Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
1. Nuriah Fatmawati
2. Vera Damayanti
3. Fahmiyah
2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur kepada tuhan yang maha esa, berkat rahmat dan
izinnya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama dalam
pendekatan behaviorisme” sebagai pemenuhan tugas kelompok presentasi.
Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi karya yang lebih baik di masa mendatang. Besar harapan kami
semoga makalah ini membawa manfaat khususnya bagi kami dan para
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................10
B. Saran .........................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa
tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan, dapat diramalkan,
dan dapat dikendalikan. Gagasan utama aliran ini adalah bahwa untuk
memahami tingkah laku diperlukan pendekatan yang objektif, mekanistik,
dan materialistik sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang
dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian.
F. Rumusan masalah
1
G. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: Refika Aditama, 2007,
hlm. 195.
2
Wening Wihartati, Pemahaman Individu (Paradigma Psikologi dan Agama), Semarang: Karya
Abadi Jaya, 2015, hlm. 57-58.
3
Dustin & George (1977), yang dikutip oleh George & Cristiani
(1981), mengemukakan pandangan behavioristik terhadap konsep
manusia, yakni:3
3
Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: Penerbit Libri, 2011, hlm. 202-203.
4
Ibid., hlm. 66-68
4
1. Psikologi adalah sains tingkah laku, dan tingkah laku adalah semua
aktifitas yang dapat diobservasi. Psikologi adalah sains objek yang
5
benda mati yang tidak memiliki kemauan dan kebebasan untuk
menentukan tingkah laku, melainkan sangat bergantung, tepatnya sangat
terkondisi oleh lingkungannya. Dalam hal kemampuan jiwa untuk
memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkuangan itu, menurut
behaviorisme, manusia tidak berbeda dengan binatang. Oleh karena itulah
mereka dalam penelitiannya melakukan percobaan terhadap binatang
sebagai alat untuk menganalisis perilaku manusia. Dengan kata lain bahwa
jiwa manusia tidak berbeda dengan jiwa binatang dalam hal memberikan
respon terhadap stimulus dari lingkungan untuk melahirkan tingkah laku.
Maka, jelaslah bahwa manusia tidak memiliki kapasitas istimewa
dibandingkan dengan makhluk lainnya katakanlah binatang dalam hal
bertingkah laku yang tidak lain adalah respon, manusia memiliki
persamaan dengan binatang. Bahwa manusia hanya memberikan respon
terhadap stimulus dari lingkungannya.
5
Baharudin, Paradigma Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004, hlm. 385-388.
6
C. Kelebihan dan Kekurangan Behaviorisme
1. Kekurangan
2. Kelebihan
7
Membangun konsentrasi pikiran. Dalam teori ini adanya penguatan
dan hukuman dirasa perlu. Penguatan ini akan membantu
mengaktifkan klien untuk memperkuat munculnya respon.
Hukuman yang diberikan adalah yang sifatnya membangun
sehingga klien mampu berkonsentrasi dengan baik.
8
untuk menggantikan perilaku maladaptif yang tidak dapat diterima dengan
perilaku yang adaptif dan dapat diterima. Contoh, sebuh token ekonomi
adalah sistem modifikasi perilaku dimana perilaku diperkuat dengan token
yang kemudian dapat ditukarkan dengan hadiah yang diharapkan.6
6
Laura A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, h. 397.
7
Ibid
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
King, Laura A. TT. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif, h. KT: PT.
12