OLEH :
DARING 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. karena dengan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Sosial dengan judul makalah “Peranan Sekolah Terhadap Perkembangan
Sosial Anak”.
Penulis
Kelompok X
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan anak dalam lingkungan sekolah ?
2. Apa peranan sekolah terhadap perkembangan sosial anak ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata sekolah berasal dari bahasa latin; skhole, scola, scolae atau schola
yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika itu skolah
adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan
utama mereka, yaitu bermain dan mengahbiskan waktu untuk menikmati masa
anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari
cara berhitumg, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi
pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-
anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk
menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di sekolah.
Saat ini kata sekolah berubah arti menjadi; merupakan bangunan atau
lemabaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima atau memberi
pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Jumlah wakil ketua
kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya.
Bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia
dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Karena ketersediaan sarana dalam
suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksanya proses pendidikan.
2
2. Jenis-Jenis Sekolah
Sekolah menurut jenisnya terbagi beberapa jenis yaitu; sekolah
konvensional, sekolah terbuka, sekolah kejar paket, dan sekolah rumah dan
alternatif.
a) Sekolah Konvensional
Sekolah konvensional yakni sekolah yang kita kenal selama ini. Ada
wujud gedung yang dibangun khusus untuk keperluan penyelenggaraan
pendidikan. Siswa dari jenis sekolah ini biasanya masuk pada jam-jam
tertentu dan telah ditetapkan oleh pihak pengelola sekolah. Siswa
diarahkan masuk kelas masing-masing untuk melaksanakan
pembelajaran dan kemudian pulang ke rumah masing-masing setelah
mendapat pemebelajaran sesuai jam yang telah ditentukan. Namun,
adapula sekolah jenis ini yang siswanya di asramakan, misalnya
sekolah-sekolah di lingkungan pondok pesantren. Hingga saat ini,
sekolah konvensional seprti halnya SD/MI, SMP/MTs,
SMU/SMA/MA yang dikemas dalam satu unit lingkungan sekolah,
dinilai sebagai bentuk sekolah yang paling ideal oleh sebagian
pemerhatin sekolah.
b) Sekolah Kejar Paket
Kelompok belajar dan kejar paket adalah jalur pendidikan non-formal
yang difasilitasi oleh pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak
melalui jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar di sekolah yang
berbasis kurikulum non-pemerintah seperti Cambridge dan IB
(International Baccalureate). Kegiatan belajar fleksibel, maksudnya
tidak belajar seminggu penuh, hanya dengan pertemuan tiga kali dalam
seminggu.
c) Sekolah Rumah dan Sekolah Alternatif
Yang termasuk dalam sekolah jenis ini adalah lembaga-lembaga kursus
atau bimbingan belajar untuk bidang tertentu saja. Kursus adalah
lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan non-
formal.
3
B. Sifat, Fungsi, Dan Peranan Lembaga Pendidikan Sekolah
4
Yussen, sekolah dilukiskan sebagai masyarakat kecil bagi anak yang memiliki budaya,
norma dan aturan, serta tuntutan-tuntutan tertentu. Dengan demikian sekolah
mendefinisikan dan membatasi prilaku, perasaan, dan sikap anak.
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka
sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah
laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Sementara dalam perkembangan
kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum, antara lain yaitu,
1. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan
antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
2. Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.
3. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara. Jelasnya bisa dikatakan bahwa sebagian besar
pembentukan kecerdasan (pengertian), sikap dan minat sebagai bagian dari
pembentukan kepribadian, dilaksanakan oleh sekolah. Kenyataan ini
menunjukkan, betapa penting dan besar pengaruh dari sekolah.
Anak itu mengalami suasana yang berbeda di sekolah. Ia bukan lagi anak
istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah
seorang di antara puluhan murid lainnya di dalam kelas. Dengan suasana kelas
demikian, anak itu melihat dirinya sebagai salah seorang di antara anak-anak
lainnya. Jadi di sekolah anak itu belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial yang baru yang memperluas keterampilan sosialnya. Ia juga berkenalan
5
dengan anak yang berbagai ragam latar belakang dan belajar untuk menjalankan
peranannya dalam struktur sosial yang dihadapinya di sekolah.
Dalam lingkungan sekolah juga terdapat struktur dan iklim kelas. Yang
dimaksud struktur kelas ialah sebagai pola-pola hubungan yang dikembangkan
dalam proses interaksi aktifitas kelas. Sedangkan, iklim kelas menyangkut suasana
emosional yang berkembang dan dialami oleh anggota kelas, khusunya anak, di
saat kegiatan kelas berlangsung.
6
D. Peranan Sekolah Terhadap Perkembangan Sosial Anak
Interaksi sosial itu terjadi sejak manusia lahir di dunia. Hal ini erat kaitannya
dengan naluri manusia untuk selalu hidup bersama orang lain dan ingin bersatu
dengan lingkungan sosialnya.
Sekolah harus hadir sebagai sarana yang dapat mengarahkan peserta didik
agar dapat bersosialisasi dengan orang di luar dirinya secara tepat dan benar. Ada
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap interaksi sosial. Pertama, imitasi.
7
Imitasi adalah tindakan sosial yang meniru sikap, tindakan atau penampilan fisik
seseorang secara berlebihan sebagai suatu proses. Adakalanya imitasi berdampak
positif, apabila yang ditiru tersebut adalah individu-individu yang baik. Imitasi
juga bisa berdampak negatif, apabila yang ditiru itu adalah individu-individu yang
karakternya berlawanan. Kedua, sugesti, adalah pemberian pengaruh atau
pandangan dari satu pihak ke pihak yang lain. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi
tergerak mengikuti pengaruh/pandangan itu.
8
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Akan tetapi, komunikasi
dapat efektif apabila pesan yang disampaikan, ditafsirkan sama oleh pihak
penerima pesan tersebut.
Dari uraian di atas, maka sekolah sebenarnya mempunyai peran yang sangat
penting dalam kehidupan sosial peserta didiknya; karena di sana seseorang akan
mempelajari hal baru yang tidak diajarkan dalam keluarga. Sekolah tidak saja
mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan mempengaruhi
perkembangan intelektual anak, tetapi juga mempengaruhi hal lain seperti
kemandirian, tanggung jawab, dan tata tertib. Robert Dreeben berpendapat bahwa
di sekolah seorang anak harus belajar mandiri. Apabila di rumah seorang anak
mengharapkan bantuan orang tuanya dalam melakukan berbagai pekerjaan, maka
di sekolah sebagian besar tugas harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa
tanggung jawab.
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Muryati, Kun, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2007.
https://allberstukwata.blogspot.com-sekolahdalamperkembangansosialsiswa
https://wikipedia.org-Sekolah
https://www.sabah.edu.my-SejarahSekolah
https://ramliberbagiilmu.blogspot.com-perkembangananakdisekolah
11