DISUSUN OLEH :
NIM : 2224170065
KELAS : 5C
2019
BAB I
Ulasan Kasus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, saya ingin menganalisis kasus yang terkait dengan etika profesi
pendidik dan tenaga kependidikan yang akan saya akses melalui koran online. Koran
online yang saya akses adalah Tribun Jogja yang berjudul “Kasus Skandal Oknum
Guru Lembaga Pendidikan dengan Siswinya, Pak Guru Kini Buron” yang terbit pada
Selasa, 18 Juni 2019 dimana artikel ini dikutip dari koran online Tribun Pontianak
dengan judul “Video Hubungan Intim Oknum Guru dan Siswi di Kalimantan Barat
Tersebar, Pelaku Lontarkan Ancaman”.
Video Skandal ini beredar di wilayah Kalimantan Barat di satu desa di Jalan
Trans Kalimantan, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, kasus
asusila ini menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan warga sekitar. Kejadian
terungkap setelah video yang berisikan dua orang manusia ini yakni salah seorang
remaja berinisial HU (korban) dan seorang oknum guru di salah satu lembaga
pendidikan (Pelaku). Terungkap bahwa salah seorang oknum guru yang
dimaksudkan ini selain mengajar pelaku juga sekaligus pemimpin lembaga
pendidikan yang dimana tempat korban (HU) menimba ilmu sejak tahun 2016.
Kejadian ini mulai beredar dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2019 ke
penduduk desa. Diketahui bahwa pelaku telah memiliki 4 orang istri, 3 istri muda
pelaku juga merupakan muridnya di lembaga pendidikan dimana ia mengajar. Pihak
keluarga korban mengungkapkan bahwa pihak keluarga baru mengetahui tentang
kasus ini dua hari setelah Idul Fitri. Pihak keluarga sangat shock mengetahui salah
satu anggota keluarganya menjadi korban asusila yang dilakukan oleh gurunya
sendiri, terlebih dengan beredarnya video asusila yang melibatkan korban.
Setelah kejadian ini korban (HU) merasa sangat shock dan amat sangat malu
kepada warga desa. “HU tidak ingin keluar dari kamar karna malu sama teman-
teman, ditambah lagi orang satu kampung sudah tahu semua, mau makan pun harus
dipaksa” jelas MT ayah korban.
BAB II
Analisis
Setelah saya membaca kasus ini dapat diketahui bahwa pelaku yang
merupakan seorang guru sekaligus pimpinan disalah satu lembaga pendidikan telah
melanggar kode etik guru dan tenaga kependidikan. Pelaku telah melanggar nilai-
nilai dasar dan nilai-nilai operasional
Pasal 6
1. Kompetensi Profesional
Pelaku tidak memiliki kompetensi profesional karena telah
banyak melanggar kode etik profesionalisme guru dengan
melakukan tindak asusila yang dilakukannya terhadap anak
murid (korban) selama 3 tahun serta mengancam korban saat
korban tidak ingin melakukan keinginan pelaku.
2. Kompetensi Kepribadian
Pelaku tidak memiliki kompetensi kepribadian karena tidak
menjadi guru yang memiliki pribadi baik, bertanggung jawab,
jujur, terbuka, beriman, dan bermoral karna telah melakukan
tindak asusila yang dilakukannya terhadap anak murid (korban)
selama 3 tahun
3. Kompetensi Sosial
Pelaku tidak memiliki kompetensi sosial, karna pelaku tidak
memiliki empati terhadap masa depan murid yang ia lecehkan
dampak dari tindakan asusila yang ia lakukan.
BAB III
SOLUSI
Hal ini di ungkapkan nya kepada Tribun saat ditemui di acara Bhakti Sosial
Kesehatan di Kelurahan Siagon, Kecamatan Pontianak Timur, kota Pontianak,
Selasa (18/6/2019).
"Itu kemarin sudah dilaporkan di Polsek dan sudah ditangani di Polres, di unit PPA,
dan sudah menjadi atensi dari Pimpinan," ungkapnya.
"Saat ini kami masih melakukan pencarian, nanti perkembangan akan kami
beritahukan lebih lanjur," jelasnya.
"Tersangka ini sudah DPO. Sudah kami tetapkan menjadi DPO, dan juga sudah
ditetapkan sebagai tersangka," tegasnya. Diberitakan
sebelumnya, Video Skandal Oknum Guru Lembaga Pendidikan
di Kalimantan Barat dengan Siswinya beredar di
wilayah Kalimantan Barat (Kalbar)
Kasus asusila menjadi bahan berbincangan warga, khususnya di satu Desa di Jalan
Trans Kalimantan, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Provinsi Kalimantan Barat.
Kejadian terungkap setelah video korban remaja berinisial (HU) dengan seorang
oknum guru di satu lembaga pendidikan.
Kasus ini terbongkar dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2019.
Ayah korban berinisial MT (37) mengungkapkan, dirinya mengetahui hal ini dua
hari setelah Idul Fitri.
Ia mengungkapkan, sebelum Idul Fitri warga desa telah lebih dulu mengetahui hal
itu.
Bak disambar petir, MT pun langsung syok mengetahui sang putri menjadi korban
asusila yang dilakukan oleh gurunya sendiri di lembaga pendidikan di mana sang
putri belajar.
Dan yang lebih membuatnya terpukul, karena adanya video asusila yang melibatkan
sang putri dan terduga pelaku.
"Kejadian ini terjadi sejak tahun 2016, anak saya itu belajar di sana sekaligus bantu-
bantu guru di sana," ungkap MT ditemui di rumahnya, Senin (17/6/2019).
Ancaman itu adalah korban akan dikeluarkan dari lembaga pendidikan yang
terduga pimpin.
"Awal pertama kali dia dipaksa. Dia kalau tidak mau diancam mau dikeluarkan dari
sekolah, dan kejadian ini sudah terlalu sering," jelasnya.
Saat berbicara dengan anaknya, MT berusaha mengorek informasi dari sang anak
termasuk soal video di ponsel.
"Dia ngaku semua, ada video satu video di HP-nya. Ada videonya, setelah kami
korek ngaku semua," katanya.
"Jadi selama 3 tahun ini belum pernah terungkap, harga diri anak saya, gimana
rasanya, saya butuh keadilan untuk anak saya," kata MT.
4. HU Syok
MT mengungkapkan sang putri saat ini sangat syok, dan merasa sangat malu kepada
warga desa.
"Sekarang syok berat, tidak mau keluar dari kamar. Malu sama teman-teman,
ditambah lagi orang satu kampung sudah tahu semua, mau makan pun harus
dipaksa," tuturnya.
Terkait adanya video asusila yang beredar, MT memastikan bahwa yang ada di
dalam video tersebut merupakan sang putri dan oknum guru di lembaga pendidikan
di mana putrinya belajar.
"Sebelum saya melihat ada orang kampung yang melihat. Saya melihat video itu
langsung dan itu video berhubungan intim,"
"Bukan hanya bermesraan, saya mengetahui video itu ada 2 hari setelah lebaran,
kalau orang kampung tau 2 hari sebelum lebaran," jelasnya. (*)
Editor: iwe