TENTANG
OLEH :
KELOMPOK 11
EDRIGON (1830107007)
DOSEN PENGAMPU
BATUSANGKAR
2021
KATA PENGANTAR
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai manusia kita diwajibkan berusaha dan menggapai sebuah
cita-cita. Kita tidak boleh hanya berpangku tangan dan pasrah. Ajaran
agama melarang kita yang hanya pasrah tanpa berusaha. Allah SWT akan
memberikan karunia-Nya sesuai dengan usaha seseorang dan doa yang
tulus. Oleh karena itu, berusahalah sekuat tenaga dan berdo’alah secara
khusyuk dan tulus.
Rasulullah SAW bersabda: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-
akan kamu akan hidup selamanya dan beribadahlah untuk kahiratmu
seakan-akan kamu mamti besok.” Dalam ungkapan lain diklatakan juga,
“Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah, memikul kayu lebih
mulia dari mengemis, mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin
yang lemah, Allah SWT menyukai mukmin yang kuat bekerja.” Nyatanya
kita kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru berlawan dengan
ungkapan-ungkapan tadi.
Dalam situasi sekarang kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja
yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa
menyeimbangkan dengan nilai-nilai islami yang tentunya tidak boleh
melampui rel-rel yang telah ditetapkan Al-Quran dan as-Sunnah.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang harus dicapai pada makalah ini, adalah sebagai
berikut yaitu dapat menafsirkan ayat-ayat berikut ini:
1. QS. Al-An’am/6; 162 tentang kerja Ikhlas
2. QS. At-Taubah/9; 105 tentang kerja Mawas
3. QS. Al-Nahl/16; 97 tentang Kerja berkualitas
4. QS. Al-Najm/53; 39-41 tentang kerja keras
5. QS. Al-Isra/17; 36, 84 tentang kerja cerdas dan tangkap
6. QS. Al-Qashash/28; 77 tentang kerja selaras
BAB II
PEMBAHASAN
B. Penafsiran ayat-ayat
1. QS. Al-An’am/6; 162 tentang kerja Ikhlas
Artinya : Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Tafsir ayat:
Seorang muslim harus yakin kepada kodrat dan iradat Allah yang
tidak ada sekutu bagi-Nya.Allah-lah yang menentukan hidup mati
seseorang.Oleh karena itu seorang muslim tidak perlu takut mati dalam
berjihad di jalan Allah dan tidak perlu takut hilang kedudukan dalam
menyampaikan dakwah Islam, amar ma’ru. Dalam ayat ini terdapat
perintah kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada kaumnya,
bahwa mengapa ia akan mencari Allah yang lain dengan
mempersekutukan-Nya dalam ibadah, berdoa untuk keperluan hidupnya
agar Dia menolongnya atau melindunginya dari kesusahan dan bahaya?
Mahasuci Allah dari persekutuan itu. Dialah Tuhan bagi segala sesuatu,
Dialah yang menciptakan semesta alam.
Firman Allah:
(Yaitu) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain, dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah
diusahakannya.
Ayat ini cukup memberi petunjuk dan jalan hidup yang bermutu
tinggi dan praktis, karena di samping harus beramal dan bekerja harus
pula diperhitungkan dengan cermat dan teliti setiap amal perbuatan yang
dikerjakannya.
Oleh sebab itu, kaum Muslimin yang melihat amal kebajikan yang
dilakukan oleh mereka yang insaf dan bertobat kepada Allah, tentulah
akan menjadi saksi yang kuat di Hari Kiamat, tentang benarnya iman,
tobat dan amal saleh mereka itu.
Namun, dalam hal ini, ada baiknya jika kita melirik penafsiran al-
Mawardi. Ia menyebutkan dalam tafsirnya, al-Nukat wa al-‘Uyun, bahwa
kehidupan yang baik memiliki sejumlah penafsiran, yaitu:
2. Qana’ah
Qana’ah, secara bahasa, berarti ridla dengan setiap pemberian.
Namun secara istilah adalah tetap tenang di saat tidak adanya hal yang
biasanya ada. Demikian penjelasan dalam Mu’jam al-Jurjani. Orang yang
qana’ah tidak akan berkecil hati manakala kebutuhannya tidak atau
belum tercukupi. Ia sadar betul bahwa ketiadaan sesuatu itu juga
merupakan pemberian dari Allah Swt yang harus disyukuri.
Orang yang diberi kehidupan yang baik berarti orang itu selalu
beriman dan melakukan perintah Allah Swt. Bagi setiap muslim, tak ada
perbuatan yang paling baik dan layak dilakukan selain mengerjakan
segala hal yang Allah Swt. perintahkan dan ridlai. Bisa jadi, orang
beriman dan berbuat baik, tidak banyak memiliki harta (miskin). Namun
bagi mereka, bisa beriman dan taat ibadah itu adalah segalanya dan luar
biasa.
4. Keberuntungan
5. Surga
Artinya :
39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya,
40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna,
Tafsir ayat:
Ayat 39 :
Ayat 40 :
Ayat 41:
1. Ibnu 'Abbas
2. Qatadah
3. Pendapat lain
Ayat 84:
Artinya :
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-
masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya.
Tafsir ayat:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kamus besar bahasa indonesia etos kerja adalah semangat
kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan sesorang atau suatu kelompok.
Kerja dalam arti luas adalalh segala bentuk usaha yang dilakukan
manusia, baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang
berkaitan dengan keduniaan dan akhirat. Etos berasal dari bahasa Yunani
etos yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta
keyakinan atas sesuatu.
Dalam bahsa Arab, kerja disebut amila. Menurut Dr. Abdul Aziz,
didalam kitab suci Al-quran terdapat 620 kata ‘amila atau kerja dengan
segala bentuknya. Hal itu menunjukkan bahwa masalah kerja harus
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap umat manusia,
khususnya umat islam.
B. Saran