Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN WAHYU, JENIS & PROSES

TURUNNYA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas :


Mata kuliah : Ulumul Qur'an
Dosen Pembimbing : Neneng Maimanah, S.Ag.

Disusun oleh :
Abdul Salam
Abdullah Syafiih
Dewi Sartika

PENDIDIKAN DASAR ULAMA JAKARTA BARAT


MAJELIS ULAMA INDONESIA JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

Wahyu merupakan sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke
dalam dada para nabi-Nya sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz Al-
Qur'an yang datang secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, apa sebenarnya yang
dimaksud dengan wahyu, yang Allah khususkan bagi para nabi dari sekian banyak
hamba-hamba-Nya? Apakah al-Qur'an termasuk wahyu dari Allah?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, akan dibahas pada bab selanjutnya dan
akan diuraikan tentang wahyu dan jenis-jenisnya agar kita dapat memahami
tentang hakikat wahyu yang sebenarnya. Karena pada dasarnya kita belum
mengerti dan memahami tentang wahyu itu sendiri.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahyu
Arti wahyu dari segi bahasa adalah petunjuk yang di sampaikan secara
sembunyi, atau dengan kata lain wahyu tersebut menggunakan metode
sembunyi-sembunyi dalam penyampaiannya. Pengertian wahyu menurut
syara', wahyu adalah pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih
dari beberapa hamba-Nya mengenai beberapa petunjuk dan ilmu pengetahuan
yang hendak diberitahukan tetapi dengan cara yang tidak biasa bagi manusia,
baik dengan perantaraan atau tidak dengan perantaraan.
Lafazh "wahyu'' ini menunjukkan bahwa penyampaian berita dari Allah
SWT kepada Rasulullah SAW menggunakan metode khusus. Hal itu dapat
dibuktikan dengan digunakannya metode sembunyi-sembunyi, keakuratan,
dan tidak memungkinkannya orang lain untuk dapat mengetahui atau bahkan
untuk sekedar merasakannya.
Metode wahyu ini bukanlah satu-satunya cara yang digunakan oleh Allah
SWT untuk menyampaikan kalimat-Nya kepada penutup para nabi,
Muhammad SAW. Akan tetapi selain itu terdapat metode-metode lain yang
lebih umum sebagaimana yang pernah dijalani oleh para utusan-Nya yang
lain dalam memperoleh kitab dari-Nya
Menurut bahasa, wahyu mempunyai beberapa arti, antara lain sebagai
berikut.
1. Berarti ilham gharizi atau insting/naluri yang terdapat pada manusia atau
binatang.
Contohnya, seperti kata wahyu yang terdapat firman Allah SWT :

2
َ َّ َ َّ ً ْ ُ ُ ْ َّ َ ْ َّ َ َ ُّ َ ٰ ْ َ َ
‫ال بيوثا و ِمن الشج ِر‬ َ َ ْ
ِ ‫الجب‬ِ ‫اتخ ِذي ِمن‬
ِ ‫واوحى ربك ِالى النح ِل ا ِن‬

َ ُ ْ َّ
٦٨ ‫َو ِِما َيع ِرش ْون‬

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di


bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang didirikan
manusia." (Q.S. An Nahl (16) : 68)
2. Berarti ilham fitri atau firasat yang hanya ada pada manusia dan tidak
pada binatang.
Contohnya seperti kata wahyu dalam firman Allah SWT :
ْ ََْ َْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ٰٓ ْ ُ ُ ٰٓ َ ْ َ َ
‫َوا ْوحينآ ِالى ا ِم موسى ان ار ِض ِعي ِه ف ِاذا ِخف ِت علي ِه فال ِلي ِه ِفى الي ِم‬
َ ْ ْ

َ ْ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ ُ َ َ ْ َ ُ ْ ُّ َ َّ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ
٧ ‫ك وج ِاعلوه ِمن المرس ِلين‬
ِ ‫زني ِانا ر ۤادوه ِالي‬
ِ ‫ولا تخ ِافي ولا تح‬

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah Dia, dan apabila kamu
khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia (Musa) ke sungai (Nil). Dan
janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena
sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men-
jadikannya (salah seorang) dari para rasul. (Q.S. Al Qoshosh (28) : 7)
3. Berarti tipu daya dan bisikan setan, seperti arti kata wahyu dalam firman
Allah SWT :

َ ْ ٰ َّ َّ َ ٌ ْ َ َّ َ ْ َ َ ٰ ُ ْ َ ْ َ َّ ُ ُ ْ َ َ
ْ
ِ ‫َولا ثأكلوا ِِما ل ْم ُيذك ِر اسم‬
‫اّلل علي ِه واِ نه ل ِفسق واِ ن الشي ِطين‬

َ ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ َّ ْ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ٰٓ َ ْ ُ ْ َ
ࣖ ‫ل ُيوحون ِالى اوِلياۤى ِِٕهم ِليج ِادلوكم واِ ن اطعجمووم ِانكم لمش ِركون‬
ْ

١٢١

3
Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut
nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang
semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu
membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu;
dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi
orang-orang yang musyrik. (Q.S. Al An’am (6) : 121)
4. Berarti isyarat yang cepat secara rahasia, yang hanya tertuju pada
Nabi/Rasul saja.

َْ َ ََْ ْ َ ْ َ َّ َّ ْ ُ ٰ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َّ
ٓ‫ن بع ِد ّٖه واوحينا‬ْۢ ‫۞ ِانآ اوحينآ ِاليك كمآ اوحينآ ِالى نوح والن ِب ّٖين ِم‬

َ
َ‫الٰٓى ا ْب ٰرو ْي َم َواِ ْس ٰمع ْي َل َواِ ْس ٰح َق َو َي ْع ُل ْو َب َو ْال َا ْس َباط َوع ْي ٰسى َوا ُّي ْوب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ

ً ْ ُ َ َ َ َ ْ َٰ َ َ ٰ ْ َ ُ َ َ ْ ُ ٰ َ َُ ْ ُ َ
١٦٣ ‫ويونس وورون وسليمن واثينا داود زبورا‬

Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana


Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim,
Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan
Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (Q.S. An Nisa (4) : 163
Arti keempat inilah yang relevan dengan pengertian wahyu menurut
istilah dalam pembahasan disini.
Wahyu menurut istilah adalah sebutan bagi sesuatu yang dituangkan
dengan cara cepat dari Allah SWT ke dalam dada Nabi-Nya sebagaimana
dipergunakan juga untuk lafadz Al-Qur’an.
Ustad Muhammad Abduh mendefinisikan wahyu di dalam Risalah at-
Tauhid adalah pengetahuan yang didapat oleh seseorang dari dalam dirinya
dengan disertai keyakinan bahwa pengetahuan itu datang dari Allah melalui
perantara ataupun tidak. Sedangkan ilham ialah intuisi yang diyakini oleh
jiwa yang mendorong seseorang untuk mengikuti apa yang diminta, tanpa

4
sadar dari mana datangnya. Hal seperti itu serupa dengan perasaan lapar,
haus, sedih dan senang.

B. Jenis-Jenis Wahyu
Wahyu terbagi kepada 5 jenis, yaitu :
1. Wahyu itu segala jenis percakapan diantara seorang hamba dengan
Tuhannya.
2. Wahyu itu melalui ilham atau dalam bentuk ilham.
3. Wahyu dalam bentuk mimpi yang benar.
4. Wahyu yang datang dengan perantaraan Malaikat Jibril AS.
5. Wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di atas langit ketujuh
pada malam Isra’ dan Mi’raj yaitu tentang perintah sholat lima waktu.

C. Cara Turunnya Wahyu


Dari keterangan Al-Qur'an jelaslah bagi kita bahwa wahyu merupakan
hubungan ghaib yang tersembunyi antara Allah SWT dan para utusan-Nya.
Secara umum wahyu diturunkan, seperti yang diidentifikasikan Al-Qur'an :
َ َ َ
ْ‫اّلل اَّلا َو ْح ًيا ا ْو م ْن َّو َراۤئ ح َجاب او‬ َ َ ََ
ُ ٰ ‫ان ل َب َشر ا ْن ُّي َكل َم ُه‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫۞ وما ك‬

ٌ ْ َ َ َّ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ً ْ ُ َ َ ْ ُ
٥١ ‫ير ِسل رسولا فيو ِحي ِب ِاذ ِن ّٖه ما يشاۤء ِانه ع ِلي ح ِكيم‬

Artinya : “Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah


berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di
belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu
diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Asy Syuura
(42) : 51)
Dari keterangan ayat tersebut dapatlah diketahui bahwa cara turunnya wahyu
pada umumnya ada tiga cara, termasuk cara turun wahyu Al-qur'an itu adalah
sebagai berikut.

5
1. Dengan cara menambatkan makna isi al-Qur'an tersebut ke dalam hati
Rasulullah SAW, atau dengan cara menghembuskannya ke dalam
jiwanya, sehingga ia merasakan sendiri bahwa apa yg diterimannya itu
berasal dari Allah SWT. Cara ini sering disebut dengan cara Ra'yu ash-
shalihah atau impian nyata diperolehnya dengan jalan mimpi dalam tidur,
tetapi kemudian menjadi kenyataan. Contohnya, seperti impian Nabi
Ibrahim AS ketika menerima wahyu yang memerintahkan supaya
menyembelih puteranya Ismail.
2. Menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW dari balik tabir, yakni
suara bisikan wahyu disampaikan kepada Nabi SAW dari celah-celah
gemerincingya suara lonceng/bel. Jadi yang dijadikan tabir menutup
pendengaran para sahabat adalah gemuruhnya bunyi lonceng, yang
menghalangi telinga mereka mendengar bisikan suara wahyu ayat yang
diturunkan. Tetapi telinga Nabi tetap mendengar bisikan suara wahyu itu
dari tabir suara lonceng tersebut.

‫ يا رسول‬:‫ان الحارث بن وشام سأل رسول اّلل صلى اّلل عليه وسلم فلال‬

‫ أحيانا‬:‫اّلل كيف يأثيك الوحي؟ فلال رسول اّلل صلى اّلل عليه وسلم‬

‫ فيفصم عني وكد وعيت عنه‬,‫يأثيني مثل صلصلة الجرس ووو أشده علي‬

.‫ما كال‬

Sesungguhnya al-Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah SAW


seraya berkata: "Wahai Rasulullah bagaimana wahyu itu datang
kepadamu? Maka Rasulullah SAW menjawab, bersabda: Kadang-kadang
datang kepadaku seperti gemuruhnya bunyi lonceng, dan itu yang paling
berat bagiku. Maka begitu berhenti bunyi itu dariku, aku telah menguasai
apa yang sudah diucapkan-Nya.

6
3. Dengan cara melalui perantaraan malaikat Jibril AS sebagai pembawa
wahyu-Nya. Hal ini sebagaimana sudah diisyaratkan oleh Alqur'an yang
terdapat pada ayat 193-194 surah Asyu'ara. Jadi, malaikat Jibril
membacakan wahyu ayat-ayat yang diturunkan, baik dia itu tetap dalam
bentuk aslinya dalam alam rohani, dan tubuh Nabi SAW yang melepaskan
diri dari bentuk tubuh jasmani menjadi bentuk rohani. Sebagaimana sabda
Nabi SAW lanjutan hadits diatas :

:‫ كالت عائشة‬,‫ أحيانا يجمثل لي الملك رجلا فيكلمني فأعي ما يلول‬:‫كال‬

‫ فيفصم عنه وإن جبينه‬,‫وللد رأيجه ينزل عليه الوحي في اليوم الشديد البرد‬

(‫يجفصد عركا (رواه البخاري‬

Dan kadang-kadang malaikat menyamar kepadaku sebagai laki-laki, lalu


mengajak berbicara denganku. Maka aku kuasai apa yang dikatakannya.
"Aisyah lalu berkata: "Saya pernah melihat beliau menerima wahyu pada
hari yang sangat dingin, tetapi begitu selesai wahyu itu dari Beliau, maka
bercucuranlah keringat di pelipis beliau SAW. (H.R. al-Bukhari).
Cara ini terasa berat bagi Nabi, sehingga seolah-olah Beliau seperti
mengigau atau pingsan, melainkan karena sedang penuh konsentrasi
dalam menghadapi malaikat dalam alam rohani. Hal ini sesuai dengan
keterangan Al-Qur'an :
ً ْ َ ًْ َ َ َْ َ ْ ُ َ َّ
ْ
٥ ‫ِانا سنل ِقي عليك كولا ث ِليلا‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu Perkataan


yang berat.” (Q.S. Al Muzammil (73) : 5).
As-Suhaily dalam kitab Ar-Raudh al-Anif mengatakan terdapat 7 cara wahyu
yang diterima Nabi, yaitu :
1. Wahyu datang melalui mimpi.

7
2. Wahyu dihembuskan ke dalam jiwa Nabi.
3. Gemerincing lonceng yang sangat keras.
4. Malaikat Jibril menyerupakan dirinya sebagai seorang laki-laki.
5. Malaikat Jibril memperlihatkan dirinya kepada Nabi dalam wujudnya
yang asli.
6. Allah berbicara dengan Nabi dari belakang hijab, baik Nabi dalam
keadaan sadar ataupun dalan keadaan tidur.
7. Isrofil turun membawa beberapa kalimat wahyu, sebelum Jibril turun
membawa wahyu Al-Qur’an.

8
BAB III
KESIMPULAN

Wahyu adalah kalam Allah yang dituangkan dengan cara cepat ke dalam
dada Nabi-Nabi-Nya yang tersembunyi dari manusia biasa. Dan secara global cara
turunnya wahyu terbagi 2 macam, yaitu melalui perantaraan malaikat dan wahyu
disampaikan langsung Allah kepada Nabi-Nya.
Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa wahyu yang diterima oleh
Rasulullah SAW berupa ayat-ayat al-Qur'an mayoritas diterima melalui perantara
malaikat-Nya. Dan sebagian yang lainnya dengan cara penyampaian langsung dari
Allah SWT kepada utusan-Nya tersebut. Ketika menerima secara langsung saat
Rasulullah SAW mendengar perintah dari Allah tanpa melalui perantara, memiliki
pengaruh yang sangat besar bagi Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist
disebutkan bahwa Imam Shadiq pernah ditanya tentang surah Al-Ghasiyah yang
diterima oleh Rasulullah SAW, "Apakah itu disampaikan melalui turunnya
malaikat?" Imam Shadiq kemudian menjawab, "Bukan, tetapi ayat tersebut
langsung diterimanya (Nabi SAW) dari Allah SWT, tanpa seorang perantara pun."

Anda mungkin juga menyukai