Oleh kelompok 4 :
Angga Andri : 2050401004
Anggun Permata Sari : 2050401005
Derry davinci
Dosen Pengampu:
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag
Dewi Putri,Lc.,M.Ag
D3 MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR
TA 2022 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang
memberikan rahmat, nikmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Bukti Kebenaran Al-Qur’an”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok sebagai mahasiswa
untuk memperoleh nilai yang baik, sekaligus dapat dijadikan bahan referensi agar dapat
memperluas wawasan dan cakrawala kita semua. Amin.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan sekali kritik dan saran yang bersifat membangun dari teman teman semua
dan dari dosen pengampu, sehingga penulis dapat memperbaiki untuk pembuatan makalah
selanjutya.
Terima kasih banyak penulis ucapkan kepada semua pihak yang membantu dalam
penulisan makalah ini terutama kepada dosen pengampu bapak Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag
dan ibuk Dewi Putri,Lc.,M.Ag. Pada mata kuliah Aspek Hukum Dalam Informasi. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan
tersebut. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Semua yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan Allah SWT, tak terkecuali al-Qur`an,
al-Qur`an merupakan salah satu mukjizat terbaik dan terbesar yang diturunkan oleh Allah SWT
melalui perantara malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Allah menurunkan al-Qur`an
dengan tujuan untuk dijadikan sebagai sumber atau landasan hukum islam dan untuk
menantang orang-orang yang tidak percaya atas kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dan pada
kesempatan ini, kami akan menjelaskan tentang “Kemukjizatan Al-Qu`ran” secara ringkas dan
jelas.
Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al
Quran dan hadits. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam tidak hanya cukup
mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus menyatakannya dengan
lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih) dalam
kehidupannya sehari-hari. Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan
bahwa Allah Maha Esa. Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang
tidak meyakini ke-Maha Esa-an Allah Swt. berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya Tuhan
selain Allah SWT dinamakan musyrik.
B. Rumusan Masalah
1. Makna kemukjizatan Al-Qur’an
2. Bukti kebenaran Al-Qur’an dari segi gaya bahasa
3. Bukti kebenaran Al-Qur’an dari segi isi kandungannya
4. Bukti kebenaran Al-Qur’an dari segi bandingannya dengandengan kitab suci sebelumnya
5. Bukti kebenaran Al-Qur’an dari segi historis
C. Tujuan Masalah
Kita mempelajari “Kemukjizatan Al-Qur`an”, agar kita memiliki wawasan yang cukup
luas tentang ilmu tersebut dan hal ini dapat kita renungkan bahwa Allah sangatlah Maha Kuasa
atas segala ciptaan-Nya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kita tahu bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Yang Maha Agung, Yang Maha
Tinggi, dan Yang Maha Menciptakan. Tidak diragukan bahwa dalam sejarahnya Al-Quran
dapat melemahkan ucapan-ucapan atau kalimat-kalimat dari manusia mana pun yang ingin
menantangnya. Agar kita dapat mengentahui secara mendalam pengertian mukjizat, maka
dalam uraian ini saya ini mengemukakan 3 definisi mukjizat yang dikemukakan oleh 3 ulama,
yaitu sebagai berikut:
1. Al-Fakhr Ar-Razi, menyatakan bahwa mukjizat adalah hal yang luar biasa yang sangat
berbeda dengan kebiasan disertai dengan tantangan, yang tidak mungkin dilawan oleh
siapa pun.
2. Ibn Hamdan menyatakan bahwa mukjizat adalah sesuatu yang menembus atau melintas
adat kebiasaan, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, yang selaras dengan
pengakuan kerasulan, berhubungan dengannya dan sesuai dengannya, yang menimbulkan
penentangan, di mana tidak satu pun manusia mampu menandinginya, tidak pula
menyamainya, dan tidak pula mampu mennyerupainya.
3. Hasan Dhiya’ al-Din ‘Itr menyatakan bahwa mukjizat adalah sesuatu yang diberlakukan
oleh Allah pada seorang Nabi yang melampaui kemampuan-kemampuan manusia, yang
bertentangan dengan hokum alam, dan materi yang khusus, yang dengannya seorang nabi
menghadapi tantangan manusia, sehingga tidak seorang pun dari manusia yang mampu
melawannya.
Dari tiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang disebut mukjizat itu
memiliki tiga ciri utama, yaitu :
a. Sesuatu kelebihan yang luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada seorang nabi/rasul,
b. Sesuatu itu berlainan dan bertentangan dengan kebiasaan/hukum alam,
c. Sesuatu itu tidak mampu ditandingi, disaingi oleh siapa pun. Kemukjizatan Al-Quran bagi
Nabi Muhammad saw karena memiliki tiga ciri itu. Tidak ada satu pun manusia dari dahulu
ketika turunnya Al-Quran sampai akhir zaman nanti yang mampu menandingi Al-Quran.
Menghidupkan orang mati adalah mukjizat Nabi Isa, karena memiliki tiga ciri itu.
Kemudian majaz dan isti’arah, dalam ilmu Balaghah, majaz antara lain terbagi dua,
yaitu majaz aqli dan majaz lughawi. Dalam penggunaan majaz dalam al-Qur’an banyak
perbedaan pendapat diantaranya Daud al-Zahiri, Ibnu al-Qash (dari Syafi’iyah) dan Ibnu
Khuwainy (dari Malikiyah) menolak adanya majaz dalam al-Qur’an, karena majaz itu
memperlihatkan kebohongan-kebohongan redaksional, padahal al-Qur’an tidak mungkin
berdusta. Tetapi, orang-orang yang mendalami keindahan bahasa dan susunan redaksi al-
Qur’an berpandangan bahwa sanggahan di atas kurang tepat. Justru kalau majaz itu di kikis
dari al-Qur’an, kitab suci ini sedikit banyak akan kehilangan keindahan pola-pola
komposisi kalimatnya.
D. Bukti kebenaran al-Qur’an dari segi bandingannya dengan kitab suci Sebelumnya
Al Quran berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya. Diantara perbedaan-perbedaannya sebagai
berikut:
1. Kitab-kitab sebelumnya telah hilang keutuhan atau keotentikannya. Sementara itu, Al
Quran hingga saat ini dan bahkan yang akan datang sekalipun, masih utuh. Hal ini
ditegaskan sendiri dalam Al Quran, yakni surat Al Hijr ayat 9: (Sungguh, Kamilah yang
telah menurunkan Al Quran dan Kamilah yang menjaganya dari pemalsuan).
2. Bahwa Al Quran ditujukan untuk seluruh alam/umat manusia. Sementara, kitab terdahulu
hanya diperuntukkan untuk satu golongan tertentu. Inilah letak perbedaan selanjutnya.
Banyak ayat yang menjelaskan tentang hal ini; seperti Al Baqarah ayat 185. Dan juga Ali
Imran ayat 183: (… Itulah keterangan yang jelas untuk semua manusia, sebuah petunjuk
dan pelajaran bagi orang yang bertakwa).
3. Bahwa kitab-kitab terdahulu menggunakan bahasa kaum yang kini telah hilang sejak
beberapa waktu silam. Berbeda dengan halnya Al Quran, Al Quran berbahasa Arab yang
kini digunakan oleh berjuta-juta manusia. Dan Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab
bukan berarti Al Quran untuk bangsa Arab saja, melainkan untuk semua manusia.
4. Al Quran memuat ringkasan ajaran-ajaran ketuhanan dalam kitab-kitab dan mengukuhkan
kebenaran ajaran ajaran yang terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu; yakni Taurat, Zabur,
dan Injil.
Tentu masih ada beberapa perbedaan prinsipil lainnya anatara Al Quran dan kitab-kitab
sebelumnya. Namun demikian, kiranya empat point sebagaimana yang telah dijabarkan di atas
oleh Syeh Sha’rowi sudah lebih cukup untuk menggambarkan betapa Al Quran mempunyai
perbedaan-perbedaan penting dengan kitab-kitab terdahulu.
6. Ayat Al-Qur’an turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa-
peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Sebagaimana ketika Al-Qur’an menegaskan bahwa wahyu turun secara terpisah dan
berangsur-angsur.“Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur
agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian.” (Q.s. Al-Isra’ [17]: 106).
Dilihat dari ungkapan-ungkapan ayat-ayat tersebut, untuk arti menurunkan,
semuanya menggunakan kata tanzil bukan inzal. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an
diturunkan secara bertahap atau berangsur-angsur. Berbeda dengan kitab-kitab samawi
sebelumnya, yakni Taurat, Injil, dan Zabur yang turun sekaligus. Rupa-rupanya keterangan
tersebut membangkitkan reaksi kaum musyrikin yang biasa menerima sya’ir dalam jumlah
banyak dan sekaligus, bahkan ada yang mendengar dari kaum Yahudi bahwa Taurat
diturunkan secara sekaligus. Mereka mempertanyakan perihal kenapa Al-Qur’an turun
secara berangsur-angsur, malah mereka ingin Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus.
(Subhi As-Shalih, 1999: 56).
Pertanyaan orang kafir itulah yang dijadikan landasan beberapa ahli tafsir.
Bahwasanya orang kafir merasa heran dengan turunnya Al-Qur’an secara berangsur-
angsur karena mereka mengetahui bahwa kitab-kitab sebelumnya diturunkan secara
sekaligus. Bukanlah kitab itu benda kemudian diturunkan secara sekaligus begitu saja,
tetapi diturunkan (dibacakan) sekaligus oleh malaikat Jibril. (Nur Kholis, 2008: 66-67).
A. Kesimpulan
Al-Qur`an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur dan kemukjizatan al-Qur`an tidak
dapat diragukan lagi. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui
para nabi dan rasul-Nya. Dan mukjizat berfungsi untuk membuktikan bahwa kekuasaan Allah
berada diatas segala-galanya dan sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan
kerasulan para utusan Allah. Sedangkan, al-Qur`an berfungsi sebagai sumber atau landasan
hukum pertama bagi kehidupan manusia. Kemukjizatan al-Qur`an tidak dapat ditandingi oleh
apapun. Karena dari hal yang terkecil sampai hal yang terbesar semua dibahas dalam al-
Qur`an.
B. Saran
Dengan adanya makalah mengenai bukti kebenaran Al-Qur’an ini, penulis
mengharapkan agar kita bisa lebih mengenal Al-Qur’an dan mempercayai nya Karan sudah
adanya bukti – bukti yang Allah berikan kepada kita tentang kebenaran Al-Qur’an itu sendiri.
Kami sebagai penulis merasa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan saran dari para pembaca yang mana bisa memberikan kami masukan agar lebih
baik lagi dalam penulisan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abduṣṣamad, Muhammad Kamil. Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur`an. Jakarta: Al-Akbar Media
Eka Sarana, 2003.
Al-Maliki, Muhammad Alwi. Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur`an. Yogyakarta: Mitra
Pustaka. 2001
Al-Qaṭṭān, Mannā` Khalīl. Studi ilmu-ilmu Qur`an Terj. Mahahith fi `Ulūmil Qur`an oleh
Mudzakir. Bogor: Litera AntarNusa, 2013.
Al-Qaṭṭān, Mannā` Khalīl. Mahahith fi `Ulūmil Qur`an. Riyāḍ: al-Ḥuramain.1973.
Anwar, Rosihon. `Ulūmul Qur`an untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: CV Pustaka Setia , 2006.
Aṣ-Ṣabuniy, Shaikh Muhammad Ali. Aṭ-Ṭibyān fī `Ulūmil Qur`an. Bairut: Dar al- Irshad, 1970.
Mustofa. Sejarah Al-Qur`an. Surabaya: Al-Ikhlas, 1994.
Shihab, M. Quraish. Mukjizat Al-Qur`an: Di tinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan
Pemberitaan Ghaib. Bandung: Mizan, 1997.
Usman. Ulumul Qur`an. Yogyakarta: Teras. 2009.