Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI DAKWAH

LANDASAN KEILMUAN PSIKOLOGI DAKWAH

DISUSUN OLEH:

SALMAWATI KADIR 50200117007


ISLAHUL AMAL 50200117025

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat karunia dan hidayahnya serta atas izinnya pula sehingga
makalah dengan judul pendekatan-pendekatan hipnoterapi dapat di terselesaikan
Shawalat serta salam kepada junjungan nabi muhammad Saw sebagai suri tauladan
terbaik sepanjang zaman, seorang pemuda yang baik akhlaknya dan sosok pemimpin yang
paling berpengaruh sepanjang sejarah kepemimpinan yang dengannya manusia mampu
berhijrah dari satu masa yang tidak mengenal peradaban menuju kepada satu masa yang
berperadaban.
Penulisan makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya
pengarah, dukungan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak
Penulis menyadari sepenuhnya, karya ini merupakan sebuah karya sederhana sarat
dengan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan kritik dan saran sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah di masa mendatang

Ahad , 05 April 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

BAB I....................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...................................................................................................................................5

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI DAN DAKWAH........................................................................5

B. HUBUNGAN PSIKOLOGI DAKWAH DENGAN ILMU LAIN.............................................7

C. LANDASAN KEILMUAN PSIKOLOGI DAKWAH...............................................................9

BAB III................................................................................................................................................12

PENUTUP...........................................................................................................................................12

A. KESIMPULAN...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah. Dakwah yang dimaksudkan
bukan hanya dakwah di depan mimbar, tetapi mengajak seseorang untuk melakukan
kebaikan juga termasuk dalam berdakwah. Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah
adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari
cinta kemaksiatan menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap
kebenaran ajaran Islam, begitulah seterusnya.
Kegiatan dakwah dimaksudkan untuk mengubah sikap kejiwaan mad’u, untuk
melakukan hal tersebut, seorang da’i dituntut untuk memahami ilmu tentang psikologi
dakwah. Dengan menerapkan psikologi dakwah dalam setiap kegiatan berdakwah, da’i
telah melaksanakan apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW yang selalu
memperhatikan kesiapan jiwa para orang yang didakwahi dalam menerima pesan
dakwah.
Psikologi dakwah ini meliputi proses kegiatan dakwah dimana sasarannya adalah
manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Kedudukanya pun begitu
penting dalam sistematika studi psikologi cukup memiliki peranan penting karena
sebagai sebuah disiplin ilmu psikologi. Suatu ilmu pengetahuan pastinya punya dasar
yang menjadi acuan dan timbulnya keilmuan yang di sebut psikologi dakwah, adapun
beberapa landasan keilmuan psikologi dakwah seperti dasar aksiologi, filosofis, dan
epistemologi. Yang aan di bahas di bab selanjutnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Psikologi Dakwah?
2. Apa Hubungan Psiklgi Dakwah dengan Ilmu lain?
3. Apa Landasan Keilmuan Psikologi Dakwah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI DAN DAKWAH

1. Pengertian Psikologi

Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis
(kejiwaan) manusia.

Psikologi sebagai psikologi filsafat menurut Plato pada tahun lebih kurang 400
SM, berarti: ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat hakikat, dan hidup jiwa
manusia (psyche= jiwa; logos= ilmu pengetahuan).

Robert S. Wood-Worth berpendapat bahwa psikologi adalah: ilmu pengetahuan


yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dalam mana individu
tersebut dapat dilepaskan dari lingkungannya. Pelaksanaan secara ilmiah dari
psikologi dilakukan dengan jalan: mengumpulkan dan mencatat secara teliti tingkah
laku manusia selengkap mungkin, dan berusaha menjauhkan diri dari segala
prasangka. (Kartini Kartono, 1996 : 1-2).

2. Pengertian Dakwah

Dakwah menurut epistemologi yang berasal dari bahasa Arab, kata dakwah
berbentuk Isim Masdar yaitu bermakna panggilan, ajakan atau seruan. (Ali Mahfud,
1952 : 17).

Secara istilah dakwah berarti mendorong atau memotivasi manusia untuk


melakukan kebajikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka untuk berbuat
makruf dan mencegah kepada yang munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di
dunia dan akhirat. (Ali Mahfud, 1952 : 16).

Psikologi Dakwah merupakan ilmu yang mengkaji tentang gejala-gejala yang


berhubungan dengan Interaksi sosial kemasyarakatan antara da’i dan mad’u oleh
karena itu dalam diri manusia selalu terdapat beberapa elemen yang layak untuk kita
ketahui bersama, guna mempermudah kita sebagai makhluk sosial dalam
bermasyarakat. Oleh karena itu penting sekali mengkaji tentang unsur-unsur yang ada
dalam diri manusia.

Dalam melaksanakan proses dakwah akan menghadapi berbagai keragaman


dalam berbagai hal, seperti pikiran-pikiran, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
Keragaman tersebut akan memberikan corak dalam menerima pesan dakwah, karena
itulah untuk mengefektifkan seorang da’i ketika menyampaikan pesan dakwah kepada
mad’u diperlukan memahami psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan.

Psikologi dakwah juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari


tentang tingkah laku manusia yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk
diajak kepada pengalaman ajaran-ajaran islam demi kesejahteraan hidup manusia di
dunia dan di akhirat.

Pada proses dakwah yang bermaksud untuk mengubah sikap kejiwaan seorang
mad’u, maka pengetahuan tentang psikologi dakwah menjadi sesuatu yang sangat
penting. Jika dilihat dari segi psikologi, bahwa dakwah dalam prosesnya dipandang
sebagai pembawa perubahan, atau suatu proses. Dari segi dakwah, psikologi banyak
memberi jalan pada tujuan dakwah pemilihan materi dan penetapan metodenya. Bagi
seorang da’i dengan mempelajari metode psikologi dapat memungkinkan mengenal
berbagai aspek atau prinsip yang dapat menolongnya dalam meneliti tingkah laku
manusia dengan lebih kritis dan juga dapat memberikan kepadanya pengertian yang
lebih mendalam tentang tingkah laku. Psikologi memberikan jalan bagaimana
menyampaikan materi dan menetapkan metode dakwah kepada individu manusia
yang merupakan makhluk yang berjiwa dan memiliki kepribadian

Berdasarkan definisi-definisi dakwah yang telah disebutkan diatas,


sesungguhnya nilai dakwah terletak pada usaha pencegahan (preventif) dari penyakit-
penyakit masyarakat yang bersifat psikis dengan cara mengajak, memotivasi,
merangsang serta membimbing individu atau kelompok agar sehat dan sejahtera jiwa
dan raganya, sehingga mereka dapat menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran
dan dapat menjalankan ajaran agama sesuai dengan tuntutan syariat islam.

Psikologi dakwah dapat juga diberi batasan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang tingkah laku yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk
diajak kepada pengalaman ajakan-ajakan islam demi kesejahteraan hidup manusia di
dunia dan di akhirat.

Tujuan psikologi dakwah adalah membantu dan memberikan pendangan kepada


para Da’i tentang pola dan tingkah laku para Mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi
tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan (psikis) sehingga
mempermudah para Da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang dikehendaki ajaran
islam

Da’i berasal dari bahasa arab da’a yang artinya mengajak atau menyeru da’i
merupakan isim fail yang artinya orang yang mengajak. Dalam ilmu dakwah da’i
berarti orang yang mengajak mad’u,

sedangkan pengertian mad’u adalah orang yang diajak, mad’u merupakan isim
maf’ul yang berposisi sebagai objek, yakni objek dakwah. Jadi, mad’u berarti orang
muslim atau non muslim yang menjadi objek atau sasaran dalam berdakwah yang
dilakukan oleh da’i.

B. HUBUNGAN PSIKOLOGI DAKWAH DENGAN ILMU LAIN


Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dan komunikasi menyebabkan
terjadinya interaksi social termasuk juga interaksi dakwah. Agar dakwah bersifat
komunikatif, seorang da‟i memerlukan pengetahuan tentang gejala-gejala sosial atau
tingkah laku manusia dalam lingkungan sosio-kulturnya dan seberapa jauh keyakinan
agama mempengaruhi tingkah lakunya.

Psikologi dakwah dimaknai sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari


atau membahas tentang segala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses
kegiatan dakwah. Secara umum psikologi berdasarkan kegunaannya meliputi dua macam
yakni psikologi teoritis dan psikologi praktis. Psikologi teoritis yaitu ilmu yang
mempelajari gejala-gejala itu sendiri, sedangkan psikologi praktis yaitu ilmu yang
membahas segala sesuatu tentang jiwa untuk digunakan dalam praktek. (Abu Ahmadi,
2009:4)

Psikologi Dakwah berdasarkan definisinya menurut H.M.Arifin (1991:17) termasuk


pada kategori psikologi praktis/ terapan, karena penggunaannya lebih pada prakteknya.
Disamping itu pula yang dibahas dalam psikolgi dakwah ialah mengenai masalah tingkah
laku manusia dilihat dari segi interaksi dan interrelasi serta interkomunikasi dengan
manusia lain dalam hidup kelompok sosial, disamping masalah hidup individu dengan
kelainan-kelainan watak dan personality, mendapat tekanan-tekanan analisis yang
mendasar dan menyeluruh, karena tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Oleh karena itu, dakwah sebagai ilmu bersinggungan dengan beberapa disiplin ilmu
antara lain, komunikasi, sosiologi, psikologi sosial, psikologi agama di samping ilmu-ilmu
keagamaan itu sendiri.

1. Hubungannya dengan Ilmu Komunikasi


Telah disebutkan bahwa kegiatan dakwah sendiri ialah sebuah kegiatan
komunikasi, karena manusia yang menjadi pelaku dakwah dan pelaku komunikasi
adalah sama, yaitu yaitu manusia yang berfikir, berperasaan dan berkeinginan.
Perbedaan dakwah dan komunikasi terletak pada muatan pesannya. Pada komunikasi
sifatnya netral, sedangkan pada dakwah agak terkandung nilai keteladanan.
2. Hubungan dengan sosiologi
Sosiologi menaruh perhatian pada interaksi sosial. Interaksi sosial baru terjadi
manakala ada peristiwa komunikasi. Kegiatan dakwah merupakan peristiwa
komunikasi yang juga melahirkan interaksi sosial antara da‟I mad‟u. dengan bantuan
sosiologi, seorang da‟I dapat menganalisa struktur sosial yang mempengaruhi tingkah
laku mad‟u, sehingga ia dapat menentukan pendekatan apa yang akan dilakukan
dalam dakwahnya.
3. Hubungannya dengan Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan bagian dari psikologi. Psikologgi mempelajari
tingkah laku manusia, sedangkan psikologi sosial memusatkan perhatiannya pada
gejala sosial atau tingkah laku manusia dalam lingkungan sosiokulturnya. Oleh karena
itu, psikologi sosial bagi seorang da‟i cukup penting karena dapat membantu da‟I
dalam membedah gejala sosial masyarakat yang didakwahi.
4. Hubungannya dengan Psikologi Agama
Psikologi agama meneliti sejauh mana pengaruh keyakinan agama terhadap
sikap dan tingkah laku orang baik berpikir, bersikap maupun bereaksi tidak dapat
dipisahkan dengan keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam kontruksi kepri-
badiannya.jika psikologi dakwah berusaha menguak apa yang melatarbelakangi
tingkah laku manusia yang terkait dengan dakwah, maka psikologi agama mencari
tahu seberapa besar keyakinan agama seseorang mempengaruhi tingkah lakunya.
(Achmad Mubarak, 1999: 4)

C. LANDASAN KEILMUAN PSIKOLOGI DAKWAH


1. Dasar Filosofis (Ontologi)
Setiap disiplin ilmu dapat kita lihat dari 2 hal, yakni: Objek material ialah
seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu. Objek
formal ialah objek yang disoroti oleh suatu ilmu, sehingga membedakan ilmu yang
satu dari ilmu yang lainnya, jika berobjek sama. Adapun yang dijadikan objek
material dari psikologi dakwah yakni “tingkah laku manusia”. Maka objek formal dari
psikologi dakwah yakni segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam
proses kegiatan dakwah. Psikologi dakwah mencoba untuk mengarahkan
perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran
yang menyebabkan terjadinya perilaku itu dalam kaitannya dengan aktivitas dakwah,
baik ia sebagai individu maupun dalam kehidupan kelompok.
2. Dasar Epistemologi
Epistemologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam
usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang
didapat melalui proses tertentu yang dinamakan kode keilmuan. Berkaitan dengan
kajian psikologi dakwah maka berdasarkan keilmuan psikologi dakwah disusun dari
beberapa prosedur sehingga dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang
baru. Prosedur penyusunan ilmu pengetahuan tersebut meliputi:
a. Observation (pengamatan)
b. Measuring (pengukuran)
c. Explaining (penjelasan)
d. Verifying (pemeriksaan benar tidaknya)
Adapun metode yang diterapkan yakni:
1) Metode Induksi Induksi adalah suatu cara penganalisisan ilmiah yang bergerak
dari hal-hal yang bersifat khusus (individual) menuju kepada hal-hal yang bersifat
umum (universal). Jadi induksi ini adalah penelitian terhadap kenyataan-
kenyataan khusus satu demi satu lalu diadakan generasilasi dan abstraksi yang
diakhiri dengan kesimpulan umum.
2) Deduksi Metode ini kebalikan ari induksi, yakni bergerak dari yang bersifat
umum (universal) kemudian atas dasar itu ditetapkan hal-hal yang besifat khusus.
3. . Dasar Aksiologi
Adanya ilmu pengetahuan tentu memiliki fungsi atau manfaatnya. Sama
halnya dengan psikologi dakwah. Setelah melalui prosedur disiplin ilmu pengetahuan
maka kita dapat melihat dengan jelas apa manfaat dari ilmu psikologi dakwah ini.
Psikologi dakwah sebagai bagian disiplin ilmu tentu saja juga memiliki fungsi
diantaranya sebagai berikut:
a. Dengan mengkaji segala proses kejiwaan manusia, dengan mengetahui
segala aktivitas kejiwaan manusia, merupakan modal untuk mengadakan
deskriptik dari mad‟u atau objek dakwah. Dengan bekal ilmu jiwa
kepribadian misalnya, kita akan mampu menganalisis, mendeskripsikan
kepribadian seseorang, apalagi ditunjang dengan latar belakang ilmu jiwa
perkembangan maka kepribadian seseorang itu dapat dideskripsikan secara
valid.
b. Kajian psikologi dakwah merupakan pengembangan teori-teori yang telah
ditelurkan oleh disiplin ilmu yang serumpun, misalnya pengembangan
teori ilmu dakwah. Dan apabila teori-teori metodologis dakwah sebagai
contohnya maka kajian psikologi objek dakwah merupakan acuan dimana
metode dakwah diterapkan.
c. Begitu pula dengan kajian psikologi dakwah, kita bias memprediksikan,
arah atau kecenderungan psikologi massa. Sehingga dapat pula sebagai
awal kita mengadakan kontrol terhadap kecenderungan tersebut. Sehingga
hal-hal yang merugikan aktivitas dakwah dapat dihindari.

4. Aksiologi Psikologi Dakwah Perspektif Al Qur’an


Al Qur‟an diturunkan di dunia ini sebagai alat untuk mencapai tujuan yang
lebih tinggi dan lebih umum dari sekadar tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri atau
tujuan mencari keuntungan individual atau keuntungan golongan, karena kehidupan
manusia ini tidak tebatas dengan adanya planey bumi ini, juga tidak terbatas umur
yang terbatas, yang dilalui oleh kehidupan pribadipribadi dan kelompok atau
golongan untuk masa yang terbatas (Ali Abdul Azhim, 1989:32).
Mengembangkan ilmu merupakan amal. Amal dalam Islam merupakan
ibadah, selama tidak ada dosa dan riya‟. Akan tetapi kebanyakan manusia beramal,
untuk dunia saja, karena ingin menikmati kenikmatan dunia yang lama mengikuti
hawa nafsunya, akan tetapi melalaikan kepentingan akhirat. Adapun orang beriman
berbuat untuk keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat. Allah berfirman:
َ ‫َو ِم ۡنهُم َّمن يَقُو ُل َربَّنَٓا َءاتِنَا فِي ٱل ُّد ۡنيَا َح َسن َٗة َوفِي ٱأۡل ٓ ِخ َر ِة َح َسن َٗة َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب ٱلن‬
٢٠١ ‫ار‬
201. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"

Dari sini kita dapat melihat bahwa menuntut ilmu pengetahuan dalam Islam bertujuan
untuk mencapai kebaikan yakni dunia dan akhirat. Dengan ilmu itu diharapkan akan
terealisasi keseimbangan kepribadian manusia dalam citranya yang hakiki dan sempurna,
seperti yang tercermin dalam pribadi Rasulullullah saw. Dimana pada dirinya terdapat
keseimbangan kekuatan spiritual yang mendalam dan kekuatan fisiknya yang tangguh.
Maka jelaslah bahwa tujuan terbesar menuntut ilmu pengetahuan dalam Islam ialah lebih
dekat dengan Allah, karena Dia Zat Yang Maha Tinggi sebagai sumber kebenaran,
kebaikan, dan ketulusan. Sehingga seorang muslim dalam segala aktivitas keilmuannya
harus mengarah dan hijrah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Psikologi Dakwah merupakan ilmu yang mengkaji tentang gejala-gejala yang


berhubungan dengan Interaksi sosial kemasyarakatan antara da’i dan mad’u.
Dalam hal ini mengkaji perilaku, sikap dan reaksi dari da’i dan mad’u.

2. Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu yang lain sebagaimana yang dipaparkan
di makalah kami bahwa psikologi dakwah memiliki hubungan erat dengan ilmu-
ilmu lain, seperti ilmu komunikasi, ilmu sosiologi, psiologi sosial, dan psikologi
agama. Semuanya bergerak diwilayah interaksi sosial, cara berkomunikasi dengan
baik, dan hungungan dengan orang lain.

3. Landasan keilmuan psiklogi dakwah yaitu berdasar pada beberapa aspek yaitu
Dasar Filosofis (Ontologi), Dasar Epistemologi, Dasar Aksiologi, Aksiologi
Psikologi Dakwah Perspektif Al Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA

putriap13.blogspot.comhttp://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6868/1/Buku
%20Psikologi%20Dakwah%20Pak%20Agus%20Hermawan%2CM.pdf/2015/12

https://jeniabdillah.wordpress.com/2010/05/18/psikologi-dakwah/

http://sunnahzam.blogspot.co.id/2012/05/psikologi-dakwah.html

Anda mungkin juga menyukai