Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami lanturkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihal yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangunkan
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, september 2023

Penyusun
Kelompok 11

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,


yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang dinukilkan secara mutawatir tanpa
syubuhat. Sedangkan menurut ahli tahqiq (orang-orang sufi), Al-Quran adalah
ilmu laduni yang bersifat global, yang mencakup hakikat kebenaran. Al-Quran
selamat dari penyelewengan, perubahan, terputusnya sanad dan campur tangan
orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya, seperti Taurat dan Injil. Karena
memang Allah tidak menjamin Taurat dan Injil untuk menjaganya. Bahkan Allah
menyerahkan kepada rahib dan pendeta untuk menghafalnya sendiri. Sedangkan
Al-Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW terjaga dengan utuh.
Dengan adanya para penghafal, para penulis, pembukuan, percetakan sampai
sekarang ini. Sehingga Al-Quran tidak mengalami perubahan sedikitpun, mulai
dari waktu diturunkan sampai akhir zaman.

Al-Quran sendiri menyatakan dirinya sebagai al-kitab yang mempunyai tujuan


sebagai hudan (petunjuk) bagi manusia pada umumnya dan bagi orang-orang yang
bertaqwa pada khususnya, Al-furqan (pembeda antara yang baik dan buruk, antara
yang nyata dan khayal, antara yang mutlak dengan nisbi), Rahmat (rahmat), syifu
(obat penawar). khususnya hati yang resah dan gelisah, Mauidzah (nasehat,
wejangan, petuah), dan juga penjelasan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian wahyu dan Al-Quran?
2. Bagaimana cara Allah menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul-
Nya?
3. Apa fungsi Al-Quran?
4. Apa isi dan pesan-pesan dari Al-Quran?

2
5. Bagaimana proses turunnya Al-Quran?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui apa pengetian dari wahyu dan Al-Quran
2. Untuk mengetahui bagaimana wahyu disampaikan kepada Nabi dan Rasul
3. Untuk mengetahui bagimana fungsi dari Al-Quran
4. Untuk mengetahui isi dan juga pesan-pesan yang terkandung dalam
Al-Quran
5. Untuk mengetahui bagaimana proses turunnya Al-Quran

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahyu

Wahyu diambil dari bahasa arab dari kata ) ‫ وحى‬- ‫ يحي‬- ‫ ( وحيا‬bermakna
isyarah atau petunjuk. Wahyu adalah pernyataan Tuhan yang diwahyukan
kepada para nabi atau rasul-rasulnya untuk menyampaikan kepada
umatnya. Secara etimologi wahyu berasal dari bahasa Arab wahā-yahī-
wahyan yaitu tersembunyi dan cepat. Dengan demikian wahyu mencakup
beberapa definisi yaitu bisikan atau bujukan Allah, ilham, insting binatang,
isyarat yang cepat, bisikan syetan, menyampaikan perintah. Selain itu
wahyu diartikan juga sebagai al-mūhā isim maful dari kata wahā yang
berarti sesuatu yang diwahyukan.

Para Ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi tentang wahyu,


sebagaimana umumnya wahyu itu ada dua pengertain, yaitu pengertian bahasa
dan menurut istilah.
Wahyu menurut bahasa adalah, memberikan sesuatu secara samar-samar dan
cepat (Masjtuk, 1990: 5) Menurut suatu pendapat, wahyu ialah kata masdar yang
berarti "berita", baik berita itu disampaikan secara tertulis atau lisan, pendeknya
segala berita yang disampaikan kepada orang lain supaya orang itu mengeta-
huinya (Abduh, 1992: 89). Wahyu ialah, masdar (kata-kata asal) perkataan. yang
menunjukkan atas dua arti pokok. Dua hal yang tersembunyi dan cepat. Ada yang
mengatakan wahyu itu ialah arti yang tersembunyi itu cepat ditangkap, khusus
bagi orang-orang yang menghadapkan perhatian kepadanya itu (Quthan, 1993:
25). Dari beberapa pendapat diatas, dapatlah diambil kesimpulan, bahwa wahyu
menurut bahasa ialah : Pemberi- tahuan secara rahasia dan cepat.

4
Adapun wahyu menurut istilah ialah pemberitahuan Allah kepada nabi-nabi-
Nya untuk menerima perintah- perintah agama (Jamaludin, 1983: 170). Wahyu
adalah, nama bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke
dalam dada nabi-nabi- Nya, sebagaimana juga digunakan untuk lafadh Al-Qur'an
( Hasbi 1980: 27).
Di dalam Al-Qur'an banyak terdapat kata-kata wahyu dan kata-kata wahyu
tersebut dalam Al-Qur'an mempunyai bermacam-macam arti, sebagaimana telah
dite- rangkan dalam tafsir Al-Maraghi, diantaranya ialah :

1. Wahyu berarti Ilham seperti dalam. surat Al Qasas ayat 7 yang berbunyi :
‫ٰٓل‬
‫﴿ َو َاْو َح ْيَنٓا ِا ى ُاِّم ُم ْو ٰٓس ى َاْن َاْر ِضِع ْيِۚه َفِاَذ ا ِخ ْفِت َع َلْيِه َفَاْلِقْيِه ِفى اْلَيِّم َو اَل َتَخ اِفْي َو اَل َتْح َز ِنْي ۚ ِاَّنا َر ۤا ُّد ْو ُه ِاَلْيِك‬
)7 :28/‫َو َج اِع ُلْو ُه ِم َن اْلُم ْر َسِلْيَن ﴾ ( القصص‬

7. Kami mengilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa). Jika engkau
khawatir atas (keselamatan)-nya, hanyutkanlah dia ke sungai (Nil dalam
sebuah peti yang mengapung). Janganlah engkau takut dan janganlah (pula)
bersedih. Sesungguhnya Kami pasti mengembalikannya kepadamu dan
menjadikannya sebagai salah seorang rasul.” (Al-Qasas/28:7)

2. Wahyu berarti isyarat, hal ini seperti dalam surat Maryam ayat 11 (Al Mar

aghi, 1974: 150 ) yang berbunyi :

)11 :19/‫﴿ َفَخ َر َج َع ٰل ى َقْو ِمٖه ِم َن اْلِم ْح َر اِب َفَاْو ٰٓح ى ِاَلْيِهْم َاْن َس ِّبُحْو ا ُبْك َر ًة َّوَع ِش ًّيا ﴾ ( مريم‬

11. Lalu, (Zakaria) keluar dari mihrab menuju kaumnya lalu dia memberi isyarat
kepada mereka agar bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.
(Maryam/19:11)

3. Apapun yang disampaikan merupakan wahyu, seperti dalam surat An-Najm


ayat 3-4, yang berbunyi :

5
)3 :53/‫﴿ َو َم ا َيْنِط ُق َع ِن اْلَهٰو ى ﴾ ( النجم‬

3. dan tidak pula berucap (tentang Al-Qur’an dan penjelasannya) berdasarkan


hawa nafsu(-nya). (An-Najm/53:3)

)4 :53/‫﴿ ِاْن ُهَو ِااَّل َو ْح ٌي ُّيْو ٰح ۙى ﴾ ( النجم‬

4. Ia (Al-Qur’an itu) tidak lain, kecuali wahyu yang disampaikan (kepadanya)

(An-Najm/53:4)

1. Cara menyampaikan Wahyu

‫﴿ ۞ َو َم ا َك اَن ِلَبَش ٍر َاْن ُّيَك ِّلَم ُه ُهّٰللا ِااَّل َو ْح ًيا َاْو ِم ْن َّوَر ۤا ِئ ِح َج اٍب َاْو ُيْر ِسَل َر ُسْو اًل َفُيْو ِح َي ِبِاْذ ِنٖه َم ا َيَش ۤا ُء ۗ ِاَّنٗه‬
)51 :42/‫َع ِلٌّي َحِكْيٌم ﴾ ( الشورى‬

51. Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh
Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau dengan
mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa
yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

(Asy-Syura/42:51)

Dari kandungan ayat di atas dapat dipahami ada tiga cara Allah
menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul-Nya yaitu: (a) melalui mimpi yang
benar; (b) dari balik tabir. (c) melalui perantaraan malaikat seperti malaikat Jibril.

a) Melalui mimpi yang benar

Wahyu dengan cara ini langsung tersampaikan kepada Nabi dan Rasul-Nya tanpa
perantaraan malaikat. Contohnya adalah mimpi Nabi Ibrahim AS untuk
menyembelih putranya Ismail.

b) Dari balik tabir

6
Penyampaian wahyu secara demikian kepada Nabi dan Rasul-Nya juga tidak
melalui perantaraan malaikat. Penerima wahyu hanya mendengar Sabda Ilahi
tetapi tidak dapat melihat-Nya. Contohnya seperti yang terjadi pada Nabi Musa
AS.

c) Melalui malaikat Jibril

Menurut Manna' al-Qathan (2004: 43-44), ada dua cara penyampaian wahyu oleh
malaikat kepada Rasulullah:

1) Datang dengan suatu suara seperti suara lonceng, yaitu suara yang amat kuat
yang dapat mempengaruhi kesadaran, sehingga ia dengan segala kekuatannya siap
menerima pengaruh itu. Cara ini adalah yang paling berat bagi Rasul. Apabila
wahyu yang turun kepada Rasulullah dengan cara ini, biasanya beliau
mengumpulkan segala kekuatan dan kesadarannya untuk menerima, menghafal
dan memahaminya.

2) Malaikat menjelma kepada Rasul sebagai seorang laki-laki. Cara seperti ini
lebih ringan daripada cara sebelumnya, karena adanya kesesuaian anatara
pembicara dengan pendengar. Beliau mendengarkan apa yang disampaikan
pembawa wahyu itu dengan senang, dan merasa tenang seperti seseorang yang
sedang berhadapan dengan saudaranya sendiri.

B. Pengertian Al-Quran
1. Al-Quran menurut bahasa dan istilah

Secara etimologi Al-Qur'an berasal dari kata "qara'a, yaqra'u, qira'atan, atau
qur'anan yang berarti mengumpulkan (al-jam'u) dan menghimpun (al-dhammua)
huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke hugian lain secara teratur. Al-

7
Qur'an menurut bahasa adalah diambil dari kata ) ‫ ( اقر‬yang berarti sesuatu yang
dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk membaca
Alquran. Alquran juga bentuk mashdar dari Al-quran yang berarti menghimpun
dan mengumpulkan. Dikatakan demikian karena Alquran menghimpun beberapa
huruf. kata, dan kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar.Oleh
karena itu Alquran harus dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-
sifat hurufnya, juga dipahami,dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
tujuan apa yang dialami masyarakat untuk menghidupkan Alquran baik secara
teks, lisan ataupun budaya. Dan juga Al-Qur’an mempunyai arti menumpulkan
dan mengumpulkan qira’ah yang berarti mengumpulkan huruf-huruf dan kata-
kata satu sama lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi.

2. Al-Quran Menurut Ketentuan

Al-Qur'an menurut istilahnya adalah kalam Allah SWT. Disampaikan oleh


Malaikat Jibril dengan penyuntingan langsung dari Allah SWT. Kepada Nabi
Muhammad SAW, dan diterima umat Islam secara turun temurun tanpa ada
perubahan.Dikatakan Al-Qur'an karena ia berisikan inti sari semua kitabullah dan
inti sari dari ilmu pengetahuan.

Ada beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qur'an, di antaranya ialah: Al-
Syafi'i (150-204 H) berpendapat, bahwa kata Al-Qur'an ditulis dan dibaca tanpa
hamzah (Al-Qur'an) dan tidak diambil dari kata lain. la adalah nama yang khusus
dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad, sebagaimana
kitab Injil dan Taurat dipakai khusus untuk kitab-kitab Tuhan yang diberikan
kepada Nabi Isa dan Musa. Al-Fara dalam kitabnya "Ma'an Al-Qur'an
berpendapat, bahwa lafal Al-Qur'an tidak memakai hamzah, dan diambil dari kata
qara in jama dari qurinah, yang berarti indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan
karena sebagian ayat-ayat Al-Quran itu serupa satu sama lain, maka seolah- olah
sebagian ayat-ayatnya merupakan indikator dari apa yang dimaksud oleh ayat lain
yang serupa itu.

8
Kitab ini terbagi ke dalam beberapa surah (bab) dan setiap surahnya terbagi
ke dalam beberapa ayat. Umat Muslim percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan
langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, berangsur-
angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun,
dimulai sejak tanggal 17 Ramadan,saat Nabi Muhammad berumur 40 tahun
hingga wafat pada tahun 632. Umat Islam menghormati Al-Qur'an sebagai
mukjizat terbesar NabiMuhammad, sebagai salah satu tanda dari kenabian.

C. Fungsi Al-Quran

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk disampaikan


kepada umat manusia tentunya mempunyai banyak fungsi, baik bagi Nabi
Muhammad SAW sendiri maupun bagi kehidupan manusia secara keseluruhan.
Di antara fungsi Al-Qur'an adalah sebagai berikut: (1) bukti kerasulan
Muhammad dan kebenaran ajarannya; (2) tuntunan keimanan dan keyakinan yang
wajib diikuti manusia, yang terkandung dalam keimanan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan keimanan terhadap kepastian hari kiamat; (3) bimbingan akhlak
yang murni dengan menjelaskan norma-norma agama dan moral yang harus
dianut masyarakat dalam kehidupannya secara individu dan kolektif; (4)
Pedoman syariat dan hukum dengan menjelaskan dasar-dasarnya.

1. Al-Huda (petunjuk)

Di dalam Alquran ada tiga posisi Alquran yang fungsinya sebagai petunjuk.

2. Asy-Syifa Di dalam Alquran disebutkan bahwa Alquran merupakan obat bagi


penyakit yang ada di dalam dada manusia.

9
3. Al-Mu'izah (nasehat) Al-Qur'an juga berfungsi sebagai pembawa nasehat bagi
orang-orang yang bertakwa.

D. Isi dan pesan-pesan Al-Quran

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. kurang selama 23


tahun dalam dua fase, yaitu 13 tahun pada fase sebelum l hijrah ke Madinah
(Makiyah), dan 10 tahun pada fave sesudali kujal Madinah (Madaniyalı). Isi Al-
Qur'an terdiri atas 114 surat, 6236 uyat, 74 kalimat, dan 325345 huruf. Proporsi
masing-masing fase tersebut ad 19/30 (86 surat) untuk ayat-ayat Makiyah, dan
11/30 (28 surat) untuk ayat Madaniyah. Dari keseluruhan isi Al-Qur'an itu, pada
dasarnya mengandung pess pesan sebagai berikut: (1) masalah tauhid, termasuk
di dalamnya ma kepercayaan terhadap yang gaib, (2) masalah ibadah, yaitu
kegiatan-kegta dan perbuatan-perbuatan yang mewujudkan dan menghidupkan di
dân hati dan jiwa: (3) masalah janji dan ancaman, yaitu janji dengan lal baik bagi
mereka yang berbuat baik dan ancaman atau siksa bagi menik yang berbuat jahat,
janji akan memperoleh kebahagiaan dunia akhira da ancaman akan mendapat
kesengsaraan dunia akhirat, janji dan ancamed akhirat berupa surga dan neraka;
(4) jalan menuju kebahagiaan du akhirat, berupa ketentuan-ketentuan dan aturan-
aturan yang hendakn dipenuhi agar dapat mencapai keridhoan Allah; (5) riwayat
dan cerita ya sejarah orang-orang terdahulu baik sejarah bangsa-bangsa, tokoh-
tolst maupun Nabi dan Rasul Allah.

Selanjutnya Abdul Wahab Khalaf lebih memerinci pokok-pokok kandungan


(pesan-pesan) Al-Qur'an ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu

1. Masalah kepercayaan (i'tiqadiyah), yaitu berkaitan dengan keimanan kepada


Allah, malaikat, kitab Allah, Rasulullah. dan takdir. hari kebangkitan.

2. Masalah etika (khuluqiyah), berkaitan dengan hal-hal yang dijadikan bagi


seseorang untuk berbuat keutamaan dan meninggalkan kehinaan

10
3. Masalah perbuatan dan ucapan (amaliyah), terbagi ke dalam dua macam: (1)
masalah Ibadah, berkaitan dengan rukun Islam, nazar, sumpah dan ibadah-ibadah
lain yang mengatur hubungan antara manusia dan Allah SWT.: (2) masalah
mnaunalah, seperti akad, pembelanjaan, hukuman, jirayat, dan sebagainya yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, baik perseorangan maupun
kelompok. Masalah muamalah int berkembang manjadi 7 (tujuh) bagian, yaitu (a)
masalah individu (ahiwal al-syahshiyah), misalnya: masalah keluarga, hubungan
suami istri, sanak kerabat, dan pengaturan rumah tangga, yang di dalam Al-
Qur'an sebanyak kurang lebih 70 ayat; (b) masalah perdata (madaniyah), yang
berkaitan dengan hubungan perseorangan dengan masyarakat, misalnya: jual-beli,
sewa menyewa, gadai, dan sebagainya yang berhubungan dengan hasil kekayaan,
sebanyak kurang lebih 70 ayat; (e) masalah pidana (jinaiyah), yang berhubungan
dengan perlindungan hak-hak manusia, sebanyak 30 ayat; (d) masalah
perundang-undangan (dusturiyah). hubungan antara hukum dan pokok-pokoknya,
seperti hubungan hakim dengan terdakwa, hak-hak perseorangan, dan hak-hak
masyarakat, sebanyak 10 ayat; (e) masalah hukum acara (mu'rafat), yaitu yang
ber- kaitan dengan hubungan negara Islam dengan negara-negara non-Islam, tata
cara pergaulan dengan selain muslim di dalam negara Islam, baik dalam keadaan
perang maupun damai, sebanyak sekitar 25 ayat; (g) masalah ekonomi dan
keuangan (iqtishadiyah dan maliyah), yaitu ber- kaitan dengan hak si miskin pada
harta orang kaya, sumber air, minyak, bank, hubungan antara negara, dan
rakyatnya, sebanyak kurang lebih 10 ayat.

E. Tahapan turunya Al-quran

1. Pengertian Nuzül Alquran

Turunnya Alquran atau nuzül Alquran secara etimologi terdapat dua unsur kata
yaitu nuzül yang berarti turun dan Alquran yang berarti sesuatu yang dibaca atau

11
bacaan yang dibaca Menurut az-Zarqani, kata nuzül merupakan majaz yang
bermakna i"lam (pengetahuan). Dengan demikian "nuzül Alquran adalah
pemberitahuan Allah kepada manusia melalui bacaan". Sedangkan definisi "nuzül
Alquran secara terminologi adalah ilmu yang mengkaji tentang Alquran yang
transenden kepada manusia yaitu nabi Muhammad SAW yang memiliki sifat
kemanusiaan yang tinggi".

2. Proses Turunnya Alquran

Alquran diturunkan melalui tiga tahapan yaitu pertama diturunkan dari Allah
ke Lauhul Makhfuzh. Lauhul Makhfuzh adalah suatu lembaran yang terpelihara
sejak awal penulisannya sampai pemeliharaannya. Kedua diturunkan dari Lauhul
Makhfuzh ke langit pertama (dunia) secaram keseluruhan dan disimpan di Bayt
al'Izzah pada malam Lailatul Qadar. Demikian menurut pendapat az-Zarqani.
Ketiga, diturunkan dari Bayt al-..Izzah ke Nabi Muhammad secara berangsur-
angsurdan berlangsung selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau selama 23 tahun.
Diantara hikmah dibalik turunnya Alquran secara berangsur-angsur adalah dapat
meneguhkan hati Rasulullah SAW, sebagai mujizat Rasulullah, supaya mudah
dihafal dan dipahami.

BAB III
PENUTUP

1.14 Kesimpulan

12
Al-Qur'an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya
Muhammad SAW yang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Al-Qur'an
adalah nama kitab Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW.. Al-Qur'an
sebagai wahyu Allah yang turun sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia dan
dari langit dunia turun secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW.

Wahyu adalah isyarat, bisikan, instink, ilham dari Allah terhadap hamba
yang telah dipilihnya yang disebut sebagai nabi dengan berbagai cara.

1.15 Daftar Pustaka

Prof. Dr. Muhaimin, M.A . ET AL, 2012 Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan
Pendekatanm : Jakarta, Kencana.

https:\\www.jurnalfaiuikabogor.org\index.php\fikrah\article\donlowd\403\
pdfulumulquran, (Jakarta:Rajawali Press, 2013).

13

Anda mungkin juga menyukai