Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERMASALAHAN AKTUAL PERANAN GURU DI INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING

ARDIYA SS., M.Pd

DISUSUN OLEH:

Kelompok 6:

Silviana Rahmadani (190602023)

Fairuzdhia Alfioni (190602048)

Vina Tri Aufa (190602047)

M. Zikry Juliansyah (190602021)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca. Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

Pekanbaru, 28 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah .......................................................................................... 2

D. Metode Pengumpulan Data........................................................................ 2

E. Manfaat Penulis .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Peranan Guru ............................................................................................ 3

B. Masalah-Masalah Peranan Guru di Indonesia ........................................ 10

C. Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Peranan Guru di Indonesia ........ 11

D. Upaya Mengatasi Masalah Peranan Guru di Indonesia .......................... 13

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................................. 14

B. Saran ....................................................................................................... 14

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia


untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama
dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-
persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan


salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam
proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun
nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di
tanah air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan
eksistensi mereka.

Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia, telah menempatkan


fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang
telah di posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka dituntut
tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai
ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan
tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua setelah orang tua anak didik
dalam proses pendidikan secara global. Saat ini setidak-tidaknya ada empat hal
yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi guru di Indonesia, yaitu
masalah kualitas atau mutu guru, jumlah guru yang dirasakan masih kurang,
masalah distribusi guru, dan masalah kesejahteraan guru.

Oleh karena itu, agar masalah-masalah pendidikan dapat dipecahkan, maka


diperlukan rumusan tentang masalah masalah pendidikan yang bersifat pokok yang
dapat dijadikan acuan pemecahan masalah-masalah praktis yang timbul dalam
praktek pendidikan di lapangan. Dengan dikemukakannya masalah-masalah pokok
pendidikan yang berkaitan dengan masalah-masalah pokok tersebut satu sama lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peranan guru?
2. Apa saja masalah-masalah peranan guru?
3. Apa saja faktor penyebab timbulnya masalah peranan guru di indonesia?
4. Bagaimana upaya mengatasi masalah peranan guru di Indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja peranan guru.
2. Untuk mengetahui masalah-masalah peranan guru.
3. Untuk mengetahui faktor penyebab timbulnya masalah peranan guru di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui upaya mengatasi masalah peranan guru di Indonesia.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang penyusun ambil dalam penulisan makalah ini adalah metode
studi kepustakaan yaitu dengan membaca sumber-sumber referensi dari buku dan
beberapa sumber dari internet.

E. Manfaat Penulisan

Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan yang mendukung proses


kegiatan belajar mengajar serta diskusi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peranan Guru

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

Guru juga merupakan salah satu komponen penting dalam dunia


pendidikan. Hal ini dikarenakan guru merupakan titik sentral didalam tenaga
kependidikan yang berhubungan langsung dengan peserta didik sehingga dijadikan
sebagai tauladan bagi peserta didik. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui
proses pembelajaran. Berikut ini merupakan peranan guru di Indonesia, antara lain:

1. Guru sebagai pendidik


Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu,
guru harus memiliki standar kualitas tertentu yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Apabila seorang guru telah
memenuhi kriteria tersebut, maka peranan guru sebagai pendidik akan
berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah direncakan
sebelumnya.

2. Guru sebagai pengajar


Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru,
kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan lain-lain. Guru
harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan
terampil dalam memecahkan masalah.

3
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisis,
mensintesis, bertanya, merespon, mendengarkan, menciptakan
kepercayaan, memberikan pandangan yang bervariasi, menyediakan
media untuk mengkaji materi standar, dan lain-lain. Agar pembelajaran
memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha
untuk meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika
mempelajari materi standar.

3. Guru sebagai pembimbing


Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas
kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas,
moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing, guru memerlukan kompetensi yang tinggi
untuk melaksanakan empat hal berikut:
 Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai.
 Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
dan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya
secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
 Guru harus memaknai kegiatan belajar.
 Guru harus melaksanakan penilaian.

4. Guru sebagai pelatih


Proses pembelajaran memerlukan latihan keterampilan,
sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih
ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi,
karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan
kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan
yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.

4
5. Guru sebagai penasihat
Guru adalah seorang penasihat bagi peserta didik juga bagi orang
tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihat
dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasihati orang.
Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat
keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru
dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat
secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan
ilmu kesehatan mental.

6. Guru sebagai inovator


Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam
kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Seorang peserta didik
yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman
manusia yang harus dipahami, dicerna, dan diwujudkan dalam
pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan
pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen
yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi
tua dan genearasi muda yang juga penerjemah pengalaman, guru harus
menjadi pribadi yang terdidik.

7. Guru sebagai model dan teladan


Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat
kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak
mudah untuk ditentang apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta
didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu sikap
dasar, gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan
kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku

5
neurotis, selera, keputusan, kesehatan, dan lain-lain. Gaya hidup secara
umum dan perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi
peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya
sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa
yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian
menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti
dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

8. Guru sebagai pribadi


Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa guru bisa
digugu dan ditiru. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang
disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya
bisa ditiru atau diteladani.
Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya,
maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan
nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses
pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki kemampuan
untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain
melalui kegiatan olah raga, keagamaan, dan kepemudaan.

9. Guru sebagai peneliti


Pembelajaran merupakan seni yang dalam pelaksanaannya
memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan.
Untuk itu diperlukan berbagai penelitian yang didalamnya melibatkan
guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti.
Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum
diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu
pula apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian.

6
10. Guru sebagai pendorong kreativitas
Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu
yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau
adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi
ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik
dalam melayani peserta didik sehingga peserta didik akan menilaianya
bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja.
Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru
sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.

11. Guru sebagai pekerja rutin


Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu serta
kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika
kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi
atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.

12. Guru sebagai pembangkit pandangan


Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan tentang
keagungan kepada pesarta didiknya. Untuk mengembangkan fungsi ini,
guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala
umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya
dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.

13. Guru sebagai pemindah kemah


Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah
kemah yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik
dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa
mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta
didik, kepercayaan, dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta
membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-
cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat
dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.

7
14. Guru sebagai pembawa cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan
menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan
keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam
lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan tanpa mengetahui
asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut
menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan,
karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi
manusia.
Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat
pengukur. Dengan cerita, manusia bisa mengamati bagaimana
memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya,
menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh
manusia lain yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru
berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di
masa mendatang.

15. Guru sebagai aktor


Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas
pada materi yang harus ditransferkan. Sebagai aktor guru juga berangkat
dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan
mengarahkan kegiatannya.

16. Guru sebagai emansipator


Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika
peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai
kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
Dimana guru merupakan seseorang yang berperan dalam proses
bangkitnya seorang peserta didik dari keterpurukan dan bisa kembali
beraktivitas layaknya peserta didik lain.

8
17. Guru sebagai evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang
paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan
hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan
dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan
setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus
dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penilaian yang dilakukan
tentunya harus adil dan objektif.

18. Guru sebagai pengawet


Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari
generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu
masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang
maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa yang telah
dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus
mempunyai sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.

19. Guru sebagai kulminator


Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap dari awal hingga akhir. Dengan rancangannya peserta didik
akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap
peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya.
Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa,
serba tahu, serta mampu mentransferkan ilmu dan pengetahuan yang
dimilikinya kepada murid dengan cara yang sesuai dengan
perkembangan dan potensi anak didik. Sehingga anak didik tidak
merasa bosan dan pembelajaran tidak terkesan monoton. Apabila suatu
proses membelajaran berkesan sangat membosankan bagi peserta didik,
maka akibatnya mereka akan malas belajar dan enggan untuk
mengerjakan apa yang diperintahkan guru.

9
B. Masalah-Masalah Peranan Guru di Indonesia

Guru merupakan satu-satunya sumber belajar dan menjadi pusat tempat


bertanya. Tugas guru memberikan ilmu pengetahuan kepada murid. Cara demikian
dipandang sudah memadai karena ilmu pengetahuan guru belum berkembang dan
cakupannya belum terbatas. Kebutuhan hidup dewasa ini juga masih sederhana.
Dewasa ini berkat perkembangan iptek yang demikian pesat bahkan merevolusi
sejak abad ke-19, bagi seorang guru tidak mungkin lagi menguasai seluruh
khasanah ilmu pengetahuan walau dalam bidang yang ia tekuni sendiri. Guru tidak
mungkin menjadikan dirinya gudang ilmu, oleh karena itu guru tidak satu-satunya
sumber belajar bagi muridnya.

Tugas guru bukan memberikan ilmu pengetahuan, melainkan


menunjukkan jalan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan dan
mengembangkan dorongan untuk berilmu. Dengan kata lain, guru
menumbuhkembangkan budaya membaca dan budaya meneliti untuk menemukan
sesuatu pada diri murudnya. Dengan singkat dapat dikatakan tugas guru adalah
membelajarkan pelajar. Guru mendudukkan dirinya hanya sebagai bagian dari
sumber belajar. Keanekaragaman sumber belajar juga dapat ditemukan di luar diri
guru, seperti perpustakaan, taman bacaan, museum, toko buku, media massa,
lembaga-lembaga sosial, orang-orang pintar, kebun binatang, alam, dan lingkungan
sekitar. Alam adalah buku besar yang sangat lengkap isinya.

Dari sisi kebutuhan murid, guru tidak mungkin seorang diri


melayaninya. Untuk memandu proses pembelajaran murid ia dibantu oleh
sejumlah petugas lainya seperti konselor atau guru bimbingan konseling,
pustakawan, petugas labor, dan teknis sumber belajar. Dengan hadirnya petugas-
petugas lain tersebut di samping guru maka sejumlah kesibukan yang semestinya
tidak dilakukan dilakukan oleh guru dapat di alihkan. Tapi nyatanya di Indonesia
seorang guru kebanyakan merangkap peran sebagai konselor, pustakawan, dan
bahkan petugas labor, dimana tentunya akan menganggu peran pokok guru.

10
Dari sisi pembelajaran, guru diharapkan mampu pengelola proses
pembelajaran, menunjukkan tujuan pembelajaran, mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran, mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar,
menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar, dan memberikan
dorongan belajar.

Dalam hubungan dengan multiperan guru, maka masalah yang timbul ialah
bagaimana guru melakukan multiperan seperti itu jika pada kebanyakan sekolah
mereka adalah pejuang tunggal. Kalaupun ia sudah didampingi oleh petugas
lain seperti konselor dan yang lainnya, sudahkah ia memiliki wawasan dan
kemampuan yang cukup untuk melaksanakan multiperannya itu. Kenyataan
menunjukkan bahwa kebanyakan guru belum siap untuk berbuat demikian.

C. Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Peranan Guru di Indonesia

Guru tidak mungkin tidak memiliki masalah dalam melaksanakan perannya.


Disamping masalah-masalah peranan guru, ada juga masalah-masalah yang dialami
guru itu sendiri. Hal ini tentunya tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada
faktor-faktor tertentu yang menyebabkannya.

Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya masalah peranan guru di


Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Kualitas guru masih rendah


Kualitas guru Indonesia saat ini disinyalir sangat
memprihatinkan. Berdasarkan data tahun 2002 sampai dengan 2003,
dari 1.2 juta guru SD saat ini, hanya 8.3% yang berijazah sarjana.
Realitas semacam ini, pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas anak
didik yang dihasilkan. Belum lagi masalah dimana seorang guru
khususnya guru SD, sering mengajar lebih dari satu mata pelajaran yang
bukan merupakan inti dari pengetahuan yang dimilikinya, hal seperti ini
tentu saja dapat mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi tidak
maksimal.

11
2. Jumlah guru yang masih kurang
Jumlah guru di Indonesia saat ini masih dirasakan kurang,
apabila dikaitkan dengan jumlah anak didik yang ada. Oleh sebab itu,
jumlah murid perkelas dengan jumlah guru yang tersedia saat ini
dirasakan masih kurang proporsional, sehingga tidak jarang satu ruang
kelas sering diisi lebih dari 30 anak didik. Sebuah angka yang jauh dari
ideal untuk sebuah proses belajar mengajar yang di anggap efektif.
Idealnya, setiap kelas diisi tidak lebih dari 15-20 anak didik untuk
menjamin kualitas proses belajar mengajar yang maksimal.

3. Kesejahteraan guru yang belum tercukupi


Sudah menjadi rahasia umum bahwa tingkat kesejahteraan guru-
guru kita sangat memprihatinkan. Penghasilan para guru dipandang
masih jauh dari mencukupi, apalagi bagi mereka yang masih berstatus
sebagai guru bantu atau guru honorer. Kondisi seperti ini telah
merangsang sebagian para guru untuk mencari penghasilan tambahan
diluar dari tugas pokok mereka sebagai pengajar, termasuk berbisnis di
lingkungan sekolah dimana mereka mengajar. Contohnya banyak sekali
guru yang mengharuskan muridnya untuk membeli buku yang dijualnya
untuk mendapatkan penghasilan tambahan, atau guru yang berjualan
makanan dikantin selagi jam istirahat. Peningkatan kesejahteraan guru
yang wajar dapat meningkatkan profesionalisme guru, termasuk dapat
mencegah para guru melakukan praktek bisnis di sekolah.

4. Distribusi guru yang kurang merata


Masalah distribusi guru yang kurang merata merupakan masalah
tersendiri dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di daerah-daerah
terpencil masih sering kita dengar adanya kekurangan guru dalam suatu
wilayah, baik karena alasan keamanan maupun faktor-faktor lain,
seperti masalah fasilitas dan kesejahteraan guru yang dianggap masih
jauh dari yang diharapkan.

12
D. Upaya Mengatasi Masalah Peranan Guru di Indonesia

Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberi


perhatian khusus, oleh karenanya tenaga kependidikan khususnya guru menjadi
penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk
pembangunan. Pusat Kegiatan Guru (PKG), Musyawarah Guru Bidang Studi
(MGBS), dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) perlu di tumbuh
kembangkan terus sebagai model self sustaining competencies (pengembangan
kemampuan guru). Pendayagunaan sumber belajar yang beraneka ragam perlu
ditingkatkan. Upaya ini menjadi menjadi tanggung jawab kepala sekolah, guru, dan
teknis sumber belajar.

Selain itu terdapat beberapa upaya lain yang dapat dilakukan dalam
mengatasi masalah peranan guru di Indonesia, antara lain:

1. Upaya sistemik
Upaya dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan
dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Dimana pendidikan
indonesia menerapkan sistem ekonomi kapitalisme.
Maka upaya yang dilakukan untuk masalah-masalah yang ada,
khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan, seperti rendahnya
jumlah guru, distribusi guru, dan kesejahteraan guru juga menuntut
perubahan sistem ekonomi yang ada.

2. Upaya teknis
Upaya yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung
dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru.
Maka upaya untuk masalah-masalah teknis dikembalikan
kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem
pendidikan. Cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga,
sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan selalu menghadapi masalah karena selalu terdapat kesenjangan


antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat di capai dari peroses
pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan–kesenjangan yang saat ini
kita hadapi terasa mendesak untuk ditanggulangi. Peran utama guru
adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Maka masalah yang timbul terhadap
peranan guru ialah guru harus melakukan multiperan, yaitu dengan mengajar lebih
dari satu mata pelajaran atau merangkap sebagai petugas tertentu di sekolah.

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pelatihan kepada


guru melalui kegiatan Pusat Kegiatan Guru (PKG), Musyawarah Guru Bidang Studi
(MGBS), dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dimana pelatihan-
pelatihan tersebut perlu ditumbuh kembangkan terus sebagai sarana model
pengembangan kemampuan guru.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Demikian dan terimakasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Rajawali Pers.

Umar Tirtahardja. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Kerjasama Perbukuan


Depdikbud dengan PT. Rineka Cipta (IKAPI).

Mochtar Buchori. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia.


Yogyakarta: Tiara WacanaYogya.

M. Hanafi. 2018. Diktat Ilmu Pendidikan Islam.

Fitri Indah Yunita. 2014. Permasalahan Aktual Peranan Guru di Indonesia.


Dilihat 28 Desember 2019. < http://fitriindahyunita.blogspot.com>

Hannah Sajidha. 2016. Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya.


Dilihat 28 Desember 2019. < http://hanna-expoest.blogspot.com>

Abraham. 2012. Problematika Pendidikan di Indonesia. Dilihat 28 Desember 2019.


< https://abraham4544.wordpress.com>

15

Anda mungkin juga menyukai