Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KODE ETIK GURU”

Disusun Oleh :

NAMA RIZKY INDAH PALUPI


NPM:5020107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat kehadirat

rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan

tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah . Makalah ini mengandung isi

tentang Kode etik Guru. Kami adalah seorang Mahasiswa maka kami tak henti-

hentinya menginginkan bimbingan dari Bapak dosen agar senantiasa mengkritisi

kesalahan kami.

Rasa terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang senantiasa

mendukung dan memotivasi kami untuk meyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini,

Maka dari itu kami sangat berharap dan saran yang membangun dari teman-teman

sekalian.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang

membaca makalah ini meskipun terdapat banyak kekurangan di dalamnya.

Lubuklinggau, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang Penulisan................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Pengertian Kode Etik Guru................................................................ 3
B. Tujuan Kode Etik Profesi guru........................................................... 4
C. Fungsi Kode etik Guru........................................................................ 5
D. Penerapan Kode Etik Guru Dalam Kehidupan Masyarakat............... 5
E. Nilai-nilai Dasar dan nilai Operasional............................................... 10
F. Pelaksanaan, Pelanggaran dan Sanksi Guru........................................ 11
G. Ikrar Guru Indonesia........................................................................... 12

BAB III PENUTUP.................................................................................... 13


A.Kesimpulan.......................................................................................... 13
B. saran..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Dalam proses pendidikan, manusia merupakan unsure yang sangat menentukan


guna terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien, kedua unsur manusia
tersebut merupakan kunci bagi terjadinya pendidikan.

Pendidik merupakan pihak yang membantu anak didik karena


ketidakberdayaannya untuk menjadi manusia sebagaimana yang dimiliki oleh si
oendidik itu sendiri. Pendidik adalah orang yang membimbing anak agar si anak
tersebut bias menuju kea rah kedewasaan dalam pelaksanaanya dalam keluarga
maupun diluar lembaga keluarga. Sebaliknya anak didik merupakan pihak yang
dibantu oleh pendidik selain tidak berdaya, namun dia memiliki potensi tertentu
untuk berkembang. Karena memiliki potensi itulah, pendidik berusaha
mengembangkan secara optimal.

Pendidik dan Peserta didik dalam pendidikan merupakan satu dan kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan, pendidikan akan berfungsi baik jika terwujudnya
pendidik dan peserta didik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan
Peserta didik tidak akan terlepas dari perjuangan, bimbingan dan tuntunan dari
para pendidik dan begitu juga sebaliknya, para pendidik akan dikatakan berhasil
jika mampu membimbing, membina dan mengajarkan peserta didik dengan baik
dan professional. Maka dari itu, pendidikan akan berjalan dengan lancar sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai akan terlihat dari kerjasama yang baik antara
pendidik dan peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang


dapat diangkat antara lain sebagai berikut:

1. Apakah pengertian pendidik ?

2. Apa jenis-jenis pendidik ?

3. Apa ciri - ciri pendidik ?


4. Apakah pengertian dan karakteristik anak didik ?

5. Sebutkan ciri - ciri anak didik ?

6. Bagaimana interaksi pendagogis antara pendidik dengan anak didik ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Pendidik

2. Mengetahui Jenis- Jenis Pendidik

3. Mengetahui Ciri - Ciri Pendidik

4. Mengetahui Pengertian dan Karakteristik Anak Didik

5. Mengetahui Ciri - Ciri Anak Didik

6. Mengetahui interaksi yang terjadi antara pendidik dan anak didik


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik

Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak


tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan. Pendidik merupakan orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelaksanaan pendidikan dengan
dengan sasarannya adalah anak didik.

Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, pendidik memiliki peran


yang menentukan, sebab bias dikatakan pendidik merupakan kunci utama
terhadap kesuksesan pendidikan. Untuk itu seseorang pendidik harus
memenuhi persyaratan tertentu yang memadai, cirri-ciri yang berbeda
dibandingkan dengan profesi lain.

Anak didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan, yaitu


lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.Oleh
karena itu, yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di lingkungan
keluarga adalah orang tua, di lingkungan sekolah adalah guru, di lingkungan
masyarakat adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pendidikan,
seperti pengasuh anak yatim, pembimbing dalam kelompok bermain.

Pendidikan berlangsung dalam pergaulan, seperti dikemukakan


Langeveld (1980): tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa (orang tua, guru,
dan sebagainya) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana
perbuatan mendidik berlangsung. Orang dewasa merupakan manusia yang
sudah mandiri, tidak tergantung kepada orang lain, tidak tergantung kepada
pendapat orang lain tentang harga dan martabat dirinya, dan kesanggupannya.

B. Jenis-jenis pendidik
Pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab membimbing anak
untuk mencapai kedewasaan, dibedakan kepada dua jenis, yaitu pertama
pendidik karena keharusan atas kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua
adalah pendidik karena diserahi tugas untuk mendidik anak.

Pendidik pertama adalah pendidik yang disebabkan kewajaran tanggung


jawab untuk membimbing anak, yaitu para orang tua yakni ayah dan ibu.
Pendidik kedua ialah pendidik yang memperoleh tugas, karena orang tua untuk
sementara tidak dapat melakukan pendidikan. Misalnya orang tua menyerahkan
anaknya ke sekolah karena orang tua tidak lagi mampu membimbing anaknya
untuk menyampaikan nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang begitu
kompleks pada saat sekarang ini. Pendidik kedua ialah pendidik sebagai suatu
profesi yang karena jabatannya ia harus mendidik anak, misalnya guru di
sekolah (TK-SMA), pembimbing pada kelompok bermain (play group, para
pembimbing di lembaga pemeliharaan anak yatim piatu dan sebagainya

a. Orang Tua

Pendidik pertama muncul karena adanya anak. Segera setelah lahirnya


anak, orang tua (ayah dan ibu), dengan secara wajar alamiahdan kodrati mereka
menjadi pendidik.Orang tua secara wajar langsung menjadi pendidik karena
pada kenyataannya anak lahir dalam keadaan tidak berdaya.Ketidakberdayaan
anak terutama dalam dua hal, yaitu tidak berdaya untuk mengurus dirinya
sendiri, dan tidak berdaya untuk mengembangkan diri sendiri. Karena itu
memerlukan bantuan orang lain, dan tentunya harus orang dewasa.

Orang tua secara wajar menjadi pendidik karena mereka merasa


bertanggung jawab terhadap anaknya.Sehingga dengan tanggung jawab itu
mengundang para orang tua untuk membantu berkembangnya si anak, dan
membantu perkembangan anak itulah disebut mendidik. Peran pendidik
pertama ni sangat besar, karena mereka bukan saja sekedar mendidik anak agar
menjadi besar dan pandai segala macam, namun terutama ia membantu
perkembangan anak dalam segi kemanusiaannya, menjadikan anak didik
sebagai manusia yang mampu hidup bersama dengan orang lain, manusia
bermoral dan berhati nurani.

b. Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi
pendidik.Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik,
karena mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang
tua.Mereka menjadi pendidik karena profesinya sebagai pendidik, misalnya
guru di sekolah.

Dalam undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik,
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

Untuk menjadi seorang pendidik, ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang
guru:

1) Guru harus sudah memiliki kedewasaan.

2) Guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan.

3) Guru harus mampu menghayati kehidupan anak, serta bersedia


membantunya.

4) Guru harus mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik.

5) Guru harus mengenal masing-masing anak sebagai pribadi.

6) Guru harus menjadi seorang pribadi, artinya memiliki pribadi yang terpuji.

Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syarat khusus. Untuk


mangajar ia dibekali dengan berbagai ilmu kependidikan dan keguruan sebagai
dasar, disertai seperangkat latihan keterampilan keguruan (Praktek Pengalaman
Lapangan), disitulh ia belajar mempersonalisasikan (menjadi milik pribadi)
beberapa sikap keguruan dan kependidikan yang diperlukan.

Adapun suatu ungkapan yang menyatakan “kita tidak dapat mendidik


dengan apa yang kita miliki, akan tetapi kita dapat mendidik dengan apa dan
siapakah kita ini”. Maksudnya, betapapun seorang guru itu mengetahui banyak
hal (pengetahuan), terampil dlam berbagai dan memilki sikap yang menarik, ia
tidak akan dapat mendidik anak dengan baik. Akan tetapi barang siapa yang
bisa mengintegrasikan semua itu dalam suatu pribadi yang terpujilah yang
dapat mendidik.
C. Ciri-ciri pendidik

a. Berwibawa

Ciri utama seorang pendidik adalah adanya kewibawaan yang terpancar


dari dirinya terhadp anak didik. Pendidik harus memilkiki kewibawaan
(kekuasaan batin mendidik) menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu
kekuasaan yang semata-mata didasaekan kepada unsure wewenang jabatan.
Kewibawaan merupakn suatu pancaran batun yang dapat menimbulkan pada
pihak lain sikap untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh
pengertisn atas pengaruh tersebut.

b. Mengenal anak didik

Ciri kedua seorang pendidik adalah mengenal anak didiknya, yakni sifat
anak secara umum, anak usia kelas rendah berbeda sifatnya dengan anak usia
kelas tinggi, begitu pula secara khusus setiap anak walau dalam satu kelas dan
usia yang tidak jauh berbeda, jika dalam satu kelas ada 40 anak, maka terdapat 40
sifat yang berbeda pula. Untuk itu seorang pendidik harus mengenal anak didik
secara khusus agar pendidikannya sesuai dengan setiap anak secara perorangan,
hal tersebut dapat dipelajari dari filosofi perkembangan.

c. Membantu anak didik

Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan
bantuan yang diberikan harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya.Kita
maklumi bahwa setiap anak didik mau menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri
sendiri, mau bertanggung jawab sendiri, dan ingin menentukan sendiri.Untuk itu
pendidik tidak boleh terlalu memaksakan kehendak tapi ingat pada keinginan anak
didiknya tersebut.

D. Pengertian dan Karakteristik Anak Didik

Peserta didik adalah umat manusia yang diakui haknya sebagai individu
dan mempunya tanggung jawab sosial. Dengan demikian peserta didik dikatakan
sebagai anak manusia yang tengah berkembang dengan pertolongan pendidik.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, peserta didik
adalahq anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.

Perlu dipahami bahwa anak sebagai manusia yang sedang berkembang


menuju ke arah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik. Tirtarahadja (2000)
mengemukakan 4 karakteristik yang dimaksudkan, yaitu:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas

Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas adalah makhluk
unik. Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan
dan diaktualisasikan, untuk itu dibutuhkan bantuan dan bimbingan dari pendidik.

b. Individu yang sedang berkembang

Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar, baik ditujukan


pada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan. Sejak lahir
bahkan sejak dalam kandungan, manusia berada dalam proses perkembangan, dan
prosesnya melalui suatu rangkaian yang bertahap.

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan


manusiawi

Dalam proses perkembangannya anak didik membutuhkan bantuan dan


bimbingan. Sepanjang anak belum dewasa, ia membutuhkan bantuan dan
menggantungkan diri kepada orang dewasa.

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

Anak didik dalam perkembangannya memiliki kemampuan untuk


berkembang ke arah kedewasaan.Pada diri anak ada kecenderungan untuk
memerdekakan diri, sehingga menimbulkan kewajiban bagi pendidik untuk secara
bertahap memberi kebebasan dan pada akhirnya pendidik mengundurkan diri dari
usaha memberi bantuan kepada anak, apabila anak benar-benar telah mandiri.

E. Ciri-ciri Anak Didik

Dalam mengungkapkan ciri-ciri anak didik Edi Suardi (1984) mengemukakan


3 ciri anak didik yakni sebagai berikut :

a. Kelemahan dan ketidakberdayaan


Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah tidak berdaya.Untuk dapat
bergerak harus melalui berbagai tahapan.Berbeda dengan binatang begitu lahir
langsung bisa berdiri. Kelemahan yang dimiliki anak adalah kelemahan rohaniah
dan jasmaniah, misalnya dia tidak kuat oleh gangguan cuaca, keadaaan tubuh
yang basah, panas atau dingin. Begitu juga rohaniahnya, dia tidak mampu
membedakan keadaan yang berbahaya dan menyenangkan. Kelemahan dan
ketidakberdayaan anak makin lama makin berkurang berkat bantuan dan
bimbingan pendidik atau dengan kata lain melalui pendidikan.

b. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang

Bayi yang normal atau sehat tidak pernah diam, ia selalu ingin bergerak.
Apa saja yang ia temukan ia raba dan ia coba, semuanya ingin ia ketahui.
Kelemahan dan ketakberdayaan bayi menjadi motor vitalitas pada bayi sehingga
ia ingin berkembang. Keinginan berkembang yang menggantikan
ketidakmampuan pada saat anak manusia lahir merupakan suatu karunia yang
besar yang membawa mereka ke tingkat kehidupan jasmaniah dan rohaniah yang
tinggi.

c. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri

Anak didik ingin menjadi dirinya sendiri.Hal tersebut penting baginya,


karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat, seseorang harus menjadi diri
sendiri. Tanpa itu, manusia akan menjadi manusia yang tidak berkepribadian.
Pendidikan yang tidak memperhatikan anak yang ingin menjadi diri sendiri dalah
pendidikan yang bersifat otoriter bahkan memaksa, berarti mematikan pribadi
anak yang sedang tumbuh.

F. Interaksi Pedagogis antara Pendidik dengan Anak Didik

Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang


dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia
dewasa.Interaksi pedagogis pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara
anak didik dengan pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan.

1. Pendidikan Berarti Komunikasi

Pendidik dan anak didik akan berkomunikasi, dalam arti komunikasi dua
arah. Berkomunikasi berarti berhubungan timbale balik, seolah bercakap-cakap
antara kedua belah pihak, bukan sekedar bercerita. Antara anak dan pendidik
harys ada hubunga timbale balik. Terjadinya hubungan tidak hanya dari pihak
ayah dan ibuatau guru, melainkan juga dari pihak anak. Dalam berkomunikasi
anak harus diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri,
mencoba kemampuannya sendiri, kegiatan pendidikan bukan berarti
berkomunikasi sepihak.

Dalam berkomunikasi antara pendidik dengan anak didik ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu :

a. Menyediakan situasi yang baik

Menyediakan suasana yang baik merupakan suatu upaya yang harus


dilakukan pendidik. Pendidik berkewajiban menyediakan situasi da kondisi yang
paling baik agar anak didik dapat mencari sendiri yang ia perlukan. Menyediakan
situasi yang baik bukan saja mengenal budaya mati, libgkungan alam dan
kebendaan, namun menyediakan lingkungan yamg baik berarti pula memberikan
suasana pergaulan yang baik.

b. Mengikuti irama anak

Setiap anak berkembang dengan suatu cara yang berbeda, dalam cara
tersendiri, ada anak yang mengalami tempo perkembangna cepat ada pula yang
lambat. Irama atau tempo ini tidak bisa dipaksakan dengan cepat. Tiap anak
dikaruniai dengan berbagai kemungkinan untuk berkembang, dan kemungkinan
itu tidak sama bagi setiap anak. Membantu untuk berkembang merupakan
kewajiban pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidik merupakan orang yang membimbing terjadinya proses
pendidikan pada peserta didik, sehingga pendidik memiliki tanggungjawab
terhadap keberhasilan atau kegagalan pendidik. Pendidik adalah orang dewasa
yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan.
Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pelaksanaan pendidikan dengan dengan sasarannya adalah anak didik.

Peserta didik adalah umat manusia yang diakui haknya sebagai individu
dan mempunya tanggung jawab sosial. Dengan demikian peserta didik
dikatakan sebagai anak manusia yang tengah berkembang dengan pertolongan
pendidik. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional,
peserta didik adalahq anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.

Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan


orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri,
manusia dewasa.Interaksi pedagogis pada dasarnya adalah komunikasi timbal
balik antara anak didik dengan pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

https://gesvidwiup.blogspot.com/2018/11/pendidik-dan-anak-didik.html#

Sadulloh, Uyoh, Drs, M.Pd, Dkk. 2010. pedagogik. Bandung: Cipta Utama,


Kurniawan, A. dkk. (2011). Jurnal Hakikat Peserta Didik 

Syarifudin Tatang, Kurniasih. (2009). Pedagogik Teoritis Sistematis.


Bandung: Percikan Ilmu. M.Ramli.(2015). Hakikat Pendidik dan Peserta
Didik. http://idr.uin-antasari.ac.id/4626/1/M
%20Ramli_Hakikat%20Pendidik.pdf. . 

Anda mungkin juga menyukai