DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH:
Kelompok 6:
2019/2020
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca. Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peranan guru?
2. Apa saja masalah-masalah peranan guru?
3. Apa saja faktor penyebab timbulnya masalah peranan guru di indonesia?
4. Bagaimana upaya mengatasi masalah peranan guru di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja peranan guru.
2. Untuk mengetahui masalah-masalah peranan guru.
3. Untuk mengetahui faktor penyebab timbulnya masalah peranan guru di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui upaya mengatasi masalah peranan guru di Indonesia.
Metode yang penyusun ambil dalam penulisan makalah ini adalah metode
studi kepustakaan yaitu dengan membaca sumber-sumber referensi dari buku dan
beberapa sumber dari internet.
E. Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Guru
3
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisis,
mensintesis, bertanya, merespon, mendengarkan, menciptakan
kepercayaan, memberikan pandangan yang bervariasi, menyediakan
media untuk mengkaji materi standar, dan lain-lain. Agar pembelajaran
memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha
untuk meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika
mempelajari materi standar.
4
5. Guru sebagai penasihat
Guru adalah seorang penasihat bagi peserta didik juga bagi orang
tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihat
dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasihati orang.
Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat
keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru
dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat
secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan
ilmu kesehatan mental.
5
neurotis, selera, keputusan, kesehatan, dan lain-lain. Gaya hidup secara
umum dan perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi
peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya
sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa
yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian
menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti
dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
6
10. Guru sebagai pendorong kreativitas
Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu
yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau
adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi
ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik
dalam melayani peserta didik sehingga peserta didik akan menilaianya
bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja.
Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru
sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
7
14. Guru sebagai pembawa cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan
menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan
keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam
lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan tanpa mengetahui
asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut
menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan,
karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi
manusia.
Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat
pengukur. Dengan cerita, manusia bisa mengamati bagaimana
memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya,
menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh
manusia lain yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru
berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di
masa mendatang.
8
17. Guru sebagai evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang
paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan
hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan
dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan
setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus
dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penilaian yang dilakukan
tentunya harus adil dan objektif.
9
B. Masalah-Masalah Peranan Guru di Indonesia
10
Dari sisi pembelajaran, guru diharapkan mampu pengelola proses
pembelajaran, menunjukkan tujuan pembelajaran, mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran, mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar,
menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar, dan memberikan
dorongan belajar.
Dalam hubungan dengan multiperan guru, maka masalah yang timbul ialah
bagaimana guru melakukan multiperan seperti itu jika pada kebanyakan sekolah
mereka adalah pejuang tunggal. Kalaupun ia sudah didampingi oleh petugas
lain seperti konselor dan yang lainnya, sudahkah ia memiliki wawasan dan
kemampuan yang cukup untuk melaksanakan multiperannya itu. Kenyataan
menunjukkan bahwa kebanyakan guru belum siap untuk berbuat demikian.
11
2. Jumlah guru yang masih kurang
Jumlah guru di Indonesia saat ini masih dirasakan kurang,
apabila dikaitkan dengan jumlah anak didik yang ada. Oleh sebab itu,
jumlah murid perkelas dengan jumlah guru yang tersedia saat ini
dirasakan masih kurang proporsional, sehingga tidak jarang satu ruang
kelas sering diisi lebih dari 30 anak didik. Sebuah angka yang jauh dari
ideal untuk sebuah proses belajar mengajar yang di anggap efektif.
Idealnya, setiap kelas diisi tidak lebih dari 15-20 anak didik untuk
menjamin kualitas proses belajar mengajar yang maksimal.
12
D. Upaya Mengatasi Masalah Peranan Guru di Indonesia
Selain itu terdapat beberapa upaya lain yang dapat dilakukan dalam
mengatasi masalah peranan guru di Indonesia, antara lain:
1. Upaya sistemik
Upaya dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan
dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Dimana pendidikan
indonesia menerapkan sistem ekonomi kapitalisme.
Maka upaya yang dilakukan untuk masalah-masalah yang ada,
khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan, seperti rendahnya
jumlah guru, distribusi guru, dan kesejahteraan guru juga menuntut
perubahan sistem ekonomi yang ada.
2. Upaya teknis
Upaya yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung
dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru.
Maka upaya untuk masalah-masalah teknis dikembalikan
kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem
pendidikan. Cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga,
sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Demikian dan terimakasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
15