Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TUJUAN DAKWAH
QS AL FATH: 28 DAN QS AL HAJJ: 41

DOSEN PENGAMPU
NADANA MARDOTILLAH, M. AG

DI SUSUN OLEH:
FEBRI ANGGRIAWAN
SYHARU ROBI

PROGAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BENGKALIS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur tak habis-habisnya diucapkan kepada Allah SWT yang
telah member segala nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Tidak lupa pula, shalawat dan salam buat Nabi akhir zaman Muhammad SAW yang penuh
kasih sayang telah membawa umatnya menuju jalan kebenaran, dan buat semua keluarganya, para
sahabat serta seluruh pengikutnya yang tidak luput dari mengikuti sunnahnya hingga hari akhir, dengan
ucapan: Allahummasalli a’la Muhammad wa’ala alihi washahbihi ajma’in.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit pula rintangan dan hambatannya. Pemakalah
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, hal ini semata-mata karena keterbatasan
kemampuan pemakalah sendiri. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran yang membangun untuk kemajuan pemakalah dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN AYAT DAKWAH
B.TUJUAN DAKWAH SURAT AL FATH AYAT 28
C.TUJUAN DAKWAH SURAT AL HAJJ AYAT 41
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPILAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan satu-satunya ajaran agama yang hakekatnya adalah untuk keselamatan
umat manusia. Hal ini dibuktikan dalam konteks ajarannya yang mengandung nilai-nilai rahmatan
lil alamin, artinya ajarannya bersifat universal, tidak hanya dikhususkan kepada umat Islam,
sebaliknya dapat meletakkan dasar-dasar dan pola hidup yang tepat untuk dilaksanakan oleh
segenap umat manusia.
Berbicara tentang dakwah, kita sebagai ummat muslim diharuskan Memahami esensi dari
makna dakwah itu sendiri, kegiatan dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan
solusi islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan, Inilah yang membuat kegiatan atau
aktivitas dakwah boleh dan harus dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan
untuk menyebarkan nilai-nilai islam.Oleh karena itu aktivitas dakwah memang harus berangkat
dari kesadaran pribadi yang dilakukan oleh orang per orang dengan kemampuan minimal dari
siapa saja yang dapat melakukan dakwah.
Begitu sempurnanya agama islam, karna semua telah diatur dan tersurat dalam Al quran
dan hadits. Perihal dakwah sudah tentu didasarkan pada al quran dan hadits dan rujukan-rujukan
yang lain, karna itu perlunya kami untuk menjelaskan dasar dan tujuan dari dakwah itu sendiri,
guna terpahami hakikat dakwah bagi semua kalangan.

B.Rumusan Masalah
1. apa yang di maksud ayat dakwah
2. apa makna tafsir surat al fath ayat 28
3. apa makna tafsir surat al hajj ayat 41

C.Tujuan
1. untuk mengetahui yang di maksud ayat dakwah
2. untuk mengetahui makna tafsir surat al fath ayat 28
3. untuk mengetahui makna tafsir surat al hajj ayat 41
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AYAT DAKWAH
Ayat Dakwah merupakan istilah dalam bahasa Arab yang artinya adalah ajakan. Dakwah
merupakan suatu kegiatan yang memiliki sifat menyerukan, mengajak serta memanggil manusia
untuk beriman serta taat pada Allah, Tuhan semesta alam sesuai dengan akidah, akhlak serta syariat
Islam dengan penuh kesadaran dan secara terencana. Tujuan utama dari dakwah adalah untuk dapat
mencapai kebahagiaan yang ada di dunia serta di akhirat.

Secara etimologis, menurut para ahli bahwa kata dakwah berakar pada kata da’a yad’u da’watan
yang artinya adalah mengajak atau menyerukan. Secara terminologis, pengertian dakwah ialah
mengajak ataupun menyeru pada manusia agar menempuh kehidupan di jalan Allah sesuai dengan
sabda Allah dalam QS. An-Nahl ayat 125, berikut artinya:
Namun, ada sebagian orang yang melihat dakwah sebagai suatu ilmu serta pengajaran yang
menjauhkan seseorang dari dimensi penerapan maupun pelaksanaan dan berbagai macam teori
lainnya.

Tak hanya itu saja, ada pula sebagai orang yang mengartikan kata dakwah secara umum sebagai
kolaborasi dari pengertian agama serta dakwah itu sendiri.

“Serulah oleh kalian semua (umat manusia) pada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat-nasihat
baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik…” (QS. An-Nahl: 125).

Para ulama Basrah, Irak berpendapat bahwa kata dakwah sebenarnya berasal dari mashdar
da’watan yang artinya adalah panggilan. Sedangkan para ulama Kufah, Irak mengatakan bahwa
kata dakwah sebenarnya berasal dari akar kata da’aa yang artinya adalah telah memanggil.

Para ulama memiliki pendapat berbeda-beda mengenai pengertian dakwah ini. Menurut buku
Pengantar Studi Ilmu Dakwah (2010) yang ditulis oleh Muhammad Abu Al-Fath Al Bayanuni,
diterangkan bahwa beberapa orang memandang dakwah sebagai suatu penyampaian serta
penjelasan ajaran agama Islam.
Pengertian Dakwah Menurut Para Ahli
1. Muhammad Natsir (2000)
Dakwah merupakan suatu usaha untuk menyerukan serta menyampaikan pada perorangan manusia
serta seluruh umat mengenai pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia.
2. Endang S. Anshari (1991)
Menurut Endang, dakwah merupakan suatu upaya atau usaha untuk menyampaikan ajaran agama
Islam kepada manusia, baik secara lisan atau tulisan.
3. Amrullah Ahmad (1999)
Pengertian dakwah menurut Amarullah Ahmad ialah suatu upaya dalam mengajak manusia agar
masuk dalam jalan Allah secara menyeluruh atau kaffah, baik secara lisan, tulisan atau perbuatan
sebagai suatu ikhtiar seorang muslim dalam mewujudkan agama Islam menjadi kenyataan dalam
kehidupan pribadi, usrah atau kelompoknya, jamaah serta ummah.
4. Ibnu Taimiyah
Menurut Ibnu Taimiyah, seorang ulama asal Harran, Turki ia menjelaskan bahwa dakwah
merupakan seruan beriman pada Allah SWT serta segala ajaran yang dibawa oleh para utusan-Nya.
Dakwah juga membenarkan mengenai berita-berita yang disampaikan oleh utusan Allah SWT serta
menaati perintah dari Allah SWT.
5. Syekh Ali Mahfudz
Syekh Ali Mahfudz merupakan seorang ulama Nusantara pada abad ke 14. Dalam buku berjudul
Hidayah Al Mursyidin (1952), dijelaskan bahwa dakwah merupakan ajakan pada manusia pada
kebaikan serta petunjuk Allah SWT. dakwah juga berupa seruan kepada manusia untuk melakukan
kebiasaan baik serta melarang hal-hal buruk, agar beruntung di dunia maupun akhirat.
6. Syekh Muhammad Ar-Radhi (Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad pada sekitar tahun 934-940
M)
Syekh Muhammad Ar-Radhi merupakan salah satu ulama yang menggabungkan pengertian dari
kata dakwah dan agama dalam buku berjudul Ad-Da’wah Al-Islamiyyah Da’wah Alamiyah. Dalam
buku tersebut, dijelaskan bahwa dakwah adalah suatu peraturan yang sempurna bagi sikap serta
perilaku manusia dan menetapkan hak maupun kewajiban.

Dakwah dalam agama Islam hukumnya adalah fardhu kifayah. Meskipun hukum dari pelaksanaan
dakwah masih memiliki perbedaan pendapat, sebagian menganggap bahwa hukum dakwah adalah
fardhu ain. Salah satu anjuran untuk berdakwah telah dimuat dalam firman Allah SWT pada surat
Al-Imran ayat 104, berikut artinya: Hendaklah di antara kamu segolongan irang-orang yang
menyerukan pada kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf serta mencegah dari yang
mungkar. Mereka itu adalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Imran (3): 104).
Seperti yang telah dijelaskan bahwa dakwah menurut agama Islam hukumnya adalah wajib, baik itu
fardhu ain atau fardhu kifayah berdakwah bagi seorang muslim merupakan suatu kewajiban.
Dakwah bil lisan merupakan seruan syariat agama Islam (kebaikan) yang dilakukan menggunakan
cara perkataan, contohnya adalah seperti nasihat, ceramah dan lain sebagainya.
Sementara dakwah bi hal merupakan dakwah yang dilakukan oleh seorang dai dengan cara
memberikan contoh perilaku baik pada jamaah atau umat. Contohnya adalah seperti fakir miskin,
membantu para korban yang tertimpa musibah tertentu dan lain sebagainya.

Di samping itu, dalam buku berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2017), Mustahdi
dan Mustakim menjelaskan bahwa seorang dai juga harus memperhatikan beberapa ketentuan
dalam melakukan berdakwah, sehingga seruan dakwahnya dapat berhasil.

Seorang dai diharuskan untuk memenuhi 4 syarat yang meliputi Islam, baligh, berakal serta
mendalami ajaran agama Islam. Selain itu, seorang dai diharuskan untuk menerapkan etika dalam
berdakwah sebagai berikut ini:

1. Dakwah diharuskan dilaksanakan dengan hikmah yaitu dengan mengedepankan perkataan secara
tegas, jelas dan dengan sikap bijaksana.
2. Dakwah harus dilaksanakan dengan nasihat-nasihat baik atau mauizatul hasanah yaitu dengan
menggunakan cara persuasif tanpa adanya kekerasan serta berisi mengenai pengajaran atau
menyampaikan hal-hal edukatif.
3. Dakwah harus dilakukan dengan memberikan teladan yang baik atau uswatun khasanah.
4. Dakwah dijalankan dengan cara mujaladah yaitu dengan melakukan diskusi secara dinamis,
santun serta menghargai pendapat dari orang lain.
Poin etika ketika berdakwah sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125, berikut
artinya:

“Serulah (kepada manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah serta pengajaran yang baik dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-nya serta Dia jugalah yang paling mengetahui
siapa yang mendapatkan petunjuk.” (QS. An-Nahl (16): 125).
Dakwah diwajibkan bagi seorang muslim tentunya untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut
beberapa tujuan dari dakwah:

1. Wujud dari kebahagiaan yang diridhai oleh Allah SWT


Dakwah merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk dapat mewujudkan kebahagiaan serta
kesejahteraan hidup manusia di dunia maupun di akhirat sesuai dengan apa yang diridhoi oleh Allah.

Hal ini karena kegiatan dakwah adalah untuk menyampaikan nilai yang akan mendatangkan
kebahagiaan bagi orang-orang yang menyebarkannya, dikarenakan mereka dapat memperkuat agama
Allah yang tentu saja dapat menghadirkan pahala dan kebahagiaan.

2. Mengajak untuk selalu menaati serta mengikuti ajaran agama Islam


Cara Nabi Muhammad dalam melakukan dakwah telah menjadi contoh yang tentu saja layak bagi umat-
Nya. Setelah diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad terus menerus menyebarkan ajaran agama Islam
baik secara tulisan, lisan ataupun melalui perbuatannya.

Rasulullah kemudian memulai dakwahnya pada keluarga, teman serta para sahabat, kemudian Nabi
Muhammad pun melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.

Akibat dari buah manis Nabi karena bersabar dalam menyampaikan ajaran agama Islam, maka para
pengikut Nabi pun mencoba mengikuti jejak Nabi dalam berdakwah secara terang-terangan.

Al-Quran, kitab suci umat Islam adalah sumber hukum serta menjadi pedoman bagi umat Islam yang
dijadikan sebagai landasan untuk berdakwah. Dikarenakan Al-Quran berisi penetapan syariah yang
turun dari Allah pada Nabi dan hakikatnya ialah sebagai ajakan untuk menaati serta mengikuti ajaran
agama Islam.
B. TUJUAN DAKWAH SURAT AL FATH AYAT 28
‫ق لِي ُۡظ ِه َر ٗه َعلَى الد ِّۡي ِن ُكلِّ ٖه‌ؕ َو َك ٰفى بِاهّٰلل ِ َش ِه ۡيدًا‬
ِّ ‫هُ َو الَّ ِذ ۡۤى اَ ۡر َس َل َرس ُۡولَهٗ بِ ۡاله ُٰدى َو ِد ۡي ِن ۡال َحـ‬
Huwal laziii arsala Rasuulahuu bilhudaa wa diinil haqqi liyuzhirahuu 'alad diini kullih; wa kafaa
billaahi Shahiida
Artinya:
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
Tafsir
Dialah yang mengutus Rasul-Nya, Nabi Muhammad, dengan membawa petunjuk, ilmu yang
bermanfaat dan amal saleh, dan agama yang benar, yaitu agama Islam agar dimenangkan-Nya
terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-
Nya.
Dalam ayat ini ditegaskan kebenaran Muhammad saw sebagai rasul yang diutus Allah kepada
manusia dengan menyatakan bahwa dia adalah rasul Allah yang diutus untuk membawa petunjuk
dan agama Islam sebagai penyempurna terhadap agama-agama dan syariat yang telah dibawa oleh
para rasul sebelumnya, menyatakan kesalahan dan kekeliruan akidah-akidah agama dan
kepercayaan yang dianut manusia yang tidak berdasarkan agama, dan untuk menetapkan hukum-
hukum yang berlaku bagi manusia sesuai dengan perkembangan zaman, perbedaan keadaan dan
tempat. Hal ini juga berarti dengan datangnya agama Islam yang dibawa Muhammad saw, maka
agama-agama yang lain tidak diakui lagi sebagai agama yang sah di sisi Allah.

Pada akhir ayat ini, dinyatakan bahwa semua yang dijanjikan Allah kepada Rasulullah saw dan
kaum Muslimin itu pasti terjadi dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi terjadinya.

Keterangan mengenai QS. Al-Fath


Surat Al Fath terdiri atas 29 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah
surat Al Jum'ah. Dinamakan Al Fath (kemenangan) diambil dari perkataan Fat-han yang terdapat
pada ayat pertama surat ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surat ini menerangkan hal-hal yang
berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad s.a.w. dalam peperangan-
peperangannya. Nabi Muhammad s.a.w. sangat gembira dengan turunnya ayat pertama surat ini.
Kegembiraan ini dinyatakan dalam sabda beliau yang diriwayatkan Bukhari; Sesungguhnya telah
diturunkan kepadaku satu surat, yang surat itu benar-benar lebih aku cintai dari seluruh apa yang
disinari matahari. Kegembiraan Nabi Muhammad s.a.w. itu ialah karena ayat-ayatnya menerangkan
tentang kemenangan yang akan diperoleh Muhammad s.a.w. dalam perjuangannya dan tentang
kesempurnaan nikmat Allah kepadanya.

C. TUJUAN DAKWAH SURAT AL HAJJ AYAT 41


‫ف َونَهَوْ ا َع ِن ْال ُم ْن َك ۗ ِر َوهّٰلِل ِ عَاقِبَةُ ااْل ُ ُموْ ِر‬
ِ ْ‫ض اَقَا ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتَ ُوا ال َّز ٰكوةَ َواَ َمرُوْ ا بِ ْال َم ْعرُو‬ ٰ
ِ ْ‫اَلَّ ِذ ْينَ اِ ْن َّم َّكنّهُ ْم فِى ااْل َر‬
Allażīna im makkannāhum fil-arḍi aqāmuṣ-ṣalāta wa ātawuz-zakāta wa amarụ bil-ma'rụfi wa nahau
'anil-mungkar, wa lillāhi 'āqibatul-umụr (QS. 22:41)
Artinya:
yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al-Hajj ayat 41)

alladhīna
َ‫ٱلَّ ِذين‬

orang-orang yang
in
‫ِإن‬

jika
makkannāhum
‫َّم َّك ٰنَّهُ ْم‬

Kami meneguhkan mereka



‫فِى‬

di
l-arḍi

ِ ْ‫ٱَأْلر‬
‫ض‬

muka bumi
aqāmū
۟ ‫َأقَا ُم‬
‫وا‬

mereka mendirikan
l-ṣalata
َ‫صلَ ٰوة‬
َّ ‫ٱل‬
sholat
waātawū
‫َو َءاتَ ُو ۟ا‬

dan mereka menunaikan


l-zakata
َ‫ٱل َّز َك ٰوة‬
zakah
zakat
wa-amarū
۟ ‫َوَأمر‬
‫ُوا‬ َ

dan mereka menyuruh


bil-maʿrūfi
ِ ‫بِ ْٱل َم ْعر‬
‫ُوف‬

dengan perbuatan baik


wanahaw
‫َونَهَوْ ۟ا‬

dan mereka mencegah


ʿani
‫ع َِن‬

dari
l-munkari
‫ْٱل ُمن َك ۗ ِر‬

kemungkaran
walillahi
ِ ‫َوهَّلِل‬

dan kepada Allah


ʿāqibatu
ُ‫ٰ َعقِبَة‬

akibat/kesudahan
l-umūri
‫ور‬ ‫ُأْل‬
ِ ‫ٱ ُم‬

segala urusan

1.Tafsir Ringkas Kemenag


Kementrian Agama RI
Para sahabat Nabi yang diusir dari kampung halamannya hanya karena mereka meyakini tidak ada
tuhan selain Allah itu adalah orang-orang yang jika Kami beri kedudukan kepada mereka di bumi
dengan menjadi umara, mereka akan menggunakan kekuasaannya untuk mengajak umat
melaksanakan salat berjamaah, di masjid, awal waktu; menunaikan zakat, infak, dan sedekah
dengan manajemen yang baik untuk kesejahteraan umat, dan menyuruh berbuat yang makruf
kepada seluruh lapisan masyarakat dan mencegah dari yang mungkar dari siapa saja yang
mengindikasikan melanggar hukum dan menyimpang dari aturan yang berlaku; dan kepada Allah-
lah kembali segala urusan dengan seadil-adilnya mengenai nasib manusia di akhirat.

2.Tafsir Lengkap Kemenag


Kementrian Agama RI
Kemudian Allah menerangkan sifat-sifat orang yang diusir dari kampung halaman mereka tanpa
alasan yang benar itu. Mereka ialah para sahabat beserta Nabi Muhammad saw, yang kepada
mereka Allah telah menjanjikan kemenangan. Jika kemenangan telah mereka peroleh, mereka tidak
seperti orang-orang musyrik dan orang-orang yang gila kekuasaan tetapi mereka akan tetap
melaksanakan:
1. Salat pada setiap waktu yang telah ditentukan sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Mereka
benar-benar telah yakin, bahwa salat itu tiang agama, merupakan tali penghubung yang langsung
antara Allah dengan hamba-Nya, mensucikan jiwa dan raga, mencegah manusia dari perbuatan keji
dan perbuatan mungkar serta merupakan perwujudan takwa yang sebenarnya.

2. Mereka menunaikan zakat. Mereka meyakini bahwa di dalam harta si kaya terdapat hak orang-
orang fakir dan miskin. Karena itu mereka dalam menunaikan zakat itu bukanlah karena mereka
mengasihi orang-orang fakir dan miskin, tetapi semata-mata untuk menyerahkan hak orang fakir
dan miskin yang terdapat dalam harta mereka. Jika mereka diangkat sebagai penguasa, mereka
berusaha agar hak orang-orang fakir dan miskin itu benar-benar sampai ke tangan mereka.

3. Perintah untuk menyuruh manusia berbuat makruf dan mencegah perbuatan mungkar. Mereka
mendorong manusia mengerjakan amal saleh, memimpin manusia melalui jalan lurus yang
dibentangkan Allah. Mereka sangat benci kepada orang-orang yang biasa melanggar larangan-
larangan Allah.
Amat benarlah janji Allah. Mereka memperoleh kemenangan yang telah dijanjikan itu. Mereka
ditetapkan Allah sebagai pengurus urusan duniawi dan pemimpin umat beragama dengan baik.
Dalam waktu yang singkat kaum Muslimin telah dapat menguasai daerah-daerah di luar Jazirah
Arab.
Tindakan mereka sesuai dengan firman Allah:
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman,
namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Ali 'Imran/3: 110)

3.Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi) dengan
memberikan pertolongan kepada mereka sehingga mereka dapat mengalahkan musuh-musuhnya
(niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar) kalimat ayat ini menjadi Jawab Syarat; dan Syarat beserta
Jawabnya menjadi Shilah dari Maushul, kemudian diperkirakan adanya lafal Hum sebelumnya
sebagai Mubtada (dan kepada Allahlah kembali segala urusan) di akhirat, semua urusan itu kembali
kepada-Nya.
A.Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada
kami Abur Rabi' Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Ayyub dan
Hisyam, dari Muhammad yang mengatakan bahwa Usman ibnu Affan pernah mengatakan, "Ayat
ini diturunkan berkenaan dengan kami (para sahabat), yaitu firman-Nya:
'(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka
mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari perbuatan
yang mungkar'
Kami telah diusir dari rumah kami tanpa alasan yang benar, melainkan hanya karena kami beriman
bahwa Allah adalah Tuhan kami. Kemudian Dia meneguhkan kedudukan kami di suatu negeri,
maka kami mendirikan salat, menunaikan zakat, dan memerintahkan berbuat kebajikan serta
mencegah dari perbuatan mungkar, dan kepada Allah-lah dikembalikan semua urusan. Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan aku dan sahabat-sahabatku.

Menurut Abul Aliyah, mereka adalah sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw. As-Sabbah ibnu
Sawadah Al-Kindi mengatakan, ia pernah mendengar Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz berkhotbah
seraya mengucapkan firman-Nya:

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi., hingga akhir ayat.
Kemudian Umar ibnu Abdul Aziz berkata, "Ingatlah, sesungguhnya tugas ini bukan saja
diwajibkan bagi penguasa semata, tetapi di wajibkan bagi penguasa dan rakyatnya. Ingatlah, aku
akan menceritakan kepada kalian kewajiban kalian dari tugas ini terhadap penguasa kalian, dan
kewajiban penguasa dari tugas ini terhadap kalian. Sesungguhnya kewajiban penguasa terhadap
kalian dari tugas ini ialah hendaknya ia membimbing kalian ke jalan Allah dan mempersatukan
kalian serta menanamkan rasa gotong royong di antara sesama kalian, dan memberikan petunjuk
kepada kalian jalan yang paling lurus dengan segala kemampuannya. Dan sesungguhnya kewajiban
kalian terhadap penguasa ialah hendaknya kalian taat kepadanya dengan hati yang tulus ikhlas,
bukan lahiriahnya menurut, tetapi batinnya menolak."
Atiyyah Al-Aufi telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa ayat ini semakna
dengan firman-Nya:

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-
amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi. (An
Nuur:55)

Adapun firman Allah Swt.:

dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

sama pengertiannya dengan firman Allah Swt. yang mengatakan:

Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Al Qashash:83)

Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:

dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.

Yakni di sisi Allah-lah terdapat pahala dari perbuatan mereka.

B.Tafsir Quraish Shihab


Muhammad Quraish Shihab
Orang-orang Mukmin yang telah Kami janjikan untuk mendapatkan pertolongan Kami adalah
mereka yang, apabila kekuasaan mereka Kami kokohkan di bumi, akan menjaga hubungan mereka
dengan Allah dan manusia. Mereka kemudian mengerjakan salat dengan cara yang benar,
membayar zakat dan menyalurkannya kepada yang berhak, menyuruh berbuat baik dan melarang
berbuat jelek. Hanya Allah yang berhak menentukan akhir dari semua perkara, dan membuat hina
siapa saja yang dikehendaki-Nya.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1. Ayat ayat dakwah ialah ajakan. Dakwah merupakan suatu kegiatan yang memiliki sifat
menyerukan, mengajak serta memanggil manusia untuk beriman serta taat pada Allah guna
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
2. Dakwah dalam agama Islam hukumnya adalah fardhu kifayah. Meskipun hukum dari
pelaksanaan dakwah masih memiliki perbedaan pendapat, sebagian menganggap bahwa
hukum dakwah adalah fardhu ain.
3. Penafsiran ayat al quran menurut beberapa ahli tafsir memiliki banyak makna dan
pemahaman sendiri

B.SARAN
Dalam proses pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,masukan dan saran
Dari pembaca dan pendengar sangat kami perlukan guna meningkatkan pengetahuan untuk
Perbaikan bagi pemakalah kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/342123201

https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/dakwah/amp/

https://kalam.sindonews.com/ayat/28/48/al-fath-ayat-28

https://quranhadits.com/quran/22-al-hajj/al-hajj-ayat-41/

Anda mungkin juga menyukai