Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“MENGIDENTIFIKASI KONSEP SEKOLAH IDEAL”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH

MATA KULIAH INOVASI DAN PENGEMBANGAN


PROGRAM SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU
Dr. Suhaimi, M. Pd

DISUSUN OLEH

KELAS 7D PGSD KELOMPOK 2

NAMA NIM

Annisa Hasanah 2010125220052


Lisa Ariani 2010125120019
Norhidayah 2010125220036
Sartika 2010125220032
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini dapat selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah
ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................ 3
A. Pengertian Konsep Sekolah Ideal......................................... 3
B. Ciri-Ciri Sekolah Ideal.......................................................... 7
C. Cara Mencari Sekolah Ideal.................................................. 8
D. Tujuan Mewujudkan Sekolah Ideal...................................... 12
E. Kriteria Menuju Sekolah Ideal.............................................. 13

BAB III PENUTUP......................................................................... 18

A. Simpulan............................................................................... 18
B. Saran..................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga yang tidak akan punah sepanjang
hayat. Selama peradaban manusia terus berkembang, segala upaya
dilakukan pakar dan pelaku pendidikan untuk terus berinovasi
dalam pembelajaran. Sebagai penunjang keberlangsungan lembaga
sekolah yang ideal, berbagai strategi dan model pembelajaran hasil
pemikiran para intelektual terdahulu terus disepurnakan.
Perkembangan siswa yang dinamis mengikuti majunya zaman,
membuat sekolah harus lebih cerdas mencukupi kebutuhan peserta
didik. Pemerintah terus menciptakan program baru untuk
memfasilitasi dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi
masyarakat.
Keberadaan sekolah menjadi unsur penting bagi kehidupan.
Beragam pilihan jenis sekolah, membuktikan bahwa kesadaran
masyarakat pada pendidikan sangat tinggi. Dari sekolah negeri dan
swasta yang menggunakan, ada juga sekolah alam yang lebih
menyatu dengan alam bahkan belajar tanpa sekat ruang. Sekolah
madrasah berbasis agama yang terpusat pada materi keagamaan.
Sekolah internasional mempunyai berbagai pilihan ekstrakulikuler
lengkap untuk memfasilitasi siswanya. Menggunakan bahasa asing
sebagai pengantar pembelajaran. Semua kualitas yang ditawarkan
oleh sekolah internasional sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.
Ada pula jenis sekolah homeschooling yang mulai diminati
kalangan menegah ke atas sebagai alternatif pendidikan bagi putra
putrinya. Perbedaan konsep pada sekolah tersebut memiliki
keunggulan masing masing tapi mempunyai tujuan yang sama
dalam mencerdaskan anak bangsa.
Gambaran sekolah ideal yang dapat menunjang proses
pendidikan seperti keinginan masyarakat dalam menjawab
tantangan zaman, adalah gabungan dari semua konsep sekolah
yang ada. Kualitas yang diberikan oleh sekolah internasional, yang
memberi ruang bagi kreatifitas siswa untuk menyalurkan bakat dan
hobinya. Memaksimalkan kemampuan siswa agar fokus pada
kelebihan yang dimiliki tanpa menghilangkan kompetensi
keilmuan dasar.

1
Jika ada konsep berpikir bahwa guru adalah orang yang tau
segalanya, dan siswa hanya menerima informasi, maka di sekolah
ideal, guru dan siswa akan bersama sama mencari tau, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi ilmu
pengetahuan. Bahkan dapat menciptakan pengetahuan baru yang
akan dikembangkan dalam kehidupan. Menyiapkan generasi
penerus yang siap menghadapi kemajuan zaman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah berikut ini.
1. Apa yang dimaksud dengan konsep sekolah ideal?
2. Apa ciri-ciri sekolah ideal?
3. Bagaimana mencari sekolah ideal?
4. Tujuan mewujudkan sekolah ideal?
5. Apa saja kriteria menuju sekolah ideal?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memahami hal-hal berikut ini.
1. Mengetahui apa itu konsep sekolah ideal.
2. Mengetahui ciri-ciri sekolah ideal ideal.
3. Mengetahui bagaimana mencari sekolah ideal.
4. Mengetahui tujuan mewujudkan sekolah ideal.
5. Mengetahui kriteria menuju sekolah ideal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Sekolah Ideal


1. Sekolah
Belajar merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dari
perjalanan kehidupan manusia. Bahkan, hidup itu sendiri adalah
sebuah proses belajar yang berjalan terus-menerus. Sekolah
merupakan salah satu sarana agar proses belajar tersebut bisa
berlangsung dengan lebih baik dan terarah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekolah
adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat menerima dan memberi pelajaran. Selain itu, sekolah juga
bisa diartikan sebagai lembaga pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang didirikan oleh negara ataupun swasta dengan tujuan
memberikan pengajaran, mengelola, dan mendidik muridnya
melalui bimbingan para guru/pendidik.
Sekolah secara umum memiliki fungsi untuk memberikan
pengajaran kepada para murid/peserta didik agar kelak menjadi
individu yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya.
Fungsi umum tersebut dapat diuraikan dalam beberapa fungsi yang
lebih khusus, yaitu:
a. Membekali peserta didik dengan keterampilan dasar membaca,
menulis, dan berhitung serta keterampilan hidup lainnya.
b. Mendukung dan mengoptimalkan potensi anak.
c. Menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas.
d. Membentuk peradaban yang lebih baik.

2. Konsep Sekolah Ideal


Sekolah adalah tempat di mana anak-anak menghabiskan
waktu kurang lebih antara 5 - 9 jam dalam seharinya. Dalam waktu

3
yang sekian banyak ini, pastilah sekolah berperan besar dalam
membentuk karakter anak dan mengembangkan kemampuan
mereka, baik dalam hal intelektual maupun kemampuan sosialnya.
Sekolah menjadi salah satu pilar penting, selain orangtua
(keluarga), masyarakat, dan pemerintah, dalam menyiapkan anak-
anak menjadi pemimpin yang tangguh di masa depan.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk membuat
sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi murid-muridnya.
Sebagai rumah ke dua, sekolah harus mampu membuat murid-
murid yang bersekolah merasa seperti di rumah sendiri. Tempat di
mana murid-murid menemukan keluarga yang menyenangkan,
sekaligus tempat menimba ilmu yang berkualitas.
Masalahnya sekarang, menciptakan sekolah yang ideal seperti
ini tentu tidaklah mudah. Apalagi tanpa dukungan dari berbagai
pihak yang terlibat, tentu sangat sulit mewujudkannya. Salah satu
pihak yang memainkan peran penting di dalam mewujudkan
sekolah yang ideal adalah Guru. Di tangan gurulah, sukses atau
tidaknya sebuah sekolah akan terwujud.
Kita bisa menemui beberapa kesalahan yang sering dilakukan
guru di sekolah. Hal ini sering menimbulkan rasa tidak enak bagi
murid, sehingga kemudian akan membuat murid tidak menyukai
dan menghormati guru. Pertama, guru-guru sudah biasa melabeli
(mencap) murid-murid. Misalnya, si A itu malas, si B itu nakal,
dan lain sebagainya. Tradisi labeling ini membuat citra diri anak
rusak. Cap atau labeling seperti ini akan membuat anak
mempersepsi dirinya persis seperti label yang diterakan pada
dirinya. Seharusnya guru selalu berusaha mengambil sisi positif
dari muridnya, kemudian mengembangkannya, sembari berusaha
meperbaiki kekurangan murid, tanpa harus merendahkan si murid.
Masalah kedua adalah membandingkan murid-murid.
Membandingkan di sini dalam artian guru menilai rendah
muridnya dibandingkan dengan murid yang lain. Misalnya guru
mengatakan "Kamu itu pemahamannya sangat lambat, coba seperti
si A, dia lebih cepat paham". Dengan membandingkan seperti ini
bisa membuat murid tersebut merasa dirinya rendah dan bisa jadi
menyebabkan dia tidak berkeinginan untuk sekolah jika setiap hari
yang ia dengar dari gurunya di sekolah hanyalah kata-kata
pembanding tersebut. Seharusnya, guru bisa menciptakan sekolah
yang menyenangkan bagi siswa, agar bisa terciptanya sekolah
ideal. Menurut Nada Rahman (2021), ada beberapa langkah yang

4
dapat dilakukan untuk menciptakan sekolah yang menyenangkan
bagi siswa adalah sebagai berikut.
1) Menciptakan dekorasi ruangan yang berbeda.
Menciptakan ruang kelas terlihat ceria dengan memberikan
berbagai hiasan pada dinding kelas. Selain sebagai dekorasi.
hiasan dinding ini juga bermanfaat untuk membantu proses
pembelajaran. Misalnya, menempelkan berbagai gambar hewan
atau tumbuhan pada dinding kelas, dan dekorasi lainnya yang
berhubungan dengan pembelajaran. Selain itu, posisi duduk
peserta didik di sekolah biasanya sama, yaitu guru di depan dan
kursi peserta didik disusun berjajar membentuk persegi. Metode
ini dikaji sebagai metode yang tidak efektif, karena proses
belajar terjadi hanya satu arah (guru menyampaikan dan peserta
didik mendengarkan). Agar suasana kelas lebih menyenangkan,
cobalah susun ulang ruang kelas seperti posisi meja dan kursi
yang melingkar. Jadi posisi guru berada di tengah-tengah
peserta didik sehingga peserta didik dapat melihat guru dengan
lebih baik.
2) Perbanyak interaksi memancing ide anak.
Perhatian penuh juga bisa didapatkan dari memancing
pendapat, diskusi atau debat argumen antara peserta didik dan
guru. Memang tidak semua peserta didik bisa dengan leluasa
mengeluarkan ide mereka. Nah di sinilah peran guru untuk
percaya pada kemampuan masing-masing peserta didik dan
pacu mereka untuk berani berpendapat, serta menghargai
apapun yang mereka ungkapkan, Cara ini dapat melatih peserta
didik untuk belajar mendengarkan orang lain. keberanian untuk
berbicara dan lebih terbuka pada perbedaan pendapat. Hal ini
sangat penting untuk mereka karena akan menjadi bekal saat
berinteraksi dengan orang lain, baik itu dengan teman, guru,
orang tua atau masyarakat pada umumnya.
3) Manfaatkan beragam media.
Guru bisa memanfaatkan berbagai media untuk
membantunya mengajar, misalnya seperti menggunakan boneka
peraga saat ingin mengajar dengan cara mendongeng.
4) Cara mengajar.
Ingatlah bahwa anak-anak identik dengan bermain, karena
itulah guru bisa membuat suasana belajar seperti sedang
bermain. Suasana kelas yang menyenangkan, akan membuat
peserta didik menjadi lebih bersemangat setiap kali akan untuk
belajar.

5
5) Menyapa peserta didik dengan ramah dan bersemangat.
Menciptakan awal yang berkesan adalah penting karena
akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik,
menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih
hidup. Oleh karena itu selalu awali kegiatan pembelajaran
dengan memberikan sapaan hangat kepada peserta didik.
6) Menciptakan suasana rileks.
Ciptakanlah lingkungan yung rileks, yaitu dengan
menciptakan lingkungan yang nyaman. Oleh karena itu aturlah
posisi tempat duduk secara berkala sesuai keinginan peserta
didik.
7) Memotivasi peserta didik.
Motivasi adalah sebuah konsep utama dalam banyak teori
pembelajaran. Motivasi ini sangatlah dikaitkan dengan
dorongan, perhatian, kecemasan dan umpan balik ataupun
penguatan. Adanya dorongan dalam diri individu untuk belajar
bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa
saja karena rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus
model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang
baik dari diri peserta didik yang akan belajar.
8) Menggunakan teknologi.
Penggunaan teknologi dapat membantu guru menciptakan
suasana aktif dan segar di dalam kelas. Gunakan laptop, internet
dan proyektor untuk mengubah materi pelajaran teks ke dalam
audio visual yaitu bisa dengan memperlihatkan video sesuai
dengan materi yang sedang disampaikan. Dengan penyajian
yang baik dan menarik, fokus anak akan lebih terarah pada
materi yang disampaikan.
9) Berikan perhatian yang sama pada semua anak.
Terkadang guru akan lebih cenderung memerhatikan
peserta didik yang pintar dan aktif di kelas. Peserta didik yang
diam saja di kelas biasanya akan kesulitan untuk mendapatkan
kesempatan untuk menuangkan ide ataupun mengaktualisasikan
dirinya di kelas. Sebagai seorang guru, sebenarnya sudah
menjadi tugasnya untuk menemukan benih-benih unggul yang
ada di dalam diri masing-masing peserta didik. Percayalah
bahwa setiap anak mempunyai talenta dan potensinya yang
berbeda-beda. Dengan begitu, peserta didik akan merasa
memiliki kesempatan untuk membuktikan dirinya serta
membuat kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan.

6
Menurut Rasyid (2021), sekolah ideal merupakan sekolah
yang mampu mengaktualisasikan potensi siswa secara holistik
sehingga membuat siswa-siswanya merasa sejahtera, karena
kesejahteraan siswa mempengaruhi hampir seluruh aspek bagi
optimalisasi fungsi siswa di sekolah (Frost, 2010). Siswa merasa
sejahtera ketika mereka merasa aman, nyaman, bahagia dan sehat
ketika di sekolah dan mampu menimbulkan semangat mereka
untuk belajar.
Jadi, dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa sekolah ideal adalah sekolah yang mampu membuat anak
antusias dan senang atau semangat untuk bersekolah.

B. Ciri-ciri Sekolah Ideal


Mulyasa (2013) dalam Suhardi (2022) mengungkapkan untuk
bisa mencapai sekolah ideal, diperlukannya kepala sekolah ideal
yang mempunyai ciri-ciri khusus di antaranya sebagai berikut:
1. Melimpahkan wewenang. Seorang kepala sekolah tidak harus
membuat keputusan sendiri dalam segala hal, namun ada
beberapa yang lebih baik diputuskan sendiri. kemudian sisanya
diserahkan wewenangnya kepada kelompok-kelompok yang
ada di bawah pengawasannya.
2. Merangsang kreativitas. Perubahan dalam lembaga pendidikan
tidak harus berasal dari pemimpin, sebab kemampuan
pemimpin terbatas. Oleh karena itu pemimpin justru perlu
merangsang kreativitas di kalangan orang-orang yang
dipimpinnya guna menciptakan hal baru yang menghasilkan
kinerja bermutu.
3. Memberi semangat dan motivasi. Melakukan pembaharuan dan
inovasi merupakan cara akurat meningkatkan mutu lembaga
pendidikan. Jika ada beberapa anggota yang mulai kendor
bekerja, bahkan terkadang melalaikan tugasnya, maka
pemimpin berkewajiban memberikan semangat dan
memotivasi bawahannya.
4. Membicarakan persaingan. Jika membahas tentang mutu, maka
akan terlintas adanya mutu tinggi dan mutu rendah. Kemudian
melakukan perbandingan dengan lembaga pendidikan lain.
Tampaknya ketika melalukan analisis persaingan
membutuhkan perencanaan yang matang, awal, dengan

7
memanfaatkan kekuatan, kelemahan, peluang. dan ancaman.
Atau lebih dikenal dengan analisis SWOT.
Adapun ciri-ciri sekolah ideal untuk anak-anak yaitu sebagai
berikut.
1) Memperhatikan Tahap Perkembangan Anak
Dalam penyusunan kurikulumnya, sekolah yang baik
senantiasa mempertimbangkan tahap perkembangan anak usia
sekolah, baik dari aspek fisik, kognitif, bahasa, maupun sosial-
emosional.
2) Memenuhi Kebutuhan Psikologis Anak
Anak-anak memiliki kebutuhan psikologis yang harus
mampu dipenuhi oleh lingkungan keluarga dan sekolahnya.
Sekolah harus memberikan kesempatan kepada setiap anak
untuk menampilkan kemampuannya sehingga kebutuhan anak
untuk merasa mampu dapat terpenuhi.
3) Menghargai Keunikan Setiap Anak
Di sekolah yang ideal, cara pengajaran untuk tiap anak bisa
berlainan karena setiap anak adalah unik. Contohnya, guru akan
menjelaskan pelajaran dengan metode berbeda untuk anak yang
memiliki gaya belajar visual dengan yang bergaya kinestetik.
4) Mendukung Bakat dan Minat Anak.
Sekolah yang baik memahami bahwa setiap anak memiliki
bakat dan minat yang berbeda sehingga anak tidak harus
menguasai semua mata pelajaran. Guru akan lebih fokus pada
hal-hal yang diminati oleh anak dan mengembangkannya.
5) Membantu Orang Tua Mencapai Tujuan Pendidikan Anak.
Setiap orang tua tentu memiliki tujuan pendidikan yang
berbeda untuk putra-putrinya. Misalnya, jika orang tua ingin
anaknya bisa mandiri, sekolah yang baik akan membantu dalam
mencapai tujuan tersebut dengan memberikan tugas-tugas yang
melatih kemandirian anak.

C. Cara Mencari Sekolah Ideal


Tentunya orang tua berharap sekolah yang dipilih akan
mampu menjadi tempat mengembangkan kemampuan anak secara
optimal. Hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Libatkan Anak Ketika Memilih Sekolah
Seharusnya selalu disadari dan dipahami oleh orang tua,
bahwa yang nantinya sekolah adalah anak, bukan mereka. Maka,
melibatkan anak dalam memilih sekolah merupakan langkah
penting, meskipun usia prasekolah. Orang tua jangan menganggap

8
remeh kemampuan anak, karena pada saat usia prasekolah anak
mengalami perkembangan fisik dan mental yang sangat pesat.
Dalam buku "Magic Trees of Mind", Marianne Diamond
menggambarkan, perkembangan kemampuan matematika dan
intelegensia ruang pada anak diperkirakan dimulai pada usia satu
tahun. Kemampuan bahasa anak malah sudah dimulai sejak masih
dalam kandungan. Ini berarti, daya nalar dan logika anak pada saat
akan memasuki sekolah dasar (6 tahun) sudah berkembang dengan
baik.
Tinggal bagaimana orang tua merangsang kemampuan
anaknya. Kondisikan agar proses mencari sekolah dasar tidak
menjadi beban berat bagi si anak melainkan menjadi proses belajar
yang menyenangkan. Bagaimana jika ternyata pilihan anak jatuh
pada sekolah yang menurut orangtua kurang sesuai? Di sinilah
peran orang tua diperlukan.
Pada saat orang tua telah membuat pilihan sekolah mana yang
akan dimasuki anak nanti, buatlah kesepakatan sukarela dengan
anak bahwa sekolah yang akan dimasuki adalah murni pilihan
anak. Dengan demikian anak akan merasa bangga karena diberi
kesempatan melakukan hal yang penting. Di sisi lain anak akan
lebih bertanggung jawab karena merasa sekolah yang dimasukinya
adalah pilihannya sendiri.
2. Ketahuilah Visi Dan Misinya.
Banyak ahli yang mengingatkan tentang pentingnya aspek visi
dan misi pendidikan yang disandang suatu sekolah. Sekolah yang
memiliki kualitas baik tentu saja memiliki visi dan misi yang jelas,
terukur dan realistis. Untuk dapat mengetahui visi-misi sekolah
yang diinginkan, dapat dilihat di buku profil, brosur, papan nama
atau media publikasi yang digunakan oleh sekolah tersebut. Dari
visi dan misi yang dipaparkan dapat terlihat bagaimana orientasi
tujuan dan profil output yang akan dihasilkan.
Pernyataan visi dan misi ini dapat dipotret dari beberapa
aspek, antara lain aspek keagamaan, akademis, mental, perilaku,
kecakapan hidup, kemandirian dan kewirausahaan. Orang tua saat
ini masih memandang aspek akademis menjadi pertimbangan
pertama dalam memilih sekolah. Maka, tidak heran jika banyak
orang tua yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan
sekolah dengan prestasi akademik tinggi.
Pihak sekolah pun akan melakukan seleksi ketat terhadap
calon siswanya. Hanya siswa yang memiliki IQ tinggi yang dapat
diterima di sekolah yang bersangkutan. Dari kasus ini, jelas terlihat

9
bahwa sebenarnya yang unggul sekolah atau siswanya. Sangat
masuk logika, jika sekolah yang hanya menerima input baik-baik
saja, kemudian out putnya juga baik. Karena jika suatu masyarakat
tidak mengakui dan menerima lulusan suatu sekolah, maka sekolah
tersebut akan gulung tikar jika tidak memperbaiki diri.
Oleh sebab itu, orang tua seharusnya tidak lagi terjebak pada
istilah-istilah sekolah favourit, unggulan, plus dan lain-lain.
Padahal yang dikembangkan hanya pada aspek kognitif saja atau
academic minded. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu
menggali, mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh potensi
anak.
3. Porsi Pendidikan Agama.
Di era sekarang ini, dimana banyak kasus yang menimpa
generasi penerus kita termasuk dalam hal ini para pelajar, mulai
dari kasus tawuran, narkotika, pergaulan bebas dan perbuatan
menuyimpang lainnya, maka peran pendidikan agama menjadi
sangat signifikan terutama dalam membentuk karakter dan perilaku
siswa.
Pendidikan moral tertinggi terletak di dalam doktrin-doktrin
agama yang diyakini seseorang. Melalui pendidikan agama yang
cukup, diharapkan para peserta didik akan muncul kesadaran dan
pemahaman yang benar mengenai tugas, peran dan tanggung
jawabnya sebagai hamba Tuhan, anak, siswa dan anggota
masyarakat. Sebagai implementasinya, anak mampu menghargai
orang lain dengan segala perbedaan serta mampu memilah dan
memilih kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan tidak.
4. Profil Pendidik.
Keberhasilan dari proses dan hasil output pendidikan tidak
dapat dilepaskan dari andil guru. Boleh dikatakan guru sebagai
ujung tombak pendidikan untuk mencetak dan mengkader generasi
penerus yang didambakan. Apalah artinya kurikulum yang ideal
jika tidak didukung oleh pelaksananya, yaitu sumber daya manusia
yang cakap.
Maka tidak heran, jika pemerintah terus-menerus berusaha
meningkatkan kompetensi guru melalui berbagai program, mulai
dari penataran-penataran, beasiswa pendidikan dan sertifikasi guru.
Raka Joni mengemukakan adanya tiga dimensi umum yang
menjadi kompetensi tenaga kependidikan, antara lain:
a. Kompetensi personal atau pribadi, maksudnya seorang guru
harus memiliki kepribadian yang mantap yang patut diteladani.
Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang

10
pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani.
b. kompetensi profesional, maksudnya seorang guru harus
memiliki pengetahuan yang luas, mendalam dari bidang studi
yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode
mengajar di dalam proses belajar mengajar yang
diselenggarakannya.
c. Kompetensi kemasyarakatan, artinya seorang guru harus
mampu berkomunikasi baik dengan siswa, sesama guru,
maupun masyarakat luas. Mungkin secara sederhana, ketika kita
mengamati profil guru sebuah sekolah, bisa dilihat dari riwayat
pendidikan, pengalaman mengajar, prestasi, penampilan, sikap
dan gaya mengajar apabila dimungkinkan.
5. Sarana dan prasarana
Komponen pendidikan yang tidak kalah pentingnya adalah
sarana dan prasarana yang mendukung. Mulai dari bangunan fisik,
ruang kelas, taman, perpustakaan, laboratorium, sarana olah raga
dan kesenian, arena bermain, kantin, perlengkapan kelas, sampai
dengan alat peraga edukasi yang dimiliki. Seiring dengan
kemajuan bidang informasi dan teknologi, nampaknya bukan hal
yang baru sebuah sekolah memiliki fasilitas akses jaringan internet
dan website sendiri, dimana setiap stake holders dapat berinteraksi
dan berkomunikasi di dunia maya.
Dengan didukung sarana dan prasarana yang baik, diharapkan
semua peserta didik dapat belajar secara nyaman dan betah.
Sekolah diibaratkan sebagai rumah kedua bagi anak-anak, sehingga
sekolah yang baik mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan
siswa.
6. Biaya pendidikan.
Kemungkinan bagi sebagian kalangan, faktor biaya ini
menjadi pertimbangan paling utama dalam memutuskan sekolah
yang dipilih, terutama bagi masyarakat yang secara ekonomi kelas
menengah ke bawah. Biaya pendidikan yang ditarik pihak sekolah
secara umum terdiri iuran SPP, bantuan pembangunan/gedung,
seragam, buku, praktikum dan kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah-
sekolah yang dianggap favourit, unggul maupun plus biasanya juga
akan memasang biaya pendidikan yang tidak murah.
Hal ini berkaitan dengan fasilitas pembelajaran dan program-
program unggulan yang ditawarkan. Namun yang perlu diingat
bahwa, tingginya biaya pendidikan yang diterapkan pihak sekolah
hendaknya diikuti juga dengan pelayanan pendidikan yang

11
berkualitas. Oleh karena itu, sebelum menentukan pilihan sekolah,
orang tua diharapkan sudah mampu mengukur kemampuan secara
ekonomi tentang biaya pendidikan yang harus dikeluarkan
termasuk anggaran lain di luar program sekolah, seperti uang saku,
transportasi, perlengkapan sekolah dan lain-lain.
7. Ketertiban dan kebersihan sekolah
Kondisi sekolah yang nyaman, teduh, tenang, tertib dan
lingkungan yang bersih tentu saja akan mendukung suasana proses
pembelajaran. Berbeda dengan suasana sekolah yang terkesan
kumuh, gersang, gaduh, penempatan perabot sekolah yang
semrawut, dan tidak ada kedisiplinan yang diterapkan, maka proses
belajar mengajar akan banyak terganggu dan kurang optimal
hasilnya. singkatnya siswa di sekolah harus merasa senang dan
betah seperti ketika berada di rumahnya sendiri (feels like second
home)

D. Tujuan Mewujudkan Sekolah Ideal


Tujuan mewujudkan sekolah ideal meliputi:
a. Kualitas, Tujuan utama dari sekolah unggulan adalah untuk
meningkatkan kualitas sekolah. Ini adalah sebuah
metodologi,
b. Eksistensi, Mendirikan sekolah bukan untuk beberapa tahun
saja, tetapi untuk selamanya. Untuk bisa eksis tersebut
dibutuhkan blueprint yang jelas, aplikatif, dan duplicatif.
c. Reputasi, Sekolah unggulan atau di barat disebut dengan
Effective School, di Indonesia diperkirakan mulai familiar
sekitar tahun 90-an. Sekolah unggul didirikan dalam upaya
mengejar ketertinggalan HDI di tingkat Asia Tenggara dan
kekeringan motivasi di tingkat local,
d. Kompetisi, Di tengah menjamurnya lembaga pendidikan,
baik negeri ataupun swasta maka kompetisi semakin dinamis
dan kita tidak menampik itu. Jika kompetisi ini bisa kita
menangkan, maka otomatis kompetensi dapat kita raih
karena sekolah unggulan mengarah pada prestasi yang tinggi,
e. Percaya Diri, Dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat
akan menambah percaya diri dari sekolah. Menurut Miller
(1980), prestasi murid akan naik dan partisipasi masyarakat
bertambah jika kepala sekolah saling berkonsultasi dan
berorientasi secara geologis,

12
f. Inovasi, semi dan Full day school adalah salah satu lompatan
inovasi yang dilakukan oleh sekolah unggulan dalam rangka
menciptakan iklim yang positif,
g. Moralitas, Pendidikan karakter HOTS dan 4 pilar adalah ruh
kurikulum tematis untuk mencerdaskan murid dalam semua
aspek, termasuk aspek afektif. Dan tujuan moralitas ini yang
terus memompa cita-cita luhur para guru untuk membentuk
murid yang punya daya saing global, punya ketahanan
mental, dan punya semangat,
h. Bisnis, salah satu tugas penting kepala sekolah adalah
supervise dan mensejahterakan para guru. Oleh sebab itu,
sekolah unggul bukan hanya rutin dan wajib melaksanakan
kegiatan nasional, keagamaan, dan lain-lain. Tapi juga
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membantu
mensejahterakan semua komponen di sekolah, guru, staf,
wali murid, dan masyarakat sekitar sekolah. Di samping juga
untuk mandirikan sekolah dari sisi finansial.

E. Kriteria Menuju Sekolah Ideal


1. Standar Nasional Pendidikan
Di Indonesia, standar pendidikan dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Dalam PP ini disebutkan bahwa SNP adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar dimaksud
meliputi:
a. Standar kompetensis lulusan adalah kualifikasi kemampuan
lulusan
yangmencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
b. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang
dituangkan dalam cerita tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi bahan pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
c. Standar proses adalah SNP yang berkaitan langsung dan tidak
langsung dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapaistandar kompetensi lulusan.
d. Standar guru dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik dan mental, serta

13
pendidik dalam jabatan.Standar dan kualifikasi guru disajikan
dalam peraturan menteri pendidikannasional 16 tahun 2007 .
e. Standar sarana dan prasarana adalah SNP yang berkaitan
langsung dantidak langsung dengan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerjatempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain,yang
perlu untuk menunjang proses pembelajaran , termasuk
pengunaanteknologi informasi dan komunikasi.
f. Standar pengelolaan adalah SNP yang berkaitan langsung atau
tidaklangsung dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada satuan tingkat
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, ataunasional agar tercapai
efisiensi dan efektivitas penyelengaraan pendidikan.
g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen
dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku
selama satu tahun.
h. Standar penilaian pendidikan adalah berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar
peserta didik.Kedelapan standar itu merupakan acuan manajer
atau kepala sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.
Selain itu, standar pendidikan nasional dibuat untuk
mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan
kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan
global dalam rangka mengaktualisasikan visi, misi, fungsi, dan
tujuan pendidikan nasional serta strategi pembangunan
pendidikan nasional. Penyelengaraan pendidikan
bukanlahsekedar efisiensi manajerial, melainkan juga mencakup
pengelolaan kekuasaan, peningkatan substruktur melalui dan di
luar proses parlementer. Pihak-pihak yang berkompeten
menguji peraturan-peraturan kerjasama antara kelompok-
kelompokkepentingan partisipasi dengan cara merumuskan
hirarki dan aturan prosedural. Pada dasarnya, reformasi otonomi
manajemen akademik sekolah dimaksudkan untuk membangun
satu sistem organisasional yang baru di tingkatmikro, tanpa
mengubah makna dan filosofi pendidikan persekolah.
2. Sekolah yang Nyaman
Di banyak daerah masih ditemukan kekuatan eksekutif
yang memaksa kepala Sekolah dan guru agar tingkat kelulusan
ujian akhir nasional pada masing-masing Sekolah mencapai
persentase tertentu. Target persentase lulusan ini menjadi sah

14
jika mengunakan pendekatan pemberdayaan dan fasilitatif.
Realitasnya masih ditemukan banyak Sekolah dengan fasilitas
seadanya, namun komunitasnya dituntut mencapai prestasi
besar dalam hal jumlah dan mutu lulusan. Lalu, munculah
aneka rekayasa yang membawa institusi persekolahan ke dunia
seakan- akan, tidak menjadi institusi akademik yang
sesungguhnya. Praktik manajemen Sekolah dimaksudkan untuk
mencerdaskan bangsa demi menungkatkan harkat dan martabat
manusia, serta produktivitasnya. potensi produktivitas bangsa
yang meningkat diangap berhubungan secara langsung dengan
kemajuan pendidikan dan hasil pembelajaran yang dicapai.
Perbaikan mutu pendidikan menjadi obsesi sekaligus isu
universal di Negara manapun. Tidak ada satu bangsapun yang
akan berhenti bekerja karena memandang mutu pendidikannya
sudah baik dan kompetitif.
Format manajerial baru yang dikembangkan dan dipola
pada lembaga atau perusahaan komersial,diadopsi atau
setidaknya mewarnai proses manajemen di lingkungan sekolah.
Lingkungan Sekolah merupakan pemandangan langsung yang
dapat diamati oleh masyarakat sekitar dan dapat dirasakan
langsung oleh warga sekolah. Oleh karena itu, limgkungan
Sekolah perlu ditata dan dikelola dengan baik sehingga
masyarakat penguna merasa nyaman, aman, dan merasa betah
berada di dalamnya.
Secara umum lingkungan Sekolah yang menjadi pokok
perhatian masyarakatantara lain:
a. Keamanan
Aman terhadap pencurian, aman terhadap bahaya
kebakaran, aman terhadap barang/alat yang tertinggal
di sekolah.
b. Ketertiban
Ketertiban di Sekolah yang yang perlu mendapat
perhatian antara lain: adanya tata tertib sekolah,
diterapkannya tata tertib dengan sistem hadiah dan
ganjaran, dan laporan catatan persentasekehadiran.
c. Kebersihan
Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan
dambaan semua warga sekolah. Untuk itu, perlu
mendapat perhatian dalam hal ini adalah:
 jalan masuk, halaman, dan taman
 saluran air bersih dan kotor termasuk WC/toilet

15
 ruang kelas, kantin, laboratoriun, dan kantor
 tersedianya tempat sampah yang cukup
 terlibatnya semua unsur warga Sekolahdalam
menjagakebersihan
 lingkungan.
 adanya sistem pengelolaan limbah sederhana.
d. Keindahan
Keindahan yang menjadi perhatian warga Sekolah
secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu dalam
ruangan (interior) dan luar ruangan (eksterior)
e. Kekeluargaan
Kekeluargaan merupakan ikatan batin antar manusia
dalamlingkungan sekolah/ .
f. Kerindangan
Untuk membuat lingkungan menjadi asri maka harus
ada program penghijauan, pelaksanaan penanaman
pohon pelindung dan hasil yang dapatdirasakan warga
sekolah.
3. Fasilitas Ideal Sekolah
Dalam pengadaan fasilitas atau sarana dan prasarana
harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun
dengan memerhatikan skala prioritas yang dibutuhkan oleh
Sekolah dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan proses
pembelajaran.
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 3), dengan
bergairahnya belajar, anak didik tidak sukar untuk
mencapaitujuan pengajaran. "arena bukan pendidik yang
memaksa anak didik untuk mencapai tujuan, tetapi anak
didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan.
Alokasi sumber daya Sekolah sangat menentukan proses
pelaksanaan pendidikan di sekolah, disamping lingkungan
Sekolah yang menyenangkan, serta komitmen semua komunitas
Sekolah untuk menampilkan kinerja terbaiknya. Desentralisasi
pengelolan pendidikan dan manajemen pendidikan di tingkat
satuan pendidikan akan mempromosikan efisiensi, efektivitas,
dan akuntabilitas yang lebih besar pada pemerintah pusat dan
masyarakat. Hanya saja apakah semua ini akanmenghasilkan
keadilan, kualitas, dan efektivitas lebih besar, serta dapat
meningkatkan kualitas para lulusannya, sangat tergantung pada
prakondisi dan kondisi yang harus dipenuhi. Berikut ini

16
merupakan indikator dalam upaya penyediaan fasilitas
berdasarkan analisis kebutuhan:
a. Salah satu bentuk sember daya Sekolah adalah fasilitas yang
tersedia. Fasilitas dan peralatan merupakan faktor penentu
keberhasilandari sebuah sekolah/ .
b. Data analisis kebutuhan fasilitas meliputi: gedung, ruang,
perabotan, danalat.
c. Ketersediaan infrastruktur meliputi: lahan, air bersih, listrik,
jalan, alatkomunikasi,pagar batas lahan.
d. Ketersediaan gedung/ruangan: kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, pertemuan, kelas yang cukup memadai,
perpustakaan, uks, kantin, laboratorium, gudang, dan pos
jaga.
e. Ketersediaan perabot dan peralatan pada gedung/ruangan
sesuai dengan analisis kebutuhan.
f. Kelengkapan perpustakaan meliputi: perabotan, buku,
administrasi,katalog, dan kartu peminjaman.
g. Penataan faslitas sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
h. Keterlaksanaan perawatan dan perbaikan terhadap
infastruktur , gedung, perabot dan peralatan.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah ideal adalah sekolah yang mampu mengaktualisasikan
potensi siswa secara holistik sehingga membuat siswa-siswanya
merasa sejahtera, karena kesejahteraan siswa mempengaruhi hampir
seluruh aspek bagi optimalisasi fungsi siswa di sekolah. Siswa merasa
sejahtera ketika mereka merasa aman, nyaman, bahagia dan sehat
ketika di sekolah dan mampu menimbulkan semangat mereka untuk
belajar. Bisa dikatakan sekolah ideal adalah sekolah yang mampu
menjadi rumah kedua bagi siswa-siswanya.
Ciri-ciri sekolah ideal yaitu sekolah yang penyusunan
kurikulumnya memperhatikan tahap perkembangan anak, memenuhi
kebutuhan psikologis anak, menghargai keunikan setiap anak,
mendukung bakat dan minat anak, dan membantu orang tua mencapai
tujuan pendidikan anak. Hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk
anaknya dalam menentukan sekolah ideal bagi anak adalah dengan
cara melibatkan anak dalam memilih sekolah yang di inginkan dan
dengan melihat dari segi hal lainnya seperti visi misi sekolah, profil
sekolah, biaya pendidikan, kebersihan dan ketertiban sekolah, serta
sarana dan prasarana yang ada.
Tujuan mewujudkan sekolah ideal meliputi:
a. Kualitas
b. Eksistensi
c. Reputasi
d. Kompetisi
e. Percaya diri
f. Inovasi
g. Moralitas
h. Bisnis
Kriteria menuju sekolah ideal

18
1. Standar Nasional Pendidikan
2. Sekolah yang Nyaman
3. Fasilitas ideal sekolah

B. Saran
Dengan membaca makalah ini baik pembaca maupun penulis
diharapkan dapat mengambil manfaat tentang materi ini dan
diharapkan dapat diterapkan dalam pendidikan agar dapat berjalan
dengan baik. Penulis merasa makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah; Aswan Zain.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Frost. (2010). The Effectiveness of Student Wellbeing Program and
Service. Melbourne: Victorian Auditor-General's Report
Muyasa. (2013). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara
Nada Rahman, A. A. (2021). Praktik Gerakan Sekolah
Menyenangkan. Yogyakarta : UAD Press.
Rasyid, A. (2021). Konsep dan Urgensi Penerapan School Well-Being
pada Dunia Pendidikan. Jurnal Basecedu, 5 (1): 376-382.
Suhardi, dkk. (2022). Managemen Kepemimpinan Pendidikan
Kontemporer. Jakarta: PT Publica Indonesia Utama.

20

Anda mungkin juga menyukai