Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Al-Qur’an, Wahyu dan Nuzulul Qur’an adalah merupakan tiga kata yang tidak bisa
dilepaspisahkan antara satu sama yang lain sebab Al-Qur’an itu sendiri adalah merupakan
wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada NabiNya Muhammad SAW.Sedangkan
wahyu adalah merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada NabiNya sesuai dengan
kebutuhan. Wahyu adalah merupakan Kalamullah itu diturunkan secara berangsur-angsur
kepada NabiNya melalui perantaraan Malaikat Jibril alaihissalam.
Oleh karena itulah maka kata Al-Qur’an, Wahyu dan Nuzulul Qur’an adalah
merupakan tiga kata yang saling berkaitan erat antara satu sama yang lainnya dan di antara
ketiganya tidak dapat dilepaspisahkan, namun tetap dapat dibedakan satu persatunya. Untuk
mengenal lebih jauh kami akan menguraikan dua hal tersebut.
Al qu’an yang mulia berbicara tentang wahyu dan yang menurunkan wahyu lebih
banyak daripada yang di bicarakan dalam kitab – kitab lainnya , seperti Taurot dan juga
Injil .Sampai – sampai kita dapati di dalam al qu’an itu ayat-ayat yang membicarakan wahyu
itu sendiri .Dan mengenai wahyu Al Qur’an ,seluruh kaum muslim 1 berkeyakinan bahwa al
qur’an dengan lafalnya itu adalah wahyu Allah SWT .(kalamullah)

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi wahyu secara bahasa dan istilah ?
2. Bagaimana sejarah proses turunnya wahyu ?
3. Apakah bukti teoritis dan faktual bahwa al Qur’an adalah wahyu ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan Pengertian tentang Al-Qur’an dan Wahyu;
2. Menjelaskan tentang cara diturukannya Wahyu;
.3. Mengetahui bukti di turunkan nya wahyu secara teoritis dan faktual ;

1 Akidah ini muncul sebagai akibat dari pemahaman terhadap makna-makna lahir beberapa kata Al Qur’an

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahyu

Kata wahyu menurut ulama mempunyai dua arti, yaitu proses pemberian wahyu dan
sesuatu yang di turunkan tersebut 2 atau ismin maf’ulnya . Kata wahyu berasal dari fi’il madhi
Wahaa atau Auhaa yang dapat berarti isyarat 3 dengan cepat . Sedangkan menurut Abu Zaid ,
“makna sentral wahyu adalah pemberian informasi secara rahasia “ 4 . Jadi dengan kata lain
wahyu adalah hubungan komuniksi antara dua pihak yang mengandung arti pemberian
imformasi secara rahasia .Sebagaimana ayat berikut ini ;
‫واوحينا الي امم موسى ان ارضعيه‬
Artinya : Dan Kami ilhamkan kepada ibu musa ,”Susuilah dia ...5
Dalam ayat tersebut kata wahyu dimaknai dengan pemberian imformasi atau berupa
pemberian ilham .Jadi dari hal itu dapat kita tarik suatu kesimpulan lughowiyah bahwa
wahyu adalah proses pemberian imformasi secara samar .Akn tetapi proses pemberian ilham
kepada manusia tidak di golongkan wahyu secara terminologi .Karna setiap hari manusia di
beri ilham oleh Allah SWT , yang apabila hal itu di kembangkan akan berpotensi menjadi
ilmu pengetahuan .
Sedangkan menurut istilah wahyu adalah “pemberitahuan Tuhan kepada Nabinya tentang
hukum-hukum .Maupun berita-berita dan cerita-cerita dengan cara samar tapi menyakin kan
kepada Nabi/Rasulnya yang bersangkutan bahwa apa yang diterima nya adalah benar-benar
dari Allah . Adapun wahyu yang di terima nabi bukan saja al qur’an ,namun termasuk juga
Al-Hadish atau Al-Sunnah 6 sebagaimana yang terdapat dalam firman allah sebagai berikut ;

‫لوححيي ييوحى *ووما ويوحناط ي‬


َ‫ق وعان الوهووى‬ ‫* ااحن يهوواا ل‬
Artinya : dan tiadalah yang diucapkannya itu( Al Qur’an ) menurut kemauan nafsunya
,Ucapannya itu tiada lain hanya lah wahyu yang diwahyukan (kepadanya ) 7 . Dari ayat di
atas ,dapat di simpulkan bahwa al-Sunnah juga termasuk wahyu ,namun tidak bermukjizat.

2 Lihat Yudhi Munah “Sumber-Sumber Tafsir “ dalam Alfatih Suryadilaga,Metodologi Ilmu Tafsir
(Yogjakarta:Teras,2005),h 94
3 Ahmad Warson Munawir ,Kamus al-Munawwir Arab – Indonesia Terlengkap ( Surabaya : Pustaka Progresif ,
2002 )h. 1545
4 Zaid , Mafhum al – Nash
5 Q.S. AL Qashas
6 Lihat kesimpulan yang dikemukakan Moh.Shoin ,Buku Ajaran Ulumul Hadish (Tulungagung : Diklat tidak di
terbitkan ,2000),h 8
7 Q.S. Al- Najm /53; 3-4.

2
Wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi –Nya tentu mempunyai berbagai fungsi
,menurut pandangan Muhammad Abduh yang pertama,memberikan penjelasan tentang alam
ghoib yang penuh dengan rahasia .Fungsi wahyu kedua, mempunyai kaitan erat dengan sifat
dasar manusia sebagai makhluk sosial .Manusia harus hidup berkelompok untuk
mengwujudkan kehidupan sosial yang rukun ,damai para anggotanya harus membina
hubungan antara mereka atas dasar saling mencintai .Dengan demikian wahyu akan
menolong manusia untuk mengetahui dan mempercayai kehidupan akhirat serta menolong
akal dalam mengatur masyarakat atas dasar prinsip-prinsip umum yang dibawanya .

B. Sejarah turunnya Wahyu

Cara Allah menurunkan Al Qur’an ada dengan tiga cara yaitu,


1. Cara allah menurunkan wahyu kepada malaikat
Dalam Al Qur’an telah disebutkan mengenai pembicaraan Allah dengan malaikat ,seperti
firmannya :
‫سفْيك‬
‫سيد فيها وويو ح‬ ‫وواحذ وقاول ورببك لحلَومالئاوكاة اانني وجاعل افي الوحر ا‬
‫ض وخلَيفْوةة وقايلوا اتجعل فاحيوها ومحن ييحفْ ا‬
‫الندما ووء‬..........
Artinya : Ingatkah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat ,”Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang kholifah di muka bumi ” Mereka berkata : “ Mengapa Engkau
hendak menjadikkan (kholifah ) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah 8
Ayat tersebut menunjukkan pembicaraan Allah dengan Malaikat pada zaman azali dahulu
,ketika allah akan menciptakan manusia dan malaikat protes kepada allah ,kemudian
terjadilah dialog antara allah dengan malaiakat . Dari hal itu dapat diketahui bahwa malaikat
dapat mendengarkan pembicaraan allah . Maka kesimpulan sementara mengatakan bahwa
cara Allah menurunkan wahyu kepada malaikat dengan berbicara dengan lafazh yang khusus
kepada malaikat ,yang prosesnya tidak dapat dijangkau oleh akal manusia .Dalam Al Qur’an
juga dijelaskan bahwa Al Qur’an berada di lauh al- Mahfudz ,sebagaimana firman – Nya
‫بوحل يهوو قيحروءاةن وماجحييد * في لوحو ظ‬
‫ح ومححفْيحوظظ‬
Artinya : Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia ,yang
(tersimpan)dalam lauh mahfudz .9

8 Q.S. al Baqarah /2:30


9 Q.S.Al-Buruj /85;21-22

3
Hal itu diperkuat oleh hadist di bawah ini yang menyatakan bahwa Al Qur’an
diturunkan ke langit dunia dalam keadaan satu paket .
Artinya : Dari Ibnu Abbas ,Ia berkatanya :Al Qur’an diturunkan ke langit dunia pada
Lailatul Qadar (malam yang telah dipastikan) dalam satu paket ,kemudian di turunkan
setelah itu (secara berangsur angsur ) selama 20 tahun lebih10
Maka di ambil kesimpulan bahwa jibril membawa wahyu dari lauh al-Mahfudz ke
bait al izzah yang ada di langit dalam satu paket kemudian menurunkan kepada Nabi
Muhammad secara berangsur angsur .Maka Manna’ al- Khattan menyebutkan 3 pendapat
mengenai cara Allah memberikan wahyu al-Qur’an kepada malaikat
1) Jika mendengarkan wahyu dari Allah dengan lafadh yang ditentukan .
2) Jibril menjaga wahyu tersebut dari lauh -mahfudz.
3) Jibril hanya di beri pengetahuan tentang makna nya oleh allah ,sendangkan lafazhnya
dari jibril sendiri atau dari Nabi Muhammad .
Menurut penulis ,pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama ,karna al-
Qur’an
tersebut lafzh dan makna nya berasal dari allah .Jadi al – Qur’an merupakan kalamullah
,bukan kalam Jibril Atau pun Muhammad .

2. Cara Allah Menurunkan Wahyu Kepada Rasul-Nya


Allah menurunkan wahyu kepada rasulnya dengan melalui 2 cara ,pertama,dengan
perantara malaikat Jibril . Yang kedua ,tanpa perantara
Adapun cara Allah menurunkan wahyu tanpa perantara adalah sebagai berikut ;
 Mimpi yang benar pada waktu tidur ,hal ini terjadi ketika permulaan akan diutusnya
Muhammad ,atau istilahnya persiapan kenabian .
 Kalam Allah dari belakang Satir tanpa perantara ,seperti peristiwa Nabi Musa
,sebagaimana ada dalam Al-Qur’an .11
Jadi Allah menurunkan wahyu kepada Rasulnya dengan secara langsung dan tidak
langsung ,yang secara langsung dengan ru’ya al-shalihah dan berbicara di belakang
satir,sedangkan yang tidak langsung dengan melalui perantara malaikat Jibril .
3. Cara Malaikat Memberikan Wahyu Kepada Rasulnya
Cara malaikat memberikan wahyu kepada rasulnya ada 4 ,antara lain ;

10 Al – Baihaqi, Dalail al- Nubuwah ,juz 8 (Mauqi’ u al – Hadish : Dalam sofware Maktabah Syamilah ,
2005),h207
11 Lihat Q.S. Al-Nisa /4: 164. Q.S.Al – A’raf /7:143

4
1. Malaikat datang dengan membawa wahyu seperti gemerincing lonceng . Ini adalah
keadaan yang paling berat yang di terima Nabi Muhammad SWA
2. Malaikat menyerupa laki-laki dan dia datang dalam bentuk manusia ,baik ketika nabi
sendiri ataupun bersama dengan sahabat .
3. Malaikat memasukkan wahyu itu dengan memasukkan kedalam hati nabi .Dalam hal
ini Nabi tidak dapat melihat namun dapat merasakan .
4. Malaikat menampakan dirinya kepada Nabi tidak berupa seorang laki-laki ,tetapi
benar – benar seperti rupanya yang asli.12

C. Bukti Teoritis Dan Faktual Bahwa Al-Qur’an adalah Wahyu

I. Bukti Teoritis bahwa al – Qur’an adalah Wahyu

Al-Quran telah diturunkan 14 abad yang lalu menyebutkan fakta yang baru ditemukan
akhir-akhir ini yang telah dibuktikan oleh para ilmuwan. Hal ini membuktikan tidak ada
keraguan bahwa al-Quran adalah firman yang harfiah dari Allah, yang diturunkan–Nya
kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah benar-benar nabi dan utusan yang diturunkan Allah. Hal ini adalah di luar alasan
bahwa setiap manusia 14 abad yang lalu telah mengetahui beberapa fakta ini yang ditemukan
atau dibuktikan akhir-akhir ini dengan peralatan canggih dan metode yang rumit. Dan berikut
ini adalah buktinya .

A. Astronomi

AIlah telah membuat kejelasan kepada kita dalam kitab-Nya yang telah diwahyukan
sebagai sebuah ingatan untuk seluruh dunia.

“Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu
akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa wahyu lagi. 13”

Oleh karena itu, dengan demikian al-Quran sebagai pengingat untuk seluruh umat
manusia sampai hari akhir. Di dalamnya berisi keterangan penemuan manusia dalam batasan
waktu. Karena, al-Quran ini diturunkan dari ilmu Allah dan setiap satu ayat itu petunjuk dari
ilmu Allah yang sebagaimana difirmankan Allah:

12 Lihat Q.S.al-Najm /53: 13-14


13 Q.S. Shaad: 87 – 88

5
“Tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan Nya kepadamu. Allah menurunkannya
dengan ilmu Nya dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang
mengakuinya14. ”

Setiap satu ayat berisi pengetahuan ketuhanan, akan tetapi manusia dengan terus-
menerus mengembangkannya. Dalam pencapaian tingkatan ilmiah yang lebih tinggi di bawah
kedudukan kemudian manusia sanggup melihat dengan tajam ilmu ketuhanan yang terdapat
dalam ayat-ayat-Nya. Dengan demikian untuk mengetahui hal itu, ayat ini telah diturunkan
dari Allah, dengan proses yang berlanjut dari perkembangan manusia, manusia akan datang
untuk menemukan petunjuk yang memungkinkannya untuk memahami ayat lain dan lain-
lainnya. Pada jalan inilah manusia akan melanjutkan untuk lebih banyak memahami ayatayat
al-Quran. Inilah sifat al-Quran yang menakjubkan.

Profesor Amstrong bekerja di NASA, yang terkenal sebagai ilmuwan di National


Aeronautics and Space Administration. Kami bertemu dengannya dan menanyakannya
sejumlah pertanyaan tentang ayat alQuran yang berkaitan dengan keahliannya dalam bidang
astronomi. Kami bertanya tentang besi dan bagaimana pembentukannya? Dia menjelaskan
bagaimana semua elemen di bumi ini terbentuk Dia menjelaskan bahwa baru akhir-akhir ini
saja para ilmuwan menemukan kenyataan yang relevan tentang proses pembentukan. Dia
mengatakan bahwa energi yang awalnya dari sistem matahari tidaklah cukup untuk
memproduksi elemen besi. Dalam kalkulasi energi yang dibutuhkan untuk satu bentuk atom
besi, telah ditemukan beberapa waktu sebagai energi seluruh sistem matahari. Dengan kata
lain, seluruh energi di bumi atau di bulan atau planet Mars atau planet lain tidak cukup untuk
membentuk satu atom besi baru, bahkan seluruh energi sistem matahari tidak cukup untuk hal
tersebut. Itulah mengapa Profesor Amstrong mengatakan bahwa ilmuwan percaya bahwa besi
adalah sebuah ekstraterrestrial yang dikirim ke bumi dan tidak terbentuk di sana. Kami
membacakannya ayat al-Quran:

“Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
bagi manusia. 15

Kemudian kami menanyakannya tentang langit dan beberapa tingkatannya atau celah di
dalamnya. Dia menyangkal hal ini dan membalas bahwa apa yang kami bicarakan itu

14 Q.S. an-Nisa: 166


15 Q.S. al-Hadid: 25
6
merupakan cabang dari astronomi yang dinamakan “Integrated Cosmos” yang mana kami,
para ilmuwan, telah datang hanya untuk mengetahui sekarang ini. Sebagai contoh, jika kamu
memiliki tubuh dalam ruang di angkasa luar yang mana mengadakan perjalanan melewati
jarak tertentu dalam beberapa petunjuk dan kemudian perjalanan yang sama dengan petunjuk
yang berbeda, kamu akan mendapatkan berat badan yang sama dalam semua petunjuk. Sebab
badan memiliki keseimbangan tekanan udara pada petunjuk yang sama. Tanpa keseimbangan
ini, seluruh dunia akan runtuh. Saya mengingatkan ayat Allah di dalam al-Quran:

“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun. ”
(QS Qaaf : 6)

Kemudian Profesor Amstrong di tanya tentang usaha para ilmuwan untuk mencapai
kemajuan dunia dan kami menanyakannya apakah dalam hal ini mereka telah berhasil? Dia
menjawab bahwa mereka berjuang keras untuk memajukan dunia. Kami dengan kekuatan dan
perlengkapan canggih untuk meneliti dunia untuk menemukan bintang baru yang masih kita
lihat di luar galaksi kita dan kita belum meraih kemajuan dunia. Dia sadar dengan ayat al-
Quran:

“Sesunguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang bintang dan Kami
jadikan bintang-bintang itu alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa
neraka yang menyala-nyala.16 ”

Pada kenyataannya, seluruh bintang ini adalah perhiasan surga yang paling bawah. Dia
mengatakan bahwa para ilmuwan tidak dapat mencapai akhir dunia. Profesor Amstrong
menambahkan bahwa karena hal ini, mereka berpikir bahwa pemancar, terlebih lagi teleskop
di angkasa luar, tidak akan menghalangi penemuan mereka, meskipun debu dan rintangan
udara yang lain. Teleskop pandangan menggunakan cahaya yang tidak bisa digunakan untuk
jarak yang sangat jauh, sehingga kita menggantikannya dengan radio yang dioperasikan yang
mampu digunakan untuk melihat lebih jauh. Meskipun demikian kami masih terbatas di
wilayah dalam.Saya menyebutkan ayat sebagai berikut:

“Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak

16 Q.S. al-Mulk : 5
7
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. ” (QS al-Mulk :
3-4)

Setiap saat Profesor Amstrong memberitahukan kami kenyataan ilmiah, kami


memberitahukannya ayat yang relevan dengan pernyataanya itu. Kemudian kami mengatakan
kepadanya: “Anda telah melihat dan menemukan kebenaran yang alami dari astronomi mo-
dern untuk diriAnda sendiri dengan peralatan modern, roket dan pesawat ruang angkasa yang
telah dikembangkan manusia. Anda juga telah melihat bagaimana kenyataan itu sama dengan
apa yang telah disebutkan al-Quran pada 14 abad yang lalu, apa pendapat Anda tentang hal
ini?”

Beliau menjawab:

“Ini pertanyaan yang sulit yang mana saya senantiasa berpikir tentang diskusi kita sejak
saat itu. Saya terkesan beberapa tulisan kuno terlihat sangat cocok dengan astronomi
modern pada tahun-tahun belakangan ini. Saya belum cukup mempelajari sejarah manusia
untuk melengkapi proyek saya dan hal yang dapat dipercaya dengan keadaan pada 1400
tahun yang lalu yang telah berlaku.

Sungguh saya akan beralih dari apa yang saya percayai kepada apa yang telah kita lihat
yang luar biasa, meskipun diakui atau tidak penjelasannya secara ilmiah. Mungkin ada
sesuatu di luar pemahaman kita yang sesuai dengan pengataman manusia biasa untuk
menerangkan tulisan yang telah kita lihat. Bukan maksud atau sikap saya untuk
menunjukkan jawaban itu. Saya telah mengatakan banyak kata tanpa saya berpikir dengan
pasti apa yang ingin Anda jelaskan Namun inilah pekerjaan saya sebagai seorang ilmuwan
untuk menetapkan pertanyaan yang pasti. Dan saya berpikir bahwa salah satu di antara
alasan itu lebih baik saya hentikan hanya jawaban singkat untuk melengkapi jawaban yang
Anda inginkan. “

Ya, ini sangat sulit untuk membayangkan ilmu pengetahuan yang dinyatakan di dalam
buku Allah pada 14 abad yang lalu kepada Nabi Muhammad SAW dari sebuah sumber
manusia. Pasti ada sumber lain di antara sumber-sumber yang ada yang mana para ilmuwan
memperoleh pengetahuan mereka, sebab hanya Allah yang mengetahui rahasia langit dan
bumi.

8
Sebagaimana yang telah kita ketahui dari beberapa pertemuan dengan para ilmuwan
ini, inilah permulan dunia baru. Inilah abad di mana agama dan ilmu pengetahuan dapat
berangkulan antara kebenaran agama dan kebenaran ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak
ada pertentangan apa pun di antara keduanya, baik pada beberapa oposisi. Inilah kesimpulan
bahwa sarjana Muslim itu telah ada sepanjang abad. Itulah, tidak ada yang mungkin bahwa
bukti ilmiah dapat bertentangan dengan kebenaran yang diturunkan dari Tuhan yang secara
jelas telah dipahami. Jika mereka mengatakan kita berada dalam ruang tahun, inilah
kebenaran, tahun di mana ilmu pengetahuan ilmiah dan agama saling mendukung, tetapi hal
ini hanya ilmu pengetahuan yang benar dan agama Islam, yang mana Allah telah memelihara
dari pemalsuan dan pengubahan. Dan masih banyak lagi bukti teoritis yang menunjukkkan
bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT .

B. Bukti Faktual Bahwa Al – Qur’an adalah Wahyu Allah

Kemenangan Bizantium.
Penggalan berita lain yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan
ditemukan dalam ayat pertama Surat Ar Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium,
wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran
Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.

"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan
sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)

Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah
kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan
Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat
menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga
nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi
merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan
Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang
hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah
memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang

9
untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius
dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria,
Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa
Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University
Press,1997,s.287-299.)
Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di
saat seperti itu, ayat pertama Surat Ar Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa
Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa+tahun lagi. Kemenangan ini
tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai
bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Al Qur'an
takkan pernah menjadikenyataan.
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada
Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di
Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia.
Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang
mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium.
(Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press,
1997,s.287-299.)

Akhirnya, "kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an,
secara ajaib menjadikenyataan.

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta
geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorang pun dimasa itu.

Dalam ayat ketiga Surat Ar Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di
daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardli" dalam bahasa Arab, diartikan
sebagai "tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah
dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab
diambil dari kata "Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardl" yang berarti "bumi". Karena itu,
ungkapan"Adnal Ardli"berarti"tempat paling rendah di bumi".

10
Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran
Bizantium dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar
terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut
Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan
Jordania. "Laut Mati", terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling
rendah di bumi. Ini berarti bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah dibumi
persis seperti dikemukakan dalam ayat ini. Hal paling menarik dalam fakta ini adalah
bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern.
Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui bahwasannya ini adalah wilayah
terendah di permukaan bumi. Namun, dalam Al Qur'an, daerah ini dinyatakan sebagai titik
paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan bukti AlQur'an adalah Ilahi
.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Qur’an adalah merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada NabiNya


Muhammad SAW yang tidak perlu diragukan kebenarannya. Al-Qur’an adalah merupakan
sebuah nama yang diberikan terhadap kitab Allah yang diturunkan kepada Muhammad
SAW..Al-Qur’an sebagai wahyu Allah turun sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia dan
dari langit dunia turun secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW.
Wahyu adalah isyarat, bisikan, instink, ilham dari Allah terhadap hamba yang telah
dipilihnya yang disebut sebagai nabi dengan berbagai cara.
Setelah kita mengetahui sekilas tentang definisi Al-Qur’an dan wahyu.Hendaknya kita
memahami dan bisa membedakan Wahyu dan yang bukan Wahyu.dan kita juga bisa
memahami tentang sebab di turunkannya wahyu tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

 As-Sholih, Subhi, Dr. 1999. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Jakarta : Pustaka


Pirdaus.
 Ash-Shobuny, Muhammad Aly. 1984. Pengantar Study Al-Qur’an (At-Tibyan).
Jakarta : PT. Al-Ma’arif.
 Efendi ,Nur, dan Fathurrohman,Muhammad,cetakan 1 2006. Memahami Wahyu Allah
secara Lebih Integral dan Komfrehensif. Depok Sleman Jogjakarta.
 M. al-Rehaili ,Abdullah, Cetakan I, Shafar 1424 H/April 2003. Bukti Kebenaran Al –

Qur’an . Nyutran MG II/1465-A, Yogyakarta – 5515

12
Al – Qur’an Sebagai Wahyu Allah SWT
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas:
Studi Ilmu Al – Qur’an
Dosen Pengampu :
Al-Ustadz M. Shohibul Mujtaba, M.Ag

Pemakalah:
Indra Surya Sukma
Ahmad Tirmidz

Fakultas Ekonomi dan Manajemen


Ekonomi Islam
Universitas Darussalam Gontor Ponorogo
2017/1438

13

Anda mungkin juga menyukai