Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AQSAMUL QUR’AN

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Studi Qur’an

Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. Mohamad Salik, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Bintana Cahya Kamila (06010522004)


2. Arya Bagus Anindita (06020522031)
3. Devina Elvaretta Arrazaq (06020522036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aqsamul Qur’an” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Studi Qur’an. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep dasar ilmu Aqsamul Qur’an bagi para pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Mohamad Salik, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Studi Qur’an yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga dapat kami gunakan sebagai refrensi untuk
menyelesaikan makalah ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan yang terbatas.
Oleh karena itu, segala macam saran dan kritikan kami nantikan agar dapat
disempurnakannya lagi makalah ini.

Surabaya, 19 Juni 2023

Tertanda,

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAHKATA PENGANTAR


DAFTAR ISI.................................................................................................................iiiBAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Pengertian Aqsamul Quran............................................................................................2
2.2 Unsur-unsur Aqsamul Qur’an........................................................................................2
2.2 Macam-macam Aqsamul Qur'an....................................................................................4
2.2 Hikmah dan Tujuan Aqsamul Qur’an............................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................................7
7.1 Kesimpulan ...................................................................................................................7
7.2 Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Aqsam Al-Qur’an merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari bagi umat
muslim dalam memahami Al-Qur’an dan menafsirkannya. Ilmu Aqsamul Qur’an adalah
ilmu yang mempelajari tentang ucapan bersumpah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Pada
masa Nabi Muhammad SAW berdakwah untuk menyebarkan agama Islam, banyak kafir
Quraisy yang datang kepada Nabi dan mengucapkan berbagai ungkapan kebencian.
Bahkan dalam bentuk syair-syair hanya untuk merendahkan Nabi Muhammad. Hal tersebut
menjadi tantangan yang luar biasa bagi Nabi Muhammad. Namun, sebagian dari kaum
kafir itu terdapat yang meyakini kebenaran yang diucapkan Nabi Muhammad. Maka dapat
dipahami bahwa jika manusia itu bersih dari sifat tercela, maka Allah akan membukakan
hatinya untuk mudah menerima kebenaran dari siapapun itu. Jiwa yang bersih akan selalu
terbuka akan ajaran kebenaran dari firman-firman Allah Swt. Dalam menyampaikan
kebenaran itu tidak diperlukan argumen atau alasan agar kebenaran itu bisa diterima.
Tapi bagi manusia yang hatinya selalu dipenuhi sifat tercela, dipenuhi sifat dengki, maka
kebenaran itu akan sulit diterima. Oleh karenanya, dalam menyampaikan ajaran
kebenaran kepada manusia seperti ini, diperlukan berbagai cara dan argumentasi agar
mereka dapat menerima kebenaran itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Aqsamul Qur’an?
2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam Aqsamul qur’an?
3. Apa saja macam-macam Aqsamul Qur’an?
4. Jelaskan tujuan dan hikmah Aqsamul Qur’an!
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian Aqsamul Qur’an.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat pada Aqsamul Qur’an.
3. Untuk mengetahui macam-macam Aqsamul Qur’an.
4. Untuk mengetahui tujuan dan hikmah mempelajari Aqsamul Qur’an.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqsamul Qur’an


Menurut bahasa, Aqsām (‫ ) أقسام‬merupakan lafadz jama’ dari kata qasam (‫) قسم‬.
Sighat asli qasam itu berasal dari fi`il ‫ أقسم‬atau ‫ أح لف‬yang dimuta`addikan dengan bâ` (
‫ ) ال باء‬untuk sampai kepada ‫ الدقسم به‬. Kata qasam sama artinya dengan kata ḫalf (‫) ح لف‬,
yamîn, (‫ )يمين‬dan aliyah (‫ )ألية‬yang mempunyai satu makna yaitu sumpah. Keempat kata
tersebut digunakan dalam al- Qur'an. Kata half disebut sebanyak 13 kali, kata qasam
disebut sebanyak 33 kali, kata yamīn disebut sebanyak 71 kali, dan kata aliyah disebut
sebanyak dua kali. Sumpah dinamakan dengan yamîn karena orang arab kalau
bersumpah saling memegang tangan kanan masing-masing. Sumpah itu sendiri
berbentuk kalimat bukan kata tunggal, yang berfungsi sebagai penegas dan penentu
terhadap isi kalimat yang lain.
Adapun qasam menurut istilah adalah mengaitkan jiwa untuk tidak melakukan
sesuatu perbuatan, atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang
diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata atau secara keyakinan saja5.
Menurut Kāzhim Fatḫī al Rāwī, qasam berarti sesuatu yang dikemukakan untuk
menguatkan sesuatu yang dikehendaki oleh yang bersumpah, baik untuk memastikan
atau mengingkari sesuatu6. Ibnu al Qayyim mengemukakan bahwa qasam merupakan
ungkapan yang diberikan untuk penegasan dan penguatan berita jika berita-berita itu
disertai dengan kesaksian (syahādah).
Jadi dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan aqsām al-Qur`ān yaitu sesuatu
yang disampaikan untuk menguatkan sebuah berita yang terdapat di dalam al- Qur'an
disertai dengan unsur-unsur qasam untuk menghilangkan keraguan dan meyakinkannya
tentang kebenaran akan isi kandungan al- Qur'an.1
B. Unsur-unsur Aqsamul Qur’an
Unsur atau rukun sumpah merupakan sesuatu yang harus ada ketika sedang
bersumpah. Berdasarkan kitab Mabahith fi Ulum Al-Qur’an karya Manna Al-Qattan,
terdapat tiga uraian rukun sumpah, yakni 1.) Fi’il qasam yang ditransitifkan dengan
huruf ba’, 2.) Muqsam bih, atau sesuatu yang dipakai untuk bersumpah, 3.) Muqsam
alaih (jawab sumpah), atau biasa disebut dengan sesuatu/berita yang dijadikan isi
1
Misnawati, AQSĀM AL-QUR`AN: GAYA BAHASA AL-QUR'AN DALAM PENYAMPAIAN PESAN,
Vol. 10 No. 2 April-Juni 2020
sumpah. Sedangkan Nasruddin Baidan menambahkan bahwa selain unsur di atas,
seorang Muqsim atau orang yang bersumpah masuk ke dalam unsur-unsur aqsamul
qur’an. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat empat unsur-unsur
dalam aqsamul qur’an. Yakni:
1. Muqsam (pelaku sumpah)
2. Muqsam bih (sesuatu yang digunakan untuk bersumpah)
Muqsam bih memiliki ketentuan tersendiri, keentuan ini bergantung pada pelaku
sumpah (muqsim). Jika pelaku sumpah adalah manusia, maka ketika bersumpah
harus mengucapkan nama Allah, dan jika pelaku sumpah adalah Allah maka tidak
terikat dengan aturan apapun. Allah boleh bersumpah sesuai dengan apapun dan
yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana penjelasan hadits berikut:
‫ان هللا يقسم بما شاء من خلقه وليس ألحد ان يقسم اال با هلل‬
Artinya: “Sesungghnya Allah boleh bagi seseorang bersumpah kecuali atas nama
Allah.” (HR. Al-Hakim dari Al-Hasan)
3. Fi’il al-qasam (kata kerja yang mengandung makna sumpah dan huruf qasam)
Biasanya huruf fiil al-qasam bersumpah dengan apa saja yang dikehendaki-Nya di
antara makhluk-makhluknya, dan tidak digunakan dengan kata bantu huruf jar.
a. Huruf jar berupa ba’. Sebagaimana yang terdapat dalam QS. An-Nur (24) ayat
53:
‫َو َاْقَس ُم ْو ا ِبالّٰل ِه َج ْهَد َاْيَم اِنِهْم َلِٕىْن َاَم ْر َتُهْم َلَيْخ ُرُج َّۗن ُقْل اَّل ُتْقِس ُم ْو ۚا َطاَع ٌة َّم ْع ُرْو َفٌةۗ ِاَّن الّٰل َه َخ ِبْيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬
Artinya: “Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah sungguh-
sungguh, bahwa jika engkau suruh mereka berperang, pastilah mereka akan pergi.
Katakanlah (Muhammad), “Janganlah kamu bersumpah, (karena yang diminta)
adalah ketaatan yang baik. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.”
b. Huruf jar berupa wawu. Sebagaimana yang terdapat pada QS. Al-Lail (92) ayat 1:
‫َو اَّلْيِل ِاَذ ا َيْغٰش ۙى‬
Artinya: “Demi malam apabila menutupi cahaya siang.”
c. Huruf jar berupa ta’. Sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-Anbiya (21) ayat
57:
‫َو َتاِهّٰلل َاَلِكْيَدَّن َاْص َناَم ُك ْم َبْعَد َاْن ُتَو ُّلْو ا ُم ْد ِبِر ْيَن‬
Artinya: “Dan demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya.”
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa huruf al-qasam (huruf-
huruf yang digunakan dalam bersumpah) ada tiga yaitu ba’, wawu, dan ta’.
4. Muqsam alaih/jawab qasam (berita yang dijadikan isi sumpah atau berita yang
disampaikan dalam bentuk sumpah)
C. Macam-macam Aqsamul Qur’an
Ada dua macam qasam al-quran jika dilihat dari segi fi`ilnya yakni sebagai berikut:
1. Qasam Dhahir
Qasam dhahir adalah sumpah yang didalamnya disebut fi`il al-qasam dan muqsam
bihnya. Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi`il qasamnya, sebagaimana pada
umunya karena dicukupkan dengan huruf jar berupa wawu, ba` dan ta`2.
Contohnya seperti dalam surat Al-Qiyamah ayat 1-2 dibawah ini:
‫ٓاَل ُاْقِس ُم ِبَيْو ِم اْلِقٰي َم ِۙة َو ٓاَل ُاْقِس ُم ِبالَّنْفِس الَّلَّو اَم ِة‬
Tentang persoalan sumpah pada konteks ayat diatas, terdapat beberapa pernyataan
yang dapat diajukan. Huruf la daam ayat dimaksud merupakan la nafiyah untuk
sesuatu yang madzhuf (ditiadakan). Dengan demikian, seperti dituturkan Hasbi
Ash-Shiddique, makna sejatinya adalah tidak ada kebenaran bagi apa yang kamu
katakana, yaitu tidak ada hisab. Setelah peniadaan ungkapan ini, pembicaraan
dimulai Kembali dengan menyatakan saya bersumpah dengan hari kiamat dan
dengan jiwa yang menyesali, bahwasannya kamu kelak akan dibangkitkan3.
2. Qasam Mudhmar
Qasam mudhmar adalah sumpah yang didalamnya tidak dijelaskan fi`il qasam dan
tidak pada muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh lam taukid yang menunjukkan
sebagai jawaban qasam. Ini terjadi lumrahnya karena gugusan kalimat yang
terlampau Panjang. Dalam banyak kasus, muqsam alaihi (jawaban qasam) disini
ditambahi lam taukid untuk menjelaskan bahwa ia bagian dari al qasam 4.
Contohnya seperti dalam QS. Ali Imran ayat 186 dibawah ini:
‫ٰذ‬
‫َوِاْن َتْص ِبُرْو ا َو َتَّتُقْو ا َفِاَّن ِلَك ِم ْن َع ْز ِم اُاْلُم ْو ِر‬

Qasam ada tujuh macam jika dilihat dari segi muqsam bihnya, yakni :

1. Qasam dengan dzat Allah SWT seperti pada QS. Al-Hijr ayat 92:

4
‫َفَو َرِّبَك َلَنْس َٔـَلَّنُهْم َأْج َم ِع يَن‬
Artinya : “maka demi tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua”
2. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT seperti pada QS. As-Syams ayat 5:
‫َو الَّس َم ٓاِء َو َم ا َبٰن ٮَها‬
Artinya : “dan langit serta pembinaannya.”
3. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT seperti QS. Ath-Thur ayat 1:
‫َو ٱلُّطوِر‬
Artinya: “demi bukit”
4. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT seperti pada QS. An-Naziat ayat 1-3:
‫َّو الّٰس ِبٰح ِت َس ۡب ًح ا َو الّٰن ِز ٰع ِت َغ ۡر ًقا َّو الّٰن ِش ٰط ِت َنۡش ًطا‬
Artinya : “1. Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut nyawa dengan keras. 2.
Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut nyawa dengan lemah lembut. 3. Dan
demi (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat.”
5. Qasam dengan nabi Allah SWT seperti pada QS. Al-Hijr ayat 72:
‫َلَعْم ُر َك ِاَّنُهْم َلِفْي َس ْك َر ِتِهْم َيْع َم ُهْو َن‬
Artinya: “Demi umurmu (Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam
kemabukan (kesesatan).”
6. Qasam dengan makhluk Allah SWT seperti pada QS. At-Tin ayat 1-2:

Artinya : 1. demi buah tiin dan buah zaitun. 2. Dan demi bukit sinai.
7. Qasam dengan waktu seperti pada QS Ad-Dhuha ayat 1-2:
‫َو اَّلۡي ِل ِاَذ ا َس ٰج ۙى َو الُّض ٰح ۙى‬
Artinya : 1. Demi waktu matahari sepenggalan naik. 2. Dan demi malam apabila
telah sunyi.

D. Hikmah dan Tujuan Aqsamul Qur’an


Adapun hikmah adanya qasam dalam Al-Qur'an, di antaranya: 1) sebagai pelajaran
bagi umat manusia tentang cara- cara menyampaikan informasi sesuai kondisi
pendengarnya; 2) sebagai informasi bahwa muqsam bih yang dipakai dalam bersumpah
itu, khususnya Dzat Allah adalah menunjukkan keagungan dan kekuasannya, sedang
muqsam bih dalam bentuk makhluknya, maka menunjukkan bahwa ia memiliki nilai-
nilai yang bermanfaat bagi umat manusia; 3) memberi pelajaran bagi umat manusia
bahwa Allah bebas bersumpah dengan apapun. Dzat atau makhlukNya, sedang manusia
hanya boleh bersumpah dengan Dzat Allah.5
Qasam Al-Quran memiliki tujuan untuk memperkuat pembicaraan agar dapat
diterima atau dipercaya oleh lawan bicara yang terbagi dalam tiga kondisi:
1. Mukhāthab atau lawan bicara itu kadang kala pikirannya kosong dari
hukum, ia netral, tidak ragu dan tidak pula mengingkari berita yang
disampaikan. Mukhāthab di sini tidak ada asumsi apa-apa terhadap
mutakallim. Maka pembicaraan yang disampaikan kepadanya itu tidak perlu
kepada penguat.
2. Mukhāthab atau lawan bicara itu ragu-ragu antara ada atau tidaknya berita
yang disampaikan. Maka alangkah baiknya pembicaraan yang disampaikan
kepadanya itu disertai dengan penguat untuk menghilangkan keraguan.
3. Mukhāthab atau lawan bicara itu mengingkari berita yang didengar. Oleh
karena itu berita yang disampaikannya harus disertai dengan penguat sesuai
kadar keingkarannya. Bila kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu
taukid saja.6

5
Ahmad Zuhdi DH dkk, Studi Al-Qur’an, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2021) hlm, 200-201
6
Diakses pada 21 juni 2023 di: iqipedia.com/2022/06/06/qasam-al-quran-pengertian-macam-macam-
fungsinya/
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aqsām al-Qur`ān yaitu sesuatu yang disampaikan untuk menguatkan sebuah berita
yang terdapat di dalam al- Qur'an disertai dengan unsur-unsur qasam untuk
menghilangkan keraguan dan meyakinkannya tentang kebenaran akan isi kandungan
al- Qur'an. Unsur atau rukun sumpah merupakan sesuatu yang harus ada ketika sedang
bersumpah. Berdasarkan kitab Mabahith fi Ulum Al-Qur’an karya Manna Al-Qattan,
terdapat tiga uraian rukun sumpah, yakni 1.) Fi’il qasam yang ditransitifkan dengan
huruf ba’, 2.) Muqsam bih, atau sesuatu yang dipakai untuk bersumpah, 3.) Muqsam
alaih (jawab sumpah), atau biasa disebut dengan sesuatu/berita yang dijadikan isi
sumpah.

Adapun macamnya jika dilihat dari segi fi’il yakni Qasam Dhahir dan Qasam
Mudhmar. Sedangkan apabila dilihat dari segi muqsam bih nya ada 7 yakni; 1.) Qasam
dengan dzat Allah SWT; 2.) Qasam dengan perbuatan perbuatan Allah SWT; 3.)
Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT; 4.) Qasam dengan malaikat malaikat Allah
SWT; 5.) Qasam dengan nabi allah SWT; 6.) Qasam dengan makhluk Allah SWT; 7.)
Qasam dengan waktu.

Adapun hikmah adanya qasam dalam Al-Qur'an, di antaranya: 1) sebagai pelajaran


bagi umat manusia tentang cara- cara menyampaikan informasi sesuai kondisi
pendengarnya; 2) sebagai informasi bahwa muqsam bih yang dipakai dalam bersumpah
itu, khususnya Dzat Allah adalah menunjukkan keagungan dan kekuasannya, sedang
muqsam bih dalam bentuk makhluknya, maka menunjukkan bahwa ia memiliki nilai-
nilai yang bermanfaat bagi umat manusia; 3) memberi pelajaran bagi umat manusia
bahwa Allah bebas bersumpah dengan apapun. Dzat atau makhlukNya, sedang manusia
hanya boleh bersumpah dengan Dzat Allah. Jadi sumpah itu tidak tepat diucapkan
kecuali dalam kondisi:

a. Hendaklah sesuatu yang disumpahkan itu adalah sesuatu yang dianggap penting.

b. Adanya keraguan dari mukhāthab (lawan bicara).

c. Adanya pengingkaran dari mukhāthab.


Adapun tujuan dari qasam itu sendiri dalam al- Qur`an di antaranya memantapkan
dan memperkuat berita yang disampaikan. Juga sumpah bertujuan untuk mengajak
lawan bicara mempercayai dan mendengarkan berita yang disampaikan, atau
mengalihkan pandangan kepada pentingnya muqsam bih dan rahasia-rahasia serta
simbol-simbol yang ada padanya atau untuk menjelaskan kesucian dan kemuliaannya.

B. SARAN
Berdasarkan materi yang telah dibahas, kita sebagai umat islam memiliki suatu
kemampuan untuk memahami dan mempelajari Al-Qur’an secara rnci dengan
menafsirkan aya-ayat. Maka dari itu kita harus memperbanyak ilmu kita dengan
mempelajari Al-Qur’an lebih dalam. Karena Al-Qur’an adalah ilmu murni dari Allah
dan Islam, di mana Islam menjamin keselamatan di dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai