adalah qasam yang tidak
dinampakkan “fi’l qasamnya” dan “muqsam bih” nya. Qasam ini ditandai dengan
masuknya “lam taukid“, pada jawab alqasam seperti dalam Q.S.Ali Imran / 4 :186

َ ْ َ ً َ ‫ْ ٰ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َّ ْ َ َ ْْ َ ُ ا‬ ُ َّ ََ ُ َْ ُ َ ‫َ ْ َ َّ ْا‬
‫شك ْوا اذى ك ِث ْْ ًيا َوِان ت ْص ِي ْوا‬ ‫ف ا ْم َو ِالك ْم َوانف ِسك ْم َولت ْس َمع َّن ِم َن ال ِذ ْي َن ا ْوتوا ال ِكتب ِمن قب ِلكم و ِمن ال ِذين ا‬ ِ ‫لتبلون‬
ْ ْ ْ َ ْ َ ٰ َّ َ ْ َّ َ َ
‫وتتقوا ف ِان ذ ِلك ِمن ع ِزم المور‬

Artinya: Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan
(juga) kamu sungguh-sungguhnya mendengar dari orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang
banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan
(Departemen Agama RI, 1971:96)

D. Tujuan dan Hikmah Qosam Dalam Al-Qur'an

Tujuan bersumpah pada umumnya untuk memperkuat pembicaraan yang akan


disampaikan agar dapat diterima atau dipercayai. Hal itu dikarenakan pendengar berita
itu berbeda-beda tingkat kepercayaan atau ketidak percayaannya, ada pendengar yang
netral atau biasa saja, ada yang ragu-ragu, dan ada yang ingkar. Karena itu, maka qasam
itu disampaikan sesuai dengan kondisi para pendengar berita, mulai dalam kalam
ibtida’ khabari, kalam taukid, dan sumpah yang disertai taukid. Adapun tujuan sumpah
di dalam Al-Qur’an di antaranya, yaitu
1) menegaskan bahwa isi dari informasi itu benar-benar valid;
2) menegasikan pemahaman yang salah, dan memperkuat informasi yang
disampaikan.

7
Adapun hikmah adanya qasam dalam Al-Qur’an, diantaranya:

1) Sebagai pelajaran bagi umat manusia tentang cara-cara menyampaikan informasi


sesuai kondisi pendengarnya.
2) Sebagai informasi bahwa muqsam bih yang dipakai dalam bersumpah itu,
khususnya Dzat Allah adalah menunjukkan keagungan dan kekuasannya, sedang
muqsam bih dalam bentuk makhluknya, maka menunjukkan bahwa ia memiliki
nilai-nilai yang bermanfaat bagi umat manusia.
3) Memberi pelajaran bagi umat manusia bahwa Allah bebas bersumpah dengan
apapun, Dzat atau makhlukNya, sedang manusia hanya boleh bersumpah dengan
Dzat Allah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Yang dimaksud dengan aqsamul qur’an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang
al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah
Allah Swt yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam Al-qur’an, Qasam terbagi menjadi
tiga unsur yaitu adat qasam, muqsam bih dan muqsam ‘alaih. Qasam (sumpah) dalam
al-Qur’an terbagi kepada kepada dua macam yakni sumpah yang zhahir, jelas, tersurat
dan yang mudhmar, yang tersirat. Tujuan bersumpah pada umumnya untuk
memperkuat pembicaraan yang akan disampaikan agar dapat diterima atau dipercayai.
Sedangkan hikmahnya yaitu sebagai pelajaran bagi umat manusia tentang cara-cara
menyampaikan informasi sesuai kondisi pendengarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amir. 2014. “Qasam Dalam Al-Qur’an (Suatu Tinjauan Uslub Nahwiyyah)”. LiNGUA.
9(1), 20-30.

Jailani, Ani, dan Hasbiyallah. 2019. “Kajian Amtsal dan Qosam Dalam Al-Qur’an”.
Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. 19(02), 16 – 26.

Al burhan fi ulumil qur’an, oleh az zarkasyi.

Nasruddin Baidan Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


1998. Hal: 213.

Anwar Rosihon, IlmuTafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), cet. Ke-1 h 122.

Syafe’I H. Rachmad, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2012) h 157.

Quthb Sayyid. Tafsir fi Dzilalil Qur‟an (Jakarta: Gema Insan, 2001) jilid XII h 28.

Zuhdi, Ahmad. dkk. 2021. Studi Al-Qur’an.

10

Anda mungkin juga menyukai