Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

WAHYU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Ulumul Qur'an

Dosen pengampu :

H. Subhan, MA

Oleh:

Ali Akbar
Saripudin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) DAARUSSALAM

Jln. Pasar Ikan Cibaraja, Salajambe, 18/07 Desa. Salajambe, Kec. Cisaat, Kode
Pos 43152, jawa barat, indonesia
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian kritis terhadap wahyu dalam ulumul Qur’an dengan


berbagai metode dan pendekatannya selalu mengalami perkembangan
yang dinamis seiiring dengan tuntutan dan perkembangan pemikiran
manusia, dihubungkan dengan perkembangan zamannya. Hal ini
dikarenakan, wahyu sebagai bagian dari seputar kajian Al-Qur’an (ma
Hawla Al-Qur’an) senantiasa menerima perubahan dalam pemahaman,
meski terkadang menimbulkan kontroversi ditengah masyarakay Islam.

Wahyu secara bahasa diartikan sebagai isyarat yang cepat, bisa


juga diartikan sesuatu yang diturukan, disingkapkan atau diumumkan.
Wahyu merupakan sebuah pencerahan, sebuah bukti atas realitas dan
sebuah penegasan kebenaran. Ia adalah sebuah tanda yang jelas, sebiah
bukti atau indikasi, makna atau signifikansi, bagi seorang pemerhati, yang
harus diamati, direnungkan dan dipahami. Dari wahyu akan memunculkan
gagasan, saran, pemikiran, penemuan ilmiah, tatanan sosial yang egaliter,
dan ditemukannya kebenaran ilahi, memperkaya pengetahuan, petunjuk,
dan kesejahteraan manusia serta membebaskan fikiran-fikiran, koral, dan
emosi- emosi yang terbelenggu dan meninggikan harkat dan martabat
manusia-manusia yang tertindas oleh kekuatan-kekuatan kezaliman, tirani
dan tahayyul.

Segala yang ada di jagat raya, bumi, langit, matahari dan bulan,
siang dan malam, terang dan gelap, pergantian musim, semuanya
merupakan wahyu jika dipandamg dari sisi di atas, dan tanda-tanda bagi
orang-orang yang hidup dan memiliki kebijaksanaan dan wawasan. Begitu
pula gejala-gejala alam , social dan historis dalam semua manifestasinya,
misteri dan keajaiban, semuanya adalah dipandang juga sebagai wahyu,
serta ia diartikan sebagai tanda-tanda dan bukti kebenaran bagi siapapun
yang dapat mengeksplorasinya, menyelidiki dan menemukan kebenaran
serta memahaminya. Demikian juga, wahyu juga dipahami sebagai sesuatu
yang dibisikan ke dalam sukma, yang diilhamkan, dan merupakan isyarat
yang cepat yang lebih mirip pada sesutau yang dirahasiakan dari pada
dilahirkan; Sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah SWT
kedalam dada para nabi-Nya. Wahyu merupakan kebenaran yang langsung
disampikan Allah SWT kepada para nabi-Nya untuk disampaikan kepada
para umatnya.

Perkembangan dan kemajuan berpikir manusia senantiasa disertai


oleh wahyu yang sesuai dan dapat memecahkan problem-problem yang
dapat dihadapi oleh kaum setiap rasul saat itu, sampai perkembangan itu
mengalami kematangannya. Allah menghendaki agar risalah Muhammad
muncul didunia ini. Maka diutuslah beliau disaat manusia sedang manusia
mengalami kekosongan para rasul, untuk menyempurnakan ”bangunan”
saudara-saudara pendahulunya dengan syariat yang universal dan abadi
sera dengan kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu Al-Qur’anul Karim.1

a. Rumusan Masalah
1. Pengertian Wahyu
2. Perbedaan Wahyu dan Ilham
3. Cara-Cara wahyu diturunkan kepada Nabi
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Wahyu
2. Untuk mengetahui perbedaan Wahyu dan Ilham
3. Untuk mengetahui cara-cara Wahyu diturunkan kepada Nabi

1
https://osf.io/vepwr/download
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahyu

Al-wahy atau wahyu adalah kata masdar; dan materi kata itu


menunjukkan dua pengertian dasar, yaitu; tersembunyi dan cepat. Oleh sebab
itu maka dikatakan bahwa wahyu adalah: pemberitahuan secara tersembunyi
dan cepat dan khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui
orang lain.

Secara istilah wahyu didefinisikan sebagai: kalam Allah yang


diturunkan kepada seorang Nabi. Definisi ini menggunakan pengertian maf`ul,
yaitu al muha.2

Adapun pengertian wahyu menurut para ahli, sebagai berikut :

a. Ibnu Mandzur

Ibnu Mandzur mendefinisikan, wahyu adalah pemberian informasi yang


tersembunyi yang khusus disampaikan kepada para nabi Allah SWT. Ma’na al
qaththan wahyu adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi dari para Nabi-
Nya.sebagaimana diungkapkan oleh Al-Asfahani, bahwa wahyu adalah ilmu
rabbaniy dan bersifat pasti.3

b. Muhammad Abduh

Muhammad Abduh  mendefinisikan wahyu di dalam Risalah at-


Tauhid adalah pengetahuan yang didapat oleh seseorang dari dalam dirinya

2
https://an-nur.ac.id/wahyu-pengertian-cara-penyampaian-dan-konsep-wahyu/
3
http://kurniawaalex.blogspot.com/2014/10/konsep-wahyu.html?m=1
dengan disertai keyakinan bahwa pengetahuan itu datang dari Allah melalui
perantara ataupun tidak.4

c. Hasbi alsh-Shidieqy

Hasbi Ash-Shiddieqy mendefinisikan bahwa wahyu secara


terminologi adalah nama bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat
dari Allah ke dalam dada nabi-nabi-Nya, sebagaimana dipergunakan juga
untuk Al-Quran.

Al-Qur’an sebagai kitab suci telah dipelajari luas oleh pemikir muslim
maupun yang lain secara kristis maupun tidak. Bagi kaum muslim mapun lain,
secara kritis mapun tidak. Bagi kaum muslim, Al-Qur’an sebagai kompilasi
“Firman Tuhan” tidak merujuk pada sebuah kitab yang diilhami atau dipengaruhi
oleh-Nya atau ditulis dibawah bimbingan ruh-Nya.

Didalam Al-Qur’an wahyu memperoleh tempat yang sangat khusuk,


diperlakukan secara istimewa, sesuatu yang misterius, rahasia yang tidak dapat
diungkap oleh pikiran manusia biasa.Untuk itulah diperlukan perantara yang
disebut “nabi”, dalam islam wahyu artinya “perkataan Tuhan yang hakikatnya
merupakan konsep linguistik.

Secara teologis diyakini bahwa al-Qur’an baik lafal maupun makna dalam
firman Allah yang didiktekan Jibril kepada nabi Muhammad. Al-Qur’an sebagai
cermin atau kamera foto yang sanggup memantulkan seribu satu wajah sesuai
dengan orang yang datang untuk bercermin dan berdialog dengan nya. Ketika
membaca Al-Qur’an kita di hadapkan pada berlapis-lapis penafsiran. Jika di urut,
penafsiran pertama Al-Qur’an adalah yang disebut Jibril. Penafsiran yang kedua
tentu saja Nabi Muhammad. Keterlibatan Nabi Muhammad dalam penafsiran Al-

4
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wahyu
Qur’an berlangsung dalam data level. Pertama, proses pengungkapan dalam
bahasa Arab kedua penafsiran atas Al-Quran yang kemudian disebut Hadits.

B. Konsep Wahyu Menurut Al-Qur’an

Obyek utama wahyu didalam Al-Qur’an adalah Nabi Muhammad.


“Demikian, kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah
berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka
(Al-Qur’an) yang kamu wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada
Tuhan yang Maha Pemurah. Katakanlah:”Dia-lah Tuhanku tidak ada tuhan
selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku
bertaubat.

Masyarakat kontemporer Nabi keheranan karena ia menerima wahyu


untuk memberi peringatan dan kabar gembira. Wahyu yang diterima Nabi
Muhammad memiliki asal-usul ilahiah, seperti telah diterima Nabi
Muhammad memiliki asal-usul ilahiah, seperti yang telah ditegaskan oleh Al-
Qur’an : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemapuan
hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)”. Namun, yang menjadi kunci adalah bagaimana proses
pewahyuan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.

Anda mungkin juga menyukai