Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER SD

MENCIPTAKAN RUANG KELAS BERKARYA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan
Berkarakter SD dengan Dosen Pengampu Ibu Rida Fironika Kusuma dewi, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
1. Bagus try prasetyo (34302000022)
2. Alfi Nail Muasyaroh (34302000012)
3. Putri Adela Shabrina (34302000064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2021
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan r ahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konstitusi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Pendidikan Karakter SD Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Menciptakan Ruang Kelas Berkarakter bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pengampu Ibu Rida Fironika Kusuma dewi, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Karakter SD yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 24 Maret 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
I.3. Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
2.1 Membangun Ikatan dan Model Karakter.....................................................................................3
2.2 Guru Sebagai Model Karakter......................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia saat ini memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Indonesia har\us mampu menghasilkan generasi
muda yang berjiwa mandiri dan dapat berkompetisi di tingkat dunia. Sehubungan hal
tersebut, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan
produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal
dan mampu mencetak generasi bangsa yang cerdas dan bermoral.
Guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan kompetensi dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya secara professional. Keadaan nyata di lapangan
masih jauh dari yang diharapkan baik secara kuantitas, kualitas maupun profesionalitas.
Persoalan ini masih ditambah dengan adanya berbagai tantangan ke depan yang masih
kompleks di era global.
Kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri
guru agar dapat mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif dalam mencerdaskan sekaligus
pembentukan karakter peserta didik. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Pendidikan karakter merupakan hal yang banyak mendapat perhatian di era sekarang ini. Di
era sekarang dimana banyak terjadi perilaku menyimpang, pendidikan karakter diperlukan
untuk meminimalkan terjadinya tindak penyimpangan. Pendidikan karakter dilaksanakan
untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter ke dalam diri setiap manusia, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari tidak baik menjadi lebih baik. Agar nilai-nilai karakter dapat
terinernalisasi secara optimal pada diri setiap manusia, maka hendaknya pelaksanaan
pendidikan karakter dimulai sejak usia dini. Pendidikan di sekolah dasar dalam hal ini
memiliki peran penting untuk melaksanakan pendidikan karakter. Keberhasilan pendidikan
karakter dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah iklim kelas yang kondusif.
Melalui iklim kelas yang berkarakter memungkinkan memungkinkan siswa membangun
kebiasaan untuk selalu berperilaku yang baik. Terciptanya kelas yang berkarakter
membutuhkan peran guru di dalamnya. Sebagai orang yang banyak menghabiskan waktunya
dala berinteraksi dengan siswa di sekolah tentunya banyak pula kesempatan yang dimiliki
guru untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter kepada siswa, dalam hal ini melalui
penciptaan kelas yang berkarakter.

I.2. Rumusan Masalah


1. Membangun ikatan dan model karakter
2. Guru sebagai model karakter

2
I.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, agar dapat memberi wawasan dan pemahaman lebih luas
kepada pembaca mengenai Pendidikan Karakter SD.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Membangun Ikatan dan Model Karakter


Terciptanya kelas berkarakter tentunya tidak akan dapat terlepas dari peran
seorang guru untuk mewujudkannya. Guru merupakan pihak yang memiliki peran paling
banyak dalam melakukan pengelolaa ruang kelas secara keseluruhan. Lickona menjelaskan
bahwa untuk menciptakan kelas berkarakter ada beberapa hal ang dapat dilakukan guru,
yaitu:
a) membangun ikatan dan model karakter,
b) mengajarkan akademik dan karakter secara bersama-sama,
c) mempraktikan disiplin berbasis karakter,
d) mengajarkan tata cara yang baik,
e) mencegah kenakalan teman sebaya dan mengedepankan kebaikan, dan
f) membantu anak-anak bertanggng jawab untuk membangun karakter
mereka sendiri.

Membangun ikatan model karakter Interaksi antara guru dengan siswa merupakan yang
dominan terjadi di sekolah. Paling banyak waktu siswa di sekolah dasar di sekolah dihabiskan
bersama guru kelasnya. Guru sekolah dasar adalah guru yang bertemu siswanya sepanjang
hari, sepanjang semester, bahkan sepanjang tahun. Oleh karena itu ikatan hubungan antara
guru dengan siswa menjadi sesuatu yang menarik untuk dibangun. Bayangkan saja jika
hubungan antara guru dan siswa tidak baik, maka yang dirasakan adalah kebosanan yang
berkepanjangan. Jika kebosanan sudah menghampiri, maka dampak selanjutnya adalah
muncul kurang bersemangat untuk belajar. Oleh karena itu interaksi hubungan antara guru
dan siswa perlu dibangun secara baik. Hubungan yang baik antara guru dengan siswa adalah
dasar utama yang perlu diperhatikan untuk terlaksananya proses pembelajaran berikutnya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan guru adalah:

a. Membantu siswa untuk merasa dicintai.


Guru merupakan orang tua kedua yang akan berineraksi dengan siswa di
sekolah. Agar siswa merasa nyaman, maka guru perlu memposisikan dirinya

4
untuk dapat memberikan cinta kepada siswanya, sehingga siswa tidak
merasakan sedang berhadapan dengan oran asing ketika di sekolah. Guru perlu
melakukan hak-hal yang biasa orang tua lakukan di umah, misalnya
memeperhatikan siswa, menanggapi pertanyaannya, memperhatikan keluh
kesahnya, dan sebagainya. Pada intinya guru perlu melakukan beberapa peran
orang tua di rumah kepada siswanya. Pianta (dalam Watson, 2008: 180)
menjelaskan bahwa peran guru sebagai agen pertumbuhan moral yang harus
mirip dengan peran orang tua.
Penelitian ini jelas menunjukkan pentingnya guru membangun hubungan yang
hangat, saling memelihara dan percaya dengan siswa, hubungan yang berfokus
pada kebutuhan siswa. Oleh karena itu dalam menciptakan interaksi guru
dengan siswa perlu dibangun hubungan yang hangat, saling memelihara dan
percaya dengan siswa.

b. Memotivasi siswa untuk melakukan yang terbaik.


Agar siswa mau berperilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang
akan dibangun, maka salah satu yang harus dilakukan guru adalah
memberikan motivasi yang baik. Dalam upaya membangun kelas yan
berkarakter guru perlu melakukan beberapa hal untuk memotivasi siswa agak
berperilaku yang baik. salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan
menerapkan reward dan punishment. Kehadiran reward (hadiah) dan
punishment (hukuman) perlu untuk memotivasi siswa berperilaku yang baik.
Siswa sekolah dasar yang berada pada tahap perkembangan moral
prekonvensional salah satu cirinya dalah perlunya pengontrolan dalam rangka
mengembangkan penalaran moral mereka. Bunyamin Maftuh (2009: 25)
menjelaskan bahwa penalaran moral dapat dikontrol oleh hadiah dan hukuman
dari luar (external reward and punishment). Akan tetapi guru dalam
menggunakan hukuman dan hadiah untuk memotivasi siswa agar berperilaku
baik perlu diperhatikan agar tidak selalu mengedepankan keduanya dalam
bentuk fisik.
Hadiah dan hukuman dapat pula diberikan dalam bentuk non fisik. Hadiah
dalam bentuk fisik misalnya permen, cokelat, dan sebagainya. sedangkan yang
berwujud non fisik adalah pujian, acungan jempol, dan sebagainya. Sementara
untuk hukuman fisik, misalnya dijewer, dipukul, dan sebagainya. sedangkan

5
hukuman non fisik dapat berupa pengurangan waktu untuk mengerjakan tugas,
atau waktu bermain, dan sebagainya.

c. Membuat komunikasi antara guru dan siswa menjadi lebih mudah.


Komunikasi antara guru dan siswa merupakan salah satu unsur terjadinya
interaksi antara guru dengan siswa yang baik. komunikasi antara guru dan
siswa dapat dilakukan melalui cara apapun agar menjadi lebih mudah. Guru
perlu membangun suasana agar siswa dengan mudah mengemukakan
pendapatnya jika ada hal yang ingin disampaikan. Penting kiranya guru perlu
menciptakan suasanya yang menyenangkan agar siswa tidak merasa takut
berbicara tentang berbagai hal yang akan disampaikan kepada guru.

d. Berikan contoh yang baik untuk siswa.


Sebagai orang yang diidolakan siswanya di sekolah, guru harus dapat
memberikan teladan yang baik bagi siswanya. Guru merupakan model yang
akan diperhatikan siswa setiap gerak geriknya, dan kemudian siswa akan
menirunya. Contoh yang dapat diberikan guru untuk menciptakan ruang kelas
yang berkarakter, misalnya berbicara dengan kata-kata yang sopan, tidak
menggunakan kekerasan, taat terhadap aturan, tidak membuang sampah
sembarangan, dan masih banyak lagi.

2.2 Guru Sebagai Model Karakter


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Seiring dengan tekad
Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan, muncul ketentuan tentang
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi tenaga pendidik profesional. Kedudukan
guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, adalah berfungsi untuk
meningkatkan martabat, dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional.

Guru sebagai model keteladanan bagi peserta didiknya harus memiliki kepribadian dan
sikap perilaku yang dapat dijadikan sebagai panutan/ idola. Paradigma dalam dunia

6
pendidikan, kepribadian guru meliputi (1) kemampuan mengembangkan kepribadian, (2)
kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara arif bijaksana, dan (3) kemampuan
melaksanakan bimbingan dan penyuluhan. Kompetensi kepribadian guru berkaitan erat
dengan penampilan sebagai individu yang harus memiliki kedisiplinan, berpenampilan baik,
bertanggungjawab, memiliki komitmen, dan menjadi teladan.

Perilaku guru bagi peserta didik/ siswa menjadi ukuran dalam anggota masyarakatnya.
Kearifan budaya lokal dan perilaku guru menjadi tolok ukurnya dalam cerminan bagi peserta
didik. Pembentukan karakter peserta didik merupakan tugas bersama dari orang tua,pihak
sekolah, masyarakat, dan pemerintah.

Keteladanan guru di sekolah adalah cara yang paling efektif untuk menumbuhkan
kembangkan sikap perilaku yang baik pada peserta didik. Guru dapat menjadi model dalam
pembelajaran pendidikan karakter, baik pendidikan karakter kebangsaan (nasionalisme) atau
pendidikan karakter keagamaan (akhlak). Keteladanan dapat diwujudkan dalam proses
pembelajaran di sekolah, contohnya saling menghargai, saling menyanyangi, gotong royong,
bakti sosial, shalat berjamaah. Contoh kegiatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik, termasuk guru, sehingga dalam hal ini peran guru sebagai model kepada peserta
didiknya dapat terlaksana dengan baik.

Olehnya itu, keteladanan seorang guru dalam pendidikan sangat penting dan sangat besar
pengaruhnya terhadap proses pendidikan, khususnya dalam membentuk aspek moral,
spiritual, dan etos sosial peserta didik. Keteladanan merupakan metode pendidikan yang
terbaik dan yang paling membekas.

Pendidikan tingkat dasar dan menengah memperlihatkan bahwa perilaku guru di kelas
maupun di luar kelas merupakan model bagi murid dalam berperilaku. Ucapan dan perintah
guru sangat dipatuhi oleh peserta didik, sering terdengar bahwa ucapan dan contoh dari
seorang lebih didengar dan dipatuhi oleh peserta didik daripada ucapan dan contoh orang tua.

Peran guru dalam pembentukan karakter bangsa yang harus diperhatikan dan diamalkan oleh
seorang pendidik, yaitu :

a. Guru sebagai pendidik; bertugas untuk mendidik peserta didik, ia merupakan tokoh
penting dalam membentuk karakter seseorang dimasa depan. Guru menjadi tokoh
yang menanamkan nilai-nilai terpuji bagi siswa, memperbaiki perilaku yang buruk
menjadi benar dan menjelaskan apa yang harus dan tidak harus dilakukan.

7
b. Guru sebagai pengajar; membuat peserta didik yang semula tidak tahu akan sesuatu
menjadi tahu, guru adalah sumber pengetahuan bagi siswanya. Seorang guru harus
mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu pada peserta didiknya, jangan sampai
melemahkan mental siswa dengan tidak menghargai atau mempermalukannya ketika
bertanya tentang banyak hal.
c. Guru sebagai motivator; seorang guru harus bisa menjadi motivator untuk siswa/
peserta didiknya, menjadi sumber inspirasi, menjadi pendukung ketika peserta didik
mendapat masalah dalam pembelajaran atau urusan lain. Guru harus membangun
komunikasi yang baik dengan siswanya, sebab dengan demikianlah siswa/ peserta
didik akan merasa nyaman dan percaya diri untuk mengemukakan ide atau
pendapatnya.
d. Guru sebagai sumber belajar; berkaitan dengan penguasaan materi pelajaran Seorang
guru harus menguasai materi ajarnya, sehingga dia dapat berperan dengan baik
sebagai sumber belajar peserta didiknya.
e. Guru sebagai Fasilitator; berperan sebagai pemberi layanan agar memudahkan siswa
dalam proses pembelajaran sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan maksimal.
f. Guru sebagai Demonstater; peran untuk memperlihatkan/ mendemonstrasikan kepada
siswa hal-hal yang berkaitan dengan materi ajar dan membuat siswa/ peserta didik
lebih tahu dan paham tentang pesan yang disampaikan.
g. Guru sebagai Pembimbing; seorang guru harus tahu dan paham tentang keunikan/
perbedaan yang dimiliki setiap siswa/ peserta didiknya sehingga guru dapat berperan
dengan baik dalam konteks peran guru sebagai pembimbing.
h. Guru Sebagai Efaluator; yaitu seorang guru berperan dalam pengumpulan data
keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Ini berfungsi untuk
menentukan kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar dan menentukan
keberhasilan guru dalam proses kegiatan yang diprogramkan.

Seorang guru harus memiliki kepribadian yang dewasa, arif, bijaksana dan stabil. Hal ini
sangat penting sebab banyak masalah pendidikan yang dikarenakan faktor kepribadian guru
tersebut. Kepribadian yang dewasa, arif, bijaksana, mantapdan stabil dari seorang guru akan
memberikan keteladan yang sangat baik terhadap siswa/ peserta didiknya maupun
masyarakat, sehingga guru dikenal sebagai pribadi yang pantas “digugu” (ditaati
nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya). Oleh sebab itu,

8
sebagai seorang guru, sebaiknya selalu bertindak sesuai dengan norma hukum, norma social,
konsisten dan bangga sebagai profesi guru.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Guru menjadi tokoh yang menanamkan nilai-nilai terpuji bagi siswa, memperbaiki
perilaku yang buruk menjadi benar dan menjelaskan apa yang harus dan tidak harus
dilakukan. Seorang guru harus mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu pada peserta
didiknya, jangan sampai melemahkan mental siswa dengan tidak menghargai atau
mempermalukannya ketika bertanya tentang banyak hal. Ini berfungsi untuk menentukan
kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar dan menentukan keberhasilan guru dalam
proses kegiatan yang di programkan.
Kepribadian yang dewasa, arif, bijaksana, mantapdan stabil dari seorang guru akan
memberikan keteladan yang sangat baik terhadap siswa/ peserta didiknya maupun
masyarakat, sehingga guru dikenal sebagai pribadi yang pantas «digugu» dan «ditiru».

Seorang guru yang akan mengembangkan karakter siswa harus menunjukkan bahwa
integritas adalah hal yang paling berharga. Guru terlebih dahulu harus berperan sebagai
model untuk menyatakan kebenaran, menghormati orang lain, menerima dan memenuhi
tanggung jawab, bermain jujur, mengembalikan kepercayaan, dan menjalani kehidupan yang
bermoral. Guru harus berperan sebagai model akan pentingnya keterlibatan dalam sebuah
pencarian kebenaran yang akan berlangsung seumur hidup sehingga dapat melakukan sesuatu
yang benar tidak mudah melakukan sesuatu tindakan yang salah.

3.2 Saran
Demikian pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan bacaan bagi teman teman terkait
dengan Pendidikan Berkarakter “Menciptakan Ruang Kelas Berkarakter”, karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah
ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Watson, M. (2008). Developmental discipline and moral education. Dalam Nucci, LP., &
Narvaez, D. (Penyunting). Handbook of moral and character. New York: Routledge.
Bunyamin Maftuh. (2009). Bunga Rampai Pendidikan NIlai dan Umum. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Ratnawati. (2018). Peranan Guru Sebagai Model Dalam Pembentukan Karakter Peserta
Didik. STMIK AKBA, hlm 7-8

10

Anda mungkin juga menyukai