Semester 4 ES-3
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Qasam Al-Qur’an ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada matakuliah Ulumul Qu’ran. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Qasam Qur’an bagi para pembaca dan penulis.
Kami menyadari makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.......................................................................... iv
C. Tujuan Masalah............................................................................... v
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
iv
2. Untuk mengetahui tentang Macam-macam Qasam dalam Al-Qur’an dan
perbedaannya
v
BAB II
PEMBAHASAN
Aqsam, jamak dari qasam, yang berarti sumpah. Sighat yang asli bagi sumpah,
ialah ugsimu atau ahlifu, yang dita'diahkan dengan ba kepada muqsam bihi.
Kemudian barulah disebut muqsam alaihi yang dinamakan jawab qasam. Seperti
firman Allah Q.S An-Nahl : 38) :
38. Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-
sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak
demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang
benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui,
b. Muqsam bihi.
c. Muqsam 'alaihi.
Oleh karena qasam banyak terjadi dalam pembicaraan, dia diringkaskan, yaitu
dibuang fi'il qasam dicukupi dengan ba saja, kemudian ba diganti dengan wawu
pada isim-isim yang zhahir.1
Secara Etimologi Aqsam adalah jamak dari qasam artinya al-hilf dan al-
yamin. Ketiga istilah itu dalam bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan dengan
sumpah2 . Sumpah menurut istilah adalah sebagai berikut, Menurut Imam Al-
1
Teungku Muhammad Hasbi Ash Ahiddieqy,Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Semarang : PT Pustaka Riski
Putra, 2002)
2
Baidan Nashruddin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005) h 204
1
Zarqani, yang dimaksud sumpah adalah kalimat untuk mentauhidkan menguatkan
suatu pemberitaan. Menurut Ibnu Qayyim, dalam kitabnya al-Tibyan fi Aqsam al-
Qur‟an yang khusus membahas „sumpah‟ pun yang menjelaskan definisi „qasam‟
itu secara rinci seperti yang dijelaskannya: (yang dimaksud dengan sumpah ialah
menguatkannya muqsam „alaih (isi informasi) dan memastikannya).
Ini salah satu sebabnya, al-Qur‟an memakai qasam yang digunakan Allah,
karena menunjukan kebenaran dengan kesungguhan. Sedangkan yamin, hanya
digunakan tidak dalam bentuk fi‟il seperti qasama dan halafa. dengan demikian,
inti pembahasan aqsam al-Qur‟an adalah sumpah Allah dalam al-Qur‟an.
3
Syafe‟I H. Rachmad, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung : Pustaka Setia, 2012) h 157
2
Qasam adalah penta ‘kidan’ yang terkenal untuk menekankan kebenaran apa
yamg kita sebut. Al qur’an diturunkan untuk segenap manusia yang menanggapi
Al qur’an dengan bermacam macam keadaan. Ada yang ragu ragu, ada yang
menolak, ada yang sangat menentang, maka di kuatkan sumpah, adalah untuk
menghilamgkan keraguan itu. 4
3. Macam-macam Sumpah
Sumpah ada kala dzahir ( nyata terang disebut ) dan adakala mudhmar (tidak
terang disebut). Yang zhahir, terang fi'il qasam dan ditegaskan pula muqsam bihi.
Diantaranya ada yang dibuang fi'il qasam, sebagaimana hal
kebanyakannya ,karena mencukupi dengan dharaf,jar,baik ba, wawu,atau ta
kadang-kadang dimasukkan pula lah Nafiyah kepada fi'il qasam. Seperti Firman
Allah SWT: Q.S 75, Al-Qiyamah :1
3
Artinya : “Aku bersumpah demi hari kiamat”
Ada yang mengatakan pada dua tempat ini adalah lah Nafiya= tidak, bagi
sesuatu yang telah dibuang sesuai dengan tempat.Arti hakikat nya tidak ada
kebenaran bagi yang kamu katakan, yaitu tidak ada hisap dan tidak ada Iqab."saya
bersumpah dengan hari kiamat dan dengan jiwa yang banyak mencatat
bahwasannya kamu kelak akan dibangkitkan"
Dan ada yang mengatakan lah di sini untuk meniadakan sumpah seakan-akan
dikatakan:"Tidak, tidak saya bersumpah terhadap engkau dengan hari kiamat dan
tidak pula dengan jiwa itu. Akan tetapi aku bertanya kepada engkau Apakah
engkau mengira bahwa Sanya kamu tidak dapat mengumpulkan tulang-tulang
engkau setelah dia bercerai-berai?"
Urusan ini sangatlah, tidak perlu bersumpah, ada yang mengatakan disini
zaidah Jawab qasam dalam ayat tersebut, dibuang yang ditunjuki oleh perkataan
yang sesudahnya, yaitu latub atsunna=pasti kamu akan di bangkit.
Yang mudhmar, iyalah yang tidak ditegaskan padanya fi'il qasam, dan tidak
pula muqsam bihi. Kasam itu ditunjukkan oleh la taukid yang masuk kepada
jawab qasam. Seperti Firman Allah SWT. Q.S 3, Ali Imran:186
186. Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan
(juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi
Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah,
gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa,
Maka Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.
4
Asalnya, Ialah: "demi Allah, kamu pasti diberi percobaan pada harta-hartamu
dan diri- dirimu."5
a. Qasam dzahir, yaitu qasam yang fi‟il qasam dan muqsambih-nya jelas
terlihat dan disebutkan, tetapi diganti dengan huruf qasam, yaitu ba, ta,
dan wawu. Seperti firman Allah pada Q.S al-Qiyamah (75) ayat 1-2 :
2. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)
5
Ibid 186
5
b. Qasam mudmar, yaitu qasam yang fi‟il qasam dan muqsam bihnya tidak
jelas dan tidak disebutkan, tetapi keberadaanya disebutkan oleh lam
mu‟akkidah ( lam yang berfungsi untuk menguatkan isi pembicaraan )
6
yang terletak pada jawab qasam. contohnya dalam QS Ali Imran (3) ayat
186:
186. Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. dan (juga)
kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan
yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.
Umat Islam menggunakan Alquran sebagai salah satu sumber untuk mencari
inspirasi. Itu dikarenakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia tersedia di
dalamnya. Tugas manusia hanya mengambil inspirasi tersebut, atau bisa saja
justru mengabaikannya. Kedekatan manusia dengan Alquran bisa dilihat dari
interaksinya dengan Alquran. Banyak yang hanya membaca Alquran, namun tidak
memahami aspek penting yang terkandung di dalamnya. Seseorang yang bisa
memahami Alquran secara mendalam, ia akan melihat banyak hal menarik dan
baru disadari, baik berupa kemukjizatan Alquran hingga keunikan Alquran.2
Pesan yang disampaikan Alquran menggunakan uslub atau gaya bahasa yang
beragam, baik dari segi arti maupun penggunaan kalimat yang terdapat di
dalamnya. Gaya bahasa tidak hanya dipahami oleh mereka yang hidup ketika
masa di mana Alquran diturunkan, lebih jauh dari itu penggunaan gaya bahasa
bisa memberi pengaruh kepada generasi selanjutnya tanpa mengabaikan
6
Anwar Rosihon, IlmuTafsir, ( Bandung : Pustaka Setia, 2000), cet. Ke-1 h 122
6
pesanpesan Alquran.3 Manusia dalam menghadapi kebenaran agama memiliki
cara penerimaan dan pengamalan yang berbeda. Mereka yang memiliki jiwa
bersih sudah tentu siap menerima kebenaran agama dengan mudah dan lancar
tanpa butuh argumentasi yang bermuluk-muluk dan bukti yang harus diucapkan
dengan sumpah. Sedangkan bagi mereka yang jiwanya kotor akan sulit menerima
kebenaran agama, banyak dari mereka yang bisa menerima kebenaran ajaran
Islam setelah jiwanya terpenuhi oleh ketenangan.47
Selain menggunakan bahasa yang logis dan membawa kebenaran, bahasa yang
digunakan Alquran juga mengandung penegasan, teguran bahkan ancaman.
Kalimat penegasan dan teguran tersebut dinamakan dengan sumpah. Sumpah atau
biasa disebut dengan qasam dalam Alquran merupakan sebuah aspek kajian
Alquran dan cabang dari Ulu>m Alquran, di mana kajian tersebut membahas
mengenai ayat-ayat Alquran yang mengandung sumpah beserta faedah dari
sumpah tersebut. Salah satu tujuan dari penggunaan qasam dalam Alquran adalah
untuk memberi penegasan mengenai berita yang dibawa oleh Alquran dan untuk
membenarkan berita tersebut. Manusia bersumpah untuk meyakinkan orang lain,
yang berarti sungguh-sungguh, serius, tidak berbohong apalagi bergurau. Sumpah
akan membawa seseorang yang awalnya ragu menjadi yakin atas berita yang
dibawa. Bisa dikatakan, sumpah dijadikan salah satu hal penting yang digunakan
dalam berkomunikasi antar manusia. Sunpah di dalam Alquran sangat berbeda
dengan sumpah yang dilakukan manusia. Sumpah dalam Alquran bisa
menggunakan apa saja yang dikehendaki oleh Allah seperti yang disabdakan oleh
Nabi Muhammad SAW dalam salah satu hadis yang diriwayatkan al-Hakim dan
al-Hasan: ان هللا يقسم بما شاء من خلقه وليس ألحد ان يقسم اال
7
Salah satu ayat dalam Alquran yang mengandung penegasan dalam suatu
pernyataan mengenai sumpah ialah seperti yang terdapat pada surah Al-An’am
ayat 109. ِِ آ َ لََّما ج َ ِم فـ َ دَى ْاُألم ِحْ إ ْ ن ْدى ِم ُ َّن َأه ُكون َ ي َّل ٌ ر ْ يـ َ ِذ ن ْ م ُ ه َ آء َ ْ ج ن ِ لَئ ْ مĔَ ْيما َأ
ِْ َد ه َ جƅʪِ ْ وا ُ م َ َأ ْقس َ و َّمــــا ٌ ر ْ يـــــ َ ِذ ن ْ م ُ ه َ ء ِالَّ إ ْ م ُ َه اد َ ز ا ً ر ْ ُو ُف نـــــDan mereka
bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah. Sesungguhnya jika
datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih
mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada
mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada
mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran). 6 Adanya qasam dalam
Alquran bertujuan untuk memberi penguatan suatu maksud dengan cara
menyebutkan hal yang memiliki posisi lebih tinggi.
Qasam biasanya diiringi dengan huruf wawu, ba’ atau lam bahkan bisa juga
selain itu berdasarkan kaidah-kaidah qasam. Allah menggunakan berbagai macam
cara dalam menyampaikan pesan yang terdapat dalam Alquran, salah satunya
dengan menggunakan qasam atau sumpah. Allah bersumpah dengan apa dan atas
apa yang dikehendaki oleh-Nya. Allah mengetahui dengan pasti atas apa dan siapa
yang diciptakan dan bagaimana rahasia di balik penciptaan itu. Sumpah Allah
menandakan atas keagungan penciptaan-Nya, sedangkan manusia tidak
mengetahui keagungan tersebut dikarenakan ketidaktahuan manusia atas apa yang
ada di sekitarnya.7
8
sesuatu yang terlihat maupun tidak terlihat itu merupakan sumpah yang umum
dalam Alquran. Jika dilihat dari sejarah, sumpah merupakan salah satu kebiasaan
bangsa Arab untuk meyakinkan lawan bicaranya. Sejak zaman pra-Islam
masyarakat Arab sudah akrab dengan penggunaan sumpah untuk memberi
penegasan bahwa apa yang dikatakan benar adanya.
98
Amir, “Qasam Dalam Alquran,... 24.
1994), 15.
Aisyah Abdurrahman, Tafsir Bint al-Syathi’, terjemah Mudzakir Abdussalam (Bandung: Mizan,
10
1996), 7.
9
1. Kitab al-Tibyan fi aqsam Alquran merupakan kitab perdana yang ditulis dalam
bidangnya, sehingga dengan adanya kitab tersebut bisa memberi banyak
sumbangan ilmu baru untuk perkembangan ulum Alquran.
3. Tema sentral pembahasan dari kitab tersebut ialah mengenai sumpah Allah
dal10am Alquran yang dapat memberi pemahaman lebih terhadap sumpah Allah
yang bisa dijadikan untuk memperkokoh keyakinan dan memperkuat hujjah.
Selain itu terdapat pula Aisyah bint al-Syathi’, beliau merupakan seorang mufasir
asal Mesir yang mencetuskan metodologi terbaru mengenai penafsiran ayat-ayat
sumpah. Salah satu karyanya yaitu kitab al-Tafsi>r alBaya>ni li al-Qur’a>n al-
Kari>>m yang membahas empat belas surah dalam Alquran, yang mana delapan
di antaranya mengandung sumpah atau qasam.10 Bintal-Syathi’ dala tafsirnya
memiliki pemikiran yang berbeda mengenai penafsiran ayat-ayat sumpah dalam
Alquran. Ia memiliki ciri khas tersendiri dalam menafsirkan ayat-ayat qasam,
metode yang digunakan dalam menafsirkan ialah dengan mengumpulkan ayat-
ayat dan surah-surah yang akan dijadikan topik pembahasan.
1011
Aisyah Abdurrahman, Tafsir Bint al-Syathi’,...
10
Salah satu pokok kajian mengenai sumpah dalam kitab al-Tibyan fi Aqsam
11
Alquran ialah mengenai muqsam bih dan muqsam ‘alaih, di mana Ibnu Qayyim
menjelaskan tentang muqsam bih dan muqsam ‘alaih. Ia memiliki pendapat bahwa
ketika muqsam ‘alaih tersembunyi dan sengaja tidak disebutkan, hal tersebut
dimaksudkan untuk mengagungkan tema sumpahnya atau ta’dzim muqsam bih.
12
Sedangkan Aisyah bint al-Syathi’ menerapkan ta’dzim muqsam ‘alaih dalam
penafsirannya. Ia memandang bahwa penggunaan qasam terhadap makhluk
memiliki tujuan khusus, yaitu berupa pengalihan perhatian dari hal-hal yang
indrawi atau konkrit guna menjelaskan sesuatu yang abstrak atau ghaib. 13
Berdasarkan favktor-faktor yang dijelaskan di atas, mengenai perbedaan
pandangan antara Ibnu Qayyim al-Jauziyah dan Aisyah bint al-Syathi’ penelitian
ini akan membahas lebih dalam mengenai konsep sumpah menurut dua mufasir
tersebut.
11
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih belum sempurna, dan penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna untuk membangun
kesempurnaan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mukjizat Al-Qur’an”. 2011. dalam Al-Qur’an dan Lailatul Qadr, terj. Imron
Rosadi Jakarta: Pustaka Azzam.
Amir. 2014. “Qasam Dalam Alquran (Suatu Uslub Nabawiyyah)”, Jurnal Lingua.
13