KRLOMPOK 6
DOSEN PEMBIMBING:
NURUL HIDAYAH,M.Pd.I
DISUSUN OLEH:
Anggreini Ayu Lestari Br Sembiring
Deni Rizky Wahyudi
Putri Karlina Nasution
Sartika Hasibuan
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Bismillaahirahmaanrohiim
Puji syukur kami hadirkan Allah SWT, karena hanya kepada-Nyalah kita persembahkan segala bentuk
ujian. Solawat dan berangkaikan salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW, karena dari beliaulah kita semua
bisa mengetahui hukum-hukum Allah,sehingga kita bisa membedakan diantara perkara yang halal dan haram
serta bisa mengetahui perkara yang diridhoi dan dimurkai Allah.
Demikianlah kiranya dan sebagai harapan kami,semoga makalah ini bermanfaat khusunya bagi penyusun
dan umumnya untuk kita semua.Selain itu semoga pula Allah senantiasa meridhoi setiap langkah dan aktivitas
kita semua .
Amin yaa rabbal alamin.
Penyusun
KELOMPOK 6 BKI 1
SEMESTER 1
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
1. LATAR BELAKANG......................................................................................................
2. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................
3. TUJUAN .........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
1. PENGERTIAN TAUBAT DAN IKHLAS.......................................................................
A. Pengertian Taubat..................................................................................................................
B. Pengertian ikhlas................................................................................................................
2.DALIL ALQURAN DAN HADIS TENTANG TAUBAT DAN IKHLAS.................
3. CONTOH SIKAP DAN PERILAKU TAUBAT DAN IKHLAS..........................................
A. Sikap dan Perilaku Taubat..................................................................................................
B. Sikap dan Perilaku Ikhlas....................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Taubat dan Sabar merupakan upaya yang harus dilakukan oleh manusia agar manusia selamat
dunia dan akhirat. Dengan bertaubat berarti kita menyesali semua dosa yang telah kita perbuat, baik
yang kita sengaja atau tidak kita sengaja karena sebagai manusia kita pasti tidak lepas dari yang
namanya dosa, baik dosa kepada sang pencipta yaitu Allah SWT atau dengan sesama manusia. Taubat
itu merupakan solusi dan setelah bertaubay kita diharapkan untuk tidak melakukan kesalahan-
kesalahan yang dulu pernah kita lakukan dan menuju pada pribadi yang lebih baik karena telah bersih
dari dosa-dosa.
Sabar adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap manusia agar ia selalu merasa cukup dan selalu
syukur terhadap apa yang Allah takdirkan kepadanya. Dengan melalui pintu sabar maka akan terbuka
pintu-pintu yang lain seperti tabah, baik hati, berprasangka baik dan sebagainya. Makadari itu kita
sebagai manusia harus selalu menumbuh kembangkan sifat sabar. Dan dalam makalah ini akan
dijelaskan mengenai taubat dan sabar.
1.3 TUJUAN
a.Mengetahui pengertian Taubat dan Ikhlas
b.Mengetahui Dalil Al-qur’an dan Hadis tentang Taubat dan Ikhlas dengan penjelasannya
c.Mengetahui contoh Sikap dan Perilaku Taubat dan Ikhlas
4
BAB II
PEMBAHASAN
Taubat sebagai maqam yg pertama para penempuh jalan sufi. sebagaimana ibnu taimiyah mengawali
tasawuf dengan ulasan tobat. Ia menegaskan bahwa allah swt sangat mencintai orang orang yang
bertobat dan mensucikan dirinya dan bahwa tobat merupakan salah satu karakter penting seorang wali
allah. Qs.an-nur ayat 31
Rasulullah bersabda "wahai sekalian manusia ! Bertobatlah kalian semua kepada allah, sebab aku
bertobat dalam sehari sebanyak 100 kali."
Tingkatan taubat :
1)Taubat bagi kalangan awam
Yaitu tobat pada tingkatan yang paling dasar,dimana seseorang yang melakukan tobat di tuntut untuk
memenuhi persyaratan yang paling minimal. Yaitu menyesali segala perilaku kesalahan yang telah
dilakukan dengan sepenuh hati.
2)Taubat yang kembali dari yang baik menuju yang lebih baik
Yakni seseorang yang betobat pada tingkatan ini dituntut untuk.kembali dari perbuatan yang lebih baik
menuju yang terbaik.
3)Kembali dari yang terbaik menuju kepada allah SWT.
Pada tingkatan ini seorang yang bertobat akan berbuat yang terbaik dengan tanpa motivasi apapun
kecuali karena allah SWT.
5
Komponen tobat :
-Menyesali kesalahan yang telah dilakukan
-Berketepatan hati untuk tidak mengulangi kesalahan serupa
-Memperbaiki kesalahan dengan amal soleh
-Mencari ridha Allah SWT kepada sesama atas kesalahan yang telah diperbuat.
6
akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya
Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana firman-Nya :
”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orangorang yang
mensucikan diri”. (Q.S. al-Barqarah [2]:222)
Pengertian Ikhlas
Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang
berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang
berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepadaNya. Ada pula yang
berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada makhluk.
Al ‘Izz bin Abdis Salam : “Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan ketaatan semata-mata karena
Allah. Dia tidak berharap pengagungan dan penghormatan manusia, dan tidak pula berharap manfaat
dan menolak bahaya”.
Al Harawi mengatakan : “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.” Yang lain berkata :
“Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka
memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan
amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi”.
Abu ‘Utsman berkata : “Ikhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu melihat kepada
Khaliq (Allah)”.
Abu Hudzaifah Al Mar’asyi berkata : “Ikhlas ialah, kesesuaian perbuatan seorang hamba antara lahir
dan batin”.
Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal
karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”
Ikhlas ialah, menghendaki keridhaan Allah dalam suatu amal, membersihkannya dari segala
individu maupun duniawi. Tidak ada yang melatarbelakangi suatu amal, kecuali karena Allah dan demi
hari akhirat. Tidak ada noda yang mencampuri suatu amal, seperti kecenderungan kepada dunia untuk
diri sendiri, baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan, atau karena mencari harta rampasan
perang, atau agar dikatakan sebagai pemberani ketika perang, karena syahwat, kedudukan, harta benda,
ketenaran, agar mendapat tempat di hati orang banyak, mendapat sanjungan tertentu, karena
kesombongan yang terselubung, atau karena alasan-alasan lain yang tidak terpuji; yang intinya bukan
karena Allah, tetapi karena sesuatu; maka semua ini merupakan noda yang mengotori keikhlasan.
7
Landasan niat yang ikhlas adalah memurnikan niat karena Allah semata. Setiap bagian dari perkara
duniawi yang sudah mencemari amal kebaikan, sedikit atau banyak, dan apabila hati kita bergantung
kepadanya, maka kemurniaan amal itu ternoda dan hilang keikhlasannya. Karena itu, orang yang
jiwanya terkalahkan oleh perkara duniawi, mencari kedudukan dan popularitas, maka tindakan dan
perilakunya mengacu pada sifat tersebut, sehingga ibadah yang ia lakukan tidak akan murni, seperti
shalat, puasa, menuntut ilmu, berdakwah dan lainnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berpendapat, arti ikhlas karena Allah ialah, apabila
seseorang melaksanakan ibadah yang tujuannya untuk taqarrub kepada Allah dan mencapai tempat
kemuliaanNya.
Manusia tidak luput dari salah dan dosa. Dosa-dosa itulah yang menjadi hijab atau pembatas antara
hamba dengan Allah SWT serta Allah memandang hamba-Nya itu dengan penuh benci dan murka
sehingga terhijab seluruh rahmat dan kasih sayang-Nya. Jika ini terjadi, segala amal ibadah serta
kebajikan yang kita lakukan tidak diterima dan tertolak. Bahkan bukan itu saja, di Akhirat besok, Allah
akan menghukum dengan Neraka yang maha dahsyat. Oleh itu wajib setiap hamba Allah itu bertaubat
dengan secepatnya jika sudah terlajur melakukan dosa dan kesalahan.
Memohon agar Allah yang Maha Pengampun akan menerima tobat kita. Hati menyesal akan perbuatan
dosa yang kiata lakukan itu menjadikan anggota-anggota lahir (mata, telinga, kepala, kaki, tangan,
kemaluan) tunduk dan patuh dengan syariat yang Allah telah tetapkan dan berjanji tidak akan
mengulangi lagi perbuatan-perbuatan itu kembali.
Tidak cukup dengan hanya mengucapkan istighfar di mulut, “ Astaghfirullahal adzim.” Hati tidak
merasa bersalah dan berdosa. Tidak semudah itu Allah SWT hendak menerima taubat hamba-hamba-
Nya kecuali setelah menempuh syarat-syarat (proses) yang telah ditetapkan-Nya.
Oleh sebab itu, kalaulah selama ini kita terlibat dengan perbuatan yang haram (seperti riba,
mendedahkan aurat, minum arak) maka kita tidak akan buat lagi atau terus tinggalkan perbuatan
tersebut. Juga kalau kita terlibat dengan dosa-dosa kerana meninggalkan perkara-perkara wajib (seperti
meninggalkan sembahyang dan tinggal puasa),
Artinya kita terus melaksanakan perkara-perkara yang wajib dengan bersungguh-sungguh dan
membayar (qadha) segala perintah wajib yang tertinggal.
Sabda Rasulullah SAW: “Orang yang bertaubat dari pada dosa sepertilah orang yang tidak berdosa.”
(Riwayat At Thobroni)
Sabdanya yang lain: “Sesungguhnya Allah menyukai seorang mukmin yang terjerumus berbuat dosa
tetapi bertaubat.” (Riwayat Ahmad)
8
Seterusnya Sabda Baginda lagi: “Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama nyawa
belum sampai ke tenggorokan.” (Riwayat Ahmad)
“Semua anak Adam pembuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan ialah mereka yang
bertaubat.” (Riwayat Addarami)
“tidak ada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada seorang pemuda yang bertaubat.” (Riwayat Ad
Dailami)
Allah juga memberitahu kita dalam firman-Nya: “Maka barangsiapa yang bertaubat, sesudah
melakukan kejahatan itu dan membaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Maidah: 39)
Firman Allah yang bermaksud: “Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Allah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan diampuni-Nya bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al Maidah: 40)
Allah berfirman lagi: “Dan barangsiapa yang mengerjakan ke-jahatan dan menganiaya dirinya
kemudian dia memohon ampun kepada Allah, nescaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (An Nisaa’: 110)
Berdasarkan Hadis-Hadis dan ayat-ayat Al Quran tadi, dapat difahami bahawa wajib setiap orang Islam
itu bertaubat daripada dosa-dosanya supaya tidak menjadi hijab antara dia dengan Allah SWT (huraian
lanjut dalam Bab 28: Rahsia Hati).
Dari anas dia berkata ; Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "semua bani Adam pernah
melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat." (HR. Ibnu
Majjah dan Anas)
Karenanya Allah memerintahkan untuk bertaubat kepada semua umat manusia yang telah melakukan
dosa. Allah berfirman :
"Hai orang0orang yang beriman, bertaubatlah dengan ALlah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketikka Allah
tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlag
bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
(Q.S.At-Tahrim ayat 8)
Allah adalah Zat yang Maha menerima taubat, sebagaimana disebutkan di dalam QS. an-Nisaa ayat 48.
Tidak ada satu dosapun yang tidak diampuni aleh Allah kecuali syirik atau mempersekutukan -Nya:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selalu dari (syirik) itu,bagi siapa yang dikhendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar". (Q.S an-Nisa [4] :48)
9
DALIL AL-QUR’AN TENTANG IKHLAS
1. Surat Al An’am Ayat 162 - 163
Ayat alquran tentang iklhas beribadah yang pertama yaitu surat Al An’am ayat 162-163. Dalam ayat
ini, kita diajarkan untuk berserah diri sepenuhnya kepada Allah Swt. Beriktu ini ayatnya :
َو َما أ
َ َمروا إ َّ صينَ لَه الدِينَ ح
َّ َل ِليَ ْعبدوا
ِ ِ ّللاَ م ْ الز َكاة َ ۚ و
ِ َخ ِل َّ َٰذَلِكَ دِين ْالقَيِ َم ِة ََنَفَا َء َوي ِقيموا ال
َّ ص ََلة َ َويؤْ توا
Terjemahan :
Padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata
karena (menjalankan) agama dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus (benar). (Q.S. al Bayyinah : 5)
ْط َوأَقِيموا وجوهَك ْم عَِبِي ب ََ َم َر ر ََق ْل أ ْ ِ صينَ لَه الدِينَ َك َما بَدَأَك ْم ت َعودونَ ََ ْندَ ك ِل َمس ِْجد و
ِ َال ِقس ِ ادْعوه م ْخ ِل
Terjemahan :
Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu (kepada Allah)
pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya.
Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula. – (Q.S Al-A’raf: 29)
َ صا لَه الدِينَ * َوأ ِم ْرت ِِل َ ْن أَكونَ أَ َّو َل ْالم ْس ِل ِمينَ * ق ْل إِنِي أَخَاف إِ ْن َع
َ َصيْت َربِي َعذ
اب يَ ْوم َّ َق ْل إِنِي أ ِم ْرت أ َ ْن أَعْبد
ً ّللاَ م ْخ ِل
ّللاَ أَعْبد
َّ صا لَه دِي ِني َع ِظيم * ق ِل ً م ْخ ِل
Artinya :
Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan penuh keikhlasan
kepada-Nya dalam menjalankan agama. (11) Dan aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-
tama berserah diri.” (12) Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut akan azab yang akan ditimpakan pada
hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku.” (13) Katakanlah, “Hanya kepada Allah aku
menyembah dengan penuh keikhlasan kepada-Nya dalam menjalankan agamaku.” (14) – (Q.S Az-
Zumar: 11-14)
11
Artinya :
dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. – (Q.S As-Syarh: 8)
سي َج َّنب َها ْاِلَتْقَى * الَّذِي يؤْ تِي َمالَه يَتَزَ َّكى * َو َما ِِل َ َحد ِع ْندَه
َ ب َوت ََولَّى * َو
َ َّص ََلهَا ِإ َّل ْاِل َ ْشقَى * الَّذِي َكذْ َظى * َل ي َّ ََارا تَل
ً فَأ َ ْنذَ ْرتك ْم ن
ضى َ ف يَ ْر َ س ْوَ َِم ْن نِ ْع َمة تجْ زَ ى * إِ َّل ا ْب ِتغَا َء َوجْ ِه َربِ ِه ْاِل َ ْعلَى * َول
Artinya :
Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala, (14) yang hanya dimasuki oleh
orang yang paling celaka, (15) yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari keimanan). (16) Dan
orang yang paling bertakwa akan dijauhkan darinya (neraka), (17) yaitu orang yang menginfakkan
hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya), (18) dan tidak ada seorang pun memberikan
suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya, (19) melainkan (dia memberikan itu semata-mata) karena
mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi. (20) Dan sungguh kelak dia akan mendapat
kesenangan (yang sempurna). (21) – (Q.S Al-Lail: 14-21)
5. Tidak melakukan suatu kebaikan atau memberi pertolongan dengan tujuan untuk mendapat pujian
orang lain
6. Ikhlas dalam beribadah semata - mata hanya karena ingin mengharap ridho Allah dan tidak karena
ingin dianggap agamis oleh orang
Misalnya saja, ketika manusia mendapatkan sakit. Orang yang tidak ikhlas karena tidak mengenal Allah akan merasa
emosi atau marah, bahkan mengeluh. Padahal, sakit yangdideritanya hanya 3-4 hari saja. Namun, ia yang mengenal
Allah akan bersyukur dan memohon ampun atas kelalaian, karena ia tahu bahwa kenikmatan sehat yang diterimanya
lebih banyak dibandingkan sakit. Hal ini karena ia tahu bahwa Aallaah adalah Maha Pemurah dan Penyayang.
Sebagaimana memahami sifat-sifat dan siapa Allah, maka manusia perlu juga memahami aturan-aturan Allah yang
dijalankan selama keseharian. Ketika tidak memahami aturan Allah, maka manusia akan merasaa malas atau tidak
lurus niatnya daalam menjalankan aturran Allah. Misalnya saja ketika menjalankan aturan mengenai jilbab. Jika
wanita tidak memahami apa alasan di balik perintah jilbab tentu ia tidak akan ikhlas untuk menjalanakannya.
13
Selain dari dua hal di atas maka manusia hendaknya juga dapat mendudukkan dan memahami segala masalah dengan
adil dan seimbang. Hal ini dilakukan dengan senantiasa objektif, seimbang, melihat dari berbagai sudut dan persepsi
dalam setiap masalah. Melihat dari sudut yang sama hanya akan membuat manusia selalu mengeluh atau tertutup jalan
hidupnya.
Dengan melihat segala masalah secara adil dan seimbang, maka manusia akan mudah untuk mengambil hikmah dan
kebaikan dari apa yang dialaminya. Maka tidak akan ada keluhan yang ada adalah keikhlasan. Dengan adanya
keikhlasan maka manusia akan mudah untuk menjalani segala sesuatu dan dengan mudah mendapatkan jalan keluar
dari kesulitan yang ada.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi dari penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita berikan kesimpulan bahwa
dalam tasawuf diperlukan berbagai tahapan-tahapan diantaranya yaitu Taubat adalah amalan seorang
hamba untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa yang kemudian ia kembali kepada
jalan yang lurus (yakni pada ajaran yang diperintahkan oleh Allah dan senantiasa akan menjauhi segala
larangannya) dengan penyesalan telah hanyut dalam kesalahan, dan tidak akan mengulanginya lagi.
Taubat terbagi kepada beberapa bagian : Taubatnya orang-orang yang berkehendak (muriddin)
Taubatnya ahli hakikat atau khawash (khusus),Taubatnya ahli ma’rifat, dan kelompok istimewa.
Sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menjaga lisan dari celaan, serta menahan anggota badan
dari berbuat dosa.Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau
identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada,
sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita
berusaha untuk menggapai sikap ini. Insyaallah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya
yang berusaha di jalan-Nya.
Saran
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap mahasiswa dan mengetahui apa itu pengertian
sabar, bagaimana sabar dan taubat dalam ilmi tasawuf serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak lupa kritikan dan masukan sangat kami harapkan untuk kedepannya agar
menjadi lebih baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abrori, Hasan. 2004, Ilmu Jiwa Dalam Tasawwuf, Jakarta Selatan: Pustaka Azzam.
Anwar, Rosihon. 2010, Ahklak Tasawwuf, Bandung: CV Pustaka Setia.
Ghazali, Al. Ihya’ Ulum Ad-Din. Beirut: Dar Al-Ma’rifat, t.t.
Mahjudin.2000, Pendidikan Hati, Jakarta Pusat. Klam Mulia.
Abdul Mustaqim. 2007. Ahklak Tasawuf. Yogyakarta: CV. Kreasi Wacana.
Syakir, Muhammad. Wasaya Al-Abai li Al-Abnai, Surabaya: Al-Hidayah.
15