Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KARAKTERISTIK SISWA DENGAN PENDEKATAN KONSELI


DISEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Pada Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Menengah

Disusun oleh kelompok 2 :

Noval Alwi (2002020007)


Dwita Oktavia (2002020015)
Hafifah (2002020009)
Novi pebrianti (2102020046)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDISIKAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB BANJARMASIN
TAHUN 2021

0
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat,Inayah,Taufik dan Hidayahnya lah saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan dalam bimbingan dan konseling disekolah menengah,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam dunia pendidikan maupun profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu dalam menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya,sehingga saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangannya dikarenakan pengalaman yang
saya miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah
ini.

Banjarmasin, September 2021

Kelompok 2

1
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang......................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 5

C. Tujuan Makalah....................................................................................................... 5

D. Manfaat Penulisan Makalah.................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Perilaku (Karakter)................................................................................ 6

B. Ciri-Ciri Perilaku Siswa SMP.................................................................................. 7

C. Faktor Penyimpangan Perilaku Siswa SMP............................................................ 8

BAB III PEMBAHASAN

A. Karakteristik Peserta Didik Di Sekolah Menengah Pertama................................... 10

B. Pola Penyimpangan Perilaku Siswa SMP............................................................... 11

C. Pemberian Layanan Preventif Dalam Rangka Membentuk Self Control................ 11

D. Pemberian Layanan Curratif Dalam Rangka Meningkatkan Self Control Siswa.... 12

E. Teknik-Teknik Pemahaman Peserta Didik Di SMP................................................ 13

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 15

B. Saran ....................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

2
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lembaga pendidikan adalah salah satu bentuk sekolah yang mempunyai
peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia. Sekolah sebagai
sarana lingkungan pendidikan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga, diserahi
sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul orang tua dalam keluarga. Pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan orang tua tidak
sanggup lagi untuk mendidik anaknya tentang berbagai pengetahuan dan kemampuan
tersebut untuk kemudian menyerahkan sebagian tugas dan tanggung jawabnya kepada
guru yang menjadi pendidik di sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut, lembaga
pendidikan sekolah yang bersifat formal mempunyai peranan penting dalam
memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Pemenuhan kebutuhan siswa untuk saling
bergaul sesama teman, guru merupakan salah satu kebutuhan siswa untuk
bersosialisasi dan bergaul. Dalam masalah ini, sekolah adalah suatu lembaga yang
dianggap penting dalam memainkan perannya sebagai tempat belajar bagi siswa,
bergaul dan beradaptasi dengan lingkungannya.
Sekolah juga berperan dalam mengembangkan potensi diri siswa untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan
negara (Depdiknas UU RI No. 20 Tahun 2003). Sekolah juga merupakan salah satu
lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan, dan mempunyai peranan yang
penting dalam proses sosialisasi. Anak akan mengalami perubahan dalam lingkungan
sosial setelah masuk sekolah. Melalui sekolah mereka belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang lebih luas, mereka berkenalan dengan orang lain dari
berbagai ragam latar belakang dan belajar untuk menjalankan peranannya yang
dihadapi di sekolah, bagaimana bergaul dengan orang lain. Sekolah juga salah satu
lingkungan pendidikan yang berpotensi besar untuk membantu siswa dalam
mengembangkan karakter tingkah lakunya. Kemampuan anak untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang

3
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas sosial merupakan modal
dasar yang amat penting bagi anak untuk mencapai kehidupan yang sukses.
Interaksi merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan
bergaul dengan berbagai orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda, apabila
hal tersebut tidak tercapai maka individu tersebut akan mengalami masalah dalam
kesehariannya. Interaksi di lingkungan sekolah merupakan hubungan timbal balik
yang terjadi di dalam lingkungan sekolah. Interaksi di lingkungan sekolah melibatkan
hubungan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan tenaga
administrasi sekolah, siswa dengan pengelola sekolah dalam hal ini kepala sekolah.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa anak diharapkan mampu membina hubungan
yang baik terhadap sesama teman, guru, serta tenaga administrasi sekolah.
Kemampuan siswa dalam membangun hubungan yang baik tersebut akan
menyebabkan siswa merasa nyaman berada di lingkungan sekolah sehingga akan
mudah mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Sekolah merupakan
artifisial yang sengaja dibentuk guna mendidik dan membina generasi muda ke arah
tujuan tertentu, terutama untuk membekali anak dengan pengetahuan dan kecakapan
hidup (life skill) yang dibutuhkan dikemudian hari. Sebagai lembaga pendidikan,
sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap anak.
Ruang lingkup sekolah cara siswa bersosialisasi dengan teman sangat
beraneka ragam, ada yang memiliki keterampilan bersosialisasi dengan baik dan ada
pula yang tidak. Siswa yang mempunyai keterampilan bersosialisasi dengan baik akan
memiliki banyak teman dan diterima dalam lingkungannya. Sebaliknya siswa yang
tidak memiliki keterampilan bersosialisasi akan terisolir dari pergaulan. Ada beberapa
hal yang dapat menyebabkan siswa terisolir, seperti faktor ekonomi, lingkungan dan
bahkan faktor keluarga, dan terkadang juga sifat egois bisa menyebabkan siswa itu
terisolir dimana suatu sikap yang dimiliki oleh seorang anak yang berkecenderungan
berpikir, berbicara dengan diri mereka sendiri dan merasa dirinyalah yang paling
unggul, mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya
atau dalam istilah lain sikap ke-Angkuannya muncul sebagai akibat dari rasa mampu
yang berlebihan. Sikap seperti ini bisa hilang, menetap atau bahkan bisa berkembang
semakin kuat, sebagian bergantung pada kesadaran individu itu sendiri bahwa hal itu
akan membuat mereka tidak populer dan sebagian lagi bergantung pada kuat atau
lemahnya keinginan mereka untuk menjadi anak yang popular.

4
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa siswa terisolir
adalah siswa yang kurang mempunyai sahabat, jarang dipilih, selalu ditolak diantara
teman sebayanya, tidak mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan–kegiatan
kelompok, tidak dapat menyerap dan menerima norma–norma kedalam
kepribadiannya, tidak mampu untuk berperilaku yang pantas atau menyesuaikan diri
menurut tuntutan lingkungan yang ada, siswa yang jarang dipilih atau sering kali
mendapat penolakan dari lingkungannya sehingga akan berpengaruh pada
perkembangan psikis dan karakter siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang ingin dikemukakan adalah :
1. Bagaimana karakteristik peserta didik di sekolah menengah pertama ?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan perubahan perilaku (karakter) pada siswa ?
3. Bagaimana dampak perilaku (karakter) terhadap prilaku siswa?
4. Bagaimana bentuk layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru
konseli terhadap perubahan perilaku (karakter) siswa ?
5. Teknik-teknik pemahaman peserta didik di sekolah menengah pertama.
C. TUJUAN MASALAH
Tujuan yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik di sekolah menengah pertama.
2. Mengungkap faktor apa yang menyebabkan perubahan perilaku (karakter) pada
siswa.
3. Mengetahui dampak perilaku (karakter) terhadap prilaku siswa.
4. Memberikan solusi bentuk layanan bimbingan yang dilakukan oleh konseli
terhadap perubahan perilaku (karakter) siswa.
5. Untuk mengetahui Teknik-teknik pemahaman peserta didik di SMP
D. MANFAAT MAKALAH
Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Siswa diharapkan dapat dijadikan sebagai latihan untuk membantu dirinya dalam
mengubah perilakunya agar menjadi lebih baik dan mandiri dalam mengatasi
hidupnya.
2. Sebagai masukan bagi guru konseli didalam mendata dan menangani siswa yang
bermasalah terhadap prilaku atau karakternya.
3. Sebagai bahan referensi (catatan) untuk mengkaji lebih dalam menangani perilaku
siswa secara bijak

5
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN PERILAKU (KARAKTER)


Menurut Amka Abdul Aziz (2018), Pendidikan karakter dalam konteks
Indonesia, sesungguhnya adalah pendidikan yang membebaskan. Membebaskan
peserta didik dari kukungann paham-paham yang bersifat material. Itu tampak jelas
dari tujuan pendidikan yang tertuang dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang system pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi
memngembangkan kemampuan dan membentuk wtak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuannya
adalah untuk berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Mengacu pada tujuan pendidikan di atas, maka pendidikan sejatinya
menanamkam nilai-nlai transenden, an pentingnya sejak dini membangun kesadaran
hidup bermasyarakat dengan akhlak mulia. Peserta didik dengan keharusan meraih
angka-angka di ujian akhir. Atau memompa harapan-harapan tentang kemampuan
hidupsetelah setelah pendidikan nanti. Seolah-olah proses pendidikan hanya unstuck
menopang hidup jasmani saja, dan tidak berhubugan sama sekali dengan spiritualitas
dan keimanan atau ketakwaan. Pendidikan lebih dari sekdar pengajaran, karena
pengajaran hanyalah aktivitas proses transfer ilmu belaka, sedang pendidika
merupakan transformasi nilai dan pembentukan karakter dengan segala aspek yang di
cakupnya. Melalui pendidikan di harapkan. Manusia benar-benar menemukan “jati
dirinya” sebagai manusia. Dari sinilah mutu pendidikan sesungguhnya harus diukur,
bukan sekedar dari nilai-nilai diselembar kertas bernama ijazah. Itulah sebabnya
bahwa pendidikan karakter sesungguhnya adalah pendidikan yang membebaskan.
Dalam kondisi bangsa dan negera seperti sekarang ini, pendidikan karakter
menjadi sangat penting. Sudah terlalu lama dunia pendidikan kita hanya fokus
menggarap sisi intelektual peserta didik dan tujuannya jelas menyediakan tenaga kerja

6
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
siap pakai sebanyak-banyaknya. Walaupun volume lapangan pekerjaan berkembang
tidak berbanding lurus dengan pertambahan tenaga kerja produktif. Bapak bangsa
kita, Bung Karno, telah mewanti-wanti, akan sangat berbahaya bila satu bangsa
kehilangan karakter bangsanya, maka Negara itu akan menjadi bulan-bulanan negara-
negara besar dalam pergaulan internasional.
B. CIRI-CIRI PERILAKU SISWA SMP
1. Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia
Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas
(10-14 tahun). Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa karakteristik siswa usia
Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain:
2. Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan,
3. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
4. Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan menyendiri dengan keinginan
bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan
dan bantuan dari orang tua.
5. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
6. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan
dan keadilan Tuhan.
7. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
8. Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang
sesuai dengan dunia sosial.
9. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.

Menurut Syamsu Yusuf (2004: 26–27) masa usia Sekolah Mengah


bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik
perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam kehidupan
individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi
beberapa masa, yaitu sebagai berikut:

1. Masa praremaja (remaja awal)
Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini
ditandai oleh sidat-sifat negatif pada si remaja sehingga seringkali masa ini
disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja,
pemisitik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negatif tersebut dapat

7
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
diringkas, yaitu (a) negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun prestasi
mental; dan (b) negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam
masyarakat (negatif pasif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat
(negatif aktif).
2. Masa Remaja (Remaja Madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan
akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat
turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu
yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja sehingga
masa in idisebut masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai gejala
remaja. Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup
itu dapat dipandanga sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan
nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama,karena tiadanya pedoman, si remaja
merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas dipuja walaupun sesuatu yang
dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan seringkali remaja hanya
mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang
diinginkannya. Kedua, objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-
pribadi yangdipandang mendukung nilai-nilai tertentu 9 jadi personifikasi nilai-
nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempua
kebanyakan pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.
3. Masa Remaja Akhir
Setelah dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah
masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja,
yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa dewasa.
Siswa sekolah menengah pertama memiliki usia yang merupakan masa
peralihan dari usia anak–anak ke usia yang remaja. Perilaku yang disebabkan oleh
masa peralihan ini menimbulkan berbagai keadaan dimana siswa labil dalam
pengendalian emosi. Keingintahuan pada hal–hal baru yang belum pernah ditemui
sebelumnya mengakibatkan muncul perilaku–perilaku yang mulai memunculkan
karakter diri.
C. FAKTOR PENYIMPANGAN PERILAKU SISWA SMP
Tingkah Laku adalah “fungsi dari situasi dan hal-hal yang mendahului situasi
tersebut” (Syarifudin Salman, 1991:1). Tingkah laku yang ada pada individu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh

8
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
organisme yang bersangkutan baik stimulasi eksternal maupun internal. Secara
singkat tingkah laku menyimpang ialah tingkah laku yang dinilai menyimpang dari
norma-norma yang berlaku, yang identik dengan pendapat sebagai berikut :
1. Tingkah laku menyimpang dapat diartikan sebagai tingkah laku yang melanggar
atau bertentangan, atau menyimpang dari aturan-aturan normatif maupun harapan-
harapan lingkungannya. 2.
2. Tingkah laku menyimpang adalah tingkah laku yang tidak bisa diterima oleh
masyarakat pada umunya, dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada (Kartini,
Kartono, 1981:2) .
3. 3.Tingkah laku menyimpang adalah tingkah laku yang dinilai meyimpang dari
norma-norma dan ketentuan yang berlaku (Saprinah Sadli, 1975:27).

Adapun jenis-jenis tingkah laku menyimpang diantaranya : tingkah laku yang


menyimpang dalam masyarakat adalah judi, mencuri, merampok, korupsi, kriminal,
menipu, pemabuk, pengisap narkotika, peminum, dan obat-obat terlarang. Kemudian
tingkah laku yang menyimpang di sekolah adalah tidak masuk sekolah tanpa izin,
tidak memakai kelengkapan pakaian, pulang sebelum waktunya pulang sekolah,
meninggalkan pelajaran tanpa izin, membawa senjata tajam dan minum-minuman
keras, merokok, mengganggu teman waktu belajar, menyontek hasil jawaban teman
ujian, masuk sekolah terlambat, dan memakai pakaian berlebihan bagi para siswa
perempuan, yang jenisnya mahal.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Perilaku Menyimpang Faktor-


faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku menyimpang dibagi dalam dua bagian
besar yaitu :

1. Faktur yang berasal dari individual itu sendiri meliputi: dorongan jasmani,
dorongan rohani, dan keadaan kesehatan tubuh.
2. Faktor yang berasal dari luar individual meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat, media audio visual, dan buku-buku cerita media
massa.

9
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
BAB III
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA
Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada peserta didik disekolah
menengah, yaitu:
1. Karakteristik Emosi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
a. Lebih senang sendiri
b. Mood yang berubah-ubah
c. Memperhatikan penampilan
2. Karakteristik perkembangan Kognitif siswa di SMP
a. Memahami Hal-Hal Abstrak
Kemampuan kognitif anak pada usia SMP menunjukkan perkembangannya
dalam memahami hal-hal yang abstrak.
b. Anak Ingin Lingkungan Menerimanya
Mengiringi perubahan emosinya, anak sedang fokus untuk dapat diterima oleh
lingkungannya, terutama teman-teman seumurannya.
c. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Rasa ingin tahu mereka juga sedang meningkat.
d. Berpikir Kritis
e. Perkembangan kognitif pada anak memampukannya untuk mulai berpikir
kritis akan sesuatu yang menarik baginya.
3. Karakteristik Perkembangan Sosial Siswa Menengah Pertama (SMP)
Pada aspek sosial, pengaruh dari teman-teman seumuran (peer) akan sangat besar
bagi anak. Karakteristiknya biasanya adalah:
a. Menjadi Bagian dari Sebuah Grup
Anak SMP pasti sangat ingin sekali menjadi bagian dari sebuah grup. Jadi,
wajar jika tiba-tiba saja anak SMP membuat sebuah “geng” bersama teman-
temannya di sekolah.
b. Konformitas
Konformitas adalah proses dimana seseorang mengubah perilaku mereka agar
sama dengan kelompoknya atau lingkungan sosialnya.
c. Membutuhkan Banyak Aktivitas Bergerak

10
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
Anak SMP biasanya banyak mengikuti kegiatan di sekolah, karena memang ia
sedang membutuhkan banyak aktivitas aktif dan bergerak.
B. POLA PENYIMPANGAN PERILAKU SISWA SMP
Perilaku menyimpang siswa SMP bisa berupa : 1. Berpakian seragam tidak
lengkap, 2. Berpakaian seragam tidak pantas, 3. Mengejek teman, 4. Memperolok
guru, 5. Masuk sekolah terlambat, 6. Keluar kelas tanpa izin, 7. Tidak mengikuti apel
pagi, 8. Tidak masuk sekolah tanpa kabar, 9. Tidak mengerjakan pekerjaan rumah, 10.
Berkelahi disekolah, 11. Membawa senjata tajam, 12. Minum-minuman keras dan 13.
Merokok dilingkungan sekolah.
Layanan bimbingan konseling yang bisa dilakukan terhadap siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) adalah melaksanakan layanan pendekatan kepada individu
(psikologis individu) yang membuat seseorang merasa nyaman berdekatan dengan
sang konseli dan mencari sumber permasalahan yang di alaminya. Adapun peran yang
dilakukan konseli terhadap bimbingan konseling yaitu:
C. PEMBERIAN LAYANAN PREVENTIF DALAM RANGKA MEMBENTUK
SELF CONTROL
Bahwa kasus Self Control pada jiwa seseorang lumayan banyak terjadi di
lingkungan sekolah dan sekitarnya, Dia merasa minder, kurang bisa mengontrol diri
atau mengontrol sikap saat proses belajar mengajar, dan hal ini yang sering di
keluhkan oleh guru-guru mata pelajaran dan guru-guru yang lain dan hal ini perlu
bantuan dan keterlibatan oleh guru BK dalam mengatasi problema yang di alami sang
siswa, kurangnya fokus siswa saat proses belajar mengajar atau kurang nya minat
dalam mendengarkan pembelajaran yang berlangsung sehingga membuat siswa tidak
bisa mengendalikan Self Control nya bisa di sebabkan oleh faktor lingkungan maupun
faktor di rumah. Oleh sebab itu maka guru BK berinisiatif untuk mengadakan layanan
bimbingan kelompok (Psikologi Sosial) di dalam kelas, selain itu guru BK juga
memberikan motivasi dan nasehat kepada para siswa. Biasanya pemberian layanan ini
dilakukan saat jam istirahat, atau jam kosong, dan biasanya 3 minggu satu kali setiap
minggu akhir pada hari jum’at atau sabtu, hal ini memakan waktu 5 atau 15 menit.
Fungsi layanan guru BK memberikan pemahaman kepada para murid tentang
bagaimana mengontrol diri, sikap, dan perilaku dengan baik.
Tujuan nya agar para siswa mampu mengontrol emosional yang ada di dalam
diri dengan baik. Agar perilaku yang tidak di inginkan bisa di control dengan baik,

11
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
sehingga terciptalah pribadi yang sehat pribadi yang ramah tamah, sopan santun
dengan semua guru, kepala sekolah dan semua orang yang ada dilingkungannya.
D. PEMBERIAN LAYANAN CURRATIF DALAM RANGKA MENINGKATKAN
SELF CONTROL SISWA
Konseling Kelompok merupakan salah satu cara yang dipakai oleh guru
bimbingan konseling dalam hal pemberian layanan yang dipakai sesuai dengan
kebutuhan anak, yaitu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. layanan bimbingan ini
biasa nya dilakukan setiap 1 bulan sekali. Setiap bimbingan yang dilaksanakan sesuai
dengan program layanan bimbingan yang sudah disusun dan ditentukan seperti
program layanan bimbingan tahunan, semester dan mingguan.
Secara teknis guru bimbingan konseling masuk ke dalam kelas kemudian
memberikan berbagai jenis layanan bimbingan, seperti layanan klasikal/kelompok,
layanan individu dan layanan informasi. Dengan menggunakan metode ceramah,
Tanya jawab, penugasan dan bertukar pendapat, diskusi pengalaman baik tentang diri
dan permasalahan-permasalahan yang sedang di hadapi, metode ini dipakai setiap
masuk kelas. Bimbingan pribadi ini lumayan sering di berikan kepada siswa, apalagi
siswa yang mengalami masalah Self Control, penanganan ini sering dilakukan pada
saat jam-jam tertentu dan penanganan nya sering di berikan di dalam ruangan BK
agar siswa lebih enak dan santai untuk menceritakan permasalahan yang sedang
dialaminya dan mempermudah guru BK untuk melakukan pendekatan kepada siswa
tersebut tentang permasalahan apa yang sedang di hadapi anak didik sampai-sampai
membawa dampak kurang baik terhadap Self Control nya.
Bimbingan pribadi ini dilaksanakan bagi siswa yang di anggap perlu
penanganan khusus yang berkenaan dengan masalah pribadi, masalah Self Control
nya yang kurang baik dan pengajaran yang dapat menghambat proses belajar
mengajar di sekolah, seperti pelaksanaan bimbingan pribadi atau pelaksanaan
konseling individu. Faktor pendukung dan penghambat peran guru BK dalam
meningkatkan Self Control siswa di Sekolah Menengah Pertama. Ada beberapa faktor
pendukung dan penghambat dalam pemberian layanan Self Control terhadap siswa di
Sekolah Menengah Pertama. Faktor pendukung bisa dari kepala sekolah, guru kelas,
guru bidang studi, staf tata usaha dan semua yang terkait didalam instansi medukung
penuh dengan adanya layanan bimbingan konseling ini”. Guru bimbingan konseling
secara umum dapat untuk memberikan layanan bimbingan konseling terhadap siswa

12
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
di Sekolah Menengah Pertama. Ada beberapa faktor pendukung dalam bimbingan
konseling yaitu, sebagai berikut:
1. Faktor Intern Faktor guru BK yang meliputi latar belakang pendidikan,
kualifikasi, profesional, dan pengalaman Kerja. Dalam melaksanakan tugasnya
agar berhasil dengan baik perlu ditunjang dengan adanya pendidikan yang
sesuai dengan tugasnya, keprofesionalan yang baik dan pengalaman kerja
yang memadai. Guru bimbingan konseling latar belakangnya adalah harus S1
bimbingan konseling dan untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan
kualitas kerjanya guru bimbingan konseling juga mengikuti pelatihan-
pelatihan tentang BK, seperti MGBK pelatihan kurikulum 2013 dan
peelatihan-pelatihan lainnya.
2. Faktor Ekstern, faktor yang sering mempengaruhi kurang sesuainya aktivitas
guru BK dalam pemberian layanan ialah faktor sikap siswa yang kadang
kurang memberikan respon baik terhadap upaya guru BK dalam membantu
siswa agar bisa mengontrol sikapnya dengan baik. Adapun kesulitan yang
dihadapi ialah ketika menghadapi siswa yang pasif ,siswa yang tertutup, itu
sangat sulit karena kita susah untuk mencari data siswa itu untuk melakukan
bimbingan, serta faktor keterbatasannya waktu juga sering menjadi
penghambat guru BK dalam pemberian layanan kepada anak didik. situasi
yang kurang bersahabat dengan bawaan hati siswa juga menjadi salah satu
faktor penghambat guru BK dalam pemberian layanan siswa yang kurang
senang dengan adanya layanan bimbingan konseling ini cenderung lebih
banyak diam dan tertutup.
E. TEKNIK-TEKNIK PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DISEKOLAH
MENENGAH PERTAMA
Teknik Pemahaman Peserta Didik (Asesmen) dilakukan dengan 2 cara yakni
tes dan non tes.
Pertama, Teknik Pemahaman Peserta Didik Tes meliputi : Bakat, minat,
kepribadian, kreativitas, kecerdasan, dan tes prestasi belajar. Sedangkan Teknik
Pemahaman Peserta Didik Non Tes meliputi : Observasi, wawancara, angket,
sosiometri, dokumentasi, biografi, dan autobiografi.
Teknik tes merupakan teknik untuk memahami individu dengan mengunakan
istrumen tes terstandar. Yang bisa melaksanakan teknik tes adalah seseorang atau
lembaga yang sudah memiliki lisensi untuk menyelenggarakan tes. Contohnya :Tes

13
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
intelegensi yang dilaksanakan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan
seseorang yang dilakukan oleh Psikolog.
Kedua, Teknik non tes merupakan teknik untuk memahami individu dengan
menggunakan instrumen yang terstandar dan tidak standar. Contoh Teknik non tes :
observasi, Wawancara, Angket, Sosiometri, Dokumentasi dan biografi.

14
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Faktor penyebab yang mempengaruhi siswa dalam melakukan perilaku
menyimpang adalah yang berasal dan individu sendiri (internal) dan yang berasal
dan luar individu (eksternal).
2. Siswa selalu menjaga perilaku agar tidak terjadi perilaku menyimpang, hal
tersebut dapat dilakukan dengan selalu menjalankan tata tertib sekolah yang
berlaku dan tidak melakukan larangan-larangan yang diberlakukan di sekolah.
3. Pendidik agar selalu memperhatikan para siswa khusus perilaku siswa agar
mereka tidak merasa bebas dalam melakukan perilaku menyimpang, hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara memberikan teguran apabila ada terlihat siswa
melakukan atau akan melakukan perilaku menyimpang atau dengan selalu
memberikan nasehat dan pandangan agar siswa berperilaku yang baik.
B. SARAN
1. Kebijakan yang tepat dalam menangani masalah karakter siswa sekolah menengah
pertama merupakan tangguh jawab bersama bagi sekolah dan lingkungan
sekitarnya.
2. Pendekatan bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam mengayomi
perilaku karakter siswa untuk membentuk kepribadian atau jati diri siswa.

15
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP
DAFTAR PUSTAKA
Amka Abdul Aziz, 2018, Mutiara Pendidikan Karakter, Nizamia Learning Center.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Kartono, Kartini. 1981. Patologi Sosial jilid 1. Bandung: Rajawali Press
Suparinah Sadli, 1976, Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, Jakarta: PN Bulan
Bintang.
Syarifudin Salman, 1991, Modifikasi Tingkah Laku, UNLAM Banjarmasin
Syamsu Yusuf, (2004), Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sekolah Prestasi Global. (2021). Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Diakses pada tanggal 8 September 2021 pukul 16.00 WITA dari
https://www.prestasiglobal.id/karakteristik-siswa-sekolah-menengah-pertama/

16
Makalah Karakter Siswa Dengan Pendekatan Konseli di SMP

Anda mungkin juga menyukai