Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“WAHYU DAN HADIST”


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadist

Dosen Pengampu :

Oleh :
Deden Abdul Ajid

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM K.H. BADRUZZAMAN
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq,hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini untuk pendalaman pengetahuan teruatam pengetahuan islam yang dapat
menambah keutuhan keimanan kaum muslimin umumnya.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................

1.1 Latar belakang...................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................

2.1 Pengertian wahyu..............................................................................................................

2.1.1 Pengertian Wahyu secara etimologi..........................................................................

2.1.2 Pengertian wahyu secara terminilogi (istilah)...........................................................

2.2 Cara-cara turunya wahyu..................................................................................................

2.3 Macam-macam wahyu yang turun kepada Nabi SAW.....................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Al-Qur’an dan Al Hadist adalah pedoman yang merupakan perwujudan dari
segala upaya Tuhan dalam memberikan pertolongan kepada manusia melalui
rencana-rencana-Nya diluar kemampuan manusia itu sendiri. Al-Qur’An dan Al
Hadist merupakan wahyu yang di turunkan secara berangsur-angsur untuk
mempersiapkan kekuatan insaniyah pada seorang utusan dari kabilah Quraisy yaitu
Muhammad SAW.Karena kedua hal ini merupakan hadiah yang luar biasa berat bagi
manusia bahkan kepada Muhammad sekalipun.
Sejarah mengungkapkan bahwa segala hal yang berkaitan dengan kedua
pedoman ini adalah ilmu baik secara material ataupun non material,karena pada
dasarnya kedua hal ini terutama Alquran dari dzat yang maha ghoib (non material)
kepada Nabi (manusia) yang material dan tinggal di alam syahadah.
Dewasa ini permasalahan yang tidak kita sadari adalah penerimaan segala dalil
tanpa pengetahuan tentang sejarah Al-Qur’an itu sendiri. Karena pengetahuan tentang
asal usul turunnya (wahyu) itu sendiri adalah ilmu untuk memperdalam keimanan
dan pengetahuan manusia.
Dari uraian di atas, tertarik untuk membahas hal hal yang berkaitan tentang turunnya
(wahyu) Al-Qur’an baik yang berkaitan dengan pengertian, cara-cara turunnya, dan
macam-macam wahyu itu sendiri
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wahyu
2. Cara-cara turunya wahyu
3. Macam-macam wahyu

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian wahyu


Telah di ketahui bahwa Al Qur’an itu adalah kitab Allah yang di wahyukan
kepada Rosulullah dengan cara berangsur-angsur dan di riwayatkan dengan cara
mutawatir.Maka persoalan yang timbul sekarang adalah: Apakah wahyu itu dapat
terjadi ? Bisakah manusia ( Nabi dan Rosul ) yang bersifat materi dan berdiam di
alam syahadah menangkap wahyu dari Allah yang bersifat Maha Ghoib ? Seandainya
bisa, bagaimana cara turunnya wahyu kepada Rosulullah SAW ? untuk lebih jelasnya
marilah kita ikuti pembahasan berikut ini:
Pengertian Wahyu pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu etimologi (Bahasa) dan
terminologi ( Istilah )
2.1.1 Pengertian Wahyu secara etimologi
Pengertian wahyu secara etimologi ini terdiri dari beberapa bagian :
a. Wahyu berarti : “ isyarat yang cepat dengan tangan dan sesuatu isyarat yang
dilakukan bukan dengan tangan. Juga bermakana surat, tulisan,
sebagaimana bermakna pula, segala yang kita sebut kepada orang lain untuk di
ketahui,” seperti dalam surat Maryam ayat 11: “Maka Ia mewahyukan
( memberi Isyarat ) kepada mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi
dan petang.”
b. Wahyu berarti :” Memberi tahu dengan tersembunyi.” Seperti dalam surat Al
An’amz
“ Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh-musuhnya yaitu
syaitan-syaitan manusia dan jin. Sebagian mereka membisikan kepada sebagian
yang lain dengan ucapan-ucapan yang indah dan memperdayakan.”
c. Wahyu berarti “printah” . seperti firman Allah dalam qs. Al –maidah ayat
111“Dan ingatlah tatkala Aku wahyukan(perintahkan) kepada pengikut
isa,yaitu berimanlah kamu kepada Ku dan kepada Rosul Ku.

4
d. Wahyu berarti “Ilham” . seperti firman Allah dalam qs Al-qosos ayat 7 “Dan
kami telah wahyukan (ilhamkan) kepada ibu musa .susukanlah dia.
2.1.2 Pengertian wahyu secara terminilogi (istilah)
Menurut istilah wahyu terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Wahyu dalam artian al inzalu/al ihau :memberi wahyu
Wahyu dalam arti al ihau menurut istilah ialah; pemberitahuan Allah kepada Nabi
Nya,tentang hukum-hukum Nya,berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang
samar tetapi meyakinkan kepda Nabi/Rosul yang bersangkutan,bahwa yang diterima
adalah betul-betul dari allah sendiri.
Sedangkan Prof. T.M Hasby Ash-Shieddieqy mengatakan bahwa wahyu dalam artian
al ihaau ialah:”nama bagi sesuatu yang di campakan dengan cara cepat dari Allah
kedalam dada nabi-nabi Nya. Keterangan tentang terjadinya hubungan antara Allah
dengan para Nabi/Rosul Nya diberitahukan oleh Allah sendiri dalam qs As syuro: 51
“Tidak ada manusia yang diajak bicara oleh Allah secara langsung ,kecuali dengan
perantara wahyu (ilham) atau dibalik tabir atau dengan mengutus seorang utusan
(malaikat),kemudian dia diberi wahyu dengan izin Allah apa-apa yang di kehendaki.
b. Wahyu dalam artian al muuha bihi:artinya yang di wahyukan itu terbagi
menjadi dua
1. Al-quran
2. Al-hadist nabi Muhammad SAW,Dalil bahwa al-hadist wahyu Allah Qs :An
najm 3 Yang artinya:”tidak lah ia (Muhammad) berbicara menurut hawa
nafsunya,pembicaraanya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan.
Seperti dalam hadist yang diriwayat kan oleh Abu daud dan Imam Attirmidzi
yang artinya:”jibril a.s turun kepada rasulullah dengan membawa
Sunnah(hadist) sebagaimana ia turun padanya dengan membawa Al-quaran,
dan ia mengajarkan Sunnah kepada nabi sebagai mana ia mengajarkan AL-
Quran padanya.
1. Menurut berbagai ulama
a. Syech Muhammad abduh mendefinisikan bahwa wahyu adalah
pengetahuan yang diperoleh seserorang dalam dirinya sendiri disertai

5
dengan keyakinan,bahwa hal itu dari sisi Allah ,baik dengan
perantaraan maupun tidak dengan perantaraan.
b. Dr. Abdullah Syahhatah, wahyu menurut syara’ ialah pemberitahuan
Allah SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hambaNya
mengenai berbagai petunjuk dan ilmu pengetahuan yang hendak
diberitahuakannya teteapi dengan cara yang tidak biasa bagi manusia
Pengertian wahyu yang terakhir inilah yang paralel dengan arti wahyu dalam
ayat-ayat sebagai berikut yang artinya adalah:
a. Surat Al-An’am ayat 19 Artinya : Dan telah di wahyukan kepadaku Al Qur’an
ini supaya aku memberi peringatan kepadamu dengannya dan kepada orang-
orangyang Al-Qur’an sampai kepadanya.
b. Surat Al-Kahfi ayat 110, Artinya : Katakanlah, sesungguhnya aku ini
hanyaseorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, bahwa
sesungguhnya Tuhan kalian itu hanya Tuhan Yang esa”.
c. Surat An najm ayat 4, Artinya : Perkataan itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan”.Sedangkan definisi pertama itu mirip dengan pengertian wahyu
menurut kaumorientalis, yang menuduh bahwa wahyu itu hanyalah berupa
angan-angan dari dalamdiri Nabi sendiri. Tuduhan tersebut tidak tepat. Sebab,
wahyu itu yang benar adalah berupa pemberitahuan dari Allah SWT kepada
Nabi, sehingga berupa bisikan dari luar Nabi bukan angan-angan dari dalam
diri Nabi
2.2 Cara-cara turunya wahyu
Adapun cara-cara turunya wahyu-wahyu itu pada pokoknya melalui tiga cara
seperti yang di identifikasikan Alqur’an surat As-Syura 51
“Tidak ada manusia yang di ajak bicara oleh Allah secara langsung, kecuali dengan
perantara wahyu (ilham) atau di balik tabir atau dengan mengutus seorangutusan
(malaikat), kemudian ia di beri wahyu dengan izin Allah apa-apa yang dikehendaki.
Dari keterangan ayat tersebut, dapatlah di ketahui bahwa cara-cara turun
wahyuadalah sebagai berikut:

6
a. Dengan cara pemberitahuan langsung ( secara wahyu ) ke dalam hati Nabi
atau jiwanya mengenai sesuatu pengetahuan yang dia sendiri tidak mampu
menolaknya dan tidak sedikitpun meragukan kebenaranya. Cara ini sering
disebut dengan ra’yu ash-shalihah atau impian nyata diperolehnya dengan
jalan mimpi dalam tidur, kemudian menjadi kenyataan. Contohnya seperti
impian Nabi Ibrahim ketika menerima wahyu supaya menyembelih puteranya
Ismail. 
b. Dengan cara penyampaian dari balik tabir, yakni suara bisikan wahyu
disampaikan kepada Nabi SAW dari celah-celah gemeerincingnya suara
lonceng/bel. Jadi , yang di jadikan tabir menutup pendengaran para sahabat
adalah gemuruhnya bunyi lonceng, yang menghalangi telinga mereka
mendengar bisikan suara wahyu ayat yang di turunkan. Tetapi telinga Nabi
tetap mendengar bidikan suara wahyu itu dari balik tabir suara lonceng
tersebut.
c. Dengan cara perantaraan malaikat Jibril a.s. sebagai pembawa wahyunya.Hal
ini sebagaimana sudah di isyaratkan oleh Al-Qur’an. Sebagaimana terkandung
dalam surat Asy-Syura ayat 193-194. Jadi,
dalam bentuk aslinya dalam alam rohani, dan Nabi Muhammad SAW angmel
epaskan diri dari bentuk tubuh jasmani menjadi bentuk rohani.malaikat
jibrilmembacakan wahyu ayat-ayat yang di turunkan, baik dia itu tetap

2.3 Macam-macam wahyu yang turun kepada Nabi SAW


Adapun macam-macam wahyu yang telah dialami Nabi SAW yaitu :
a. Malaikat datang kepada Nabi seperti gemerincing lonceng 
b. Dihembuskan ke dalam jiwa Nabi perkataan yang
dimaksudkan ,sebagaimana Nabi Muhammad SAW telah bersabda
bahwasanya Ruh Quddus telah menghembuskan(meresapakan) perkataan
yang dimaksudkan kedalam jiwanya.
c. Malaikat datang menyerupai seorang laki-laki lantas dia bicara kepada
Nabi.

7
d. Malaikat datang kepada nabi sewaktu Nabi sedang tidur. Contohnya
seperti turunnya surat Al-Kautsar.
e. Bahwa Allah berbicara kepada nabi dari belakang hijab (tabir) baik dalam
keadaan nabi sadar (terjaga) seperti dalam malam isra, atau dalam
keadaan Nabi tidur.
f. Israfil turun membawa beberapa kalimat dan wahyu, sebelum jibril dating
membawa wahyu Qur’an.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengertian dari wahyu
a. Pengertian secara etimologia.Wahyu berarti : “ isyarat yang cepat dengan
tangan dan sesuatu isyarat yangdilakukan bukan dengan tangan.
Wahyu berarti :” Memberi tahu dengan tersembunyi.”
Wahyu berarti : “ Perintah “.
Wahyu berarti : “ Ilham “.
b. Pengertian secara terminologi
Dr.Abdullah syhhatah,wahyu menurut syara’ialah pemberitahuan Allah
SWT kepada orang yang dipilih dari beberapa hambaNya mengenai
petunjuk dan ilmu pengetahuan yang diberitahukan nya tetapi dengan cara
yang tidak niasa bagi manusia.
2. Cara – cara Turunnya Wahyu
a. Dengan cara pemberitahuan langsung ( secara wahyu ) 
b. Dengan cara penyampaian dari balik tabir
c. Dengan cara perantaraan malaikat Jibril a.s.
3. Macam-macam wahyu yang turun kepada Nabi SAW
a. Malaikat datang kepada Nabi seperti gemerincing lonceng 
b. Dihembuskan ke dalam jiwa Nabi perkataan yang di maksudkan,
c. Malaikat datang menyerupai seorang laki-laki lantas dia bicara kepada
Nabi.
d. Malaikat datang kepada nabi sewaktu Nabi sedang tidur.
e. Bahwa Allah berbicara kepada nabi dari belakang hijab (tabir) baik
dalamvkeadaan nabi sadar (terjaga) seperti dalam malam isra, atau dalam
keadaan Nabi tidur.
f. Israfil turun membawa beberapa kalimat dan wahyu, sebelum jibril
datang membawa wahyu Qur’an

9
3.2 Saran
Perkembangan zaman menuntut manusia untuk lebih kritis terhadap ilmu
pedoman,dan pengetahuan,maka seyognya kaum muslimin dapat menjaga khasanah
pengetahuan karena merupakan iman kepada pencipta.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali Ash Shaabuniy, Dr, Prof, Studi Ilmu Qur’an, Bandung: Pustaka Setia,2008
Anwar Rosihon, Dr, Prof, Pengantar Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia,2009
Anwar Rosihon, Dr, Prof, Pengantar Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia,2007
Djalal Abdul, Dr, Prof, Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Islam, 2013
Iqbal Sirojudidin Mashuri, Drs, Pengantar Ilmu Tafsir , Bandung: Angkasa,2005
Yusuf Muhammad, Dr, Studi Qur’an, Jakarta: Amzah,2009

11

Anda mungkin juga menyukai