Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MUKJIZAT AL – QUR ‘AN DALAM SAINS MODERN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Pendidikan Agama
Dosen pengajar : H. Ali Akbar, S.TH. I, M.Pd. I

Oleh:

Nama : Muhammad Waldi


Jurusan : Sistem Informasi
NRP : 21031020

KELAS MALAM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMASI
DAN KOMPUTER (STMIK) INDONESIA BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari, bahwa karya ilmiah ini masih mempunyai banyak


kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan,
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, namun demikian banyak pula
pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini di waktu yang akan
datang.

Akhirnya penulisa berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat


bagi seluruh pembaca.

Banjarmasin, 22 November 2022

Muhammad Waldi

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
A. Kemukjizatan Al – Qur’an..............................................................................3
a. Pengertian mukjizat......................................................................................3
b. Pengertian Al-Qur’an....................................................................................4
c. Al-Qur’an sebagai mukjizat..........................................................................5
B. Kemukjizatan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad Saw..........................6
C. Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi bahasa.......................................................9
D. Pemahaman modern tentang kemukjizatan Al-Qur’an.................................11
a. Pembentukan alam semesta menurut harun yahya.....................................11
b. Penciptaan manusia....................................................................................15
BAB 3....................................................................................................................23
A. Kesimpulan....................................................................................................23
B. Saran..............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemukjizatan Al-Qur’an, jika berbicara mengenai mukjizat tak jarang dari


kita menghubungkanya dengan hal yang luar biasa, seperti halnya mukjizat Nabi
musa, mukjizat itu menampakan betapa luar biasa tongkatnya Nabi Musa, yang
dapat berubah menjadi ular, lebih lebih mukjizat Allah yang diberikan oleh Nabi
Muhammad Saw yang berupa Al-Qur’an dan merupakan kitab suci bagi umat
islam. Yang mana kemukjizatan Al-Qur’an ini masih diberlakukan sampai saat ini
tidak seperti mukjizat – mukjizat lain yang hanya berlaku pada masanya saja.
Kemujizatan Al-Qur’an yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad, merupakan
salah satu bukti akan keNabian Nabi Muhammad dan bukti akan kebenaran ajaran
islam. Kemujizatan Al-Qur’an ini seharusnya dapat menambah dan meningkatkan
keimanan, ketakwaan dan rasa syukur kita kepada Allah Swt karena dengan
kemujizatan ini kita diberi petunjuk untuk mengarungi kehidupan ini dengan
penuh kebenaran yang lansung dari Allah melalui Al-Qur’an tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini:


1. Apa pengertian Al-Qur’an dan mukjizat?
2. Bagaimana kemukjizatan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW?
3. Bagaimana kemukjizatan Al-Qur’an dari segi bahasa?
4. Bagaimana pemahaman modern tentang kemukjizatan Al-Qur’an?

1
C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dalam membahas masalah ini adalah untuk mengetahui:


1. Pengertian Al-Qur’an dan mukjizat
2. Kemujizatan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad Saw
3. Bagaimana kemujizatan Al-Qur’an dari segi bahasa
4. Bagaimana pemahaman modern tentang kemukjizatan Al-Qur’an

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Kemukjizatan Al – Qur’an
a. Pengertian mukjizat
Secara langsung baik Al-Qur’an maupun Hadits Nabi Muhmammad Saw,
tidak ada yang menyinggung masalah mukjizat. Istilah mukjizat belum
terdengar sejak era keNabian hingga era sahabat. Istilah ini baru muncul pada
masa-masa kodifikasi ilmu-ilmu agama (khususnya ilmu akidah atau ilmu
kalam), sekitar akhir abad ke-2 H dan permulaan abad ke-3 H. Oleh
karenanya Al-Qur’an ketika menceritakan suatu mukjizat sebagai bukti dari
kebenaran ajaran yang dibawa seorang Nabi tidak menggunakan kata (al-
mu’jizah), melainkan dengan menggunakan kata-kata yang lain, seperti kata
(al-ayah) sebagaimana yang terdapat dalam ayat berikut ini:

 “Mereka bersumpah denagn anama Allah dengan segala


kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka
suatu mukjizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya.
Katakanlah: “Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya
berada disisi Allah.” Dan apa yang membaritahukan
kepadamu apabila mukjizat datang, mereka tidak akan
beriman?” (QS. Al-An’am (6): 109)

Kata Al-Bayyinah juga menjadi alternatif lain yang digunakan Al-Qur’an


untuk menunjukan makna mukjizat, sebagaiman yang terlihat pada ayat:

 “Sesungguhnya telah datang bukti yang yang nyata


kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi
tanda bagimu.” (QS. Al-A’raf (7): 73).

Al-Bayyinah sendiri bermakna petunjuk atau tanda (al-dilalah), baik yang


kasat mata (al-hissi) maupun yang berupa nalar (al-aqli).

3
Terkadang pula Al-Qur’an menggunakan kata (al-burhan) untuk
mengungkapkan kata mukjizat, seperti yang terdapat pada ayat:

 “Maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari


Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan) kepada firaun dan
pembesar-pembesarnya. Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang fasik.” (QS. Al-Qashash (28): 32).

Arti dari al-burhan adalah penjelasan bagi suatu hujjah (bukti). Al-Burhan
lebih kuat kedudukannya dari pada penggunaan kata-kata yang lainnya dalam
menunjukan makna mukjizat. Hal ini dikarenakan kata al-burhan
mengandung makna memaksakan atau mengharuskan terhadap sebuah
pembenaran.

b. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai kitab suci merupakan kumpulan wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, untuk disampaikan kepada umat
manusia, sebagai pedoman dan pandangan hidup dalam mencapai
kebahagiaan dan keridhoaan Allah didunia dan diakhirat.

Al-Quran secara linguistik berarti bahwa bacaan yang sempurna ini adalah
pilihan Tuhan, yang benar-benar benar, karena tidak ada ayat setelah orang
tahu cara membaca atau membaca, menulis dan menulis yang dapat
dibandingkan dengan Al-Quran yang sangat mulia, ada bacaan. dari Alquran.
yang bisa dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti atau tidak bisa
menyampaikan yang asli, dan orang dewasa, remaja dan anak-anak
menghafal definisi Al Qur'an.

Dan kitab atau pengingat yang Kami turunkan memiliki berkah, lalu
mengapa kalian menginginkannya, itu adalah berkah bagi kami, karena Al-
Qur'an adalah buku pengingat yang merupakan berkah yang Kami turunkan.,

4
Lalu mengapa aku ingin istilah ini termasuk ejekan, keberkahan ini adalah
kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan, agar mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan memberi pelajaran kepada orang-orang
yang berakal.
Hadits Aisyah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah, semoga Allah
memberkati dia dan memberinya kedamaian, mengatakan bahwa orang yang
berpengetahuan tentang Al-Qur'an bersama para malaikat yang mencatat
perbuatan mulia dan benar dan orang yang mencoba untuk membaca. Al-
Qur'an ketika dia melihat upaya untuk mempelajarinya akan dihargai dua kali
lipat.
Ada sebuah hadits yang mengatakan dalam Al Hadits bahwa kita
merindukan empat kelompok, kelompok mana yang merindukan surga:
1. Orang yang membaca Al-Qur’an.
2. Orang yang selalu menjaga lisanya dari berkata kotor, mencaci -
caci, menghujat (Wa Haafidzii lisan).
3. Orang yang memberi makan terhadap orang yang kelaparan (Wa
muth’mimul Jii’an).
4. Orang yang berpuasa dibulan ramadhan (Wa Shooimiina Fi Syahri
Ramadhan).

c. Al-Qur’an sebagai mukjizat


Al-Qur’an sebagai suatu mukjizat yang terbesar maksudnya adalah karena
ia kekal abadi. Mukjizat yang pernah diberikan Allah Swt kepada para
Rasulnya, semenja Nabi Adam As sampai Nabi Muhammad Saw sudah
berlalu dan tidak dapat melihatnya. Mukjijat yang pernah diberikan Allah Swt
sudah berlalu dan tidak dapat dilihat. Mukjizat – mukjizat itu sudah ada dan
sudah pernah terjadi, tetapi tidak dapat merasa dan menghayatinya serta
mengalaminya.

5
Lain halnya dengan Al-Qur’an, ia adalah sebagai mukjizat terbesar, ia
kekal abadi. Umat islam dan umat lainnya dapat memegang, membaca,
menghayati, memahami, mengamalkan isinya untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan keselamatan di akhirat nanti.

Al-Qur’an adalah mukjizat yang paling besar dari segala mukjizat yang
penah diberikan Allah Swt kepada seluruh Nabi dan Rasulnya karena Al-
Qur’an bukan saja untuk mematahkan segala bantahan dan argumen kaum
musyrikin kepada kebenaran wahyu yang dibawa Rasullullah Muhammad
Saw, tetapi ia juga ditujukan kepada seluruh umat manusia.

B. Kemukjizatan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad Saw


 Masyarakat arab jahiliyah
Diantara bangsa-bangsa di dunia, orang-orang Arab pada masa jahiliyah
lah yang paling beruntung, karena mempunyai peradapan ciri akhlaq yang
khas sebagai penghuni kawasan yang tandus dan gersang. Mereka
mempunyai sastara bahasa yang tinggi, mempunyai kesanggupan
mengungkapkan pikiran dan perasaan yang kuat, menjunjung tinggi prinsip
kebebasan, semangat membela kehormatan dan harga diri, keperwiraan,
keberanian, tangguh mempertahankan keyakinan, keterusterangan dalam
ucapan, mempunyai daya ingat kuat sehingga mudah menghafal, berkemauan
keras, setia pada janji dan menjaga keperayan orang lain.

Dalam abad-abad menjelang kehadiran islam, masyarakat arab dikuasai


oleh pemikiran syirik yang memandang berhala sebagai perantara dalam
hubungan mereka dengan tuhan, mereka mempercayai allah, jika mereka di
tanya “siapakah yang meniptakan langit dan bumi?” mereka akan menjawab:”
Allah.” Kepercayaan mereka yang sedemikian itu diungkapkan dalam Al-
Qur’an:

6
 “Dan jika engkau (hai Nabi) bertanya pada mereka, siapakah
yang menciptakan mereka, mereka akan menjawab:” Allah”
(Qs. Az-zukhruf:87)

akan tetapi pikiran yang ada dalam benak mereka sangat sukar memahami
ajaran tauhid(monotheisme) yang diberikan oleh para-Nabi terdahulu.

 Kenabian Nabi Muhammad Saw


Ketika Nabi Ibrahim a.s meninggikan batu-batu fondasi ka’bah, beliau
mengangkat tangan mengadah kelangit:

“Ya Alloh, utuslah kepada mereka seseorang Rosul dari kalangan mereka,
yang akan membaakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan kepada
mereka Al-kitab (Al-Qur’an) dan hikmah serta mensuikan mereka’’ (Qs. Al-
Baqarah:129)

Nabi Isa As juga memberi tahu umatnya akan kedatangan Nabi terakhir
yang bernama Muhammad. Bahkan bukan hanya menyebut nama Muhammad
saja, beliau juga menerangkan sifat-sifat yang akan datang itu di dalam injil,
sama dengan yang tersebut dalam taurat. karena itulah para pendeta yahudi
dan nasrani telah mengenal Nabi terakhir Muhammad Saw. Sebelum yang
lain mengenal beliau.

Dengan demikian sesungguhnya kedatangan Nabi terakhir Muhammad


bukanlah hal yang tiba-tiba atau mengejutkan bagi ahlil kitab. Pendeta Bahira
mengenal Nabi Muhammad saw.dan kemudian Ibnu Salam, pendeta yahudi
yang kemudian memeluk islam di madinah, setelah mengenal beliau.

Beberapa saat menjelang kelahiran junjungan kita Nabi Muhammad. Api


suci sesembahan kaum majuzi di persia tiba-tiba padam. Demikian pula
telaga Salwah yang sangat disucikan oleh penduduk tiba-tiba meluap.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba itu bukan lain adalah tanda-
tanda yang mengisyaratkan, bahwa dengan datang agama allah yang

7
dibawakan rosulnya yaitu Muhammad benteng kedholiman akan hancur dan
musnah.

 Kemukjizatan Nabi Sesuai dengan Keahliaan Kaumnya


Ketika melihat suatu peristiwa yang paling menakjubkan pada bangsa
Firaun adalah kemampuaan sihir dan tidak ada tukang sihir yang mempuni
dan mempunyai kemampuan menyihir yang luar biasa pada zamannya kecuali
bangsa Firaun yang menjadi umat Nabi Musa. Allah mengutus Nabi Musa
kepada bangsa Firaun untuk menggugurkannya, melemahkannya,
menjadikannya tidak berdaya dan mencabut akarnya dari itu semua, sehingga
bangsa Firaun yang tertipu oleh tipuan tukang sihir akan terbuka matanya
dengan diutusnya Nabi Musa. Sebagai bukti kerasulannya Nabi Musa
mengalahkan semua penyihir Firaun dengan mukjizat tongkanya yang bisa
menjadi ular besar. Itu merupakan mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi
Musa.
Hal yang sama juga terjadi pada masa Rasul Muhammad Saw. Pada masa
Nabi Muhammad yang menjadi kaum elit penguasa adalah para pujangga dan
orator dimana mereka bisa mempengaruhi berbagai kabilah-kabilah dan
mayoritas bangsa arab saat itu dengan kemampuaan mereka membuat puisi
dan orasi. Ketertarikan bangsa arab kepada dunia sastra sangatlah mengakar
jauh 150 tahun sebelum hijrah tepatnya 500M. kemampuaan bahasa dan
retorika mereka sangatlah luar biasa, setiap setahun sekali mereka
mengadakan lomba puisi dan orasi di pasar ukaz, bagi pemenang hasil
karyanya akan ditulis dengan tinta emas dan ditempelkan di dinding ka’bah,
puisi-puisi tersebut yang sebut dengan Muallaqot.
Begitu besar perhatiaan bangsa arab saat itu terhadap dunia bahasa dan
sastra, sehingga banyak sekali orang yang pakar dalam bahasa berpropesi
sebagai penyair dan menjual syair-syair mereka kepada para penguasa dengan
bayaran yang mahal. Maka dari itu Allah mengutus Nabi Muhammad dengan
mukjizat al-Quran sebagai tandingan para ahli bahasa dan sastra (penyair) dan
Menantang mereka dengan membuat bahasa dan uslub permisalan seperti Al

8
Qur’an (Qs. Al Isra:88), lalu Menantang mereka dengan sepuluh ayat saja
dari Al Qur’an (Qs. Hud: 13-14), dan Menantang mereka dengan satu surah
saja dari Al Qur’an (Qs. Yunus: 38). Tetapi tidak seorang pun dari kalangan
ahli bahasa, orator, penyair yang mampu menjawab tantangan itu dan mereka
semua terperdaya oleh mukjizat al Quran, bahkan banyak kalangan penyair
berbondong-bondong masuk islam seperti Hasan Bin Tsabit, Ka’ab Ibnu
Malik Al Ansori, Abdullah Ibnu Rawahah dan Al-Hutay’ah seperti yang
penulis paparkan diatas. Demikianlah yang diberikan Allah kepada Nabi
Muhammad itu merupakan hal yang paling menakjubkan yang allah
karuniakan kepada Nabi. Allah telah mengkaruniakan Nabi kepada para
umatnya untuk membawa perkara yang mampu meruntuhkan perkara yang
paling menakjubkan bagi umatnya dan merobohkan segala sesuatu yang
mereka anggap paling kuat.

C. Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi bahasa


 Susunan kata dan kalimat Al-Qur’an
Salah satu kemukjizatan Al-Qur’an yakni dalam segi susunan kata dan
kalimat sehingga membuat masyarakat arab pada zaman dulu terpukau,
tercengang akan indahnya susunan kata dan kalimat yang mengakibatkan
sebagian dari orang arab masuk islam karena kagum dengan susunan kata dan
kalimat Al-Qur’an, diantaranya adalah orang yang paling menentang islam
yakni Umar bin Khattab yang masuk islam karena mendengar bacaan Al-
Qur’an putrinya yang membuat beliau menangis dan masuk islam, beberapa
hal yang berkaitan dengan susunan kata dan kalimat. Diantara lain:
 Nada dan langgamnya
Cendikiawan inggris, marmaduke pikthall dalam the meaning of
glorious Qur’an, menulis ‘Al-Qur’an mempunyai simfoni yang tidak
ada taranya, dimana setiap nada – nadanya bisa menggerakan
manusia untuk menangis dan bersuka - cita.’ Hal ini disebabkan oleh
huruf dari kata-kata itu melahirkan keserasian bunyi dan kemudian

9
kumpulan kata-kata itu melahirkan pula keserasian irama dalam
rangkaian kalimat ayat-ayatnya.

 Singkat dan Padat


Al-Qur’an adalah ayat-ayat Allah sebagai tanda-tanda keesan dan
kekuasaan-Nya.dalam al qur’an terdapat banyak sekali pengetahuan,
hukum-hukum, bukti-bukti kekuasaan Allah, serta keanekaragaman
alam raya yang dijelaskan dengan singkat padat dan jelas agar
membuat pembaca jelas dan mengerti akan makna-makna yang
terkandung.

 Memuaskan Para Pemikir dan Orang Kebanyakan


Seorang awam akan merasa puas dan memahami ayat-ayat Al-
Qur’an sesuai dengan keterbatasannya, tetapi ayat yang sama dapat
dipahami dengan luas oleh filosof dalam pengertian baru yang tidak
terjangkau oleh orang kebanyakan.

 Memuaskan Akal dan Jiwa


Dalam bahasa Al-Qur’an terdapat keunikan, yaitu kemampuannya
menggabungkan kedua hal tersebut. karena itu, ketika berbicara
tentang sesuatu hukum, misalnya redaksi yang digunakannya tidak
kaku sebagaimana halnya redaksi pakar-pakar hukum. Al-Qur’an
menguraikan ketetapan hukum itu dengan argumentasi logika dan
dengan gaya bahasa yang berbeda-beda.

 Keindahan dan Ketetapan Makna


Dalam Al-Qur’an begitu banyak mukjizat yang salah satunya adalah
keindahan dan ketetapan makna, kolaborasi antara keindahan
kalimat-kalimat dan makna yang tepat dan jelas yang antara ayat
yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan sehingga dapat
mempermudah dalam membaca dan memahami.

10
 Kefasihan dan Keindahan Al-Qur'an
Salah satu unsur kemukjizatan Al-Qur'an yang utama ialah
kefasihan dan balaghah-nya. Artinya, untuk menyampaikan maksud
dan tujuan dalam setiap masalah, Allah SWT menggunakan kata dan
kalimat yang paling lembut, indah, ringan, serasi, dan kokoh.
Melalui cara tersebut, Allah menyampaikan makna-makna yang
dimaksudkan kepada para mukhathab(audiens), yaitu melalui sastra
yang paling baik dan mudah dipahami.

D. Pemahaman modern tentang kemukjizatan Al-Qur’an


a. Pembentukan alam semesta menurut harun yahya
Hingga pertengahan abad ke-20, pandangan yang berlaku diseluruh dunia
adalah bahwa alam semesta itu tidak berbatas, telah ada selamanya dan akan
terus ada selamanya dan akan ada sepanjang masa. Menurut teori yang
disebut “model alam semesta statis” ini, alam semesta tidak berawal dan tidak
berakhir.

Dengan mengukuhkan bahwa alam semesta merupakan kumpulan


substansi yang statis, stabil dan tidak berubah teori ini menjadi salah satu
basis filosofi materialis dan konsekuensinya adalah menolak keberadaan sang
pencipta. Namun sejalan dengan perkembangan sains dan tekhnologi abad ke-
20, “model alam semesta statis” telah hancur berkeping-keping.

Kini kita telah memasuki abad ke-21 dan permulaan baru menyambut
kita. Melalui banyak percobaan, pengamatan dan perhitungan yang dilakukan
beberapa pemikir terkemuka dunia, fisika modern telah membuktikan bahwa
alam semesta ternyata memiliki permulaan, bahwa ia muncul dari ketiadaan
pada sebuah momen ledakan besar. Lebih jauh, telah terbukti pula bahwa
alam semesta tidak statis dan tidak tetap, sebagaimana yang masih
dipertahankan kaum materialis dengan gigih. Sebaliknya, alam semesta selalu
mengalami proses pergerakan, perubahan dan pengembangan. Fakta-fakta

11
yang baru ditemukan ini telah memaku peti mati teori alam semesta statis.
Sekarang, semua fakta ini telah diterima luas oleh masyarakat ilmiah.

Asal usul alam semesta telah dijabarkan Al-Qur’an dalam ayat berikut:

 Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai


anak, padahal dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan
segala sesuatu dan Dia menciptakan segala sesuatu dia
mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-An’am 6:101)

Informasi ini sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuan


masa kini. Sebagaimana telah dinyatakan, diawal simpulan yang telah dicapai
astrofisika dewasa ini adalah bahwa seluruh jagad raya, berikut dimensi
materi dan waktu, menjadi ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi
dahuli kala. Peristiwa ini yang dikenal dengan sebutan “Big Bang,”
merupakan katalis untuk penciptaan alam semesta dari ketiadaan. Semua
pihak dikalangan ilmiah sepakat bahwa ledakan ini bermula dari sebuah titik
tunggal sekitar 15 miliar tahun yang lalu.

 Alam semesta yang mengembang


Al-Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam ketika ilmu astronomi masih
terkebelakang, menggambarkan pengembangan alam semesta sebagai
berikut:
 Dan langit itu kami dibangun dengan kekuasaan (kami) dan
sesungguhnya kami benar – benar berkuasa. (Q.S. Adz
Dzariyat 51:4)

Kata “Langit” yang dinyatakan oleh ayat tersebut digunakan diberbagai


tempat dalam Al-Qur’an. Kata ini mengacu pada angkasa dan jagad secara
keseluruhan. Disini, sekali lagi kata itu digunakan dengan makna demikian,
menyatakan bahwa jagad raya “meluas.” Dalam kata bahasa Arab, Innalamusi
unna yang diterjemahkan menjadi ‘Sesungguhnya kami meluaskannya’. Kata
musi unna berasal dari kata kerja awsa’a, yang berarti mengembang. Awalan

12
Ia menekankan nama atau sebutan yang mengikutinya dan menambahkan
kesan ‘seluas-luasnya’. Jadi, pernyataan ini berarti ‘Kami mengembangkan
langit atau jagad raya seluas-luasnya’. Simpulan inilah yang dicapai oleh
sains modern.

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli
kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoretis menghitung bahwa alam
semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan dengan
menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamatu langit
dengan teloskop, Edwin Hubble, ahli astronomi Amerika, menemukan bahwa
bintang dan galaksi terus bergerak dan menjauh. Penemuan ini dianggap
sebagai salah satu tonggak sejarah dalam astronomi. Dalam pengamatan ini,
Hubble menemukan bahwa bintang-bintang memancarkan cahaya yang
menjadi semakin merah bergantung pada jarak mereka. Itu karena menurut
hukum-hukum fisika yang berlaku, cahaya yang mendekati titik pengamatan
berubah menjadi ungu dan cahaya yang menjauhi titik tersebut menjadi
merah. Dalam pengamatannya, Hubble mencatat kecendrungan kearah merah
dalam cahaya yang dipancarkan oleh bintang-bintang.

Singkatnya, bintang-bintang bergerak menjauh dan semakin jauh setiap


saat. Bintang dan galaksi tidak hanya menjauhi kita, tetepi juga menjauhi satu
sama lain. Sebuah alam semesta, yang segala sesuatunya terus bergerak
menjauhi satu sama lain, tetepi ia terus-menerus “mengembang.”

Pengamatan yang dilakukan pada tahun-tahun berikutnya menegaskan


fakta tersebut. Agar dapat memahami hal ini, mari kita bayangkan alam
semesta sebagai permukaan balon yang ditiup. Semakin besar balon
mengembang semakin jauh jarak antartitik-titik pada permukaannya.
Demikian pula benda-benda angkasa. Mereka saling menjauh seiring
mengembangnya jagad raya. Ini ditemukan secara teoretis oleh Albert
Einstein, salah satu ilmuan terbesar abad ke-20. Namun agar tidak melanggar
“model alam semesta statis” yang secara umum diterima saat itu. Einstein

13
mengesampingkan temuannya. Belakangan, dia menyatakan tindakannya ini
sebagai kesalahan paling serius dalam hidupnya. Fakta pengembangan alam
semesta dijelaskan dalam Al-Qur’an pada teloskop dan kemajuan tekhnologi
sejenisnya belum ditemukan. Ini karena Al-Qur’an adalah wahyu Allah, sang
pencipta dan penguasa jagad raya.

 Penciptaan dari asap panas

Para ilmuan masa kini mampu mengamati pembentukan bintang-


bintang dari awan gas panas. Pembentukan dari gumpalan gas panas juga
berlaku pada penciptaan jagad raya. Penciptaan alam semesta sebagaimana
yang digambarkan dalam ayat Al-Qur’an berikut ini menegaskan temuan
ilmiah tersebut:

 Dan Dia menciptakan dibumi itu gunung-gunung yang kokoh


diatasnya. Dia memberkahinya dan dia menentukan padanya
kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian, Dia menuju pada penciptaan langit dan
langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya
dan kepada bumi, “datanglah kamu keduanya menurut
perintahku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya
menjawab, “Kami datang dengan suka hati.” (Q.s. Fushilat
41: 10-11)

Kata bahasa Arab sama,’ yang diterjemahkan disini menjadi ‘langit,’


mengacu pada seluruh alam semesta, kata dukhanun untuk ‘asap’
menggambarkan meteri sebelum alam semesta terbentuk, yaitu asap kosmik
panas yang hadir dalam penciptaan jagad raya, sebagaimana yang kini
diakui oleh para ilmuwan. Kata ini dalam Al-Qur’an menggambarkan asap
dengan snagat akurat karena mengandung arti gumpalan gas hangat berisi
partikel-partikel bergerak yang terhubung dengan substansi padat. Disini Al-
Qur’an telah menggunakan kata yang paling tepat dari bahasa Arab untuk

14
menggambarkan jagad raya dalam fase ini. Mari kita catat bahwa pada abad
ke-20, para ilmuwan menemukan kenyataan alam semesta terbentuk dari gas
panas dalam bentuk asap.

Selain itu, kata tsumma diterjemahkan sebagai ‘Kemudian’ dalam


kalimat “Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa
asap” mengandung makna lain seperti ‘selain itu,’ ‘lebih jauh’, ’lagi pula’,
‘sekali lagi’. Disini tsumma digunakan tidak sebagai keterangan waktu,
tetapi sebagai penjelasan tambahan. Fakta bahwa informasi tentang
penciptaan alam semesta diberikan dalam Al-Qur’an tak lain merupakan
keajaiban kitab suci ini.

b. Penciptaan manusia
Al-Qur’an menyebutkan banyak topik yang mengundang manusia untuk
beriman. Terkadang langit, terkadang hewan dan terkadang tanaman
ditunjukan Allah sebagai bukti bagi manusia. Dalam banyak ayat, orang-
orang diseru untuk memusatkan perhatian mereka pada proses terciptanya diri
mereka sendiri. Manusia sering diingatkan bagaimana mereka sampai
kebumi, tahap-tahap apa saja yang telah dilalui dan apa bahan dasar
penciptaan mereka:

 Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak


membenarkan? Maka terangkanlah kepadakutentang nuftah
yang kamu pancarka. Kamukah yang menciptakannya atau
kamikah yang menciptakannya? (Q.S. Al-Waqi’ah 56;57-59)

Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan


dalam ayat. Beberapa informasi didalam ayat-ayat ini sedemikian terperinci
sehingga mustahil bagi orang yang hidup pada abad ke-7 untuk
mengetahuinya. Dibawah ini adalah beberapa diantaranya:

1. Manusia tidak diciptakan dari mani secara keseluruhan, tetepi dari


sebagian kecilnya (sperma)
2. Laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.

15
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Janin berkembang ditiga daerah gelap didalam rahim. Informasi
yang dikutip tersebut jauh diluar pengertian orang-orang yang
hidup pada masa itu. Penemuan fakta-fakta ini hanya
dimungkinkan dengan tekhnologi abad ke-20.

Sekarang, mari kita kaji informasi itu satu per satu.

 Setetes Mani

Sperma melakukan perjalanan lima menit yang sulit dalam tubuh si ibu
untuk sampai pada sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang
berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah butir garam,
hanya membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan dasar manusia
bukan mani secara keseluruhan, melainkan hanya sebagian kecil darinya.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an:

 Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu


saja (tanpa pertanggung jawabkan)? Bukankah dia dahulu
setetes mani yang ditumpahkan (kedalam rahim)? (Q.S. Al-
Qiyamah 75;36-37)

Sebagaimana kita lihat, Al-Qur’an memberi tahu kita bahwa manusia


tidak terbuat dari mani secara keseluruhan, tetapi hanya sebagian kecil
darinya. Penekanan khusus pada ayat ini mengumumkan satu fakta yang
baruditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Hal ini merupakan bukti
bahwa pernyataan itu dari Allah.

 Campuran dalam Mani

16
Ilmu pengetahuan modern telah menemukan bahwa cairan yang disebut
mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini ternyata merupakan
campuran dari berbagai cairan berlainan. Cairan mani merupakan campuran
dari zat-zat yang dikeluarkan dari testikel, vesikel, kelenjar prostat, dan
kelenjer-kelenjar yang berhubungan denagn saluran urin. Analisis mendetail
tentang cairan ini menunjukan kandungannya terdiri atas banyak zat
terpisah, seperti asam sitrat, prostaglandin flavin, asam arkobat
ergothioneine, kolesterol, phospoliphids, fibronilysin, zinc, asam fosfatas,
phosphase, hyaluronidase, dan sperma. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi
yang berbeda, misalnya mengandung gula yang diperlukan untuk
menyediankan energi bagi sperma, menetralkan asam dipintu masuk rahim
dan menyediakan zat lendir untuk memudahkan pergerakan sperma.

Ketika mani disinggung dengan Al-Qur’an, juga ditunjukan bahwa mani


merupakan cairan campuran:

 Sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia dari setetes


mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya
(dengan perintah dan larangan). Karena itu, kami jadiakan
dia mendengar dan melihat. (Q.S. Al-Insan 76:2)

Diayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan


bahwa manusia diciptakan dari “Bahan Campuran” ini:

 Yang membuat segala sesuatu Dia ciptakan sebaik-baiknya


dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian, Dia menjadikan turunannya dari sari pati air
yang hina. (Q.S. As-Sajdah 32: 7-8)

Kata Arab sulallah, yang diterjemahkan sebagai ‘sari’ berarti bagian yang
mendasar atau terbaik dari sesuatu’. Hal ini menunjukan bahwa Al-Qur’an

17
merupakan firman dari yang berkehendak, yang mengetahui penciptaan
manusia hingga detail terkecil. Yang berkehendak inilah sang pencipta
manusia.

 Jenis Kelamin Bayi

Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelaminbayi ditentukan oleh


sel-sel ibu atau setidaknya dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan
secara bersama oleh sel-sel laki-laki dan perempuan. Namun kita
mendapatkan informasi yang berbeda dari Al-Qur’an yang menyatakan
bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan “dari air mani
apabila dipancarkan.”

 Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-


pasangan pria dan wanita dari air mani apabila
dipancarakna. (Q.S An-Najm 53: 45-46)

Ilmu genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah


ketetapan informasi yang diberikan Al-Qur’an ini. Kini diketahui bahwa
jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria dan bahwa
wanita itu berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.

Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari
46 kromosom yang menentukan struktur seorang manusia diidentifikasi
sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut “XY” pada pria dan
“XX” pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom
tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa
gen-gen yang meng-kode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosem X
membawa gen-gen yang meng-kode sifat-sifat kewanitaan.

Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang


salah satu dari kromosom ini yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan
berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin yang membelah
menjadi dua selama peristiwa ovulasi membawa kromosom X. Sebaliknya,

18
sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu
berisi kromosom X dan yang lainnya berisi kromosom Y, bayi yang akan
lahir berjenis kelamin pria. Dengan kata lain, jenis klamin bayi ditentukan
oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur
wanita.

Tidak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu
genetik pada abad ke-20. Bahkan dikalangan masyarakat, diyakini bahwa
jenis kelamin bayi ditentukam oleh wanita. Inilah sebabnya kaum wanita
dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi wanita. Namun, tiga abad
sebelum penemuan gen manusia, Al-Qur’an telah mengungkapkan
informasi yang menghapuskan keykinan takhayul ini dan menyatakan
bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, melainkan pria.

 Segumpal Daging yang Melekat pada Rahim

Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al-Qur’an


mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban
ilmiah yang sungguh penting. Ketika sperma dari laki-laki bergabung
dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal
yang terkenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera
berkembang biak dengan membelah diri sehingga akhirnya menjadi
“segumpal daging.” Tentu saj ahal ini dapat dilihat manusia dengan bantuan
mikrosop. Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhanya
begin itu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh
menencap dibumi dengan serabutnya. Melalui hubungan ini, zigot mampu
mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya.

Disini, pada tahap ini, satu keajaiban penting dalam Al-Qur’an


terungkap. Ketika merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim
ibu, Allah menggunakan kata ‘Alaq’ dalam Al-Qur’an.

19
 Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia darisegumpal darah. Bacalah
dan Tuhanmu lah yang maha pemurah. (Q.S. Al-Alaq 96; 1-
3)

Arti kata ‘Alaq’ dalam bahasa Arab adalah ‘sesuatu yang menempel pada
suatu tempat’. Kata ini secara harfiah digambarkan untuk menggambarkan
lintah yang menempel pada tubuh untuk mengisap darah. Tentunya bukan
suatu kebetulan bahwa kata yang sedemikian tepat digambarkan untuk
menggambarkan zigot yang tumbuh dalam rahim ibu. Sekali lagi terbukti
bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu darai Allah, Tuhan semesta alam.

 Penciptaan Manusia dari Air


 Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air.
Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan diatas
perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki dan
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya, Allah
maha kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. An-Nur 24:45)
 Dan apakah orang-orang kafir yang tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
satu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman? (Q.S. Al-Anbiya
21:30)
 Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia
jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah
(hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkawinan,
seperti, menantu, ipar, mertua dan sebagainya) dan adalah
Tuhanmu maha kuasa. (Q.S. Al-Furqan 25:54)

20
Ketika kita membaca ayat yang berhubungan dengan penciptaan manusia
dan makhluk hidup, kita menyaksikan bukti adanya keajaiban. Salah satu
keajaiban tersebut adalah penciptaan makhluk hidup dari air. Orang baru
dapat mendapatkan informasi ini setelah mikrosop ditemukan, padahal Al-
Qur’an telah mengungkapkan informasi itu berabad-abad sebelumnya.

Kalimat “Air adalah komponen utama makhluk hidup. Persentase air


dalam bobot makhluk hidup berkisar 50%-90%” sering muncul dalam
ensiklopedia. Lebih lanjut, dijelaskan dalam buku-buku biologi, 80% dari
sitoplasma (bahan dasar sel) hewan adalah air. Analisis sitoplasma dan
percantuman dalam buku ilmiah ini memerlukan waktu berabad-abad
setelah Al-Qur’an mengungkapkannya. Sangat mustahil bahwa kenyataan
ini, yang kini telah diterima masyarakat ilmiah, telah diketahui pada saat Al-
Qur’an diturunkan.

 Penciptaan Manusia dari Tanah Liat

Dalam Al-Qur’an Allah mengungkapkan keajaiban dalam penciptaan


manusia. Manusia pertama diciptakan Allah dengan membentuk tanah liat
dan meniupkan roh didalamnya:

 (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,


“sesungguhnya, aku akan menciptakan manusiadari tanah.
Maka apabila telah ku sempurnakan kejadiannya dan ku
tiupkan kepadanya roh (ciptaan)ku, hendaklah kamu
tersungkur dengan bersujud kepadanya (Q.S. Shad 38: 71-72)
 Maka, tanyakan lah kepada mereka (musyrik mekkah),
“Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa
yang telah kami ciptakan itu?” (Q.S. Ash-Shaffat 37:11)

21
Analisis terhadap tubuh manusia saat ini menunjukan adanyaunsur-unsur
yang juga terdapat ditanah. Jaringan tubuh makhluk hidup mengandung
95% karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, blerang dan lain-lain
dengan jumlah unsur keseluruhan 26 unsur. Dalam ayat lain Al-Qur’an kita
diberi tahu:

 Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari


suatu saripati (yang berasal dari tanah). (Q.S. Al-Mu’minun
23:12)

Kata ‘sulalah’ dalam bahasa Arab dalam ayat ini yang diterjemahkan
sebagai ‘saripati’ berarti ‘cuplikan yang mewakili’ atau ‘hasil saringan’.
Sebagiaman kita saksikan, pengetahuan yang diungkapkan dalam Al-Qur’an
1.400 tahun lalu membenarkan apa yang ditemukan ilmu pengetahuan
modern tentang adanya kesamaan unsur pembentukan manusia dan unsur
dalam tanah.

22
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Qur’an, ia adalah sebagai mukjizat terbesar, ia kekal abadi. Umat islam
dan umat lainnya dapat memegang, membaca, menghayati, memahami,
mengamalkan isinya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan keselamatan di
akhirat nanti. Allah mengutus Nabi Muhammad dengan mukjizat Al-Qu’ran
sebagai tandingan para ahli bahasa dan sastra (penyair) dan Menantang mereka
dengan membuat bahasa dan uslub permisalan seperti Al Qur’an.

Mengenai susunan kata dan kalimat dalam Al-Qur'an, saat itu masyarakat
Arab pada zaman dahulu sangat kagum dan takjub akan keindahan susunan kata
dan kalimat tersebut, yang membuat sebagian orang Arab masuk Islam karena
takjub dengan susunan tersebut.

Hingga memasuki abad ke-21. Melalui banyak percobaan, pengamatan dan


perhitungan yang dilakukan beberapa pemikir terantarmuka dunia fisika modern
telah membuktikan bahwa alam semesta memliki permulaan, dan sebagaimana
asal usul alam semesta telah dijabarkan dalam ayat Al-Qur'an.

B. Saran
Demikian tugas pembuatan makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan,
harapan penulis dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui tentang
kemukjizatan Al-Qur’an yang sangat luar biasa tersebut. Dan semoga dengan
adanya pembuatan makalah ini kita dapat mengambil manfaatnya, khususnya bagi
para pembaca sekalian.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Apa itu definisi Al – Qur’an.


https://www.smkpgri1kotabogor.sch.id/berita/detail/apa-itu-definisi-al-quran
Diakses pada tanggal 26 November 2022
Zainuddin, HM. Al-Qur’an dan Sains Modern.
https://uin-malang.ac.id/r/131101/al-qu-an-dan-sains-modern.html Diakses
pada tanggal 26 November 2022
Latifa, Lulu Atun. 2015. Kemukjizatan Al-Qur’an. Makalah.
https://www.academia.edu/17703988/KEMUKJIZATAN_AL_QURAN
Diakses pada tanggal 26 November 2022
Anonymous. 2016. Mukjizat Al-Qur’an. Makalah.
http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/10/mukjizat-al-quran.html
Diakses pada tanggal 26 November 2022

24

Anda mungkin juga menyukai